Beranda / Urban / Sandal Putus / BAB 6 Strategi Mengalahkan Musuh

Share

BAB 6 Strategi Mengalahkan Musuh

Penulis: Syamsa Hawa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-06 07:06:53

PoV TIWI ADELITA

H-1 hari pernikahan ...

Aku mendekati ibu yang tampak muram duduk di atas dipan kasur kamarnya sendirian.

“Ibu mikirin apa? Kok kelihatan lesu banget?” ku coba bermanis-manis pada ibu, sambil memijiti punggungnya, sebenarnya tanpa bertanya pun aku tahu wajah ibu kusut begini gara-gara si Oki sial*n itu.

Sejak Mas Herdi meminta bapak melunasi 60 juta kekurangan biaya sewa gedung dan catering 4 hari lalu, wajah ibu langsung berlipat-lipat setiap saat.

“Ibu mikirin Mas Herdi, Wi ...” Ibu menghela nafas berat, “Mau nikah kok sama perempuan sembarangan, sudahlah cuma tamat SMA, merongrong harta kita juga, ibu takut Herdi kenapa-napa.”

Aku pun begitu juga sebenarnya, tapi kali ini aku harus menenangkan ibu.

“Tenang Bu, setelah mereka nikah nanti ... kita bisa kasih pelajaran ke Oki! Supaya dia nggak berani macem-macem.”

Sayangnya, ibu seperti tidak mendengarkan ucapanku, tetap asyik dengan pikirannya sendiri.

“Sedih hati ibu, bisa-bisanya keluarga Oki seenaknya mempermainkan kita, Herdi bilang mereka setuju biaya pesta ditanggung 50:50, kenapa malah akhirnya semuanya kita yang tanggung?” ibu mulai curhat mengeluarkan uneg-uneg di hatinya.

“Kasihan Herdi sampai dimarahi bapak, belum pernah bapak marah kayak gitu sebelumnya,” lanjut ibu lagi. Aku cuma bisa mendengarkan ibu mengeluarkan keluh kesahnya saja.

Dalam hati, aku menyetujui setiap perkataan ibu. Memang benci sekali aku dengan si Oki itu, cewek missqueen kebanyakan gaya! Minta foto pre wedding mewah lah, belanja aja dia gesek kartu kredit si Mas, minta bedak 400 ribuan pula, harta kakak gue elo habisin demi kepuasan diri lo sendiri Oki ... Cih!

Bayangan Mas Herdi sedang berjalan melintas di depan kamar ibu terlihat dari sela bawah pintu, ibu segera memanggilnya.

“Herdi ... sini masuk!” seru Ibu.

Mas Herdi perlahan membuka pintu kamar dan menyibak tirai yang terpasang di depan pintu.

“Sini Herdi, duduk kamu!” perintah ibu. Mas Herdi langsung patuh mengambil posisi duduk di bawah lantai.

“Untuk pesta pernikahan kamu besok, Bapak sudah keluar uang banyak, tolong jangan kamu kecewakan keluarga! Jangan biarkan si Oki itu berpikir bahwa dia bisa semena-mena memperlakukan keluarga kita!” Pesan Ibu sungguh-sungguh pada Mas Herdi.

“Oke Bu, kalau sudah jadi istri Herdi nanti mah sudah enak Bu ... Herdi bisa berbuat apa saja, kalau sekarang kan belum bisa, masih harus bikin Oki yakin dulu ke Herdi, jangan sampai Oki batalin pernikahan!”

Aku terkejut mendengar ucapan Mas Herdi, seolah ia pun sudah tidak tahan dengan kelakuan Oki. Ckckckck ... aku awalnya pikir Mas Herdi dibutakan oleh cinta, syukur kalau Mas Herdi pun sudah tak sabar menunggu hari esok untuk ‘mendidik’ istrinya dengan benar.

*****

Aku memeriksa seserahan, ada 3 box yang tertutup mika plastik, dari mulai baju tidur, pakaian dalam, tas, sepatu, sengaja aku carikan yang reviewnya bintang 1 atau 2, barang-barang reject yang ada cacatnya tapi aku tak peduli, yang penting murah. Buat apa membelikan cewek matre itu barang bagus, sudah syukur Mas Herdi mau nikahin dia.

Aku cek pula kue seserahan, bolu 30 ribuan sudah menunjukkan kebaikan keluargaku ke keluarga Oki, bahkan kami memberikan 3 bolu, ada rasa original, rasa coklat, dan juga rasa pandan, kurang baik apa coba! Aku dengar-dengar Oki dari keluarga broken, syukur banget Mas Herdi dan keluarga kami mau berbaik hati menerima dia, tapi tentunya dia harus dididik dengan keras agar tidak jadi istri yang menyusahkan suami.

Seserahan sudah siap di ruang tamu, selesai, aku langkahkan kakiku ke arah dapur, tapi di depan kamar Mas Herdi yang pintunya terbuka lebar, aku lihat Mas Herdi sibuk memainkan hape.

