“Bukan Raja De Kruk, Riley,” Reiner berkata dengan kening mengerut seraya memberi tatapan cemas.Riley membalas dengan alis kiri terangkat, “Apa maksudmu? Lalu, siapa?”“Jenderal Perang Kerajaan De Kruk. Ah, maksudku mantan jenderal perang kerajaan sialan itu,” Reiner menjawab pelan.Riley terdiam sejenak, mencoba berpikir serius.Dia jelas ingat memang pernah berperang dengan kerajaan yang satu itu. Semakin dia mencoba mengingat, dia langsung menemukan sebuah hal penting yang terjadi saat itu.Reiner mengamati ekspresi temannya itu dan berujar, “Kau ingat dia?”Riley membalas dengan nada sebal, “Aku bukan James. Tentu saja aku ingat dia.”Sungguh, andai saja kedua orang itu tidak dalam situasi yang darurat, Reiner akan tertawa terbahak-bahak.Sayangnya, situasi saat itu bukan situasi yang tepat untuk menertawakan sesuatu sehingga Reiner hanya berujar, “Kau
Gary Wellington tertawa sinis begitu mendengarkan perkataan James Gardner yang sarat dengan kepercayaan diri yang tinggi itu.“Jenderal Gardner, kurasa kau lupa sesuatu,” kata Gary setelah tawanya mereda.James tidak langsung menanggapi dan hanya menatap dalam diam Gary dengan tatapan dingin yang mampu menusuk siapapun yang ditatapnya.Sesaat Gary merasa tatapan itu mampu merobek jantungnya dan begitu menyadari bahwa tatapan James itu mampu membuatnya ketakutan, dia segera mengalihkan arah pandangannya lalu berkata lagi, “Bagaimanapun juga dia sendirian di luar sana. Sehebat apapun dia, dia tidak akan lolos dengan mudah.”“Lagi pula, kekuatan Evan De Kruk sudah jauh lebih meningkat dibandingkan saat dia dikalahkan olehmu dan Riley Mackenzie. Saat ini, Pangeran De Kruk itu tidak takut apapun dan akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menang darimu ataupun dari Jenderal Mackenzie,” lanjut Gary, tanpa berani menatap James secara langsung.Perkataan Gary memanglah bukan tanpa alasan. Ha
Setelah mendengar nama itu, James hanya terpaku menatap pangeran muda dengan tatapan kosong.Otaknya benar-benar macet selama beberapa saat, sampai-sampai Gary mendengus keras, “Astaga! Kau sama sekali tidak ingat kepadanya?”“Ah, kalau Evan De Kruk tahu kau tidak mengingat dia, dia pasti akan tersinggung. Dia mengingatmu selama beberapa tahun dan menetapkan kau sebagai musuh abadinya. Bagaimana bisa kau melupakannya?” lanjut Gary.James tersadar segera dari lamunannya. Sungguh, berapa kali pun dia mencoba untuk mengingat tentang seseorang yang pernah dilawan olehnya dalam sebuah perang olehnya tidaklah semudah yang dipikirkan.Namun, dia tetap menarik kesimpulan bahwa orang yang sedang mereka bicarakan ini tidaklah sepenting itu. Kemampuan bertarung orang itu pastilah di bawah rata-rata.Gary yang melihat sorot mata bingung penuh kebingungan James pun kembali berbicara, “Oh, kau menjengkelkan, Jenderal Gardner. Sebenarnya seberapa sering kau menemukan seorang pangeran yang juga menja
Perkataan James Gardner yang blak-blakan itu membuat Gary Wellington terpaku selama beberapa saat.Tetapi, ketika beberapa detik berlalu dan Gary tetap tidak berbicara walaupun hanya sebuah kata penolakan, James pun berkata, “Ah, tidak perlu dipikirkan. Saya hanya bercanda, sama sekali tidak serius.”Gary menoleh ke arah sang jenderal perang yang masih menatapnya. Pria itu mengangkat bahu, seolah acuh tak acuh dan menambahkan, “Saya tahu Anda tidak akan mungkin menjawabnya.”Setelah berkata seperti itu, James tersenyum miring dan hendak berjalan menjauh.Akan tetapi, baru saja dia berjalan tiga langkah, dia mendengar Gary berujar, “Kalau kau ingin tahu, kau tidak seharusnya berkata seperti itu, Jenderal Gardner.”Dengan mempertahankan ekspresi datar miliknya, James menoleh sedikit dan menanggapi, “Oh, maksud Anda … saya harus memohon-mohon dan meminta belas kasih Anda agar Anda mau bercerita pada saya, Yang Mulia?”“Yah, saya harus meminta maaf pada Anda karena … itu tidak akan pernah
Mendengar raja muda yang sedang mengamuk itu, Dylan yang berdiri paling dekat dengannya itu pun berkata pelan, “Tenanglah, Yang Mulia.”“Tenang? Bagaimana bisa aku tenang? Wilayah inti kerajaan ini sedang diserang oleh kerajaan lain. Bagaimana bisa kau berharap aku diam saja?” balas Xylan dengan nada suara keras.Setiap orang yang mendengarkan perkataan Xylan, sudah tentu langsung tahu bahwa raja muda itu sedang tidak bisa menahan marah. Dengan kata lain, amarahnya sedang memuncak.Sebetulnya mereka pun tahu bahwa reaksi Xylan tergolong sangat wajar. Tidak mungkin ada yang mau kerajaannya diacak-acak. Apalagi istana itu memiliki banyak sekali kenangan penting dan merupakan tempat kendali utama.Xylan tentu saja tidak mungkin membiarkan musuh mereka melakukan keinginannya.“Yang Mulia, maksud saya … tidak seperti itu,” kata Dylan dengan terbata-bata.Xylan mendengus kesal, tapi tidak mengeluarkan perkataan apapun.Jim yang berdiri di samping Dylan pun mencoba berbicara, “Yang Mulia, sa
Sang prajurit hendak menjawab, tapi ternyata Xylan tidak memberikan kesempatan itu. Malahan, dengan sedikit emosi Xylan berkata, “Dia … berani sekali memintaku untuk tidak keluar? Oh, ini bukan permintaan, tapi sebuah pemaksaan.”Jim langsung melirik ke arah tiga temannya yang terkejut dengan perkataan Xylan. “Yang Mulia, Jenderal Gardner pasti memiliki alasan untuk hal ini,” kata Dylan, berusaha untuk menenangkan sang raja.Xylan mendengus, masih terlihat tidak sabar sementara sang prajurit pembawa pesan itu hanya tertunduk seakan tidak berani membuka mulut jika dia tidak diizinkan.Doris menambahkan, “Situasinya mungkin sedang tidak baik jadi beliau ingin Anda tetap berada di tempat persembunyian ini sampai situasi benar-benar aman, Yang Mulia.”Xylan mendecakkan lidah dan menanggapi dengan cepat, “Hei, situasi tidak baik? Bukankah kau juga dengar kalau dia berhasil menangkap Gary? Lalu, apa yang perlu dikhawatirkan lagi?”“Sangat aneh dia menahanku di sini,” tambah Xylan terdengar