"Si kembar terlihat sedang menyusu pada kakakku, aku bersyukur ia masih memiliki ASI jadi si kembar tak kekurangan apa pun," bicara Greed yang setiap membersihkan tubuh Charity menggunakan handuk basah.
"Kau harus iri saat melihat si kembar mereka sangat mirip denganku, apa itu karena kau sering memarahiku? Mereka hanya mewarisi bibirmu, Charity!" beritahu Greed lagi.Greed duduk di samping Charity menggenggam tangannya erat, memanggil hingga 100 kali namun Charity mengingkarinya, tak ada jawaban hanya ada suara monitor di samping Charity yang menandakan masih ada kehidupan. Beberapa keluarga nampak mengintip dari cela pintu membuat mereka mengiba, beberapa sahabat Greed bahkan tak berani sekedar menghiburnya. Greed tak banyak bicara ... dunianya seolah berhenti. Greed hanya akan tersenyum jika berhadapan dengan si kembar jika tidak Greed kembali murung."Aku membutuhkanmu, bukan hanya aku tapi kedua bayi kita," bisik Greed penuh dengan keputusasaan.Tentu saja ini perbuatan dari si Sialan tapi tampan Greed!"Morning Princess Zura!" sapa Charity."Sekarang Zura cuci muka terus gosok gigi ya!" suruh Charity. El segera pergi di hadapan Charity."Dan kamu juga, kamu bau banget tau gak!" ketus Charity. Greed mengecup maunya sendiri lalu mendekat merengkuh Charity dari belakang."Ini kan bau semalam, Sayang," bisik Greed membuat Charity menyikut perut Greed.Haruskan pembahasan itu diungkit dan diceritakan lagi. Walau ingin, tetapi Charity terlalu malu untuk mengungkapkannya."Greed!" panggil Charity."Hm ....""Kau harus lebih sering olahraga, perutmu tak sekeras dulu," ucap Charity membuat Greed melepaskan rengkuhannya lalu mengangkat kaosnya tinggi. Greed menekan perutnya menggunakan tangan."Masih ada kok, Chare!""No. Di sini sudah hilang," gumam Charity lalu menekan bagian tubuh Greed yang sedikit berlemak. Greed mendesau dibuatnya."Dasar otak jorok,"
Seperti biasa, Greed terbangun dari tidur dan di sampingnya ada wanita yang tadi malam menggodanya di Club dan berakhir di ranjang hotel. Greed bangun dan memakai pakaian. Setelahnya, dia merogoh dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang diletakkan di bawah lampu tidur. Tanpa ingin tahu siapa wanita yang tidur dengannya, dia segera pergi menuju di mana mobilnya terparkir.Namanya Greed Ardour, pria lajang—begitulah katanya—yang berusia 27 tahun yang sudah sukses menjadi CEO di perusahaan keluarganya. Greed juga merupakan ketua dari kelompok mafia yang memang sudah ada sebelum Greed dilahirkan, Greed hanya meneruskan apa yang sudah ada sejak dulu.Greed membawa mobil, membelah jalan dengan santai, ini masih pukul 3 dini hari dan dia tidak perlu terburu-buru menuju rumah dan pergi untuk bekerja.Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan, akhirnya Greed tiba di rumah yang lebih mirip istana bagi sebagian orang. Beruntung rumah Greed terletak di sekitar hutan
Charity tertawa riang saat berhasil mengalahkan sahabat sepermainannya, Verice mendengus kesal dan kedua temannya yang lain—Candid dan Honor—melakukan hal yang sama seperti Verice."Chare, ini kesekian kalinya kami kalah darimu. Ayolah, apa istimewanya seorang Charity Magnanime?" Candid membuka suara pertama"Ya Candid kau benar!" sambung Honor."Cowok ... ah tepatnya pria dewasa yang kalian kencani saja yang murahan. Aku hanya mengajak mereka minum dan mereka menggodaku habis-habisan," bela Charity masih tertawa. Menaikkan paha kirinya di atas paha satunya sambil mengaduk Americano di depannya dengan sedotan."Kaulah yang menggodanya bodoh!" pekik Verice.Charity menurunkan kedua sudut bibirnya masih mempertahankan egonya. "Kau yakin Verice? Mereka menggodaku. Sungguh."Verice merotasikan bola matanya. "Menjijikan sekali wajahmu itu, Chare.""Haha ... cari pria yang tidak murahan seperti mereka," ingat Charity dan meminum Americano y
