Di Jembatan Yunxiu
Kota Shuimiao menjelang senja terlihat muram. Langit mulai mendung, kilat sebentar-sebentar bercahaya menakutkan. Suara guntur terdengar mengaum, lebih keras dari auman Singa. Tak ada yang berniat keluar rumah, ketika temaram mirip tengah malam melukis kota.Di bangunan kokoh yang terbuat dari bahan-bahan istimewa itu, Sekolah Beladiri Jalur merpati berdiri.Papan nama sekolah itu tertulis besar-besar dalam huruf emas, latar belakangnya hitam, tampak kontras menarik perhatian.Lima sosok manusia di Sekolah Jalur Merpati ketika itu dalam keadaan terkejut. Mereka semua terpaku akan pertunjukan audisi di aula, ketika seorang anak muda berpenampilan sederhana itu, tampak menggenggam sebuah pena yang terbuat dari kristal.Warna pena kristal itu merah menyala - cemerlang seperti warna kain kesumba. Lima sosok yang mengerumuni si anak muda, tampak terkesima.Seumur hidupnya, ketika Master Seo Park selalu mengadakan audisi calon murid baru, belum pernah seorang pun yang menghasilkan warna merah terang seperti, semburat warna yang dihasilkan ketika Li Wei menggenggam Pena Elemental itu."Kamu sungguh berbakat dengan seni beladiri." Seo Park masih tercengang."Tak kusangka, kamu ibarat sebutir mutiara yang tak pernah dilirik, tapi ada dan nyata di hamparan kotoran berdebu.Kamu adalah satu-satunya calon praktisi yang pernah menjadi calon murid dengan bakat semurni ini." Sikap Master Seo Park tiba-tiba berubah.Dia yang tadinya dia acuh tak acuh pada Li Wei, kini jadi lebih ramah.Biar bagaimanapun bakat dan talenta seseorang tidak dapat dibayar dengan harta atau uang. Meski Huo Zhi dan Ling Feng berasal dari keluarga bangsawan yang kaya, tapi bakat mereka rendah."Anak muda ini adalah calon bintang masa depan. Jika saja dia terkenal di kemudian hari, bukankah Sekolah Beladiri Jalur Merpati kami akan memetik manfaat di kemudian hari?" Seo Park tersenyum licik.Sementara itu Jian Hong terlihat kecewa. Kemarahan yang sejak tadi dipendam, kian tak tersalurkan.Bukannya menunjukkan bakat jelek, yang ada justru Li Wei itu mempertontonkan bakat yang luar biasa sebagai calon seniman bela diri.Huo Zhi anak muda peserta audisi melirik cemburu."Anak muda sederhana ini bahkan lebih berbakat dibanding diriku."Huo Zhi menelan mentah-mentah semua rasa kesal di dalam hati. Li Wei merebut panggungnya dan menjadi bintang sore ini.Master Seo Park masih dengan senyuman licik, mengajak semua anak muda itu masuk ke dalam aula dalam, tempat yang lebih nyaman untuk bercakap-cakap.Dia duduk di panggung kecil, dengan kursi besar, mirip raja-raja. Yang lain hanya berdiri di aula lapang itu.Katanya.."Aku senang sekali hari ini.Sekolah Jalur Merpati kami telah menerima calon-calon murid berbakat!" Tatapannya beredar, terhenti pada Li Wei.Dua anak muda lain kini semakin iri. Bintang bersinar ke arah Li Wei sekarang."Meskipun hanya 3 calon murid untuk musim ini, tapi kualitas kalian setara dengan berpuluh-puluh calon murid." tertawa lagi.Semakin cerah wajahnya, Seo Park terlihat sangat senang."Aku tak sabar menunggu datangnya Festival Musim Semi. Pada acara tahunan jago beladiri dan sihir di air terjun Luna Mist nanti, Ingin ku melihat bagaimana wajah Chen Hong Yi, keparat itu, ketika sekolah Beladiri Tinju dan Pedang Harimau pimpinannya, dikalahkan oleh kalian semua!"Seo Park kembali tertawa terbahak-bahak, semakin keras.Sesudah itu, sesuai perintah sang master, Feng Jie dan Jian Hua memandu tiga murid baru itu