Kedua insan beda kelamin saling berhadapan di mana tatapan Giovanni sangat lembut sedangkan Aulia menatapnya dengan tajam, bagaimana tidak tajam ketika ingin istirahat Giovanni sudah berada di depan pintunya dengan membawa tas kecil yang Aulia yakini berisi pakaian dan sialnya Aulia menggunakan pakaian mini transparan yang pastinya memperlihatkan bagian dalamnya.
“Memang kamu tidak ada tempat tinggal?” Aulia menatap Giovanni tajam karena pandangannya menuju bukit kembar miliknya “hentikan tatapan tersebut kamu membuatku takut.”
Giovanni menghembuskan nafas panjang menghilangkan pikiran negatif agar adik kecilnya tidak menegang “aku hanya ingin, lantas di mana kamar kosong?” Giovanni menatap sekitar “hanya ini ruangan kamu?.”
Aulia hanya diam tidak menjawab perkataan Giovanni “pulanglah Gio karena tidak ada tempat untuk kamu di sini dan hentikan semuanya karena aku lelah.”
“Aku hanya ingin mengajak hubungan serius denganmu Lia apa tidak bisa?” Giovanni memandang Aulia dengan tatapan serius.
Aulia menghembuskan nafas panjang “Gio kita baru bertemu bagaimana bisa kamu mengajak ke hubungan serius jika tidak saling mengenal?” Aulia mengambil duduk di ranjangnya yang diikuti Giovanni dengan duduk disampingnya “bagaimana bisa kamu mengatakan hubungan serius di saat kita pertama kali bertemu dan bukankah kemarin aku minta untuk waktu?.”
Giovanni memegang tangan Aulia membuat tatapan mereka bertemu “aku tidak sanggup karena aku takut jika kamu berpaling seperti dulu.”
Aulia menghembuskan nafasnya “kamu akan tidur di mana?” Aulia memandang sekitarnya membuat Giovanni melakukan hal yang sama.
Giovanni menepuk ranjang yang mereka duduki membuat Aulia menatap tajam “atau ke rumah yang kemarin aku siapkan?.”
Aulia terlalu lelah menghadapi sikap Giovanni yang semaunya sendiri, dirinya tidak habis pikir bagaimana Damar bisa dengan mudahnya memberikan semua info tentangnya. Ketika bertemu kemarin Aulia sudah ingin marah dengan Damar tapi ketika melihat wajahnya yang penuh penyesalan membuat dirinya tidak tega dan saat ini Giovanni memberikan tatapan penuh dengan permohonan. Aulia memutuskan ke kamar mandi mengganti pakaiannya lebih baik dirinya meninggalkan Giovanni saat ini, Aulia menatap Giovanni yang menatap televisi yang tanpa peduli dengan apa yang dirinya lakukan.
“Mau ke mana?” langkah Aulia terhenti ketika mendengar suara Giovanni membuat dirinya menatap sekilas.
“Tidur di cafe” Aulia memakai sepatunya tapi langkahnya terhenti karena Giovanni memegang tangannya “apa?.”
“Ini sudah malam dan kamu mau tidur di sana?” Aulia mengangguk mantap “baiklah lebih baik aku yang pergi daripada kamu.”
Aulia tersenyum mendengar perkataan Giovanni “aku sudah pernah bilang bahwa berikan waktu, aku tidak suka pria yang memaksakan kehendak” menatap Giovanni tajam “silakan keluar.”
Aulia menatap Giovanni tajam yang akhirnya suasana menjadi tenang dan Aulia tidak menyukainya, Aulia tidak menyiapkan diri ketika Giovanni mengangkatnya dan meletakkan di ranjang. Belum sempat Aulia menolak Giovanni sudah menciumnya dengan kasar membuat Aulia tidak siap dengan perlakuan yang dilakukannya dan juga Giovanni tidak memberi kesempatan pada Aulia untuk menolak atau mendorong atau menampar Giovanni, Aulia dengan terpaksa mengurangi kekuatannya dengan membiarkan apa yang Giovanni lakukan bahkan dirinya tidak menyadari jika pakaian mereka sudah terlepas semua. Aulia menelan air liurnya dengan kasar melihat apa yang dihadapannya, Giovanni sangat berbeda dengan Yudo dalam banyak hal, tubuh Aulia menegang ketika merasakan bagian bawahnya ada benda besar yang menyentuh kulit perutnya.
Aulia mendorong Giovanni tapi tetap saja tenaganya tidak akan bisa mengalahkan pria “jika kamu tetap melakukannya maka aku akan membencimu.”
