"Apanya yang canggih?" tanya Keen.
"Anak buah kamu, mereka canggih sekali langsung tanggap seperti itu," jawab Shassy sambil melangkah dengan cepat bersama Keen masuk ke dalam rumah.
Mereka pun terus melangkah hingga sampai di kamar mereka. Sesaat setelah kamar terbuka, Shassy dengan cepat berlari ke ranjang dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang tersebut.
"Hah, leganya," ujar Shassy sambil membolak-balik tubuhnya, lalu menghirup wangi selimut yang sedang di pegangnya
"Kamu lega kenapa?" tanya Keen sambil melepas pakaiannya dan menaruhnya di sofa dengan santai.
Shassy melirik hal itu, dan segera berdiri lalu melangkah ke arah sofa.
"Kamu tuh ya Mas, selalu saja meletakkan pakaianmu sembarangan,"
Setelah Barack dan orang yang ditemuianya itu pergi dari parkiran, Shassy dan Keen pun segera keluar dari mobil.Keen dengan cepat menelepon anak buahnya, memerintahkan mereka untuk memeriksa CCTV di rumah sakit itu.*Setelah selesai menelepon."Mas, memang semudah itu mendapatkan rekaman CCTV rumah sakit ini? Dan—""Hentikan kalimatmu," sela Keen. "Itu semua memang sudah tugas mereka," imbuhnya."Ya tapi kan gak setengah jam juga," protes Shassy yang mendengar kalau Keen hanya memberikan waktu setengah jam pada anak buahnya untuk mendapatkan rekaman CCTV yang dia inginkan.Keen lalu berjalan menjauh dan menyahut, "Kenapa kamu memikirkan orang lain, lebih baik kamu memikirkan apa yang ada di depanmu."
Keen pun segera keluar dari kamarnya, menatap dengan kesal ke arah anak buahnya yang masih menunggu di depan kamarnya itu."Katakan, siapa?" tanya Keen dengan nada dingin.Anak buah Keen lalu membisikkan sesuatu ke telinga Keen."Apa benar itu?" tanya Keen yang terkejut mendengar apa yang di katakan oleh anak buahnya."Benar Tuan," sahut anak buah Keen dengan cepat.Keen lalu mengusap-ngusap wajahnya. "Kamu bawa yang lainnya ke taman!" perintah Keen."Baik Tuan.""Dan satu lagi, aku mau semuanya siap dalam satu jam. Kerahkan semua orang untuk membantu tapi jangan sampai membuat dia curiga, mengerti," ujar Keen dengan wajah serius.
Shasssy pun terdiam, suasana pun menjadi hening beberapa saat."I-ini," gumam Shassy cukup lama.Keen mengerutkan dahinya, sedangkan Raka masih terus tersenyum hangat menatap Shassy.Shassy lalu menghadap Raka dan di saat itu juga Keen langsung berbalik melangkah pergi."Mas, terima kasih kamu sudah datang kemari tapi maaf aku tidak bisa menerima hadiah kamu ini," ujar Shassy dengan sebuah senyum ramah.Mendengar hal itu, Keen langsung berhenti."Tapi kenapa?" tanya Raka."Aku sangat menghargai dan menghormati kamu, sangat tidak pantas kamu datang kemari membawa bunga seperti ini untuk wanita yang sudah bersuami. Apa lagi kamu adalah tunangan a
Shassy terkejut karena di depannya terlihat seseorang yang sedang dengan santainya minum es jeruk, dan juga ada seseorang yang tengah menambahkan sesuatu ke kepala orang yang tengah minum es jeruk itu."Jangan lupa kejang-kejang, ngerti," ujar orang yang tengah meneteskan cairan berwarna merah ke kepala orang tersebut."Kalian sedang apa?" tanya Shassy dengan suara agak tinggi, hingga membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menatap ke arahnya."Hei, siapa ini!" teriak orang yang sedang minum jus jeruk tersebut menatap ke arah lain.Shassy lalu menatap ke orang di sampingnya."Ini sedang syuting, kamu ngapain di sini kalau gak syuting," tukas orang di samping Shassy tersebut.
"Ayo Mas masuk," ucap Shassy yang mengajak Keen masuk ke dalam sebuah warteg yang terlihat ramai pengunjung.Keen menghela napas dalam-dalam sebelum masuk ke dalam warung tersebut. Setelah itu Keen segera mengikuti langkah Shassy yang sudah lebih dulu masuk ke dalam warung tersebut."Mak, dua porsi lengkap ya," ujar Shassy dengan santainya.Keen pun segera duduk di dekat Shassy sambil melirik raut wajah Shassy yang terlihat sangat bahagia.'Sudah jelas dia berusaha mengerjaiku," batin Keen dengan sebuah senyum tipis tersungging di wajahnya."Mas, aku sudah memesankan kamu makanan, kamu tenang saja," ujar Shassy dengan santai.Keen pun menyahut dengan tenang, "Iya, terima kasih kamu perhatian padaku ternyata."
Keesokan paginya …"Mas, hari ini aku tidak masuk kerja," ucap Shassy sambil memasukkan ponsel dan beberapa benda ke dalam ponselnya."Kamu mau kemana?" tanya Keen yang tengah membetulkan dasinya di depa cermin."Pagi ini aku akan mengantar Nenek angkat ke Terminal, mereka ingin pulang ke Tulungagung," ujar Shassy dengan santai."Terminal?" tanya Keen."Iya, mereka bilang mereka sudah membeli tiketnya." jawab Shassy dengan santai sambil mengangkat tasnya."Tidak, mereka akan di antar oleh orang-orangku. Kasian Nenek Marmi jika harus berdesak-desakan," sahut Keen. "Dan apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Keen sambil menatap Shassy dengan hangat.
Malam harinya di ruang tamu rumah keluarga Keen, terlihat Dira dan Keen yang sedang duduk bersama di ruang tamu.Keen saat itu sedang menunggu Shassy yang masih bersiap untuk ke pesta bersama Keen, sedangkan Dira yang baru selesai belajar langsung pergi ke ruang tamu dan dusduk di samping Keen."Sudah selesai belajarnya?" tanya Keen sambil menatap ponsel yang ada di tangannya."Sudah Kak," jawab Dira sambil menatap Keen yang tengah serius."Ke Milan ya," gumam Keen sambil terus menatap ponselnya."Kak," panggil Dira."Iya," sahut Keen dengan cepat tapi tak memperhatikan Dira.Dira pun langsung memeluk Keen dari samping. "Terima kasih ya Kak," ucapanya.
Shassy lalu diam dan melihat semua pertunjukkan berjalan, ia terus memperhatikan setiap gerak-gerik Sherin dan bekas Mama tirinya itu.'Bagaimana bisa mereka berdua menikah dengan orang yang sama saat ini,' batin Shassy yang merasa risih ketika memikirkan hal itu."Kenapa kamu terus menatap mereka?" tanya Keen dengan berbisik di telinga Shassy."Bisa-bisanya Mas mereka menikah dengan satu orang, bukankah itu sesuatu yang tidak wajar?" jawab Shassy dengan ikut berbisik juga.Keen lalu tersenyum kemudian memeluk pinggang Shassy. "Kenapa? Kamu kasihan pada mereka?" tanya Keen."Aku tidak mungkin kasihan pada mereka, hanya saja agak mual membayangkan saat mereka melakukan—" Shassy langsung menghentikan kalimatnya yang hampir saja keceplos