untuk menuju ruang administrasi dan tempat ganti pakaian.Keduanya berjalan terburu-buru."Untuk apa kami mengikuti kalian?" Tanya Huo Zhi. Dia masih ingin bercakap-cakap dengan Master Seo Park untuk mencari muka. Tapi ketika itu, dengan kasar tangannya ditarik Jian Hua - pemuda yang sejak awal telah dibakar api cemburu.Jian Hua berbicara malas,"Ini adalah ruang pengukuran baju.Sekalian ini tempat kalian menyelesaikan biaya administrasi pada akuntan Mei Hua." Dia menunjuk ke arah seorang perempuan paruh baya yang terlihat sibuk bekerja menggunakan Suanpan - alat hitung kuno mirip sempoa.Di sebelahnya seorang pria lain yang mengerjakan pakaian seragam.Lanjut Jian Hua..."Penjahit Wang yang akan menyiapkan masing-masing dua baju seragam, yang wajib kalian kenakan sebagai pertanda murid dari sekolah bela diri ini!" Jian Hua berbicara dingin. Dia makin tak suka dengan Huo Zhi.Li Wei menyelesaikan pembayaran pada Akuntan Mei Hua. DIa hanya menyetor uang perak hasil tabungannya sebagai pemusik di Rumah Hiburan Lotus Blossom Tea Room.Tidak seperti dua anak bangsawan itu, yang membayar dengan uang emas. Mereka membayar dengan nilai yang lebih dari biaya ditetapkan.Mereka hanya melambaikan tangan ketika Akuntan Mei Hua akan mengembalikan sisa pembayaran."Ambil saja kembaliannya" kata dua anak itu angkuh.Akuntan Mei Hua menyimpan sisa kelebihan dalam diam. Dia hafal kelakuan anak muda bangsawan yang kaya seperti mereka. Dia malas untuk membantah.Langit semakin kelam, ketika matahari ditelan ufuk Barat, kini cahaya bulan mulai naik, memancarkan cahaya berwarna apricot - dingin.Li Wei berjalan kaki melintasi jembatan Yunxiu, dengan buntalan besar berisi dua stel baju seragam sekolah beladiri jalur merpati.Tak disangkanya hujan yang semula rintik-rintik, kini semakin besar.Dari seberang jembatan Yunxiu, tepatnya dari arah Timur, dua sosok anak muda ikut melintas. Dari seragam yang mereka kenakan, dia tahu kalau mereka adalah bagian dari Sekolah Bela Diri Tinju dan Pedang Harimau.Li Wei bersikap waspada. Itu adalah Yang Shao dan Wang Yan, dua anak muda yang menganiaya dirinya beberapa waktu yang lalu."Apakah aku mampu menghadapi mereka berdua? Teknik pedang dan pukulan saja, aku belum mengerti sama sekali." Li Wei dilanda gelisah.Hujan semakin lebat, jalanan dan jembatan sepi. Dua sosok itu semakin mendekat, kelihatannya sengaja menuju dia yang berhenti di tengah jembatan.BERSAMBUNGJembatan Yunxiu, Kota Shuimiao.Langit gelap. Matahari tertutup kabut dan kumpulan awan hitam. Air hujan menampar wajah Li Wei. Pedih terasa ketika memasuki sela-sela mata.Yang Shao dan Wang Yan, tahu-tahu telah berada di depan mata. Jaraknya hanya sekitar satu tombak. Wajah kedua remaja itu bukan lagi garang. Jahat!Di antara gemericik air hujan, Li Wei mendengar Wang Yang berbicara dengan suara dingin. Lebih dingin dari hujan."Keponakan pramuria! Aku mendengar kabar. Kamu sekarang murid di Sekolah Jalur Merpati. Dan mereka bilang, Kamu menantang aku dengan duel. Sombong!" Wajah Wang Yan terlihat buruk. Ia masih menyimpan dendam - kejadian lama. Chen Xin, gadis itu memutus hubungan sama sekali dengannya. Seseorang memberi berita. Wang Yan dengan Yang Shao, mereka menyiksa Li Wei, setelah malam pertunjukan pada waktu lalu. Konon, Li Wei hampir mati.Wang Yan marah."Kamu keturunan hina dina. Berani-beraninya mencampuri urusan asmara diriku dengan Nona Chen Xin." Ia kesetanan."Jang
