Home / Fantasi / Sage Benua Longwu / Di Jembatan Yunxiu (1)

Share

Di Jembatan Yunxiu (1)

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2023-05-19 09:02:50

Di Jembatan Yunxiu

Kota Shuimiao menjelang senja terlihat muram. Langit mulai mendung, kilat sebentar-sebentar bercahaya menakutkan. Suara guntur terdengar mengaum, lebih keras dari auman Singa. Tak ada yang berniat keluar rumah, ketika temaram mirip tengah malam melukis kota.

Di bangunan kokoh yang terbuat dari bahan-bahan istimewa itu, Sekolah Beladiri Jalur merpati berdiri.

Papan nama sekolah itu tertulis besar-besar dalam huruf emas, latar belakangnya hitam, tampak kontras menarik perhatian.

Lima sosok manusia di Sekolah Jalur Merpati ketika itu dalam keadaan terkejut. Mereka semua terpaku akan pertunjukan audisi di aula, ketika seorang anak muda berpenampilan sederhana itu, tampak menggenggam sebuah pena yang terbuat dari kristal.

Warna pena kristal itu merah menyala - cemerlang seperti warna kain kesumba. Lima sosok yang mengerumuni si anak muda, tampak terkesima.

Seumur hidupnya, ketika Master Seo Park selalu mengadakan audisi calon murid baru, belum pernah seorang pun yang menghasilkan warna merah terang seperti, semburat warna yang dihasilkan ketika Li Wei menggenggam Pena Elemental itu.

"Kamu sungguh berbakat dengan seni beladiri." Seo Park masih tercengang.

"Tak kusangka, kamu ibarat sebutir mutiara yang tak pernah dilirik, tapi ada dan nyata di hamparan kotoran berdebu.

Kamu adalah satu-satunya calon praktisi yang pernah menjadi calon murid dengan bakat semurni ini." Sikap Master Seo Park tiba-tiba berubah.

Dia yang tadinya dia acuh tak acuh pada Li Wei, kini jadi lebih ramah.

Biar bagaimanapun bakat dan talenta seseorang tidak dapat dibayar dengan harta atau uang. Meski Huo Zhi dan Ling Feng berasal dari keluarga bangsawan yang kaya, tapi bakat mereka rendah.

"Anak muda ini adalah calon bintang masa depan. Jika saja dia terkenal di kemudian hari, bukankah Sekolah Beladiri Jalur Merpati kami akan memetik manfaat di kemudian hari?" Seo Park tersenyum licik.

Sementara itu Jian Hong terlihat kecewa. Kemarahan yang sejak tadi dipendam, kian tak tersalurkan.

Bukannya menunjukkan bakat jelek, yang ada justru Li Wei itu mempertontonkan bakat yang luar biasa sebagai calon seniman bela diri.

Huo Zhi anak muda peserta audisi melirik cemburu.

"Anak muda sederhana ini bahkan lebih berbakat dibanding diriku."

Huo Zhi menelan mentah-mentah semua rasa kesal di dalam hati. Li Wei merebut panggungnya dan menjadi bintang sore ini.

Master Seo Park masih dengan senyuman licik, mengajak semua anak muda itu masuk ke dalam aula dalam, tempat yang lebih nyaman untuk bercakap-cakap.

Dia duduk di panggung kecil, dengan kursi besar, mirip raja-raja. Yang lain hanya berdiri di aula lapang itu.

Katanya..

"Aku senang sekali hari ini.

Sekolah Jalur Merpati kami telah menerima calon-calon murid berbakat!" Tatapannya beredar, terhenti pada Li Wei.

Dua anak muda lain kini semakin iri. Bintang bersinar ke arah Li Wei sekarang.

"Meskipun hanya 3 calon murid untuk musim ini, tapi kualitas kalian setara dengan berpuluh-puluh calon murid." tertawa lagi.

Semakin cerah wajahnya, Seo Park terlihat sangat senang.

"Aku tak sabar menunggu datangnya Festival Musim Semi. Pada acara tahunan jago beladiri dan sihir di air terjun Luna Mist nanti, Ingin ku melihat bagaimana wajah Chen Hong Yi, keparat itu, ketika sekolah Beladiri Tinju dan Pedang Harimau pimpinannya, dikalahkan oleh kalian semua!"

Seo Park kembali tertawa terbahak-bahak, semakin keras.

Sesudah itu, sesuai perintah sang master, Feng Jie dan Jian Hua memandu tiga murid baru itu untuk menuju ruang administrasi dan tempat ganti pakaian.

Keduanya berjalan terburu-buru.

"Untuk apa kami mengikuti kalian?" Tanya Huo Zhi. Dia masih ingin bercakap-cakap dengan Master Seo Park untuk mencari muka. Tapi ketika itu, dengan kasar tangannya ditarik Jian Hua - pemuda yang sejak awal telah dibakar api cemburu.

Jian Hua berbicara malas,

"Ini adalah ruang pengukuran baju.

Sekalian ini tempat kalian menyelesaikan biaya administrasi pada akuntan Mei Hua." Dia menunjuk ke arah seorang perempuan paruh baya yang terlihat sibuk bekerja menggunakan Suanpan - alat hitung kuno mirip sempoa.

