Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 117. Kembali ke Medan Perang

Share

117. Kembali ke Medan Perang

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2023-07-17 17:33:21

"Ya," jawab Bill.

Cassandra bertanya dengan terbata-bata, "Apakah nenek tahu akan hal ini?"

"Ya, aku mengungkapkan segalanya kepada nenek," jawab Bill.

Cassandra Wood pun mulai tak bisa berpikir. Dia memejamkan mata sejenak lalu mulai lemas. Namun, Bill menahan istrinya tersebut dan wanita cantik itu pun tak jadi limbung.

"Kenapa kau baru mengatakan hal ini kepadaku sekarang? Kau ...."

Cassandra mulai teringat akan perlakuan-perlakuan yang Bill terima serta bagaimana dia memperlakukan suaminya itu. Dia pun sering mengeluarkan kata-kata kasar kepada Bill.

Nyatanya pria itu bukanlah pria tak berguna yang selama ini dipikirkan oleh keluarganya. Bill adalah legenda yang begitu dihormati.

Namun, sekarang pertanyaan lain pun muncul dalam kepala Cassandra, "Apa orang-orang di istana ini tahu? Maksudku, Jenderal Mackenzie memakai topeng."

Dia menunjuk gambar Bill yang begitu besar di sana.

Bill menggeleng, "Yang mengetahui identitasku yang sebenarnya hanyalah Andrew Reece, raja dan ratu."

Kal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Catatan Penulis

    Dear, Readers Ini Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 3 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuatnya dengan seluruh kemampuan saya.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Saya tidak yakin akan menulis season 4. Namun, jika Anda menginginkannya, mohon beri komentar.Semoga Anda semua akan menyukainya. Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    205. Akhir

    Riley seketika menjawab, “Aku berkata kalau aku sangat ingin membunuhnya, tapi aku tidak mengatakan aku akan membunuhnya. Kau tidak bisa membedakan dua kalimat itu ya?”James mendengus kesal mendengar jawaban sahabatnya itu. Dia pun menendang batu lalu kembali menyibukkan dirinya sendiri untuk menumbangkan lawan-lawannya. Riley tersenyum senang melihat James bertingkah seperti itu. Hal itu membuat dirinya teringat akan masa-masa muda mereka yang mereka habiskan bersama. Dia dan James memiliki sifat yang bertolak belakang tapi anehnya dia merasa cocok dengan James.Meskipun seringkali mereka memiliki perbedaan pendapat yang kuat dan bahkan bertengkar, dia tidak pernah benar-benar marah pada James. James sendiri pun juga merasa hanya Riley yang paling memahaminya. Dan kehilangan Riley selama bertahun-tahun itu membuatnya begitu menderita karena tidak memiliki seorang sahabat yang mengerti dirinya. “Setelah perang ini selesai, aku mau berduel denganmu,” kata James yang dengan segera

  • Sang Dewa Perang Terkuat    204. Kau Yakin?

    Evan De Kruk yang terkejut dengan kehadiran manusia yang dianggap musuh abadinya juga itu pun menggigit giginya, “Berani sekali kau menembak prajuritku sementara aku berduel dengan temanmu!”Sedangkan Riley Mackenzie yang akhirnya bisa melihat sahabat baiknya itu dari jarak yang cukup dekat mendesah pelan. Dia tetap tidak menurunkan senjatanya tetapi matanya menatap James dengan tatapan kelegaan yang jelas.James Gardner mengangkat bahunya dan dengan santai menanggapi, “Aku tidak bisa membiarkan salah satu prajuritmu melakukan hal kotor seperti itu.”“Hal kotor? Apa maksudmu?” Evan bertanya dengan alis terangkat sebelah. James melirik prajurit yang telah dia tembak itu sekilas, “Dia mencoba untuk membantumu dengan berniat menembak Riley. Kau pikir … aku akan membiarkan hal licik semacam itu terjadi dalam duel?”“Atau sebenarnya ini memang rencanamu, Raja De Kruk? Kau … berpura-pura sedang melakukan duel dengan Riley tapi kau memerintahkan anak buahmu untuk menyerangnya secara diam-d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    203. Kau LIhat Itu, Dee?