"A-aku bisa menjelaskan semuanya..Tolong jangan bunuh aku. Ini adalah akal muslihat Wang Yan." Yang Shao pucat, tangannya menuding sosok yang kaku itu.Yang Shao menambah kesan sedih. Ia menangis tersedu-sedu. Padahal, kelakuannya sebelum ini seperti orang dewasa. Keji dan jahat. Tapi kini ia terlihat seorang anak remaja usia 14 tahun. Kesombongan dan kekejaman sirna.Petir menggelegar, kilat menyambar. Air hujan semakin deras, suara gemericiknya tak menghalangi niat membunuh di hati Li Wei. Entah mengapa, ada sesuatu energi gelap di melingkup dibenaknya, itu membuat dia berubah kejam.Li Wei maju, melangkah dua tindak. Makin dekat ke arah Yang Shao. Anak itu semakin melolong. Takut kejadian serupa Wang Yan, menimpa dirinya. Tapi suaranya terendam gemericik air hujan, memantul-mantul di atas jembatan Yunxiu Qiao.Li Wei berbisik lirih. Nyaris tak terdengar sama sekali."Semoga di kehidupanmu yang akan datang, bereinkarnasi menjadi sosok yang lebih baik."Yang Shao melotot. Sandiwar
Li Wei berjalan masuk ke halaman Sekolah Beladiri Jalur Merpati, diam-diam. Ia menyusup, melewati murid-murid lainnya yang tengah berlatih beladiri tangan kosong.“Aku tak melihat Huo Zhi dan Ling Feng diantara murid yang berlatih tangan kosong itu.” Dia mengedarkan pandangan dari balik tembok aula sekolah. Tujuan utamanya adalah perpustakaan, bukkan untuk berlatih bela diri pada hari ini.“Misteri, mengapa aku sampai memiliki kekuatan membakar hangus dua anak yang selalu membully ku, harus terpecahkan harini.Aku ingin tahu. Apakah aku adalah seseorang dengan bakat Pengendali Api, kemampuan langka miliki para Sage masa lampau?” Li Wei sangat penasaran.Tak lama kemudian. Li Wei tengah menatap papan nama di atas bangunan yang tertulis ‘Perpustakaan’"Beruntung sekali. Pintu perpustakaan terbuka lebar." Li Wei membuka pintu perpustakaan dengan hati-hati. Meski tak banyak pengunjung, ada tak kurang sepuluh anak muda tekun membaca di sana."Serahkan token siswa anda, biarkan aku mencata
Li Wei bergegas masuk kedalam kamarnya. Dia mulai membuka lembar demi lembar Buku tebal– Sejarah Kaum Sage. Pada waktu membaca halaman pertama, wajahnya masih terlihat biasa saja. Tapi semakin ke halaman tengah buku itu, Li Wei semakin tertegun.Ciri-ciri dan semua jejak pertempuran yang ditulis disana, itu semua mirip dengan jejak luka bakar yang diderita Yang Shao dan Wang Yan - di Jembatan Yunxiu waktu lalu. “Jadi aku sekarang memiliki bakat pengendali api?” Li Wei girang luar biasa.Ia menutup Salinan itu.“Sayangnya, untuk menjadi ahli pengendali api, aku tak akan mendapatkannya pada sekolah Jalur Merpati di Kota Shuimiao. Ini hanya sekolah kelas kampung belaka. Untuk mengumpulkan energi Nebula, energi khusus pengendali Elementalist, Hanya di Akademi Sihir di Ibukota Negri Terra saja, ada guru pelatih bakat pengendali api dan berlatih mengolah Energi Nebula itu. Mereka adalah calon Sage masa depan.”Li Wei menjadi gelisah. Keinginan untuk pindah kota, dan belajar d akademi resmi
Li Wei duduk di depan Tuan Erkin. Pria itu tampak memegang kartu tarot, kartu yang umumnya dipakai peramal. Tuan Erkin mengocok, suara desiran angin tipis terdengar.Ia meminta Li wei untuk memilih dua kartu."Siapa namamu, umur dan tempat lahirmu. Dan kita akan melihat bagaimana kartu ini berbicara." Ia menatap dengan serius."Namaku Li Wei, umur 14 tahun. Tempat lahir Kota Shuimiao." Jawab Li Wei tegas.Tersenyum."Sudah kuduga. Kamu masih remaja." Kata Tuan Erkin."Sekarang ambil satu kartu, dan masa depanmu akan terkuak." Li Wei memilih kartu secara acak."Lanjutkan mengambil kartu kedua!" Titah Tuan Erkin. Li Wei mengikuti instruksi itu.Hening sejenak.Tuan erkin membuka kartu, 'mengernyit!' Waktu berlalu satu kedip mata."Well, mari kita lihat kartu yang kedua." Ia membuka kartu kedua.Blam!Mata Tuan Erkin terbelalak. Dia melongo."I-ini mustahil." Pria itu mengerjap mata berulang kali. Sementara Li Wei seketika gelisah. Anak itu menjadi rendah diri. Ia takut kalau-kalau has
