"Bagaimana aku bisa baik-baik saja," jawab Charity kesal, saat hendak melangkah bagian bawahnya terasa perih.
"Istirahatlah, aku yang akan melayanimu hari ini," ucap Greed dan segera meraih tubuh Charity untuk ditidurkan di ranjang. Charity menggeram marah."Setidaknya pakai pakaianmu dulu Greed!" Sementara Greed hanya tersenyum malu-malu, meraih baju serta celananya yang berserakan di lantai."Setelah kejadian semalam, kau tidak mungkin bisa berjalan dengan baik, Baby. Kalau kuingatkan saat itu aku menusukmu tanpa pelumas, dan kita melakukannya sampai pukul 5 Pagi. Wow!" detail Greed pada Charity, sementara Charity ingin sekali melempar Greed pakai pisau."Kau meniduriku!" ralat Charity cepat.Greed mencibir, menciptakan raut pengen digampar. "Sungguh? Siapa yang meminta dimasuki lagi setelah mencapai klimaks pertama?"Dan saat itu juga Charity melempar Greed menggunakan ponsel yang kebetulan ada di samping meja lampu tidur."LemparaMobil Greed tak beranjak dari basement, ia benar-benar ingin meninggalkan Si Bodoh Charity selamanya. "Tidak bisakah dia hanya menghargaiku? Cih, bocah sialan yang sukses membuat duniaku jungkir balik.""Aku tidak harus menyerah untuk mendapatkan hatimu, Charity," gumam Greed.Sialnya Greed sudah mulai ketergantungan oleh tubuh Charity, tubuhnya selalu bereaksi berlebihan. Ia rasa, ia butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya. Greed tidak mungkin menelepon Thrift, ia jamin Thrift akan sangat menyebalkan nanti. Setelah menimang ponsel, akhirnya Greed menelepon seseorang. Telepon terhubung dan detik berikutnya, Greed langsung bicara.[Pride! Apa kau masih di Amerika?][Ya!][Kau menetap?][Tidak, tapi kurasa akan lama. Aku memiliki majikan sekarang.][Kau jatuh miskin, Pride? Kau kenapa bisa menjadi babu seperti itu?][Tidak sama sekali. Aku mendapat bayaran yang setimpal.][Bayarannya apa?][Tubuhnya.]
"Apa-apaan ini Env, kau tidak perlu—""Bisakah kau tutup mulutmu itu, Greed?" Charity menyela, sekarang Charity sudah telentang dan membuka resleting celananya."Maaf!" mohon Envy sebelum menarik ke bawah celana Charity, sekarang Si Iri Envy sudah melihatnya. Dia mendengus pelan, mengingat milik Kindy."Berapa lama kau memasukinya? Kau ingin dia tak berjalan seminggu. Hah ...?" Envy mengambil kapas yang diberi alkohol."Nghh ....""Charity, jangan mendesau," ujar Greed tak terima dengan suara berat."Sial ... an aku ... tidak ... ngh mendesau. Ini perih, tolol.""Lain kali Charity, jangan biarkan Greed memasukimu seenaknya, beruntung ini tidak terkoyak," gumam Envy, masih mengolesi kapas beralkohol pada milik Charity."Ngh ....""Berhenti meringis, Charity," ucap Greed."Kenapa lagi?""Kau membuatku ingin memakanmu, sekarang," ucap Greed dan terus menatap ke lobang Charity, baik otak Greed memang jorok. sia
Charity sampai di apartemen dengan mengendarai mobil Greed, salah sendiri kenapa Greed lama. Dengan tak berdosanya Charity malah meninggalkan Greed, padahal Charity baru menunggu 2 menit.Sesampainya di apartemen dia segera menduduki sofa. Tak beberapa lama, bel apartemennya berdering Charity sempat mengira itu Greed namun prasangkanya segera ditepis saat salah satu sahabatnya meneleponnya dan memaki Charity.Dengan susah, Charity membuka pintu, sahabat-sahabatnya segera berhamburan masuk."Kenapa tidak masuk, Chare?" tanya Candid pada Charity.Charity mengikuti sahabat-sahabatnya berjalan di belakang mereka, namun Honor berada di belakang Charity."Chare, ada yang beda dari caramu berjalan. Dan kurasa bokongmu sedikit besar sebelah," ujar Honor terang-terangan membuat 2 sahabatnya berhenti dan mundur, mereka memerhatikan Charity."Benarkan?" tanya Honor antusias. Sementara Verice dan Candid mengangguk menyetujuinya."Seberapa gan
"Hahaha ...," tawa Greed membuat jantung Charity semakin aneh sepertinya ...."Greed, aku ada masalah serius,"ujar Charity, tiba-tiba menatap Greed dalam, Greed yang ditatap dalam seperti itu tiba-tiba merasa kikuk."Hmm ... A–Apa?" tanya Greed."Sepertinya aku ...." Charity bingung memulainya."Sepertinya apa, Chare?""Sepertinya aku... Sepertinya aku sakit jantung. Jantungku berdetak kencang tapi tidak menyakitkan? Aku perlu memeriksa jantungku.""Se–sejak kapan?" tanya Greed"Sejak tadi, Greed. Sejak ... Oh lihat sekarang jantungku semakin berdetak. Aku kritis Greed!"seru Charity saat Greed mendekat kenarahnya.Greed meraih telapak tangan Charity, dan meletakkannya tepat di mana jantungnya berdetak."Kau merasakannya, Charity?" tanya Greed tersenyum lembut, Greed bersumpah dia ingin sekali tertawa karena ulah Charity."ASTAGA ... JA–JANTUNGMU, GREED ... KURASA KAU AKAN MATI SEBENTAR LAGI!" teriak Charity heboh,
