Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 162. Aku Akan Membunuhnya!

Share

162. Aku Akan Membunuhnya!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-12 10:52:20

Sang prajurit hendak menjawab, tapi ternyata Xylan tidak memberikan kesempatan itu. Malahan, dengan sedikit emosi Xylan berkata, “Dia … berani sekali memintaku untuk tidak keluar? Oh, ini bukan permintaan, tapi sebuah pemaksaan.”

Jim langsung melirik ke arah tiga temannya yang terkejut dengan perkataan Xylan.

“Yang Mulia, Jenderal Gardner pasti memiliki alasan untuk hal ini,” kata Dylan, berusaha untuk menenangkan sang raja.

Xylan mendengus, masih terlihat tidak sabar sementara sang prajurit pembawa pesan itu hanya tertunduk seakan tidak berani membuka mulut jika dia tidak diizinkan.

Doris menambahkan, “Situasinya mungkin sedang tidak baik jadi beliau ingin Anda tetap berada di tempat persembunyian ini sampai situasi benar-benar aman, Yang Mulia.”

Xylan mendecakkan lidah dan menanggapi dengan cepat, “Hei, situasi tidak baik? Bukankah kau juga dengar kalau dia berhasil menangkap Gary? Lalu, apa yang perlu dikhawatirkan lagi?”

“Sangat aneh dia menahanku di sini,” tambah Xylan terdengar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    164. Kau Tidak Ingat?

    Perkataan James Gardner yang blak-blakan itu membuat Gary Wellington terpaku selama beberapa saat.Tetapi, ketika beberapa detik berlalu dan Gary tetap tidak berbicara walaupun hanya sebuah kata penolakan, James pun berkata, “Ah, tidak perlu dipikirkan. Saya hanya bercanda, sama sekali tidak serius.”Gary menoleh ke arah sang jenderal perang yang masih menatapnya. Pria itu mengangkat bahu, seolah acuh tak acuh dan menambahkan, “Saya tahu Anda tidak akan mungkin menjawabnya.”Setelah berkata seperti itu, James tersenyum miring dan hendak berjalan menjauh.Akan tetapi, baru saja dia berjalan tiga langkah, dia mendengar Gary berujar, “Kalau kau ingin tahu, kau tidak seharusnya berkata seperti itu, Jenderal Gardner.”Dengan mempertahankan ekspresi datar miliknya, James menoleh sedikit dan menanggapi, “Oh, maksud Anda … saya harus memohon-mohon dan meminta belas kasih Anda agar Anda mau bercerita pada saya, Yang Mulia?”“Yah, saya harus meminta maaf pada Anda karena … itu tidak akan pernah

  • Sang Dewa Perang Terkuat    163. Ini Semua Salahku!

    Mendengar raja muda yang sedang mengamuk itu, Dylan yang berdiri paling dekat dengannya itu pun berkata pelan, “Tenanglah, Yang Mulia.”“Tenang? Bagaimana bisa aku tenang? Wilayah inti kerajaan ini sedang diserang oleh kerajaan lain. Bagaimana bisa kau berharap aku diam saja?” balas Xylan dengan nada suara keras.Setiap orang yang mendengarkan perkataan Xylan, sudah tentu langsung tahu bahwa raja muda itu sedang tidak bisa menahan marah. Dengan kata lain, amarahnya sedang memuncak.Sebetulnya mereka pun tahu bahwa reaksi Xylan tergolong sangat wajar. Tidak mungkin ada yang mau kerajaannya diacak-acak. Apalagi istana itu memiliki banyak sekali kenangan penting dan merupakan tempat kendali utama.Xylan tentu saja tidak mungkin membiarkan musuh mereka melakukan keinginannya.“Yang Mulia, maksud saya … tidak seperti itu,” kata Dylan dengan terbata-bata.Xylan mendengus kesal, tapi tidak mengeluarkan perkataan apapun.Jim yang berdiri di samping Dylan pun mencoba berbicara, “Yang Mulia, sa

  • Sang Dewa Perang Terkuat    162. Aku Akan Membunuhnya!