Giovanni yang tersadar segera beranjak tanpa menatap Aulia di mana langsung dimanfaatkan untuk menutupi badannya dengan selimut sedangkan Giovanni langsung duduk di ranjang dengan menutup bagian bawahnya. Aulia menatap sekilas bagian bawah Giovanni yang sangat menggoda dengan segera Aulia menghilangkan pemikiran tersebut dengan menatap Giovanni yang nyatanya semakin memperparah di mana badan Giovanni sangat menggoda iman.
“Gio, aku ingin melakukan itu hanya dengan suami tolong mengerti” Aulia memberikan tatapan memohon “selama ini aku hanya saling memuaskan dengan lidah dan jari tapi sampai masuk belum.”
“Maaf” Giovanni menatap Aulia dengan tatapan bersalah “aku hanya tidak ingin kehilanganmu.”
Aulia menghembuskan nafas lelah “Gio, aku bukan melupakanmu dan masalah kehilangan aku masih ada di sini dan kamu bisa menemuiku tapi tolong biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya karena setelah sepuluh lebih tidak bertemu lalu tiba – tiba mengajak begini siapa yang tidak takut, aku bahkan belum mengenal dirimu dengan baik jadi kita saling mengenal terlebih dahulu.”
Giovanni mengangguk lemah “baiklah jika itu mau kamu, aku akan mengenalkanmu pada orang tuaku beberapa hari ini sebagai bukti bahwa aku serius denganmu.”
“Jadi bisakah menggunakan pakaianmu dan pergi dari sini?” Aulia menatap Giovanni dengan memohon.
Giovanni masuk ke dalam kamar mandi setelah Aulia mengatakan hal itu, Aulia langsung menggunakan pakaiannya setelah Giovanni masuk kamar mandi. Aulia menunggu Giovanni keluar dari kamar mandi dengan memainkan ponselnya membicarakan masalah pekerjaan dengan Wildan untuk menu baru yang akan keluar besok, Aulia ingin terlibat penuh besok ketika menu baru keluar. Aulia meletakkan ponselnya ketika melihat Giovanni keluar dari kamar mandi membuat tatapan mereka bertemu dan Giovanni duduk di dekat Aulia seperti hendak ingin mengatakan sesuatu dan tiba – tiba mengulurkan tangannya membuat Aulia bingung.
“Giovanni Alfaries dari Timur Leste kita pernah dekat saat masa putih abu – abu dan dulu pernah mengajak untuk berpacaran tapi kamu tolak lalu karena masalah pemerintahan membuat aku ikut orang tua dan terakhir sebelum kita berpisah kamu mengatakan bahwa jika suatu saat kita bertemu mungkin semua bisa dipertimbangkan” Aulia menatap tangan Giovanni dan menerimanya dengan bingung “itu yang membuat aku termotivasi untuk masuk ke sini kembali dan bertemu denganmu karena ingin memperjuangkanmu kembali dan jujur aku tidak tahu harus melakukan apa selain hal seperti ini.”
Aulia menutup mulutnya mendengar perkataan Giovanni dan tidak menyangka akan seperti ini kehidupan percintaannya “pasti kamu ditempat asli banyak yang suka dan bagaimana kehidupan percintaanmu setelah meninggalkan negara ini?.”
Giovanni tersenyum “aku pria yang membutuhkan perhatian dan pastinya banyak wanita yang menyukaiku” Aulia mencibir perkataan Giovanni namun reaksi yang di dapat adalah suara tawa “kamu juga bukan?” Aulia mengangguk “tapi hebatnya kamu bisa menahan diri sampai tidak dimasuki dan aku salut, sayangnya kami para pria selalu tidak bisa lepas dari nafsu” Aulia hanya diam menatap Giovanni “orang tua aku sudah tahu jika aku menyukaimu dan mereka tidak bisa berbuat banyak meski beberapa kali mengenalkan aku pada wanita yang ada di sana karena pernikahan dengan beda negara akan membuat segala urusan susah.”
“Kenapa kamu tidak menikah dengan salah satu pilihan mereka dan aku yakin jika ada satu yang sudah menjadi kesayangan mereka yang diharapkan untuk menemani sisa hidupmu yang pastinya itu bukan aku, aku tidak ingin memiliki masalah dengan mertua nantinya apalagi jika merestuinya setengah – setengah.”
