Share

Bab 4

Author: Yessa
Carles membawa akta pernikahan itu tanpa mengatakan sepatah kata pun dan naik ke lantai atas.

Di dalam ruang kerjanya, Carles menelepon Clarin.

"Pak Carles?" Clarin berkata dengan nada terkejut dan ragu.

"Apa kamu ada waktu luang besok atau lusa malam?" Carles bertanya pada Clarin.

Clarin terdiam sejenak. Di kepalanya langsung terlintas semua peringatan di internet. Apabila pria yang baru kenal mengajak keluar malam-malam, pasti ada niat buruk!

Meskipun Clarin dan Carles sudah menikah.

Namun, Clarin setidaknya belum siap berhubungan dengan Carles!

"Nggak ada!" jawab Clarin tegas.

"Gimana kalau akhir pekan?"

"Siang ada waktu. Aku bisa luangkan waktu 2 jam," jawab Clarin dengan waspada.

"Oke. Nanti aku jemput kamu."

Carles pun menutup telepon.

Di sisi lain, Clarin menyimpan ponselnya. Dia menyalakan motor listriknya dan lanjut mengantar makanan.

Clarin menerima orderan untuk mengambil satu kotak kue di restoran mewah dan diantarkan ke kawasan paling elit di Kota Aria.

Apartemen Silverland.

Karena Clarin bukan penghuni, dia tidak bisa masuk begitu saja.

Clarin berkata pada satpam, "Halo! Aku kurir pengantar makanan, mau antar barang ke gedung 5, unit 4601."

Untungnya pelanggan sudah memberi tahu satpam.

Satpam membukakan pintu dan berkata pada Clarin, "Kamu boleh masuk, tapi motor listrik nggak boleh masuk."

"Terima kasih."

Apartemen Silverland sangat luas. Clarin berjalan selama hampir 20 menit di dalam kompleks sebelum akhirnya sampai di lantai dasar gedung 5.

Clarin menelepon pelanggannya. "Halo! Saya kurir yang mengantar kue untuk Anda. Pintu utama lantai satu terkunci, saya nggak bisa naik … "

Begitu mendengar suara lembut seorang wanita, nada bicara Vivian menjadi hangat. "Kamu tunggu di lantai satu saja. Aku akan bukakan pintu untukmu. Kamu nggak rekam sidik jari, jadi nggak bisa naik lift."

"Baik. Saya tunggu Anda di lantai dasar."

Clarin berdiri di depan pintu selama beberapa menit sampai akhirnya seorang nenek yang bergaya sederhana, tetapi elegan dan berwibawa muncul.

Vivian membuka pintu dan terkejut ketika melihat Clarin.

Bukankah gadis ini adalah orang yang ada di akta nikah palsu Carles?

"Nek. Nenek panggil Grab buat ambil barang, 'kan?" Clarin bertanya dengan lembut.

Clarin tadi mendengar suara Nenek yang begitu ramah dan hangat di telepon.

"Iya, itu aku. Unit 4601." Vivian mengangguk.

"Silakan ambil barangnya."

Clarin memastikan alamat dan segera menyerahkan barang itu pada Vivian.

Vivian langsung membuka kotak itu dan mengambil dua buah kue, lalu menyerahkannya pada Clarin.

"Nek, apa yang Nenek lakukan?" Clarin terkejut.

"Aku sudah tua, nggak bisa terlalu banyak makanan manis. Kamu bantu aku makan, ya?" kata Vivian. Lalu, dia mengubah topik pembicaraan, "Nak, berapa nomor teleponmu? Kalau aku mau beli barang lagi, aku bisa minta bantuanmu."

Untuk menjaga privasi, nomor yang ditampilkan dalam aplikasi adalah nomor virtual.

Di dalam kepala Vivian sudah ada rencana terselubung.

Dalam hatinya berkata, 'Siapa sangka orang yang ambilkan kue ini ternyata gadis yang ada di akta nikah palsu Carles.'

Hehe.

"Terima kasih, Nek."

Hati Clarin merasa hangat ketika melihat kue kecil yang ada di tangannya.

Membuat hati orang melunak.

Clarin pun langsung memberikan nomor ponselnya pada Vivian.

"Siapa namamu? Aku catat dulu," kata Vivian.

"Namaku Clarin Gunardi. Nenek bisa panggil aku Clarin."

"Clarin, kamu bisa panggil aku Nek Vivian," jawab Vivian sambil menelepon nomor Vivian. "Oh ya, kamu umur berapa?"

