Shasssy pun terdiam, suasana pun menjadi hening beberapa saat.
"I-ini," gumam Shassy cukup lama.
Keen mengerutkan dahinya, sedangkan Raka masih terus tersenyum hangat menatap Shassy.
Shassy lalu menghadap Raka dan di saat itu juga Keen langsung berbalik melangkah pergi.
"Mas, terima kasih kamu sudah datang kemari tapi maaf aku tidak bisa menerima hadiah kamu ini," ujar Shassy dengan sebuah senyum ramah.
Mendengar hal itu, Keen langsung berhenti.
"Tapi kenapa?" tanya Raka.
"Aku sangat menghargai dan menghormati kamu, sangat tidak pantas kamu datang kemari membawa bunga seperti ini untuk wanita yang sudah bersuami. Apa lagi kamu adalah tunangan a
Shassy terkejut karena di depannya terlihat seseorang yang sedang dengan santainya minum es jeruk, dan juga ada seseorang yang tengah menambahkan sesuatu ke kepala orang yang tengah minum es jeruk itu."Jangan lupa kejang-kejang, ngerti," ujar orang yang tengah meneteskan cairan berwarna merah ke kepala orang tersebut."Kalian sedang apa?" tanya Shassy dengan suara agak tinggi, hingga membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menatap ke arahnya."Hei, siapa ini!" teriak orang yang sedang minum jus jeruk tersebut menatap ke arah lain.Shassy lalu menatap ke orang di sampingnya."Ini sedang syuting, kamu ngapain di sini kalau gak syuting," tukas orang di samping Shassy tersebut.
"Ayo Mas masuk," ucap Shassy yang mengajak Keen masuk ke dalam sebuah warteg yang terlihat ramai pengunjung.Keen menghela napas dalam-dalam sebelum masuk ke dalam warung tersebut. Setelah itu Keen segera mengikuti langkah Shassy yang sudah lebih dulu masuk ke dalam warung tersebut."Mak, dua porsi lengkap ya," ujar Shassy dengan santainya.Keen pun segera duduk di dekat Shassy sambil melirik raut wajah Shassy yang terlihat sangat bahagia.'Sudah jelas dia berusaha mengerjaiku," batin Keen dengan sebuah senyum tipis tersungging di wajahnya."Mas, aku sudah memesankan kamu makanan, kamu tenang saja," ujar Shassy dengan santai.Keen pun menyahut dengan tenang, "Iya, terima kasih kamu perhatian padaku ternyata."
Keesokan paginya …"Mas, hari ini aku tidak masuk kerja," ucap Shassy sambil memasukkan ponsel dan beberapa benda ke dalam ponselnya."Kamu mau kemana?" tanya Keen yang tengah membetulkan dasinya di depa cermin."Pagi ini aku akan mengantar Nenek angkat ke Terminal, mereka ingin pulang ke Tulungagung," ujar Shassy dengan santai."Terminal?" tanya Keen."Iya, mereka bilang mereka sudah membeli tiketnya." jawab Shassy dengan santai sambil mengangkat tasnya."Tidak, mereka akan di antar oleh orang-orangku. Kasian Nenek Marmi jika harus berdesak-desakan," sahut Keen. "Dan apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Keen sambil menatap Shassy dengan hangat.
Malam harinya di ruang tamu rumah keluarga Keen, terlihat Dira dan Keen yang sedang duduk bersama di ruang tamu.Keen saat itu sedang menunggu Shassy yang masih bersiap untuk ke pesta bersama Keen, sedangkan Dira yang baru selesai belajar langsung pergi ke ruang tamu dan dusduk di samping Keen."Sudah selesai belajarnya?" tanya Keen sambil menatap ponsel yang ada di tangannya."Sudah Kak," jawab Dira sambil menatap Keen yang tengah serius."Ke Milan ya," gumam Keen sambil terus menatap ponselnya."Kak," panggil Dira."Iya," sahut Keen dengan cepat tapi tak memperhatikan Dira.Dira pun langsung memeluk Keen dari samping. "Terima kasih ya Kak," ucapanya.
Shassy lalu diam dan melihat semua pertunjukkan berjalan, ia terus memperhatikan setiap gerak-gerik Sherin dan bekas Mama tirinya itu.'Bagaimana bisa mereka berdua menikah dengan orang yang sama saat ini,' batin Shassy yang merasa risih ketika memikirkan hal itu."Kenapa kamu terus menatap mereka?" tanya Keen dengan berbisik di telinga Shassy."Bisa-bisanya Mas mereka menikah dengan satu orang, bukankah itu sesuatu yang tidak wajar?" jawab Shassy dengan ikut berbisik juga.Keen lalu tersenyum kemudian memeluk pinggang Shassy. "Kenapa? Kamu kasihan pada mereka?" tanya Keen."Aku tidak mungkin kasihan pada mereka, hanya saja agak mual membayangkan saat mereka melakukan—" Shassy langsung menghentikan kalimatnya yang hampir saja keceplos
Setelah mengendarai mobil selama setengah jam, akhirnya mereka sampai di tempat yang sudah di tentukan.Keen dan Shassy pun masuk dengan santai ke dalam tempat yang mirip dengan club malam tersebut."Mas, aku belum pernah mendengar tempat ini sebelumnya. Ini tempat apa?" tanya Shassy, berbisik sambil terus memperhatikan sekitarnya.Keen pun dengan cepat memeluk pinggang Shassy hingga membuat Shassy tersentak dan dengan cepat berbalik menatap Keen dengan mata yang membulat karena Shassy merasa ini sedang berada di tempat umum."Kenapa kamu memelototiku seperti itu? Coba kamu lihat yang lain," bisik Keen sambil melirik ke Salah satu sisi tempat tersebut.Shassy pun ikut melihat ke arah yang ditunjuk oleh Keen, dan sesaat kemudian Shassy
Setelah sekilas Keen mendengar keterangan dari anak buahnya Keen dengan cepat membawa mobil itu kembali ke rumah.Sesampainya di rumah."Mas," panggil Shassy."Kamu temani Dira, aku mau sendiri dulu," ucap Keen tanpa menatap ke arah Shassy. Setelah mengatakan hal itu Keen dengan cepat berjalan meninggalkan Shassy dan masuk ke dalam ruang baca yang ada di dalam sebuah bangunan di samping rumah.Setelah masuk ke dalam ruangan itu, Keen dengan cepat mematikan lampu ruangan tersebut. Ia menyalakan sebuah lilin yang ada di ruangan itu lalu membuka tirai jendela, membiarkan sinar bulan masuk ke dalam ruangan yang cukup besar itu.Setelah membuka tirai, Keen
Setelah meninggalkan rumah Keen, Shassy pun kembali ke rumah keluarganya. Saat baru turun dari taksi, Shassy tiba-tiba teringat dengan surat cerai yang diberikan oleh Keen tadi."Di mana surat tadi, jangan-jangan basah lagi terkena hujan." Shassy lalu mencari surat tersebut di dalam tasnya.Setelah mencari beberapa saat, akhirnya Shassy menemukan surat cerai tersebut."Surat ini jangan sampai rusak. Siapa tahu aku benar-benar ingin bercerai dengan dia nanti, kan lumayan," ucapnya sambil membuka surat tersebut.Shassy kemudian mengernyitkan keningnya ketika melihat isi surat cerai itu. "Apa-apaan ini," ucapnya yang berubah kesal saat melihat tanda tangan di atas surat itu.Shassy lalu membalik surat tersebut dan membaca tulisan yang sebenarnya. "Bodoh," ucap