Giovanni terdiam mendengar pertanyaan Aulia yang memang benar adanya, salah satu wanita yang dekat dengan Giovanni setelah pindah kesana memiliki perasaan padanya bahkan mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa ikatan sama sekali dan saat ini Giovanni melakukan hal yang sama pada Aulia berharap akan sama seperti Kimberly nama wanita itu. Aulia yang melihat Giovanni terdiam menjadi paham bahwa apa yang dikatakan adalah benar dan untungnya dia belum memiliki perasaan pada pria dihadapannya kecuali tubuhnya yang menggairahkan seperti kata Berry saat itu.“Kita bisa mulai dari awal dengan saling mengenal karena banyak sekali perbedaan dan juga aku tidak mengenalmu dengan sangat baik, sepuluh tahun adalah waktu yang sangat lama untuk orang berubah” Aulia menatap Giovanni yang hanya terdiam lalu menghembuskan nafas panjang “baiklah malam ini kamu bisa tidur di sini” Giovanni menatap tidak percaya pada perkataan Aulia “tapi tidak dengan melakukan hal seperti tadi.”Au
Aulia tidak berani membuka pembicaraan selama perjalanan hal ini membuat Giovanni bingung dengan keadaan Aulia, semenjak Giovanni menghentikan tindakan Aulia pada miliknya suasana canggung terjadi. Giovanni bukan tidak suka hanya saja melihat Aulia membuat dirinya tidak tega apalagi merasa akan keluar dalam waktu yang lama, Aulia sendiri tidak peduli dengan perkataan Giovanni yang masih memuaskan miliknya hingga keluar di dalam mulut Aulia dan Aulia langsung ke kamar mandi memuntahkan semuanya yang baru Giovanni ketahui jika Aulia tidak suka dengan cairan milik pria untuk ditelan.“Jadi hubungan kita saat ini?” Giovanni mencoba membuka pembicaraan.“Buktikan padaku semua yang kamu katakan kemarin adalah benar dan jika memang kita berjodoh aku tidak bisa berbuat apa – apa” Aulia menjawab dengan menatap jendela yang ada disampingnya “kita bukan anak remaja yang mengucapkan kata jadian lebih baik kita jalani semuanya.”“Aku akan membuat kamu menjadi milikku seutuhnya
Aulia menatap datar pada Berry atas apa yang dikatakannya tapi sayangnya tidak bertahan lama karena tidak hanya Berry saja ditambah Wildan juga melakukan hal yang sama dan itu dilakukan sepanjang hari, bahkan Berry mengikuti ke dapur ketika Aulia akan membuat menu baru yang entah kapan keluar. Aulia menatap kesal pada Berry tapi sayangnya tidak dihiraukan sama sekali bahkan mengajak bicara Wildan untuk mencari dukungan, Wildan yang tidak tahu apa – apa hanya mendengarkan dan entah kata – kata sindiran yang selalu keluar dari bibir Berry membuat Aulia malas, namun itu tidak berlangsung lama karena ada yang ingin memakai jasa pernikahan kami sehingga Berry menghentikan dengan melangkah keluar.“Jadi kamu memutuskan bersama pria itu?” Wildan menatap Aulia sekilas setelah kepergian Berry.“Aku melihat kesungguhan di tatapan matanya itu yang membuat memutuskan bersama Gio” Aulia menjawab pertanyaan Wildan tanpa melihat “untuk permintaan Ibu Anggi apa sudah siap?” Aulia menata
Aulia terkejut dengan keberadaan Giovanni yang duduk nyaman bersama Damar ketika keluar dari dapur, Aulia memutuskan untuk membersihkan diri sebelum menemui mereka namun sebelumnya meminta salah satu pelayan meletakkan makanan yang diambil untuk mereka berdua. Aulia keluar mendapati Berry memberikan tatapan menggoda dan senyuman puas yang sepertinya mendapatkan sesuatu ketika bertemu dengan Anggi tadi dan pastinya berita bagus karena terlihat dari wajahnya.“Kamu tahu aku bertemu siapa?” Aulia menggelengkan kepala dan sedikit malas mendengar jika harus menebak sesuatu “produser musik terkenal yang cakepnya tiada duanya tapi yang bikin kesal malah ingin menjadikan kamu sebagai bagian dari keluarga mereka.”Aulia menatap bingung “maksudnya apa?.”“Bu Anggi ingin kamu nikah sama produser terkenal itu” Aulia menatap bingung “menjodohkanmu dengan Azka produser terkenal itu yang ternyata adalah masih memiliki hubungan saudara dengan Bu Anggi.”“Azka yang produser i
