Ayu mengehala napas lega karena berhasil mengelabui orang-orang terdekatnya. Niat Ayu untuk mendonorkan ginjalnya sudah terpatri kuat.
KREK~~~
Pintu ruangan Om Satya terbuka setengah, menyembulkan sosok cantik di baliknya, Suci Indah Ayu.
Terkejut? Tentu itulah yang dirasakan Om Satya saat ini, pria paru baya itu berpikir bahwa niat Ayu hanya bertahan semalaman. Namun dia salah, kedatangan Ayu pagi ini seakan mempertegaskan niat Ayu untuk mendonorkan ginjalnya.
"Kamu masih mau mendonorkan ginjalmu untuk pasien yang bernama Firman Afif itu?" Ayu tahu dan sangat memahami maksud dari pertanyaan Om Satya, apalagi jika bukan untuk membatalkan niat Ayu melakukan tindak mulia tersebut.
"Kamu harus dapat persetujuan Mama dan Papamu untuk mendonorkan ginjalmu, Nak," ucap Om Satya saat melihat anggukan kepala Ayu. Kenapa susah sekali untuk membujuk Ayu agar mau mengurungkan niatnya.
"Aku ini wanita bersuami, Om! Papa sudah mengalihkan tanggungnya pada suami
Tiga jam menjalani rangkaian pemeriksaan tidaklah melegakan hati wanita berparas Ayu sebab dia harus menunggu lagi sampai awal pekan, karena hasil pemeriksaan akan keluar tiga hari ke depan.Dering ponsel Ayu mengalihkan atensinya. Keningnya tercetak dalam kala melihat siapa yang menelponnya. Kabar apalagi yang akan dia dengar kali ini."Mama?" ujar Ayu ketika melihat nama Mamanya tampil memenuhi layar ponselnya. Sambil mengucap untain zikir Ayu menggeser icon hijau pada layar ponselnya."Bu, te tantor ayah, uk!" Suara cadel Zaskia sungguh melegakan hati Ayu. Tapi tunggu dulu, ke kantor Firman? Untuk apa? Pikirnya."Duh ... Ibu lagi sibuk Ki, banyak kerjaan yang harus Ibu dan Abi kerjakan, sayang," jelas Ayu dengan nada bicara yang dibuat semenyesal mungkin. Bukannya mau tega, tapi Ayu sadar diri dia sudah terlalu lama meninggalkan Darma Corp. Dia bahkan harus mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi amukan seorang Thareq Akbar Satria.Ayu bisa dengan
Rawismara pagi ini tak semendung semalam, mentari kembali menyising, kilau cahayanya sungguh menggangu tidur Agasa. Samar-samar dia mengerjapkan matanya. Hari baru siap untuk dia mulai. Asa demi asa kembali terpatri kuat dalam sanubarinya.Dengan langkah gontai dia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ada event besar para pengacara yang sedang dia ikuti untuk sepekan ke depan di kota kembang ini.Setengah jam berlalu kini tubuh Agasa telah terbalut rapi dengan kemeja putih, celana kain hitam, jas hitam dan tak lupa dasi berwarna merah maron yang bergantung di kerah kemejanya. Paras tampannya masih saja terlihat meski usianya telah memasuki angka 46 tahun.Dering nyaring ponselnya mengalihkan atensinya.Bidadari hati is calling ....Itulah nama yang Agasa sematkan untuk kontak Suci Indah Ayu. Senyum renjana tersungging manis di bibirnya, jantung seperti sedang ditalu dengan begitu kuatnya.Untuk menggapai ponselnya tangannya mendadak
Nabastala malam ini diselimuti awan mendung, tak ada satu pun bintang yang menampakkan kilaunya. Semilir angin berhembus masuk ke dalam salah satu ruangan di gedung berlantaikan delapan, gedung milik perusahaan property terkenal di Indonesia, Darma Corp.Tirai dengan warna putih tulang yang menghiasi ruangan kerja wanita berparas ayu tampak berayun mengikuti arah hembusan angin.Atensi Suci Indah Ayu, sang pemilik ruangan nampak teralihkan, perasaannya yang gamang sedari tadi seolah pertanda dari semesta untuk memberi tahu dirinya tentang suatu hal yang akan terjadi.Ayu, sehari-harinya dia dipanggil adalah wanita berusia 24 tahun. Istri dari Yudi Eka Setiawan dan juga ibu dari Zaskia Azzahra Khumairah. Bekerja sebagai Personal Assistant untuk Thareq Akbar Satria selama hampir dua tahun. Yudi bukan tidak mampu menghidupi istrinya, tapi apapun yang diinginkan oleh sang istri Yudi akan selalu menjadi yang pertama dalam mewujudkannya.Ayu bukanlah anak yang terl
