Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 156. Bukan Milik Kerajaan Ans De Lou

Share

156. Bukan Milik Kerajaan Ans De Lou

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2025-08-05 10:47:25

Shin dan Alen tampak bingung. Mereka adalah petugas medis yang tentu tidak tahu mendetail mengenai taktik atau strategi dalam berperang.

Dengan kata lain, pemahaman mereka mengenai apa yang terjadi di dalam medan perang sangatlah kurang sehingga kedua orang itu hanya bisa tersenyum penuh permohonan maaf.

Ben tidak kecewa tapi tetap berpikir serius dengan mata yang tak terlepas dari James dan Gary.

Pria itu terlihat menimbang-nimbang dan akhirnya memutuskan untuk berkata lagi, “Aku tidak tahu apa tebakanku ini benar atau salah, tapi … menurutku sepertinya perang belum benar-benar berakhir.”

Diego mendesah pelan dan segera menanggapi, “Kau terlalu banyak berpikir, Senior Ben. Perang sudah berakhir. Musuh kita sudah kalah. Kau juga melihat Pangeran Gary yang sudah tertangkap oleh James, bukan?”

Ben tidak buta, tentu saja dia juga melihatnya. Akan tetapi, keyakinannya tetap saja masih kuat. “Entahlah, aku hanya merasa ini belum berakhir, tapi … sudahlah, kita-”

Lelaki itu tidak sempat m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    159. Iya, Aku Ingat!

    “Kenapa tidak?” Riley bertanya dengan nada rendah.Reiner menjawab pelan, “Kita tidak tahu mereka itu siapa, dari pihak mana. Kita perhatikan saja dulu. Bagaimana?”Riley Mackenzie sebenarnya sudah tidak sanggup lagi menahan sabar, tapi dia akhirnya mengangguk dan kemudian menyandarkan badannya pada dinding.Sesaat setelahnya Riley dan Reiner mendengar suara pintu ditutup. Reiner langsung mengernyitkan dahi, mulai waspada.Suara-suara pun mulai terdengar lumayan jelas sehingga kedua orang itu tidak perlu sampai terlalu memfokuskan pendengaran mereka.“Aku benar-benar tidak mengerti. Mengapa semuanya menjadi kacau seperti ini?” ucap salah seorang dari orang-orang yang berada di kamar Reiner itu.Suara lain menjawab cepat, “Tapi, aku lebih suka seperti ini. Perang antar saudara itu hanya membuat kita rugi saja.”“Iya, aku mengerti. Hanya saja … aku sudah berpikir kita akan saling bertarung dan berakhir dengan salah satu pemenang. Maksudku … setidaknya setelah kita dibuat terpecah menjad

  • Sang Dewa Perang Terkuat    158. Tidak, Kita Tunggu Dulu!

    Reiner sontak mendesah frustasi dan menatap jengkel Riley, “Kau sama saja dengan James. Senang sekali membuat teka-teki yang tidak diperlukan, astaga!”Riley menyeringai senang, “Mungkin itu juga yang menjadi salah satu alasan mengapa kami bisa bersahabat baik.”Reiner memutar bola mata malas.Tapi, Riley ternyata tidak membiarkan Reiner penasaran dalam waktu yang cukup lama. Pria itu malah berbaik hati untuk menjelaskan, “Itu mengarah pada … kediamanmu.”Reiner seketika melotot kaget, “Apa? Kediamanku? Ba-bagaimana caranya? Kau ….”Kata-katanya dibiarkan menggantung begitu saja karena Riley memintanya untuk menutup mulut. Beberapa orang yang terlihat seperti rakyat biasa berjalan lalu lalang di sekitar toko itu. Riley buru-buru membenarkan masker hitam yang menutupi sebagian besar wajahnya dan juga kacamata bening untuk melindungi matanya. Reiner melakukan hal yang sama, seakan memastikan dirinya tidak dikenali oleh siapapun di tempat itu.Setelah keadaan aman, Riley mengangguk pada