    Gareth Dee sambil mempererat pegangan tangannya pada Evan De Kruk pun berkata, “Yang Mulia, ini sama sekali tidak imbang.”“Apa maksudmu?” Evan balas dengan ekspresi seperti hendak menelan Gareth hidup-hidup. “Lihatlah jumlah pasukan mereka, Yang Mulia! Mereka hanya tinggal segelintir sementara pasukan kita begitu banyak. Anda-”“Justru ini yang paling aku tunggu-tunggu. Melihat mereka dalam keadaan terdesak dan tidak berdaya sampai mereka memohon untuk dibunuh,” kata Evan yang dengan sengaja memotong perkataan Gareth.Gareth mendesah pelan.Dia memang bukanlah seorang prajurit yang memiliki hati nurani yang besar. Tapi, mengingat kerajaan yang sedang mereka serang ini sudah hampir hancur sepenuhnya, pun berpikir bahwa setidaknya dia ingin mereka yang memiliki jabatan penting mati dengan cara yang layak. Dia pun tahu Evan menginginkan dua musuh abadinya itu ditangkap secara hidup-hidup. Tapi, dia pun mengerti bahwa Evan ingin menyiksa mereka terlebih dulu sebelum mempermalukan merek

  • Sang Dewa Perang Terkuat    202. Kau Mau Melawanku?

    Gareth menghela napas panjang, tidak tahu bagaimana harus bersikap. Tapi ketika dia melihat serangan Riley Mackenzie yang semakin tidak bisa dibendung, Gareth memilih untuk berkata, “Yang Mulia, semuanya tidak penting sekarang. Yang paling mendesak saat ini adalah karena kita sudah berada di sini, tepat di area gedung yang menjadi markas musuh abadi Anda, kita tidak punya pilihan lain selain mempertahankan diri.”Ekspresi wajah Evan seketika berubah dalam sekejap.Gareth sampai takjub melihat perubahan yang begitu drastis itu. Bahkan, dia kemudian mendengar Evan memerintah, “Habisi semuanya! Tapi tangkap Riley Mackenzie dan bawa dia ke hadapanku.”Evan mengangguk paham dan langsung memerintah seluruh anak buahnya untuk melakukan serangan balasan pada musuh mereka. Sedangkan di seberang mereka, Riley Mackenzie mulai melihat bahaya semakin mendekat. Dia pun dengan sangat cepat menoleh ke arah beberapa prajurit kelas satu dan juga dua yang berada di sekitarnya. “Jaga bagian kanan, s

  • Sang Dewa Perang Terkuat    201. Rasa Bersalah yang Kuat

    Gareth Dee pun akhirnya berpikir bahwa tidak ada gunanya lagi memberikan pendapatnya. Dia merasa bahwa raja barunya itu sedang dalam fase terlalu percaya diri hingga mengabaikan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi.Pada akhirnya sang jenderal perang Kerajaan De Kruk itupun hanya berkata, “Baik, Yang Mulia. Saya … akan melaksanakan semua perintah Anda.”Gareth sama sekali tidak takut mati di tangan musuh. Selama dia mengerahkan segala kemampuannya untuk melindungi pemimpin di negerinya, dia tidak akan sekalipun menyesal walau kehilangan nyawanya. Hanya saja dia tetap berharap bahwa raja barunya ini akan berumur lebih panjang daripada saudaranya.Dia begitu merasa bersalah pada Thomas De Kruk yang kehilangan nyawanya. Dia tidak ingin hal buruk itu terjadi pada Evan De Kruk.Setelah mendengar keteguhan Gareth, Evan pun memerintah, “Ayo kita pergi ke sana sekarang!”Gareth Dee mengangguk patuh dan segera mengirim beberapa pasukan lain untuk mengawasi daerah-daerah yang telah mere

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status