"Nek Vivian, aku tahun ini berusia 23 tahun," jawab Clarin.

"Oh … " Vivian mengangguk puas.

23 tahun adalah usia yang sah untuk menikah.

Clarin melirik jam yang ada di tangannya. "Nek Vivian, aku lanjut antar makanan dulu, ya. Kalau teman Nenek ada yang butuh ambil atau antar barang, bisa panggil aku."

Clarin tidak lupa untuk memperluas jaringan bisnis.

"Oke. Kamu lanjutkan pekerjaanmu." Vivian melambaikan tangan.

Clarin melangkah keluar Apartemen Silvester, lalu melihat notifikasi pemberitahuan.

Ternyata Vivian memberi bonus senilai 2 juta!

Clarin baru bisa menghasilkan uang 2 juta apabila tiga hari bekerja antar makanan dari pagi hari hingga larut malam.

Clarin pun tidak menolak bonus itu. Bagi seseorang yang tinggal di rumah seharga 800 juta per meter persegi, uang 2 juta bukanlah apa-apa.

Clarin lalu mengirim pesan singkat. [Terima kasih, Nek Vivian. Semoga Nenek bahagia dan sehat selalu!]

Tidak lama kemudian Vivian membalas dan mengatakan sama-sama.

Clarin menelepon ibunya. "Bu. Aku baru mengambilkan kue untuk seorang nenek dari restoran. Nenek itu kasih aku bonus 2 juta dan dia juga kasih aku 2 kue kecil. Aromanya harum banget!"

Clarin membagikan kebahagiaan itu dengan ibunya.

"Sebanyak itu?" Karina terkejut.

"Nek Vivian tinggal di Apartemen Silvester. Harganya 800 juta per meter persegi. Aku terima bonus itu dengan tenang." Clarin menjelaskan pada ibunya.

Selain itu, masih ada mas kawin senilai 400 juta dari Carles.

Di tangan Clarin masih ada 200 juta.

Sehari di ICU bisa menghabiskan uang 16-18 juta. 400 juta jelas nggak cukup untuk perawatan dalam waktu lama.

Clarin benar-benar butuh uang.

"Syukurlah." Kirana menghela napas lega dan memuji sambil tersenyum, "Pasti karena Clarin layani dengan baik sampai nenek itu kasih bonus."

Clarin berkata, "Mungkin juga. Nek Vivian bilang kalau dia mau beli barang lagi, akan suruh aku."

Pelanggan yang merasa puas dengan layanan biasanya akan menjadi pelanggan tetap.

Kirana mengubah topik dan berkata, "Clarin, coba tanya pacarmu besok ada waktu nggak? Ajak dia makan di rumah kita."

"Bu, besok aku masih harus antar barang."

Sampai ayahnya keluar dari ICU, Clarin tidak akan berani bersantai, harus tetap cari uang.

"Pacarmu pinjamkan kamu uang 200 juta. Bukankah kamu harusnya berterima kasih sama dia? Besok kamu libur sehari, ajak pacarmu makan di rumah!"

Kirana mau menggunakan kesempatan ini agar putrinya bisa istirahat sehari.

Sejak suaminya kecelakaan, demi membayar uang perawatan, putrinya tidak pernah istirahat sehari pun.

"Oke deh."

Clarin tidak bisa membantah ibunya dan menyetujui.

Lalu, Clarin menelepon Carles.

"Ada apa?" Suara Carles yang dingin terdengar dari ujung telepon.

"Pak Carles, apa Anda besok ada waktu luang? Ibuku mau traktir Anda makan," tanya Clarin.

"Boleh." Carles menyetujui.

"Kalau gitu aku hubungi kamu besok."

"Oke."

Setelah menutup telepon, Clarin lanjut mengantar makanan.

Kebetulan ada satu orderan dari rumah sakit tempat ayahnya dirawat.

Clarin memberikan makanan pada pelanggan, lalu mencari ibunya.

"Bu … "

"Clarin, kenapa kamu datang kemari?" Kirana bertanya dengan terkejut.

Clarin membuka kotak makanan dan mengeluarkan kue kecil pemberian Vivian.

"Nek Vivian kasih aku dua kue kecil, aku mau berbagi sama Ibu."

Kirana langsung menolak. "Gigi mama berlubang. Nggak boleh makan kue, nanti sakit gigi. Kalau sakit gigi harus keluar biaya lagi … "

Anaknya suka makanan manis, tetapi sejak suaminya dirawat, Clarin tidak pernah makan kue lagi.