    Sang prajurit hendak menjawab, tapi ternyata Xylan tidak memberikan kesempatan itu. Malahan, dengan sedikit emosi Xylan berkata, “Dia … berani sekali memintaku untuk tidak keluar? Oh, ini bukan permintaan, tapi sebuah pemaksaan.”Jim langsung melirik ke arah tiga temannya yang terkejut dengan perkataan Xylan. “Yang Mulia, Jenderal Gardner pasti memiliki alasan untuk hal ini,” kata Dylan, berusaha untuk menenangkan sang raja.Xylan mendengus, masih terlihat tidak sabar sementara sang prajurit pembawa pesan itu hanya tertunduk seakan tidak berani membuka mulut jika dia tidak diizinkan.Doris menambahkan, “Situasinya mungkin sedang tidak baik jadi beliau ingin Anda tetap berada di tempat persembunyian ini sampai situasi benar-benar aman, Yang Mulia.”Xylan mendecakkan lidah dan menanggapi dengan cepat, “Hei, situasi tidak baik? Bukankah kau juga dengar kalau dia berhasil menangkap Gary? Lalu, apa yang perlu dikhawatirkan lagi?”“Sangat aneh dia menahanku di sini,” tambah Xylan terdengar

  • Sang Dewa Perang Terkuat    161. Jenderal Gardner Memang Luar Biasa!

    Reiner terdiam dan kemudian tertawa canggung, “Eh, aku tidak tahu juga. Tapi … kemungkinan itu tetap ada kan?”Riley memasang ekspresi serius dan terlihat tenggelam dalam pikirannya. Reiner menelan ludah dan memilih untuk tidak mengganggunya.Beberapa detik kemudian Riley manggut-manggut dan berkata, “Kau benar.”Reiner hampir bertepuk tangan tapi kemudian dia mendengar Riley berujar lagi, “Tapi tidak sepenuhnya benar.”Reiner memutar bola matanya, “Apa maksudmu? Kenapa plin-plan sekali?”Riley menjawab dengan nada tenang, “Kau benar bagian Raja De Kruk mungkin mengawasi kita dan berpura-pura bersikap tunduk. Tapi, pada kenyataannya dia mungkin sedang memikirkan sesuatu di dalam otak kecilnya.”Reiner bersiul tapi tetap mendengarkan Riley yang berkata lagi, “Keluarga Pangeran Gary dulunya tinggal di luar istana dan selama bertahun-tahun tidak ada masalah dengan itu. Tapi … tiba-tiba saja dia masuk ke dalam istana dan akhirnya melakukan rencana besarnya ini.”Reiner cepat-cepat menangg

  • Sang Dewa Perang Terkuat    160. Berjalan ke Mana?

    Reiner mendecakkan lidah dan menjawab tanpa menoleh, “Astaga! Kau sendiri tadi yang mengatakan jika alasan itu tidak penting sekarang. Yang terpenting bagaimana kita bisa keluar dari situasi ini.”Riley mendesah pelan, “Sebetulnya bukannya tidak penting.”Reiner memutar badan dan menatap Riley seraya menaikkan alis, “Lantas?”“Reiner, mengetahui motif seorang penjahat bisa membantu kita untuk-”“Ini bukan sebuah serial detektif, Riley. Kurasa … alasan apapun yang pasti intinya adalah tujuan utama jelas akan merugikan kita, begitu saja. Iya kan?” Reiner memotong dengan keyakinan yang penuh.Riley membuang napas dengan kasar, “Analoginya tidak tepat. Tapi, sudahlah. Kita akan pikirkan sambil berjalan.”“Berjalan? Berjalan ke mana?” Reiner bertanya dengan dahi mengerut.Sebelum Riley menjawab, Reiner cepat-cepat berkata lagi, “Kau tidak berpikir kita akan langsung ke luar dari tempat ini dan menyerang mereka kan?”Riley menjawab tenang, “Bukankah itu yang memang seharusnya kita lakukan?”

  • Sang Dewa Perang Terkuat    159. Iya, Aku Ingat!

    “Kenapa tidak?” Riley bertanya dengan nada rendah.Reiner menjawab pelan, “Kita tidak tahu mereka itu siapa, dari pihak mana. Kita perhatikan saja dulu. Bagaimana?”Riley Mackenzie sebenarnya sudah tidak sanggup lagi menahan sabar, tapi dia akhirnya mengangguk dan kemudian menyandarkan badannya pada dinding.Sesaat setelahnya Riley dan Reiner mendengar suara pintu ditutup. Reiner langsung mengernyitkan dahi, mulai waspada.Suara-suara pun mulai terdengar lumayan jelas sehingga kedua orang itu tidak perlu sampai terlalu memfokuskan pendengaran mereka.“Aku benar-benar tidak mengerti. Mengapa semuanya menjadi kacau seperti ini?” ucap salah seorang dari orang-orang yang berada di kamar Reiner itu.Suara lain menjawab cepat, “Tapi, aku lebih suka seperti ini. Perang antar saudara itu hanya membuat kita rugi saja.”“Iya, aku mengerti. Hanya saja … aku sudah berpikir kita akan saling bertarung dan berakhir dengan salah satu pemenang. Maksudku … setidaknya setelah kita dibuat terpecah menjad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status