Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 155. Mereka Tidak Mati!

Share

155. Mereka Tidak Mati!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-04 10:01:09

“Lihatlah! Kau mengikat kedua kakiku dengan erat. Aku sampai harus berjalan dengan hati-hati agar talinya tidak melukai kakiku lebih parah,” Gary menambahkan dengan dramatis,

James Gardner meliirk sekilas ke arah kaki Gary dan menyeringai dua detik, “Itu hanya ikatan longgar, Yang Mulia. Tolong jangan terlalu manja, Yang Mulia!”

Gary mendengus, “Manja, kau bilang?”

James tidak menanggapi dan lanjut berjalan, mengabaikan keluhan Gary.

Tapi, baru saja berjalan beberapa langkah, Gary berkata lagi, “Kau … sudah tahu siapa aku. Bukankah kau seharusnya memperlalukanku dengan lebih hormat, Jenderal Gardner?”

James menjawab tanpa menoleh, “Saya tidak menghormati seorang pengkhianat, Yang Mulia.”

Gary menggertakkan gigi, “Aku tetap seorang pangeran di kerajaan ini. Kau tidak bisa memperlakukan aku seperti ini. Meskipun aku penjahat, tetap saja aku memiliki darah Wellington.”

James memutar bola matanya dan segera memutar tubuhnya lalu menghadap ke arah Gary yang tiba-tiba berhenti berjalan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    157. Cara Lain

    Wajah Jason Hoult langsung pucat.Diego menelan dengan susah payah dan berkata dengan terbata-bata, “Ba-bagaimana bisa?”Ben yang terdiam itu beruntungnya dengan cepat bisa mengendalikan rasa terkejutnya, dia segera mencengkram bahu James dan bertanya, “James, di angkasa ada … Josh. Dia ….”James mendesah pelan sebelum menjelaskan, “Kurasa dia kemungkinan sudah kalah atau … terlibat pertempuran yang saat ini kita tidak ketahui.”Diego menggigit gigi. Semua sarana komunikasi telah rusak sehingga mereka semua tidak bisa mengetahui kabar tentang prajurit-prajurit lain yang berada di angkasa maupun di laut. Namun, mengingat pesawat-pesawat tempur milik kerajaan lain bisa menerobos ke bagian inti kerajaan, sudah tentu para prajurit udara kemungkinan besar kalah. Hal itu langsung membuat Diego merinding, begitu juga dengan Ben yang merasa ada sebuah palu yang kembali menghantam dirinya.“Aku …masih tidak mengerti, James. Bisa kau jelaskan? Tolong, kepalaku rasanya mau meledak karena bingu

  • Sang Dewa Perang Terkuat    156. Bukan Milik Kerajaan Ans De Lou

    Shin dan Alen tampak bingung. Mereka adalah petugas medis yang tentu tidak tahu mendetail mengenai taktik atau strategi dalam berperang. Dengan kata lain, pemahaman mereka mengenai apa yang terjadi di dalam medan perang sangatlah kurang sehingga kedua orang itu hanya bisa tersenyum penuh permohonan maaf.Ben tidak kecewa tapi tetap berpikir serius dengan mata yang tak terlepas dari James dan Gary. Pria itu terlihat menimbang-nimbang dan akhirnya memutuskan untuk berkata lagi, “Aku tidak tahu apa tebakanku ini benar atau salah, tapi … menurutku sepertinya perang belum benar-benar berakhir.”Diego mendesah pelan dan segera menanggapi, “Kau terlalu banyak berpikir, Senior Ben. Perang sudah berakhir. Musuh kita sudah kalah. Kau juga melihat Pangeran Gary yang sudah tertangkap oleh James, bukan?”Ben tidak buta, tentu saja dia juga melihatnya. Akan tetapi, keyakinannya tetap saja masih kuat. “Entahlah, aku hanya merasa ini belum berakhir, tapi … sudahlah, kita-”Lelaki itu tidak sempat m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    155. Mereka Tidak Mati!