Di sebelahnya seorang pria lain yang mengerjakan pakaian seragam.

Lanjut Jian Hua...

"Penjahit Wang yang akan menyiapkan masing-masing dua baju seragam, yang wajib kalian kenakan sebagai pertanda murid dari sekolah bela diri ini!" Jian Hua berbicara dingin. Dia makin tak suka dengan Huo Zhi.

Li Wei menyelesaikan pembayaran pada Akuntan Mei Hua. DIa hanya menyetor uang perak hasil tabungannya sebagai pemusik di Rumah Hiburan Lotus Blossom Tea Room.

Tidak seperti dua anak bangsawan itu, yang membayar dengan uang emas. Mereka membayar dengan nilai yang lebih dari biaya ditetapkan.

Mereka hanya melambaikan tangan ketika Akuntan Mei Hua akan mengembalikan sisa pembayaran.

"Ambil saja kembaliannya" kata dua anak itu angkuh.

Akuntan Mei Hua menyimpan sisa kelebihan dalam diam. Dia hafal kelakuan anak muda bangsawan yang kaya seperti mereka. Dia malas untuk membantah.

Langit semakin kelam, ketika matahari ditelan ufuk Barat, kini cahaya bulan mulai naik, memancarkan cahaya berwarna apricot - dingin.

Li Wei berjalan kaki melintasi jembatan Yunxiu, dengan buntalan besar berisi dua stel baju seragam sekolah beladiri jalur merpati.

Tak disangkanya hujan yang semula rintik-rintik, kini semakin besar.

Dari seberang jembatan Yunxiu, tepatnya dari arah Timur, dua sosok anak muda ikut melintas. Dari seragam yang mereka kenakan, dia tahu kalau mereka adalah bagian dari Sekolah Bela Diri Tinju dan Pedang Harimau.

Li Wei bersikap waspada. Itu adalah Yang Shao dan Wang Yan, dua anak muda yang menganiaya dirinya beberapa waktu yang lalu.

"Apakah aku mampu menghadapi mereka berdua? Teknik pedang dan pukulan saja, aku belum mengerti sama sekali." Li Wei dilanda gelisah.

Hujan semakin lebat, jalanan dan jembatan sepi. Dua sosok itu semakin mendekat, kelihatannya sengaja menuju dia yang berhenti di tengah jembatan.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sage Benua Longwu   Buronan Lagi – Final ARC 1.

    Malam terasa dingin. Suara gemerisik dedaunan datang dari arah Utara dan Selatan Peaceful Forest, membawa kegelisahan. Hutan Mulberry di Utara, ataukah Hutan Cemara di Selatan. Berhadapan dengan fighter dari Ordo No Fear, atau melawan Ordo All Star. Monster Curse, ataukah monster Envy.Gaduh dan riuh suara-suara teriakan para petarung terdengar dari kejauhan, ketika mereka para hunter dan fighter mulai menghajar monster tantangan di acara Perang Sumber Daya. Suara dentingan pedang yang samar-samar terdengar membuat linu di hati.“Aku harus memutuskan cepat. Curse, atau Envy?” Li Wei berpikir cepat karena waktu telah berlalu satu menit sejak pertempuran melawan monster di mulai. Ia berpikir ingin memperoleh High Damage dalam event membunuh monster di perang ini.“Jarak terdekat!” Li Wei langsung berkelebat cepat dan menghilang di kegelapan malam. Hutan Mulberry adalah yang terdekat. Itu berarti “Curse!”Dengan atribut ketangkasan yang mempengaruhi Agility atau kelincahan gerak senilai

  • Sage Benua Longwu   Ciuman Phoenix Api.

    Spot di Peaceful Forest, area hutan tempat Li Wei dan Zeng Dai sebenarnya sangat sepi. Hanya terdapat pohon-pohon Mulberri dengan suara desau angin yang terdengar pada malam sepi itu. Jumlah reward yang dilepaskan sistem per lima belas menit tidak sebanyak di spot-spot yang ramai dengan kerumunan para fighter dan hunter yang standby disana.Namun, karena spot itu sepi di tempat yang menyeramkan dengan suara-suara aneh. Karenanya hanya Li Wei yang berminat disana. Alhasil jumlah reward dari sistem yang diterimanya jauh lebih besar dibandingkan di spot berlimpah, meskipun juga dipenuhi dengan fighter.Belum lagi risiko penjarahan dan serangan diam-diam dari belakang yang dapat berujung pada kematian, yang selalu mengintai di spot-spot ramai tersebut.Hal ini menimbulkan rasa iri di hati Zeng Dai, Warrior berpedang panjang dari Ordo No Fear.Di lantai satu ini, terdapat lima fighter yang terkenal dan masuk lima besar No Fear. Zeng Dai adalah salah satu pemegang lima combat power tertingg

  • Sage Benua Longwu   Perang Sumber Daya – Bagian Dua.

