“Eh? Apa tuan serius?” tanya Lixia.
“Ya. Meskipun mungkin penyelesaiannya akan membutuhkan waktu lama. Tapi itu akan menjadi awal jalan bagi kita,” jawab Satria sambil mengeluarkan uang 600 koin emas yang sudah dia siapkan.“Kalian bisa memberikan ini kepada rentenir, untuk masalah renovasi aku akan menjelaskannya lagi nanti sebab kita membutuhkan tempat tinggal sementara selagi tempat ini direnovasi. Aku akan menemui Alexa dan Trixi di gedung asosiasi petualang, aku titip Nekora di sini dulu,” kata Satria.“Oh iya tuan. Apa tuan tidak mau melihat pisau yang sedang aku tempa?” tamua Lixia dengan berbinar-binar.“Oh taring yang aku berikan waktu itu ya, baiklah. Aku juga sudah penasaran sampai sejauh mana kamu bisa mengolahnya,” kata Satria seraya berjalan menuju tempat menempat.Lixia langsung menunjukan taring Leviathan yang sudah dia tempa meskipun baru seteSetelah berbincang agak lama dengan Alexa tiba-tiba saja di lantai bawah terdengar suara keributan. Satria dan Alexa langsung melihat ke bawah, ternyata ada beberapa petualang demi human yang sedang ribut dengan petualang manusia di sana. Para petugas asosiasi terlihat kerepotan untuk melerainya, mereka terdengar memperebutkan quest yang akan mereka ambil.Barulah setelah petugas asosiasi mengancam mereka dengan sanksi akhirnya pertengkaran itu berhasil dihentikan. Satria dan Alexa kembali duduk di kursinya, saat itulah Alexa baru ingat kalau kartu petualang milik Satria sudah ada padanya. Dia buru-buru kembali ke ruang kerjanya untuk mengambil kartu tersebut.“Maaf Satria, aku baru ingat kalau kartumu sudah ada padaku,” ucap Alexa sambil menyerahkan kartu petualang milik Satria.“Terima kasih, kalau begitu aku mau pamit dahulu. Nanti kalau ada kabar tentang rumah yang mau dijual itu beritahu saja ya,” tukas Satria.
Esok paginya Satria, Nekora, Lixia dan Miria sarapan bersama dengan makanan yang dimasak oleh Miria. Karena Satria merasa tidak enak akhirnya dia memberikan uang 40 koin emas untuk makan mereka selama sebulan. Sebenarnya Miria menolaknya, tapi Satria tetap membujuknya hingga dia mau menerimanya.Sesuai rencananya, setelah Satria sarapan dia meminta Nekora untuk membantu Lixia dan Miria di toko ataupun di rumahnya. Satria juga memberikan Nekora uang sebagai imbalannya bekerja, setelah itu Satria langsung buru-buru keluar dari kediaman Lixia untuk memulai rencananya.Satria berjalan menuju ke tempat yang sepi dan menggunakan job class ranger agar bisa mendeteksi keberadaan orang di sekitarnya. Setelah dirasa tidak ada orang yang melihatnya dia langsung mengganti pakaiannya dengan perlengkapan yang ada di slot tas miliknya. Dia memakai armor swordman yang menutupi seluruh tubuhnya, kualitasnya juga sengaja dia pilih yang SR agar lebih meyakinkan.
Setelah berbincang agak lama akhirnya Satria pamit untuk ikut dengan Trixi serta Alexa ke Desa Whis dimana mereka sudah menemukan rumah yang mau dijual. Mereka berjalan menyusuri jalanan Kota Lunar hingga keluar dari area kota dan menyusuri jalanan menuju desa. Trixi mengatakan kalau mereka membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk sampai di desanya.Sepanjang jalan mereka melewati beberapa desa dan ladang pertanian yang digarap oleh para warga desa. Sudah lebih dari dua puluh menitan mereka berjalan sambil berbincang, Satria benar-benar kagum dengan Trixi dan Alexa yang pulang pergi jalan kaki seperti itu setiap harinya.“Apa kalian selalu jalan kaki?” tanya Satria.“Ya, lagipula daripada naik kereta kuda lebih sehat jalan kaki seperti ini,” jawab Trixi.“Tapi sebenarnya dulu Alexa sering banget berhenti kalau sedang berjalan seperti ini. Cuma sekarang kelihatannya dia sudah terbiasa,” sa
