Share

Bab 16 Dia Lebih Baik

"Bang..." aku menangis menahan sakit.

"Jangan manja!" Anton menyeretku dan segera kuhempaskan tangannya.

"Lepaskan! Aku bisa sendiri." aku menatapnya nyalang dan bersusah payah untuk berdiri.

Kulihat senyum culas di bibir Bu Ria dan Kak Ana. Dadaku bergemuruh menahan amarah. Baru hari pertama menikah, sudah begini amat nasibku. Dengan bercucuran air mata, aku mulai mencuci piring.

"Kak..."

Aku menoleh. Kulihat Denny menghampiri aku. Tanpa berusaha menyembunyikan, kuseka air mataku dengan tanganku di hadapannya.

"Sini aku bantu, Kak." Denny mengambil piring yang sudah kusabuni dan membilasnya. Bahkan Denny masih lebih punya perasaan dari pada orang-orang dewasa di rumah ini.

"Tolong langsung dilap, ya, Den," kataku. "Dan langsung antar ke meja makan. Mama dan yang lain mau makan."

"Mereka udah makan kok," jawab Denny polos.

"Makan? Tapi katanya nggak ada piring jadi mereka nggak bisa makan tadi." kataku jengkel.

"Masa sih, Kak? Emangnya piring di rumah ini cuma ini?" kata Denny. "Ban
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status