"Dia hanya bereaksi berlebihan jika dekat denganmu, padahal kau tidak melakukan apapun!" jelas Greed."Apa yang tidak kau percayai dengan perasaanku? Kau tidak terima disukai pria dewasa? Kau tidak menerima perasaanmu ... Begitu? APA MENURUTMU INI SALAH?" teriak Greed di hadapan Charity, Charity menunduk takut. Biasanya Charity akan melawan, tapi kali ini dia hanya diam. Dia takut dengan Greed yang ada di hadapannya."JAWAB!"Charity semakin menunduk.Greed diliputi rasa kesal, amarah dan apapun, ditariknya Charity sampai ke kasur miliknya, dihempaskan tubuh Charity."Kau ingin aku menjadi pria sialan?!" maki Greed pada Charity. "Kau ingin aku menidurimu?!""Anak kecil tak tahu diri!"Charity diam dan berdiri, didorongnya tubuh Greed hingga terjatuh ke lantai."Jika kau berani memaksaku ... aku akan membuat kau menyesal seumur hidupmu, Greed. Kau belum tahu aku sepenuhnya.""Dan kau ... belum tahu aku sepenuhnya," balas
"Masih mengakui tidak mencintaiku?" Greed berbisik di telinga Charity, memberikan tanda baru pada lehernya."Eng ... tidak ... pelan, Sialan!" jawab Charity, Greed membuka bajunya dan menyapu belahan yang mengeras. Tangan Greed menarik pucuk belahan yang tegang milik Charity. Dan yang kosong memainkan bagian bawah Charity dengan cepat."Ah ... hah ... Gre ... ed!" raungnya saat mencapai puncak. Charity mengatur nafasnya."Aku belum selesai, Charity." Dilepasnya seluruh pakaian Greed dan menekuk lutut Charity."Engh ... Engh ...!" Charity menggeram saat tangan Greed menusuk lobangnya."Itu masih s ... sakit Greed. Aku juga tid ... pake sp—uh.""Aku tidak peduli, bercinta satu, dua kali bersama Charity ... tidak akan membuatnya hamil, bukan?"Greed terus menyapu milik Charity, sementara tangan Greed satunya memainkan miliknya sendiri, desauan Charity semakin menggila dan Greed semakin giat melakukannya. Setelah puas, disapunya lobangnya
Hoek ....Ini sudah kesekian kali Charity berlari menuju kamar mandi memuntahkan isi perutnya, Mrs. Magnanime sudah menyuruhnya ke dokter tapi ia tidak mau, Honest dan Prob bilang ini penyakit putus cinta.Mencuci mulut kemudian berbaring di ranjang, namun beberapa menit kemudian Charity kembali berlari ke kamar mandi. Isi perutnya sudah tidak ada lagi membuatnya sedikit merasa sakit pada lambung.Karena merasa ini batas maksimal, segera Charity telepon mama untuk menemani ke rumah sakit, ia tak sanggup membawa mobil dengan keadaan seperti ini.[Mam, jemput ke apartemen, kurasa ini batas maksimal tubuhku!] ucap Charity berbisik saat Mrs. Magnanime sudah mengangkat panggilan.Bukan segera mematikan sambungan telepon Mrs. Magnanime malah memaki habis-habisan, setelah puas dengan makiannya dia segera menjemput putri bandelnya itu.Huek ....Charity menahan mulut agar tak mengeluarkan apa pun lagi, namun gagal ia memuntahkannya dan mengen
Beberapa bulan terakhir ini, Greed entah kenapa suka memakan makanan yang aneh, seperti ia ingin spaghetti dicampur ice cream coklat. Bukan hanya itu, ia juga ingin teh yang beraromakan kopi membuatnya tak bisa tidur jika belum mengabulkan keinginan itu.Mengenai Charity, ia sudah hampir tidak peduli padanya, move on adalah kata yang baik untuk Greed. Ia membuang ponsel tepat saat ia hendak berangkat ke Jerman dan mengantinya dengan yang baru, Mr. Ardour bahkan tak tahu nomornya, mereka menghubungi melalui perusahaan. Ia bahkan jarang ada di perusahaan.Setiap tidur, Greed selalu membayangkan Charity dan itu membuatnya nyeri. Ia telah melakukan hal yang buruk padanya.Mengenai Voracity—model Jerman—yang Greed kencani itu memang benar, tapi tak lebih untuk menghilangkan Charity dalam benaknya, bahkan sekarang Greed sudah memutuskan semuanya, ia tak bisa berpacaran dengan wanita mana pun.Greed sedang menyiapkan makan malam saat merasakan perasaan tak enak