Dengan berderai air mata Ayu kembali menuju kamarnya yang berada di lantai dua kediaman orangtuanya ini. Kemarin Yudi berpamitan ingin pergi ke luar kota untuk mengurus salah satu cabang cafenya yang tengah dilanda masalah, lalu kenapa ada gugatan cerai?Sapaan yang terlontar dari Papa Galih maupun Mama Kinanti, Ayu abaikan begitu saja. Tak ada yang dia sahuti. Awan hitam penuh nestapa kian banyak yang berada di atas kepalanya.Manik mata Ayu tertuju pada bocah kecil yang masih terlelap pulas di pertengahan ranjang berukuran king size miliknya.Tatapan nanar dan senyum getir tercetak dalam garis wajah cantiknya. Atensi Ayu beralih ke handbag yang semalam dia gunakan. Dengan langkah gontai dia mendekati Zaskia, malaikat kecilnya yang telah menemani hidupnya selama hampir enam tahun. Ayu duduk di bibir ranjang tak jauh dari posisi Zaskia berbaring.Kemudian Ayu mendaratkan satu kecupan singkat di kening Zaskia Azzahra Khumairah, "Ibu, nggak akan ninggalin kamu
Benar yang dikatakan Akbar, bahwa tidak ada pembenaran di atas kesalahan. Benar juga yang dikatakan Papa Galih, maaf saja tidak bisa menghapuskan luka di masa lalu. Sudah cukup Ayu memperbudak dirinya atas nama cinta, time is up untuk Yudi Eka Setiawan. Seharusnya, Ayu tetap memegang teguh prinsip yang dia dapatkan dari Firman Afif sebelum menikah dengan Yudi. Namun nasi telah menjadi bubur yang tak bisa lagi ditanak. Jangan pernah membaca novel dengan judul yang sama lebih dari sekali, karena endingnya akan tetap sama. Itu adalah prinsip yang Ayu dapatkan dulu dari salah satu sahabat terbaiknya. Ayu seolah menutup rapat kedua telinganya, tak ingin mendengarkan nasihat dari Firman. Yudi Eka Setiawan adalah lelaki pertama yang mengenalkan cinta pada Ayu, tapi jalinan kasih antara keduanya tidaklah berlangsung lama. Setahun berpacaran dengan putri mahkota Angkasa Group, Yudi secara tegas harus mengakhiri hubungan mereka. Bukan karena bosan apala
Ponsel yang sedari tadi berada didalam handbag Ayu terus berdering nyaring, tapi hal itu tidak sedikitpun mengalihkan atensinya.Matahari sudah hampir kembali ke peraduannya, warna jingga sudah mewarnai langit pertanda gelap akan segera datang.Ayu tahu yang sedari tadi menghubunginya adalah orang-orang terdekatnya, mungkin saja Papa Galih, Mama Kinanti ataupun Akbar.Kepergian Ayu selama berjam-jam tentu saja hal yang menjadi hal yang paling dikhawatirkan apalagi, Ayu meninggalkan rumah dalam kondisi hati yang tak ceria.Setelah memarkirkan mobilnya, Ayu tidak langsung keluar. Wanita yang kini berangsur menjadi kuat itu lantas memeriksa ponselnya yang sedari tadi berdering tanpa jeda, membuat kuping si empu memanas saja.Netra pekat milik Ayu membola takkala melihat nomor yang sedari menelponnya bukanlah Papa Galih, Mama Kinanti, maupun Akbar.Tanpa dia sadari air matanya menetes tanpa aba-aba sedikit pun. Orang yang menghilang dari hidupnya seja
Fajar kembali menyising, nabastala tampak cerah secerah hati wanita yang sebentar lagi siap menyandang gelar barunya sebagai seorang janda beranak satu.Apa pun yang telah Tuhan gariskan padamu akan tetap menjadi milikmu, begitu pun sebaliknya. Itulah yang menjadi dasar prinsip Suci Indah Ayu. Dia adalah wanita yang tidak ditakdirkan untuk dibahagiakan oleh Yudi.Saat ini hanya ada Papa Galih, Mama Kinanti dan Zaskia yang tengah disuapi oleh Bu Surti di gazebo belakang.Karena pagi-pagi sekali Ayu telah berangkat bekerja, entah dia memang berangkat untuk bekerja atau ada urusan lain, biarlah itu menjadi privasinya.Papa Galih telah selesai dengan aktifitas sarapan paginya dan segera bangun dari duduknya memakai jas hitam yang telah dia sampirkan sebelumnya di sandaran kursi.Mama Kinanti pun ikut bangun dari duduknya, mengantar kepergian sang nahkoda cinta sampai ke teras rumah mereka.Mama Kinanti meraih punggung tangan kanan Papa Galih untuk dia
Agasa hanya terbelalak keheranan melihat tingkah sahabatnya yang mungkin sedang kerasukan arwah roh halus."Sa, di mana dia?" tanya Papa Galih. Yang ditanya pun hanya diam membisu, bukan karena tak mempunyai jawaban tetapi karena dia tidak tahu siapa yang dicari oleh sahabatnya itu."Lih, kamu nyari siapa sih?" sentak Agasa."Penerima kuasa ini, dia di mana? Aku mau ketemu dia," pinta Papa Galih seraya menunjuk nama orang yang dia maksud dengan nada yang masih melengking."Dia itu asistenku," jelas Agasa.Papa Galih nampak frustasi karena jawaban yang diberikan Agasa tidak selaras dengan pertanyaannya barusan.Agasa sadar kalau jawaban itu bukanlah yang diinginkan oleh sahabatnya."Dia sedang tertimpa masalah, jadi aku izinkan dia cuti," Papa Galih terperangah tak percaya akan penuturan Agasa.Papa Galih tahu, hal ini pasti berat untuk dia lalui tapi, di satu lagi dia juga bersyukur karena anaknya kuat tak serapuh yan