Li Wei mengurung diri berhari-hari di dalam kamar. Dia berlatih diri, mengolah energi Nebula, energi yang memanfaatkan energi alam menjadi kekuatan sihir.Tiap kali Bibi Wei Fang mengetuk pintu kamarnya, Li Wei selalu berkata."Aku belum lapar. Letakkan saja makanan itu di depan pintu, semua akan tandas ketika perutku keroncongan nanti."Wei Fang menggerutu. Setelah meletakkan makanan Li Wei, ia pergi ke Lotus Blossom Tea Room. "Kerjaan menanti, dan uang akan mengalir. Kerja yang keras wahai Wei Fang!"Di lain pihak, jangan dikira Wei Fang tidak memperhatikan semuanya. Tiap-tiap kali ia selesai dengan pekerjaan pramuria di Tea Room, perempuan itu mengecek kamar Li wei. Ia lega, ketika menemukan piring kosong di depan pintu kamar."Beruntung bocah tolol itu menghabiskan makanan yang kusiapkan. Coba saja jika ia berani tak mau menyentuh masakanku." Wei Fang berlalu, masuk ke kamar dan istirahat. Kejadian itu berulang kali terjadi sampai dua minggu lamanya. Selama kurun waktu itu, Li
Pagi yang cerah matahari hangat terasa, cahayanya melintas di sela dedaunan Persik, di hutan yang letaknya di bagian utara Kota Shuimiao.LI Wei berjalan sepanjang hutan, berharap menemukan sumber daya yang ia butuhkan. Hutan ini tidak menyeramkan seperti yang dibilang banyak orang. Sepanjang jalan, ia hanya bertemu dengan makhluk-makhluk kecil seperti kelinci. Semuanya makhluk itu jinak tidak takut dengannya."Menurut petunjuk tuan Erkin, semua tanaman itu berada di jantung hutan. Meski risiko bertemu dengan jago-jago penjaga hutan dari Benteng Musim Semi, tapi aku tidak punya pilihan lain."Li Wei terus berjalan, dan hingga siang menjelang, hewan-hewan hutan yang ia temui. Tak ada makhluk semacam magical beast, atau mahluk spiritual, terlebih para jago dari benteng musim semi, seperti yang diceritakan banyak orang.Tiba-tiba, suara itu menggoda."Apakah itu adalah gemericik air?" Li Wei yang kehausan, mencari sumber gemericik air itu.Tak lama kemudian,"Ah... Betapa air sungai yan
Di tepi sungai berarus deras, di Hutan Mistis Tumbuhan Persik, manusia itu dan Dryad – roh pohon tampak bercakap-cakap. Dryar itu berbicara ramah."Namaku Verna. Aku Dryad, roh pohon Hutan Persik ini. Ceritakan padaku. Bagaimana sampai kamu diperdaya Nymph jahat itu." Tanya Verna ketika Li Wei telah sadar.Mata Li Wei terbelalak."Kakak, kamu roh pohon? Dryad maksudku," tanya Li Wei terkejut.Verna tersenyum lembut."Roh pohon Persik yang usianya 500 tahun, itu tepatnya." Jawab Verna, dan Li Wei semakin terpesona. “Sangkaku, roh semacam itu hanya ada di dongeng saja.”Tak percaya.Sejurus kemudian, setelah kagetnya, Li Wei menjelaskan rinci maksudnya datang ke Hutan Persik.Verna tekun mendengar. Mata jernih, wajahnya terlihat mirip gadis usia 18 tahun. Jika ia tidak menyebutkan, kalau dirinya adalah roh pohon, Li Wei pasti mengira gadis itu manusia sungguhan."Jadi kamu mencari Daun Kemangi terbelah dua, Bayleaf pemimpi, dan Kacang Polong berdaun merah?" Tanya Verna.Li Wei mengangg