POV Tiwi Adelita“Ini bohong kan, Tante Dewi gak mungkin setega itu!”Aku berulang kali meyakini hatiku sendiri. Tapi sialnya, segala fakta dan kesaksian yang ada memperlihatkan bahwa tante Dewi benar telah menipu kami.Terngiang kembali di benakku raut wajah ibu saat mengetahui pintu kamar kami terbuat dari papan triplek tipis, kitchen set di dapur terbuat dari bahan abal-abal, apalagi saat mendengar pengakuan tukang kalau mereka hanya dibayar empat ratus juta saja untuk renovasi ini, padahal ibu telah menggelontorkan dana delapan ratus lima puluh juta dan mempercayakannya pada Tante Dewi.Kekecewaan yang membuncah melihat hasil renovasi yang jauh dari ekspektasi, serta informasi mengenai total biaya renov yang hanya separuhnya dibayarkan ke tukang membuat aku dan ibu sangat emosional bahkan hampir tak sadarkan diri.Untunglah aku hanya terjatuh saja karena mendadak tungkai kaki terasa lemas, namun ibu merasakan dadanya tiba-tiba sesak dan langsung megap-megap menahan tangis, dramati
POV Oki FarianiApa maksud Tiwi ya? Aku membaca kembali chat dari Tiwi beberapa saat lalu.Kok dia minta aku untuk menyuruh Mas Herdi pulang? Kan Mas Herdi bilang tidak datang ke sini karena ibu dan Tiwi pingsan kena tipu tante Dewi?Perutku terasa berkedut. Getaran lemah, tapi aku bisa mendeteksinya, sepertinya janin kecil di rahimku turut terdampak gemuruh hatiku sejak tadi. Setelah menangis habis-habisan, lalu tiba-tiba tersentak dengan kabar pingsannya ibu dan iparku, segala yang terjadi hari ini cukup menyedot banyak energi.“Kak Oki, sudah baikkan? Perut Kak Oki sakit?” Desy tampak ragu-ragu bertanya sambil melangkah mendekatiku.“Maafin aku ya Kak, bukannya meringankan beban Kak Oki, malah tambah ngebebanin pikiran dengan ucapan-ucapan asal jeplak.” Sekali lagi Desy berusaha meminta maaf.“Tenang aja Des, Kak Oki alhamdulillah sudah lebih stabil kok, tadi maaf ya jadi ngagetin semua,” ucapku.“Oiya, Kak Oki dapat kabar apa dari Herdi? Kayaknya tadi langsung kelihatan panik begi
POV Tiwi AdelitaKegalauan tiba-tiba kembali menyergap saat aku melihat Oki kembali ke rumah ini bersama Herdi dengan membawa beberapa tas dan kardus, bersiap menempati kamar depan. Perlahan kuselidiki Oki dari ujung kepala hingga kaki, seolah mataku adalah mesin scan. Kutelusuri mimik wajah dan tampilannya.Bayu dalam gendongan Oki terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Karena sudah dua bulan tidak bertemu, aku sangat menyadari cekungan di bawah mata Bayu yang lebih kentara. Apakah Oki tidak merawat Bayu dengan baik?Oki sendiri sama kondisinya, badannya tampak lebih kurus dengan pipi lebih tirus dan mata panda yang sembap. Kesimpulanku, Oki memang tidak pandai merawat diri sendiri dan anaknya.Sebelah sisi hatiku sebenarnya merasa khawatir dan galau beberapa hari ini. Aku mengetahui Herdi bermain api dengan seorang perempuan berwajah menor. Kami berpapasan di tengah jalan tanpa Herdi sadari beberapa hari lalu. Jelas bahwa mereka menjalani hubungan yang tidak biasa, bahasa ka
PoV OKI FARIANITumben. Setelah 2 tahun tak pernah berkabar sama sekali, sebuah chat masuk mengejutkanku. Dari mantan adik ipar, adik perempuan mantan suamiku, Tiwi.Aku memang tak pernah memblokir nomornya, buat apa, tanpa perlu diblokir pun, mantan adik iparku itu memang hampir tak pernah menghubungiku.Baginya aku bukanlah kakak ipar, mungkin hanya seorang pengganggu, atau entahlah, yang jelas sejak awal dia terbiasa memperlakukanku seperti pembantu gratisan, bahkan d