Greed mematikan sambungan telepon dan langsung menarik Charity keluar dengan paksa, sementara pengunjung dan para pekerja yang mendengar apa yang diucapkan Greed segera menghambur keluar."Lepas atau kau akan kubuat menyesal," Charity berucap dingin ketika Greed masih saja menggiring tangannya paksa.Greed menggubris dan terus menarik Charity hingga hampir sampai dimana mobil yang diparkirkan, Charity menarik paksa tangannya yang ditarik Greed dan Charity hendak melayangkan tinju ke wajah Greed namun dengan mudah menangkap gumpalan tangan itu. Sekarang Greed malah mendorong tubuh Charity pada mobilnya menatapnya dingin."Kau mungkin kuat, tapi aku jauh lebih kuat!" ujar Greed. "Jadi Charity ... lihatlah dengan siapa kau berhadapan, siapapun yang menyentuh milikku akan kubuat hancur," Greed mengancam, sorot matanya menunjukkan keseriusan,"Sudah kukatakan. Aku bukan milikmu," ucap Charity datar, mendorong Greed yang diam terkesiap dengan kuat, hingga ia te
"Charity Magnanime dipanggil menghadap," Charity berujar datar, sebenarnya Charity terkejut melihat pria yang ada di hadapannya, hanya saja Charity pura-pura tak terkejut.Greed berdehem saat keterkejutan menguasai dirinya, mengembalikan sikap berwibawanya. "Filthy, kau bisa kembali nanti," ucap Greed datar namun terdengar menahan amarah, tangannya terkepal.Jika wanita itu tidak pergi dari hadapannya dipastikan ia yang akan mati di tangannya."Baik."Greed merogoh ponselnya di saku dan segera menelepon seseorang.[Siapkan aku ruangan VIP di rumah sakit, siapkan dokter segala ahli. Jika 30 menit mereka belum ada, akan aku pecat mereka!] maki Greed marah, lalu menatap Charity."Berdiri! Kau perlu dirawat," Greed memekik, menarik Charity. Namun Charity menghempaskan tangannya."Tidak—""Kau harus Charity! Bisa saja tulangmu patah, atau mungkin lambungmu bergeser!" Greed marah, atau mungkin dia mulai gila.Charity merotasik
Charity membaringkan dirinya di kasur king size kamarnya, matanya terpejam namun tak tertidur, ia memikirkan bagaimana caranya menjauh dari seorang om-om lebay yang membuat Charity ingin membunuhnya setiap kali bertemu. Charity menarik nafas lalu menghembuskannya, dalam hidupnya dia memang sering dikejar-kejar, mulai dari seumurannya, pria dewasa, bahkan yang sudah lanjut usia. Tapi, kenapa harus yang, 'lebay'? Ini adalah mimpi terburuk bagi Charity."Aku sekarang percaya karma itu ada, dan sialannya seorang pria lebay yang serakah malah mengejarku," batin Charity kesal.Dengan ogah-ogahan, ia meraih ponselnya dan menelepon seseorang. Panggilan terangkat pada dering pertama.[Pa, aku harus pindah sekolah,] ucap Charity mantap.[Kenapa?][Jika Papa masih ingin melihatku, segera pindahkan aku dari sekolah sialan itu.]Butuh 30 detik Mr. Magnanime membalas. Itupun dengan nada tidak mengerti. [Daddy butuh alasan yang bagus,][Pa kali ini—
[Akhir pekan ini Charity akan meresmikan pertunangannya.] ucapan Avarice membuat Greed tak dapat mencerna apa yang diucapkan Avarice diseberang telepon.[Jan—]Baru saat Greed hendak menanyakan hal tersebut, panggilan diputus oleh Avarice. Greed menggeram marah dan mencoba menelepon adiknya, namun ponsel Avarice tidak aktif."Sialan," kesal Greed dan menghempaskan dokumen yang ada dihadapannya, pergi keluar ruangan menuju kesiswaan. Dia perlu tahu di mana kelas Charity sekarang."Berikan aku daftar pelajaran yang diikuti oleh Charity ... Charity Magnanime," ucap Greed to the point."Tapi untuk apa Mr. Ardour?" Perempuan paruh baya tersebut bertanya."Berikan saja."Greed menunggu sekitar 5 menit untuk mencari data Charity di database sekolah lalu mencetaknya. Setelah mendapatkan yang diinginkan, Greed langsung menuju kelas Charity."Kelas fisika," Greed menggumam, sekitar 10 menit Greed baru menemukan kelas Charity, Greed masuk
"Apa yang Anda ingin bicarakan?" tanya Mr. Magnanime duduk berhadapan dengan Greed, Greed gugup setengah mati."Em ... itu ... Em ... se–sebenarnya sa–saya ... em ingin mela–mar an—""Mr. Ardour." Mr. Magnanime merasakan kegugupan Greed.Greed menarik nafas dalam, meneguhkan hatinya, "Cukup Greed.""Em. Greed apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya yang sudah tidak formal lagi."Mengenai anak Anda Mr. Magnanime," ucap Greed pelan namun Mr. Magnanime tetap bisa mendengarnya."Ada apa dengan putra-putriku?""AkuinginmelamaranakAnda," ucap Greed cepat."Bisa kau ulangi, Greed?" pinta Mr. Magnanime.Greed mengambil nafas dalam, mulutnya terbuka hendak mengucapkan sesuatu sampai seorang gadis keluar dari pintu sudut ruangan menghentikan ucapan yang hendak Greed bicarakan.Mr. Magnanime mengalihkan pandangannya pada sosok itu. "Charity, kapan kau ke sini?""Baru saja," jawab Charity acuh dan melipat kedua tangany