“Lo lagi ngapain Mas? Itu kan hape ibu!” teriakku.

Mas Herdi terlihat kaget awalnya, tapi kemudian cuek saja, tetap asyik mengetikkan sesuatu di situ.

“Ya elah gue cuma pinjem sebentar, napa sih lo Wi, jutek amat!”

“Lo kok sering pake hape gue sama hape ibu nggak bilang-bilang dulu sih Mas!”

Mas Herdi beranjak dari kasur dan berjalan mendekatiku.

“Iyaa ... maaf-maaf! Dah minta maaf kan, puas lo? Nih gue kembaliin ...”  Mas Herdi berjalan ke arah kamar ibu sambil tak lupa melepas angin dari perutnya, bau busuk langsung menyergap penciumanku.

“Hueeek ... parah lo Mas!”

*****

Sudah sekitar sejam ini, aku scroll scroll i*******m Oki Fariani. Bukannya kepo, ini namanya sedang mengenali musuh, strategi perang dari Sun Tzu kita harus mengenali musuh kalau mau menang.

Banyak postingan i*******m Oki yang tak ber-caption, jadi aku tak tahu apa tujuannya memposting itu. Kebanyakan di antaranya dia sedang berpose bersama cowok-cowok binaragawan, dengan otot menonjol di lengan, di perut, di kaki, menjijikan menurutku ... genit sekali Oki ini sampai minta foto bareng binaragawan.

Foto-foto lainnya memperlihatkan dia sedang jalan-jalan ke berbagai tempat. Ada yang kukenali sebagai tempat wisata Bromo, Yogya, Lombok, bahkan Bali.

Ckckckck ... licin juga ya si Oki ini, uang siapa yang dia habiskan untuk bisa jalan-jalan kayak gini?! Lihat aja nanti, gue bikin lo nggak bisa jalan-jalan ke mana pun. Di rumah aja lo biar kayak di penjara. Salah sendiri udah berani-beraninya masuk dalam hidup keluarga gue!

Tak sabar menunggu hari pernikahan Mas Herdi besok, aku sudah gosipkan Oki kepada om, tante, sepupu, biar semua ngerti dan kompak, harus waspada sama si licin Oki ini!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sandal Putus   Bab 43 Pura-pura Tidak Tahu

    POV Tiwi AdelitaKegalauan tiba-tiba kembali menyergap saat aku melihat Oki kembali ke rumah ini bersama Herdi dengan membawa beberapa tas dan kardus, bersiap menempati kamar depan. Perlahan kuselidiki Oki dari ujung kepala hingga kaki, seolah mataku adalah mesin scan. Kutelusuri mimik wajah dan tampilannya.Bayu dalam gendongan Oki terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Karena sudah dua bulan tidak bertemu, aku sangat menyadari cekungan di bawah mata Bayu yang lebih kentara. Apakah Oki tidak merawat Bayu dengan baik?Oki sendiri sama kondisinya, badannya tampak lebih kurus dengan pipi lebih tirus dan mata panda yang sembap. Kesimpulanku, Oki memang tidak pandai merawat diri sendiri dan anaknya.Sebelah sisi hatiku sebenarnya merasa khawatir dan galau beberapa hari ini. Aku mengetahui Herdi bermain api dengan seorang perempuan berwajah menor. Kami berpapasan di tengah jalan tanpa Herdi sadari beberapa hari lalu. Jelas bahwa mereka menjalani hubungan yang tidak biasa, bahasa ka

  • Sandal Putus   Bab 42 Lelah yang Bertambah

    POV Oki FarianiApa maksud Tiwi ya? Aku membaca kembali chat dari Tiwi beberapa saat lalu.Kok dia minta aku untuk menyuruh Mas Herdi pulang? Kan Mas Herdi bilang tidak datang ke sini karena ibu dan Tiwi pingsan kena tipu tante Dewi?Perutku terasa berkedut. Getaran lemah, tapi aku bisa mendeteksinya, sepertinya janin kecil di rahimku turut terdampak gemuruh hatiku sejak tadi. Setelah menangis habis-habisan, lalu tiba-tiba tersentak dengan kabar pingsannya ibu dan iparku, segala yang terjadi hari ini cukup menyedot banyak energi.“Kak Oki, sudah baikkan? Perut Kak Oki sakit?” Desy tampak ragu-ragu bertanya sambil melangkah mendekatiku.“Maafin aku ya Kak, bukannya meringankan beban Kak Oki, malah tambah ngebebanin pikiran dengan ucapan-ucapan asal jeplak.” Sekali lagi Desy berusaha meminta maaf.“Tenang aja Des, Kak Oki alhamdulillah sudah lebih stabil kok, tadi maaf ya jadi ngagetin semua,” ucapku.“Oiya, Kak Oki dapat kabar apa dari Herdi? Kayaknya tadi langsung kelihatan panik begi

