Share

142. Berpaling?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-14 23:13:42

Suara Monica Wilhelm memang terdengar begitu lembut di telinga ketiga pelayan itu tetapi jelas sekali kata-katanya berisi sebuah perintah yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.

Anehnya suara yang begitu lembut itu juga memiliki sebuah pengaruh yang cukup besar bagi ketiga pelayan itu.

Kedua pelayan yang menyaksikan temannya tersebut diminta untuk melakukan perintah ratunya itu tentu saja mendadak begitu kasihan kepadanya.

Dengan begitu tegang sang pelayan ketiga pun segera mulai mengangkat kepalanya dengan perlahan dan menampilkan wajah yang sudah begitu ketakutan.

Matanya sudah berair dan keringat dingin pun sudah mulai menetes-netes.

Bahkan, Monica Wilhelm bisa melihat bila wajah pelayan tersebut begitu sangat pucat seperti mayat.

Monica menghela napas panjang lihat pelayan itu dan mendadak seperti terasa kasihan pun juga muncul di dalam hati.

Sesungguhnya Monica tak ingin melepaskan pelayan itu tetapi rupanya wanita itu tak sanggup melakukannya.

Monica Wilhelm pun tak ingin membua
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    115. Dibodohi

    Sejujurnya semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Xylan Wellington itu bukanlah pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab oleh James Gardner.Akan tetapi, masalah utamanya adalah semuanya perlu dijawab dengan sangat hati-hati agar Xylan tidak terlalu kaget sampai akhirnya malah panik.Namun, mengingat dia tidak mungkin sempat memikirkan cara yang tepat untuk mengatakannya, James langsung menjelaskan, “Rahasia besar itu tentang … Gary Davis, Yang Mulia.”Mendengar nama asisten pribadinya yang saat itu tidak ada bersamanya membuat Xylan mengernyitkan dahi, “Oh, jadi kau sudah tahu siapa dia yang sebenarnya?”James mengangguk pelan.Xylan membuang napas dengan kasar, “Lalu, bagaimana? Apa dia memang mata-mata? Dari kerajaan mana dia berasal?”James meringis, “Gary Davis bukanlah seorang mata-mata dari kerajaan lain, Yang Mulia. Dia … berasal dari kerajaan ini.”Perkataan James yang belum jelas itu sontak membuat Xylan menaikkan alis kanannya, “Bukan seorang mata-mata? Lantas, mengap

  • Sang Dewa Perang Terkuat    114. Rahasia Besar

    Gary Davis pun menjawab tanpa keraguan sedikitpun, “Tentu saja aku yakin. Kalau tidak, mana mungkin aku segera memintamu untuk melakukan tugas itu?”“Tapi, Yang Mulia. Anda akan sendirian di sini. Saya … jujur saja saya tidak terlalu percaya pada mereka, maksud saya para menteri, staf yang ….” Ronald Wings menghentikan ucapannya, tampak agak khawatir dan juga sekaligus bingung.Gary menghela napas panjang, “Aku juga tidak percaya pada mereka.”Perkataan Gary tersebut langsung membuat Ronald membelalakkan mata, “A-pa? Lalu … mengapa Anda malah meminta saya pergi?”Gary mendesah pelan, “Yah, karena menghentikan Reiner Anderson akan sangat membantuku.”Ronald mengerutkan dahi, terlihat masih kebingungan.“Pada intinya tidak ada siapapun yang aku percaya di istana selain diriku sendiri dan juga … kau, Ron. Para menteri dan staf istana, lalu para prajurit yang berkata berpihak kepadaku … hm, siapa yang akan bisa menebak mereka bisa bertahan sampai akhir?” Gary berkata panjang lebar.Seolah

  • Sang Dewa Perang Terkuat    113. Menyuruh Saya untuk Mati?