Beberapa hari tinggal bersama membuat Aulia tahu bagaimana sifat Giovanni yang sangat berbeda dengan bentuk tubuhnya, Giovanni sangat lembut bahkan ketika mengangkat telepon saat orang kantor menghubunginya. Banyak hal yang dibicarakan mereka termasuk mengontrol nafsunya agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan dan hari ini adalah saat Aulia pulang yang bertepatan dengan waktu liburnya, Giovanni ingin menemui orang tua Aulia karena esok orang tua Giovanni datang yang berarti mereka berdua pisah tempat tinggal dan itu permintaan Aulia meski Giovanni meyakinkan diri jika orang tuanya tidak masalah jika mereka tinggal bersama.Aulia menyingkirkan tangan Giovanni perlahan untuk membersihkan diri dan menyiapkan sarapan untuk mereka sebelum berangkat ke rumah orang tua Aulia, kehidupan Giovanni sedikit berubah di mana isi lemari pendinginnya berupa bahan makanan bukan hanya minuman soda atau bir saja, meski masih ada Aulia membatasi jumlah yang akan diminum oleh Giovanni d
Perjalanan menjemput orang tua Giovanni membuat Aulia gugup, beberapa kali Giovanni menenangkan entah dengan menepuk punggung tangan, punggung atau membelai pipi Aulia. Semua yang Giovanni lakukan tidak membuat rasa gugup tersebut hilang karena Aulia tidak akan menyangka akan secepat ini hubungan mereka, Giovanni selalu meyakinkan Aulia bahwa semuanya bisa diatasi dengan baik asal mereka memang memiliki niat dan perasaan yang sama dan perkataan Giovanni yang meyakinkan jika kedua orang tuanya tidak sabar bertemu dengan Aulia terutama sang adik perempuannya yang sangat manja.“Mereka tidak jahat jadi jangan berpikir berlebih, mereka malah tidak sabar bertemu denganmu” Giovanni menepuk punggung tangan Aulia “Nina dan Mike tidak sabar bertemu denganmu.”Aulia menarik dan menghembuskan nafas panjang dan pelan, mengalihkan pandangan ke arah jendela samping membuat Aulia sedikit tenang meski tangan Giovanni yang lain menepuk pelan dirinya pelan. Aulia merasakan bahwa mobil Gio
Aulia menyiapkan makanan untuk keluarga Giovanni selama mereka membersihkan diri dan Aulia tahu ini sudah cukup malam untuk ukuran makan malam tapi dirinya ingin memberikan image baik untuk keluarga Giovanni, orang yang pertama keluar ada Helen menatap Aulia dengan tatapan tidak percaya sayangnya Aulia tidak mengetahui karena sibuk dengan menyiapkan semua makanan.“Kau tak perlu repot – repot membuat ini” suara Helen membuat Aulia menghentikan gerakan tangannya untuk menatap Helen yang berada tidak jauh dari Aulia “banyak sekali masaknya” membuat Aulia tersenyum mendengarnya “mamak bantu sini biar cepat selesai itu mereka semua makannya banyak memang.”Sebenarnya masakan yang Aulia siapkan untuk keluarga Giovanni telah siap sebelum mereka tadi berangkat ke rumah orang tua Aulia dan menjemput keluarga Giovanni, tapi dengan bantuan Helen setidaknya membuat Aulia cepat menyajikan makan untuk mereka karena memang waktunya sudah mendekati untuk makan. Aulia menata meja sement
Aulia menyiapkan makanan untuk keluarga Giovanni selama mereka membersihkan diri dan Aulia tahu ini sudah cukup malam untuk ukuran makan malam tapi dirinya ingin memberikan image baik untuk keluarga Giovanni, orang yang pertama keluar ada Helen menatap Aulia dengan tatapan tidak percaya sayangnya Aulia tidak mengetahui karena sibuk dengan menyiapkan semua makanan.“Kau tak perlu repot – repot membuat ini” suara Helen membuat Aulia menghentikan gerakan tangannya untuk menatap Helen yang berada tidak jauh dari Aulia “banyak sekali masaknya” membuat Aulia tersenyum mendengarnya “mamak bantu sini biar cepat selesai itu mereka semua makannya banyak memang.”Sebenarnya masakan yang Aulia siapkan untuk keluarga Giovanni telah siap sebelum mereka tadi berangkat ke rumah orang tua Aulia dan menjemput keluarga Giovanni, tapi dengan bantuan Helen setidaknya membuat Aulia cepat menyajikan makan untuk mereka karena memang waktunya sudah mendekati untuk makan. Aulia menata meja sement