  • Sandal Putus   Bab 41 Tertangkap Tangan

    POV Tiwi Adelita“Ini bohong kan, Tante Dewi gak mungkin setega itu!”Aku berulang kali meyakini hatiku sendiri. Tapi sialnya, segala fakta dan kesaksian yang ada memperlihatkan bahwa tante Dewi benar telah menipu kami.Terngiang kembali di benakku raut wajah ibu saat mengetahui pintu kamar kami terbuat dari papan triplek tipis, kitchen set di dapur terbuat dari bahan abal-abal, apalagi saat mendengar pengakuan tukang kalau mereka hanya dibayar empat ratus juta saja untuk renovasi ini, padahal ibu telah menggelontorkan dana delapan ratus lima puluh juta dan mempercayakannya pada Tante Dewi.Kekecewaan yang membuncah melihat hasil renovasi yang jauh dari ekspektasi, serta informasi mengenai total biaya renov yang hanya separuhnya dibayarkan ke tukang membuat aku dan ibu sangat emosional bahkan hampir tak sadarkan diri.Untunglah aku hanya terjatuh saja karena mendadak tungkai kaki terasa lemas, namun ibu merasakan dadanya tiba-tiba sesak dan langsung megap-megap menahan tangis, dramati

  • Sandal Putus   Bab 40 Ulangtahun Pertama

    POV Oki FarianiSudah sebulan lebih aku tinggal di rumah tante, masih menunggu renovasi rumah ibu mertua rampung, sepertinya dua minggu lagi sudah selesai.Sempat terbersit tidak ingin balik ke rumah itu sih, namun dua garis merah di testpack membuatku harus mengurungkan niat. Tidak mungkin kugugat cerai Herdi saat sedang mengandung begini.Dua minggu terakhir aku menenangkan diri setelah mengetahui ada janin di rahimku, aku tak memeriksakan diri ke bidan, tidak juga memberitahukan tante, om, ataupun Desy. Namun kini berangsur-angsur hatiku sudah lebih menerima kondisi. Sudah tidak lagi menangis diam-diam setiap malam.Aku meyakini apa yang terjadi adalah yang terbaik dari Tuhan, tapi terkadang aku belum paham hikmah di baliknya. Aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri, harusnya kalau aku tak mau hamil kembali, tak usah memilih rujuk dengan Herdi. Ketika aku memutuskan balikan, semestinya aku sudah memperkirakan hal apa saja yang akan kualami, apalagi aku sempat berhenti KB suntik.

  • Sandal Putus   Bab 39 Dua Garis Merah yang Mencekam

    POV Oki Fariani“Kamu mau apa, Ki? Minta cerai sama aku lagi? Emangnya kalau kita pisah, kamu punya uang untuk kasih makan Bayu?” Pertanyaan Herdi itu lebih terdengar seperti cibiran, ejekan, hinaan dan sindiran.Herdi benar-benar merasa di atas angin saat ini, mungkin karena keberadaan uang puluhan juta di rekeningnya, atau uang Milyaran dari deposito almarhum bapaknya yang sudah cair, sehingga dia merasa kaya raya. Maaf ya, bagiku orang macam Herdi dan keluarganya adalah contoh nyata orang MISKIN. Mereka memang punya uang banyak, tapi uang milyaran itu pun bahkan tak mampu membayar utang yang hanya sepuluh juta. Aku hanya terdiam tak menanggapi cibiran Herdi, tapi hatiku nyeri, rasanya aku telah tertipu ratusan kali oleh pria jahat ini. Bodohnya, aku selalu terperangkap, terjebak lagi dan lagi. Kupikir ia benar-benar akan berubah, namun ternyata kesempatan kedua memang sebaiknya tidak diberikan untuk orang berakhlak sampah!“Aww!” Entah mengapa, tiba-tiba kurasakan nyeri di perut

  • Sandal Putus   Bab 38 Lebih Bodoh dari Keledai

    POV Oki Fariani“Keledai saja tidak akan jatuh ke lubang yang sama dua kali, sayangnya ... banyak manusia yang gak sepintar keledai!” Deg! Jantungku terhantam dengan pernyataan itu.Aku tahu ucapan Desy itu diperuntukkan bagiku, aku juga malu sebenarnya kalau masih harus meminta bantuan ke Desy, tante, ataupun om seperti sekarang ini, padahal jelas-jelas rujuk kembali dengan Herdi adalah keputusanku sendiri.Tapi mau bagaimana lagi, saat ini aku dan Bayu tidak ada tempat untuk tinggal, selama rumah di sana masih direnovasi, aku tak mau tinggal di apartemen bersama keluarga Herdi terutama selama ada tante Dewi. Jadi, aku harus menebeng kembali di rumah tante ini, yaa menebeng tempat tinggal, menebeng makan tiga kali sehari, menebeng segala-galanya.“Hush Des, jangan ngomong sembarangan, lagi di meja makan kok nyinyir!” ucap tante membelaku. Desy terlihat cemberut.“Jadi, rumah almarhum bapak direnovasi sampai kapan, Ki?”“Katanya sih dua bulan selesai Tan, makanya selama dua bulan ini

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status