"Bu. Makanlah. Sebulan terakhir ini hidup kita sangat berat. Ibu juga pasti begitu." Clarin berkata sambil menggigit sepotong kecil kue. Seketika rasa manis memenuhi lidahnya.

Clarin menunduk, air mata jatuh dari matanya. "Kue dari Nek Vivian manis sekali. Suatu saat nanti, Ayah pasti bisa sadar."

Clarin merasa hari ini sangat beruntung. Meski kencan buta dengan orang yang salah, tetapi Carles memberi uang 400 juta tanpa ragu dan menolong Clarin di saat-saat genting.

Setelah menerima orderan Vivian, Nenek Vivian juga memberinya dua buah kue kecil, dan bonus 2 juta.

Ini adalah hari paling membahagiakan bagi Clarin selama sebulan terakhir sejak ayahnya kecelakaan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Salah Nikah, Temukan Cinta Sejati   Bab 50

    Melihat Clarin diam tak menjawab, Carles memerintah dengan tegas. “Jawab!”“Aku… aku takut bikin kamu tambah marah.”Clarin menggeleng, lalu buru-buru menyendok nasi dan menyumpal penuh dua pipinya sampai membengkak seperti hamster kecil.Carles dibuat tertawa oleh ulahnya ini.“Kalau begitu, jangan bicara hal yang bikin aku marah.”“Cepat makan dulu, Pak Carles. Nanti kalau dingin rasanya nggak enak.” Clarin segera lempar topik.Carles tidak mengatakan apa-apa lagi. Ekspresinya tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.Selesai makan, Clarin bergegas untuk bayar.Begitu keluar restoran, dia berkata dengan ragu, “Kalau begitu, kita balik masing-masing?”Rencana awalnya memang cuma mentraktir Carles makan.Carles tiba-tiba menangkap pergelangan tangannya. “Temani aku tidur.” Lalu menambahkan, “Cuma tidur. Aku sudah nggak tidur selama beberapa hari.”“Oh… ” Clarin hanya bisa mengangguk pelan. Wajah merona merah.Kemudian, Carles membawanya ke hotel bintang lima terdekat.Sementara itu, di

  • Salah Nikah, Temukan Cinta Sejati   Bab 49

    Clarin buru-buru menjamin, “Jangan… jangan salah paham. Aku sudah menikah denganmu. Walaupun kamu nggak sekaya Steven, bagiku kamu jauh lebih baik darinya. Aku nggak mungkin mau bersama Steven.”“Sekarang kamu sudah menikah, jadi tidak bisa bersamanya. Tapi kalau kamu belum menikah… ”Carles mendengus.“Sekalipun aku belum menikah, aku nggak akan pernah suka pada orang seperti Steven. Dia arogan, galak, dan tidak berakhlak. Aku bahkan merasa malu berdiri di sampingnya,” bantah Clarin tegas.Kemudian, dia mencondongkan tubuh sedikit, menatap Carles lekat-lekat.“Sepertinya Pak Carles cemburu?” Clarin pura-pura meneliti. “Apa yang mau kamu tanyakan padaku?” Carles ganti topik dengan ekspresi datar.“Orang yang memiliki perjanjian pernikahan dengan Steven sebenarnya adalah aku. Tapi, Keluarga Gunardi mengambil alih liontin giokku untuk mengklaim perjanjian pernikahan itu. Menurutmu, apakah aku perlu pergi ke keluarganya Steven dan memberi tahu mereka tentang kebohongan Paman Ronald?” tan

  • Salah Nikah, Temukan Cinta Sejati   Bab 48

    “Paman Carles… ”Tatapan Belinda tiba-tiba berubah tajam, seolah menyadari suatu rahasia yang sangat besar.Dia menatap Clarin penuh keterkejutan.“Jangan-jangan dia adalah… ”Nyonya Lowui yang misterius itu?Belum sempat pikirannya menguat, Belinda langsung menepis dugaan itu sendiri.Kalau Clarin benar-benar Nyonya Lowui, dia seharusnya diiringi pengawal dan diantar dengan mobil mewah. Bagaimana mungkin dia masih naik motor listrik butut begitu?“Clarin, tadi mobilku yang nggak sengaja menabrak kamu. Maaf!” Steven buru-buru minta maaf. Wajahnya penuh kebengisan.Belinda tidak tahu apa yang terjadi, tapi karena Steven mendadak bersikap begitu, dia pun ikut-ikutan pakai ekspresi menyesal.“Kak Clarin, maaf. Tadi aku terlalu terbawa emosi.”Clarin bingung dan penuh curiga, spontan mundur satu langkah. “Kalian… ”“Oh ya!” Steven segera mengeluarkan dompet, lalu memberikan semua uang tunai yang dimilikinya kepada Clarin.“Ini kompensasi karena sudah membuatmu kaget.”Belinda juga cepat-ce