  • Sang Dewa Perang Terkuat    157. Cara Lain

    Wajah Jason Hoult langsung pucat.Diego menelan dengan susah payah dan berkata dengan terbata-bata, “Ba-bagaimana bisa?”Ben yang terdiam itu beruntungnya dengan cepat bisa mengendalikan rasa terkejutnya, dia segera mencengkram bahu James dan bertanya, “James, di angkasa ada … Josh. Dia ….”James mendesah pelan sebelum menjelaskan, “Kurasa dia kemungkinan sudah kalah atau … terlibat pertempuran yang saat ini kita tidak ketahui.”Diego menggigit gigi. Semua sarana komunikasi telah rusak sehingga mereka semua tidak bisa mengetahui kabar tentang prajurit-prajurit lain yang berada di angkasa maupun di laut. Namun, mengingat pesawat-pesawat tempur milik kerajaan lain bisa menerobos ke bagian inti kerajaan, sudah tentu para prajurit udara kemungkinan besar kalah. Hal itu langsung membuat Diego merinding, begitu juga dengan Ben yang merasa ada sebuah palu yang kembali menghantam dirinya.“Aku …masih tidak mengerti, James. Bisa kau jelaskan? Tolong, kepalaku rasanya mau meledak karena bingu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    156. Bukan Milik Kerajaan Ans De Lou

    Shin dan Alen tampak bingung. Mereka adalah petugas medis yang tentu tidak tahu mendetail mengenai taktik atau strategi dalam berperang. Dengan kata lain, pemahaman mereka mengenai apa yang terjadi di dalam medan perang sangatlah kurang sehingga kedua orang itu hanya bisa tersenyum penuh permohonan maaf.Ben tidak kecewa tapi tetap berpikir serius dengan mata yang tak terlepas dari James dan Gary. Pria itu terlihat menimbang-nimbang dan akhirnya memutuskan untuk berkata lagi, “Aku tidak tahu apa tebakanku ini benar atau salah, tapi … menurutku sepertinya perang belum benar-benar berakhir.”Diego mendesah pelan dan segera menanggapi, “Kau terlalu banyak berpikir, Senior Ben. Perang sudah berakhir. Musuh kita sudah kalah. Kau juga melihat Pangeran Gary yang sudah tertangkap oleh James, bukan?”Ben tidak buta, tentu saja dia juga melihatnya. Akan tetapi, keyakinannya tetap saja masih kuat. “Entahlah, aku hanya merasa ini belum berakhir, tapi … sudahlah, kita-”Lelaki itu tidak sempat m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    155. Mereka Tidak Mati!

    “Lihatlah! Kau mengikat kedua kakiku dengan erat. Aku sampai harus berjalan dengan hati-hati agar talinya tidak melukai kakiku lebih parah,” Gary menambahkan dengan dramatis, James Gardner meliirk sekilas ke arah kaki Gary dan menyeringai dua detik, “Itu hanya ikatan longgar, Yang Mulia. Tolong jangan terlalu manja, Yang Mulia!”Gary mendengus, “Manja, kau bilang?”James tidak menanggapi dan lanjut berjalan, mengabaikan keluhan Gary.Tapi, baru saja berjalan beberapa langkah, Gary berkata lagi, “Kau … sudah tahu siapa aku. Bukankah kau seharusnya memperlalukanku dengan lebih hormat, Jenderal Gardner?”James menjawab tanpa menoleh, “Saya tidak menghormati seorang pengkhianat, Yang Mulia.”Gary menggertakkan gigi, “Aku tetap seorang pangeran di kerajaan ini. Kau tidak bisa memperlakukan aku seperti ini. Meskipun aku penjahat, tetap saja aku memiliki darah Wellington.”James memutar bola matanya dan segera memutar tubuhnya lalu menghadap ke arah Gary yang tiba-tiba berhenti berjalan. “

  • Sang Dewa Perang Terkuat    154. Ini Jebakan!

    Diego seketika mengerjap tak percaya, “Jebakan? Jebakan bagaimana?”“James, ayolah! Aku-”“Dengarkan aku! Ini benar-benar hanya sebuah jebakan. Aku … tidak punya waktu untuk menjelaskan semuanya, tapi … akan aku jelaskan nanti,” kata James dengan ekspresi wajah yang rumit.Ben yang perkataannya dipotong hanya bisa menatap sahabatnya itu dengan kening mengerut.Tetapi, belum pria itu memberikan tanggapannya, James sudah berkata lagi dengan nada memerintah yang tegas, “Bantu aku untuk menghentikan perang ini dengan segera!”Sebelum Ben dan Diego sempat merespon, mereka sudah melihat James melompat dan berlari serta berteriak, “Hentikan! Hentikan sekarang!”Ben melongo, “Apa temanmu sudah gila?”Diego yang juga melihat apa yang sedang dilakukan oleh James membalas tanpa menoleh ke arah Ben, “Dia juga temanmu. Dan … aku rasa dia memang sudah gila.”Dia tidak melepaskan sedetikpun pandangannya dari arah James.Ben mengedipkan mata dan menggerutu, “Dia meminta kita untuk menghentikan perang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status