PoV TIWI ADELITASejak awal, aku tak pernah setuju Mas Herdi menikahinya. BIG NO untuk para cewek matre!Kalau bukan karena uang, apalagi yang diincar oleh perempuan macam Oki Fariani itu ke keluargaku, hah?Mas Herdi secara fisik aku akui sama sekali tidak menarik. Badan seperti beruang, tinggi besar dengan perut keluar dari pinggang celananya.Namun secara pekerjaan bisa dibilang cukup mapan, Mas Herdi menjadi HRD di sebuah perusahaan yang meskipun tidak besar, tapi bukan perusahaan abal-abal juga.Lantas, perempuan yang cuma lulusan SMA dan pekerjaannya cuma instruktur senam itu untuk apa lagi mau menikah dengan kakak semata wayangku kalau bukan karena mengincar harta, hah?Salah Mas Herdi juga sih, ke mana-mana selalu me
PoV OKI FARIANI 2 Pekan Sebelum Lamaran “Seriusan Oki? Ini calon suami kamu? Serem iih ...” aku langsung cemberut mendengar komentar Rina ketika aku memperlihatkan foto Mas Herdi. “Oo ... Oki suka sama gorila ya?” timpal Mas Edi, instruktur senam, membuat mukaku makin bertekuk. “Kalian kok jahat sih, Mas Herdi kan calon suami aku, bagaimana pun rupa dia tolong hargai, jangan dibuli!” “Oki, lo yakin gak dipelet sama si Herdi itu? Kalian kayak Beauty and the Beast tau gak sih!” seru Rina lagi, masih tidak berkedip melihat foto Mas Herdi berulang kali, seperti tak percaya aku rela diperis
PoV TIWI ADELITA“Mas lagi ngapain? Kok malah pakai hape aku?”Mas Herdi kelihatan terkejut melihatku yang tiba-tiba saja sudah ada di belakangnya.“Oh ... eh, gue cuma pinjam sebentar doang kok!” Jemari Mas Herdi masih menari di atas layar hp jadulku. Aku mengulurkan tangan, minta hpku dibalikin, sudah dari tadi aku mencari-cari hp di bawah bantal, di kolong kasur, di rak lemari, ternyata kok bisa-bisanya dipakai tanpa izin oleh Mas Herdi.“Btw, lo udah lihat foto pre wedding gue belum, Wi?” Tanya Mas Herdi sambil tetap jemarinya menggenggam hpku erat.“Hah? Emang udah jadi?” Kuakui aku sedikit terpancing, penasaran ingin melihat bagaimana hasil foto pre wedding Mas Herdi dengan si Oki itu.“Lihat dulu gih, barusan diantar, gue taro di ruang tamu!”Tersulut oleh rasa ingin tahu yang tinggi, aku pun m
PoV OKI FARIANIAku hanya bisa terdiam, Mas Herdi benar-benar datang ke rumah jam 10 pagi, menemui Mamah, Tante dan Om agar bisa mendeklarasikan niatnya ingin melamarku.“Mamah, Om dan Tante tidak perlu cemas, saya sudah punya tabungan puluhan juta, saya siap menanggung seluruh biaya pernikahan nanti,” ucap Mas Herdi tegas, “Saya juga sudah punya rumah dan mobil, jadi saya bisa menjaga Oki dengan baik,” serunya lagi, begitu percaya diri.Tante menatapku dengan raut muka gelisah, namun kemudian tante malah tersenyum tipis ke arah Mas Herdi, “Waah alhamdulillah kalau begitu, Herdi berarti sudah mapan, sudah mandiri dan bisa diandalkan yaa, Tante lega bisa titip Oki ke Herdi.”Yaah, aku menggigit bibir bawahku, kenapa sih Tante malah membuatku makin mengkeret. Padahal tadi malam aku sudah bertukar pikiran dengan Tante dan Mamah, aku sudah menyatakan tegas bahwa aku tidak ada perasaan apapun u