    Mendengar pertanyaan Ronald Wings yang mulai menjurus ke arah tugas yang sebenarnya itu, Gary Davis pun kembali tersenyum miring.Senyuman itu lebih mirip dengan seringaian seorang penjahat kala mendapatkan seorang mangsa yang dia incar.Pria muda itu meminta Ronald mendekat dengan jari tangannya dan berbicara, “Kemarilah, Ron!”Ronald berjengit, kaget. Tidak biasanya sang pangeran memintanya untuk berbicara dengan jarak yang dekat seperti itu. Hal itu tentu saja demi menghindari kecurigaan orang-orang. Biasanya cara berkomunikasi mereka lebih sering hanya menggunakan tatapan mata atau hanya berupa bisikan.Akan tetapi, setelah Ronald melihat sekeliling dia pun langsung paham mengapa Gary terlihat berani memintanya mendekat kepada pangeran muda itu.Para prajurit dan seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou memang tahu bahwa Ronald dan Gary memang terlihat tidak dekat. Bahkan, bisa dibilang kedua orang itu jarang sekali berinteraksi di depan publik.Maka dari itu tidak heran jika banyak

  • Sang Dewa Perang Terkuat    112. Perintah Gary

    Andai saja Gary Davis bukanlah seseorang yang amat Ronald Wings hargai dan hormati, sudah tentu dia akan langsung berteriak jengkel di depan wajah pria muda itu.Oh, dia tadi sudah mengatakan alasannya. Dia pun tidak tahu mengapa James Gardner melakukan hal yang cukup aneh itu. Tapi, mengingat pesan terakhir kedua orang tuanya untuknya bahwa dia harus melindungi Gary Davis dengan nyawanya, dia tentu tidak bisa melakukannya.Maka, dengan begitu sabar dia berkata lagi, “Itu yang saya juga tidak tahu, Yang Mulia. Saya tidak bisa menemukan alasan itu. Dan … Komandan Anderson tidak hanya pergi dari istana sendirian, tapi-”“Tapi apa? Apa James Gardner juga mengusir prajurit lain, Ron?” Gary memotong perkataan Ronald dengan tidak sabar.Ah, lagi-lagi Ronald harus berusaha keras menahan diri agar tetap bersabar.“Bukan, Yang Mulia. Komandan Anderson pergi dari istana ditemani oleh istrinya, Mary Kesley,&rdq

  • Sang Dewa Perang Terkuat    111. Apa Itu, Ron?

    Mendengar ucapan Diego Greco, Reiner Anderson dan para sahabat mereka pun sontak terdiam.Diego yang melihat adanya celah itu sontak mengambil kesempatan untuk segera menjelaskan lebih lanjut, “Yah, seharusnya kalian tahu kalau James tidak terlalu berbeda dari Riley. Mereka berdua itu sama."Masih hening. Tidak ada satupun di antara empat orang sahabat Diego itu membuka mulut mereka, seakan mereka berusaha berpikir lebih dalam.“Mereka … tidak akan mungkin mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Dan … selalu semuanya membawa hasil yang baik. Aku tidak pernah sekalipun melihat mereka membuat sebuah keputusan yang merugikan orang lain,” jelas Diego.Reiner menggigit bibir, berusaha menekan rasa kesalnya yang masih ada.Tapi, kemudian dia masih mendengar Diego berbicara, “James mungkin memang bukan orang yang akan berkata lembut atau manis. Yah, pada dasarnya dia memang bermulut tajam seperti pisau. Aku yakin kalian juga sadar dan tahu tentang hal ini.”Ben tersenyum miring dan terli

  • Sang Dewa Perang Terkuat    110. Kenapa Dia Melakukan Ini?

    “Brengsek!” Reiner mengumpat.Berikutnya Reiner membuat istrinya, Mary terbelalak kaget ketika dia melihat Reiner tiba-tiba mencekik James.Mary sampai memekik kaget dan menutup mulutnya sendiri secara spontan dengan menggunakan kedua tangannya. James terkejut tapi pria itu hanya menatap Reiner dengan tatapan datar dan dingin.Reiner mengernyitkan dahi melihat ekspresi dingin James, “Kau … kau pikir aku sebodoh itu sampai aku tidak bisa memusatkan pikiranku?”James menjawab dengan ekspresi tenang, “Bagiku kau memang bodoh.”“JAMES!” Reiner berteriak marah.“Jangan kau pikir karena kita bersahabat, kau bisa berkata apapun sesuka hatimu. Kau-”“Cukup, Rei. Aku tidak punya waktu untuk ini. Kau … lebih baik segera pergi dari istana ini atau ….”Reiner yang masih mencekik James meskipun tidak terlalu kuat itu pun mendelik jengkel, “Atau apa?”“Atau aku akan memerintahkan kau untuk diusir dari istana,” kata James santai.Seketika Reiner melepaskan cengkraman tangannya dari leher James. “K

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status