  • Salah Nikah, Temukan Cinta Sejati   Bab 47

    “Iya.” Clarin mengangguk, lalu bertanya pelan, “Pak Carles, apakah kamu sudah ada janjian makan siang?”“Belum.”“Kalau begitu, biar aku yang traktir sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah merekomendasikan aku ke Pak Jordan sehingga aku bisa dapat pekerjaan paruh waktu ini.”“Boleh.”Carles langsung setuju.Clarin segera mengirimkan alamat restoran, lalu mengambil motor listriknya dan berangkat lebih dulu.Saat Clarin hampir tiba di restoran, sebuah mobil mewah melaju dari arah berlawanan.Begitu mendekat, mobil itu sengaja membanting setir ke arah Clarin!Clarin refleks menghindar. Tubuhnya dan motor listrik langsung terhempas jatuh ke jalan.Mobil berhenti. Belinda dan Steven turun dengan ekspresi penuh amarah.“Clarin! Kamu buta?!” bentak Steven dengan kasar.Belinda berpura-pura melihat bagian depan mobil, lalu menghampiri Clarin dan langsung menarik lengannya. “Clarin, motor listrikmu yang jelek ini menggores mobil baru Steven! Bayar ganti rugi!”“Jelas-jelas kalian yang se

  • Salah Nikah, Temukan Cinta Sejati   Bab 46

    “Standar Grup Lowui memang tinggi. Tapi kamu bahkan belum mencoba, kenapa langsung menyimpulkan kamu nggak sanggup? Jangan merendahkan diri sendiri.”Nada suara Carles dingin, terdengar jelas ketidaksenangannya.Clarin langsung diam seperti murid SD yang baru dimarahi wali kelas. Tak berani membantah.Carles melanjutkan dengan tegas, “Aku akan minta temanku menghubungimu. Gunakan akhir pekan ini untuk tes kerja.”“Baik, aku coba,” jawab Clarin pelan.Carles sekadar mengiyakannya, lalu bersiap menutup telepon.“Oh, iya!” Clarin buru-buru menambahkan, “Pak Carles, jangan lupa minum sup herbalnya.”Carles terdiam.Tanpa sepatah kata, telepon ditutup.Tak lama setelah itu, Clarin mendapat telepon dari Jordan.Mereka berbicara sebentar, lalu membahas soal gaji. Jordan juga mengirimkan dokumen berisi detail pekerjaan. Akhirnya, satu tugas diberikan pada Clarin sebagai tes awal kemampuan.Demi bisa lolos, Clarin mengerjakannya dengan sangat serius.Larut malam.Kirana berjalan ke depan kamar

  • Salah Nikah, Temukan Cinta Sejati   Bab 45

    “Nenek memang sudah tua, tapi pikirannya sangat jernih. Dia nggak mungkin salah kasih,” jawab Carles dengan yakin.Kalau saja dia tidak sedang menyembunyikan identitas aslinya, pemberian dari nenek untuk Clarin pasti akan lebih besar. Mungkin sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat.Clarin menjawab pelan, “Oh… ”“Hm.”Hening beberapa detik, Clarin berkata, “Kalau begitu, aku lanjut kerja dulu.”“Kerja apa?” tanya Carles.“Antar pesanan. Minggu depan ayahku akan menjalani operasi. Terima kasih sudah bantu datangkan tim Dokter Alex dan menalangi biayanya. Setelah ayah sadar nanti, akan ada banyak biaya lanjutan. Jangan salah paham, aku sama sekali tidak bermaksud minta dari kamu. Aku cuma mau bilang, uang darimu akan aku cicil dan kembalikan suatu hari nanti,” tutur Clarin.“Kita sudah nikah. Kamu nggak perlu membeda-bedakan uangku dan uangmu.” Suara Carles terdengar dingin dan tidak senang.Baginya, uang yang dikeluarkannya benar-benar tak ada apa-apanya.“Setelah bertemu Nenek hari ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status