    Malam itu, suasana tampak sangat tegang. Semua fighter dan hunter di Lantai Satu Forsaken Fortress berkumpul di Alun-alun Lantai Satu. Halaman yang luas dengan rerumputan tiruan tidak mengundang obrolan. Ini adalah malam bersejarah; setelah sekian lama, Perang Sumber Daya akan digelar. Perang ini melibatkan masalah ketersediaan sumber daya yang terbatas sebagai hadiah.Hari ini adalah hari bersejarah lainnya, karena manajemen Forsaken Fortress telah mengumumkan bahwa Pengelola Peaceful Forest telah menyiapkan sumber daya yang cukup untuk menjadi hadiah bagi para hunter dan fighter yang berhasil dalam perang ini.Ketegangan semakin terasa saat tepat pukul 19.00, suara bot terdengar menggema di Alun-alun."Semua Fighter, silakan masuk ke Gerbang Portal!"Tiba-tiba, ribuan fighter dan hunter menyemut, berdesakan untuk masuk ke dalam gerbang portal yang tampak kelam seperti lubang hitam. Portal ini muncul secara ajaib berkat kekuatan sistem dan array di dalam Fortress. Li Wei dan empat te

  • Sage Benua Longwu   Perang Sumber Daya.

    Salah satu acara yang sangat dinantikan oleh para Fighter dan Hunter di Forsaken Fortress adalah Perang Sumber Daya.Perbedaannya dengan acara Boss Dunia sangatlah signifikan.Saat acara Boss Dunia berlangsung, semua Hunter dan Fighter bekerja sama dan tidak saling menyerang. Sebaliknya, dalam Perang Sumber Daya, ini adalah perang antara Ordo. Semua Fighter berkumpul di tengah-tengah area aman dan menunggu pintu ke area aman dibuka. Ketika pintu dibuka, perang sesungguhnya akan dimulai.Pertempuran brutal diizinkan.Saat itu, Hutan Buatan akan menyediakan banyak sumber daya yang tersebar tanpa memiliki pemilik. Buah, tanaman obat-obatan, bahan herbal, dan bahan spiritual melimpah sepanjang jalur hutan. Tugas seorang Fighter atau Hunter adalah membuka kotak dengan menggunakan sihir atau dengan kekuatan serangan. Di dalam kotak tersebut terdapat berbagai macam hadiah seperti yang telah disebutkan sebelumnya.Penjarahan akan terjadi di mana-mana.Meskipun sumber daya berlimpah, ini tidak

  • Sage Benua Longwu   Kejutan di Bengkel Penempa Aifuyu.

    Bau udara pagi yang lembut memenuhi paru-paru mereka sepanjang Iron Road. Bau tanah basah akibat embun dan dedaunan layu, serta bunga-bunga cherry blossom yang berguguran, meningkatkan semangat semua individu di lantai pertama Benteng Forsaken.Li Wei berdiri di depan bangunan workshop dengan papan nama yang bertuliskan 'Bengkel Penempa Aifuyu!' besar-besar. Ia baru saja akan mendorong pintu gerbang ketika tiba-tiba pintu itu bergeser dan terbuka dari arah dalam.NGIIIK!Suara besi yang bergesekan terdengar memekakkan telinga. Seseorang muncul dari dalam, seperti seorang anak kecil yang terkejut melihat adanya pelanggan di pagi seperti ini.“Tuan Li? Anda benar-benar datang pagi-pagi sekali," kata Aifuyu sambil melempar senyum, seolah-olah ia bisa membaca rasa tak sabar Li Wei untuk melihat hasil tempaan dan reparasi sepatu Grade Hijau itu.Li Wei berbohong dan menjawab sekenanya. “Sebenarnya, aku hendak pergi ke Arena. Namun di persimpangan jalan, aku berpikir, mengapa tidak aku mamp

  • Sage Benua Longwu   Bengkel di Iron Road.

    Ruang Kuil Kejatuhan Malaikat masih penuh dengan debu yang beterbangan, sisa-sisa pertempuran antara Li Wei dan Hollowscar. Cahaya rembulan dan bintang akhirnya masuk melalui sela-sela jendela di dalam kuil, menciptakan pemandangan yang menakjubkan yang menahan Li Wei untuk pergi. Sesuatu yang mencolok adalah sejumput hijau daun lembut yang berpendar-pendar di kaki Hollowscar.“Sepatu Boot kelas hijau?” mata Li Wei terbelalak. “Dan ini adalah item sihir, sesuatu yang sesuai dengan bakat saya sebagai pengendali energi Nebula!”Tanpa menunggu lebih lama, ia langsung mencopot sepatu spiritual dari kaki Hollowscar.“Meski terlihat agak besar, jika manfaatnya signifikan, mengapa tidak mencobanya?”Yang ada dalam pikiran Li Wei adalah Penempa Aifuyu.“Aku yakin Penempa Aifuyu dapat mengubah ukurannya agar pas di kakiku!”Li Wei menatap sepatu yang dua nomor lebih besar dari ukuran kakinya.WUSH!Sosoknya lenyap dalam sekejap, ketika Li Wei mempraktikkan Teknik Berlari. “Sepatu ini sangat co

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status