Sepanjang jalan dia terus merenung memikirkan banyak rencana jangka panjang untuk mencapai tujuannya. Beberapa kali dia berpapasan dengan demi human yang berjalan dari arah yang berlawanan, Satria hanya mengernyitkan alisnya saja sebab dia tidak tahu apakah demi human juga tinggal di desa manusia, padahal di kota-kota yang jumlah demi humannya lebih banyak saja mereka tinggal di penginapan yang berbeda.Tapi Satria tidak terlalu mengkhawatirkannya sebab mungkin ada juga orang yang bisa hidup berdampingan dengan demi human seperti mereka. Tanpa terasa akhirnya Satria sampai kembali di Kota Lunar dan langsung menuju ke kediaman Miria. Nekora dan Lixia menyambut kedatangannya dan ingin mendengar hasilnya.Satria menjelaskan besok pagi mereka akan langsung pergi ke Desa Whis, karenanya Satria meminta mereka untuk bersiap malam ini juga. Hingga larut malam mereka berempat mulai mengemasi barang-barang yang ada, beberapa barang yang bisa disimpan di slot tas lang
Esok harinya Satria dikejutkan karena rombongan tukang bangunan yang menemuinya. Mereka bilang hari ini sudah siap untuk merobohkan bangunan milik Lixia, karena merobohkan saja memang tidak perlu peralatan khusus. Ternyata tukang bangunan yang menjadi pemborong kemarin langsung mengumpulkan pekerjanya agar bisa cepat selesai seperti keinginan Satria.Hari itu Satria sendirian pergi ke Kota Lunar bersama rombongan tukang bangunan. Sementara itu Lixia, Miria dan Nekora tetap tinggal di Desa Whis untuk memeriksa tanaman di sekitar rumahnya. Di Kota Lunar Satria menyaksikan bahkan membantu perobohan dan pembersihan puing-puing bangunan, para pemilik toko dan tetangga Miria tampak heran. Mereka mungkin berpikir keluarga Lixia tidak bisa membayar hutangnya hingga kediamannya dihancurkan.Siang harinya semuanya sudah selesai, puing-puing bangunan sudah dibereskan. Mereka akhirnya beristirahat sambil memakan bekal yang mereka bawa dari desa. Hal itu benar-benar men
Foxi memerintahkan semua wanita dan anak-anak untuk berkumpul di dekat kediamannya sebab disana juga ada Luxi serta Trixi yang bisa melindungi mereka, di sana juga pekarangannya jauh lebih luas dibandingkan yang lainnya. Sementara para pria yang ada di desa diperintahkan untuk bersiap-siap andaikan keadaan genting juga sampai ke desa mereka. Semua warga langsung bubar untuk menjalankan instruksi yang diperintahkan kepala desa mereka.“Kalian semua siapkan senjata kalian, kemungkinan terburuknya mungkin musuh yang menyerang Kota Lunar juga akan datang kemari,” teriak Foxi kepada para pria yang masih berkumpul di balai desa. Mereka langsung membubarkan diri untuk bersiap membawa perlengkapannya masing-masing.“Kelihatannya tidak ada yang perlu aku khawatirkan di sini,” batin Satria seraya menatap ke arah barat. Tampak percikan-percikan api muncul di langit, jika diperhitungkan kemungkinan jaraknya sudah melewati Kota Lunar.
‘Wwrrr’‘Bress’Tiga tebasan Satria langsung melesat menyapu setiap archer yang ada di dekatnya, suara riuh angin terdengar menderu mengiringi tebasan Satria. Tanah yang dilewati tebasannya langsung meninggalkan lubang yang memanjang dan dalam. Tubuh pasukan archer demi human yang tertebas langsung hancur terpotong-potong.“Serang dia!” terdengar suara seorang pria berteriak dari barisan depan.“Jangan biarkan dia mengacak-acak formasi kita!” sambung pria tersebut yang kemungkinan adalah pemimpin pasukan.“Aku tidak akan membiarkan kalian mengacau lebih jauh lagi! Kalian akan membayar mahal penyerangan kalian!” teriak Satria yang terus bergerak menghabisi lawannya satu persatu.Dua regu swordman, satu regu lancer dan satu regu fighter yang semuanya adalah demi human langsung bergerak menuju kepada Satria. Tapi Satria tanpa gentar langsung mengangk
“Ini buruk,” ujar Alexa saat melihat beberapa penduduk desa sudah terluka.“Tuan Foxi, maafkan aku tapi bisakan mereka bergerak di belakangmu?” tukas Alexa. Sambil menangkis serangan-serangan dari lawannya yang mendekat.“Ya. Itu adalah tugas seorang guardian,” jawab Foxi.“Semuanya, berlindunglah dibelakang tuan Foxi! Serang lawan yang mendekat saja!” perintah Alexa sambil mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.“Fire slash!” teriak Alexa sembari menebaskan pedangnya.Saat itu juga pedangnya langsung diselimuti oleh api yang membara sebelum akhirnya dilesatkan menghantam para guardian yang mencoba bertahan. Suara dentuman keras langsung terdengar, tiga guardian langsung terpental meski tidak mengalami luka. Satu guardian tamengnya langsung hancur seketika.Para warga desa langsung membuat formasi di belakang Foxi sesuai arahan Alexa. Mereka membentuk