    “Lihatlah! Kau mengikat kedua kakiku dengan erat. Aku sampai harus berjalan dengan hati-hati agar talinya tidak melukai kakiku lebih parah,” Gary menambahkan dengan dramatis, James Gardner meliirk sekilas ke arah kaki Gary dan menyeringai dua detik, “Itu hanya ikatan longgar, Yang Mulia. Tolong jangan terlalu manja, Yang Mulia!”Gary mendengus, “Manja, kau bilang?”James tidak menanggapi dan lanjut berjalan, mengabaikan keluhan Gary.Tapi, baru saja berjalan beberapa langkah, Gary berkata lagi, “Kau … sudah tahu siapa aku. Bukankah kau seharusnya memperlalukanku dengan lebih hormat, Jenderal Gardner?”James menjawab tanpa menoleh, “Saya tidak menghormati seorang pengkhianat, Yang Mulia.”Gary menggertakkan gigi, “Aku tetap seorang pangeran di kerajaan ini. Kau tidak bisa memperlakukan aku seperti ini. Meskipun aku penjahat, tetap saja aku memiliki darah Wellington.”James memutar bola matanya dan segera memutar tubuhnya lalu menghadap ke arah Gary yang tiba-tiba berhenti berjalan. “

  • Sang Dewa Perang Terkuat    154. Ini Jebakan!

    Diego seketika mengerjap tak percaya, “Jebakan? Jebakan bagaimana?”“James, ayolah! Aku-”“Dengarkan aku! Ini benar-benar hanya sebuah jebakan. Aku … tidak punya waktu untuk menjelaskan semuanya, tapi … akan aku jelaskan nanti,” kata James dengan ekspresi wajah yang rumit.Ben yang perkataannya dipotong hanya bisa menatap sahabatnya itu dengan kening mengerut.Tetapi, belum pria itu memberikan tanggapannya, James sudah berkata lagi dengan nada memerintah yang tegas, “Bantu aku untuk menghentikan perang ini dengan segera!”Sebelum Ben dan Diego sempat merespon, mereka sudah melihat James melompat dan berlari serta berteriak, “Hentikan! Hentikan sekarang!”Ben melongo, “Apa temanmu sudah gila?”Diego yang juga melihat apa yang sedang dilakukan oleh James membalas tanpa menoleh ke arah Ben, “Dia juga temanmu. Dan … aku rasa dia memang sudah gila.”Dia tidak melepaskan sedetikpun pandangannya dari arah James.Ben mengedipkan mata dan menggerutu, “Dia meminta kita untuk menghentikan perang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    153. James, Ini Tidak Wajar!

    Diego hanya terkekeh pelan mendengar seruan Ben yang jelas-jelas terdengar kesal itu. Beberapa detik berikutnya, mereka sudah tidak bisa lagi saling bertukar kata. Keduanya disibukkan melawan prajurit-prajurit yang merupakan teman mereka sendiri. Ada di antara mereka yang terlihat ragu-ragu menodongkan senjata begitu melihat lawan mereka adalah Benedict Arkitson, prajurit yang ditunjuk menggantikan posisi Reiner Anderson sebagai komandan perang darat. Tapi, ada juga yang begitu bersemangat melawan Ben seolah menganggap apa yang mereka lakukan itu merupakan kesempatan yang cukup langka. Namun, betapapun kebimbangan mereka tidak bisa mereka sembunyikan. Justru sebaliknya, Ben maupun Diego tidak ragu-ragu ketika melumpuhkan mereka seolah di dalam benak dua orang prajurit hebat, para prajurit yang telah memilih berkhianat merupakan musuh mereka.“Aku tidak percaya ini!” keluh seorang prajurit kelas dua yang berada di pihak Gary Wellington.Seorang temannya yang berasal dari kelas yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    152. Dia Bukan Malaikat

    Sejenak, Ben pikir James akan menjawab pertanyaan yang ia lontarkan untuk memecahkan rasa penasarannya. Akan tetapi, alih-alih memuaskan rasa ingin tahu Ben, James malah membalas, “Ayo! Dia sudah menyalakan api.”“Sebentar lagi, dia akan membakar sekelilingnya,” James menambahkan diiringi seringaian yang menakutkan.Diego membelalak kaget, cukup terkejut dengan humor aneh yang tidak biasa James gunakan. Tapi, Ben tidak ingin memikirkan komentar aneh itu dan langsung bergerak ke depan sesuai instruksi sahabatnya yang luar biasa karismatik itu. Sesuai dugaan mereka, beberapa daerah yang dekat kediaman raja sudah hancur. Kekacauan sudah terjadi di mana-mana. Para prajurit tidak hanya berperang satu lawan satu, tapi malah saling mengeroyok. Namun, setidaknya prinsip tidak sampai menghilangkan nyawa itu masih dipegang oleh mereka semua. Kebanyakan mereka terlihat menderita luka parah, tapi jelas tidak ada satupun yang mati. Hal itu membuat Ben dan Diego yang mendampingi James amat lega

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status