Share

Tangisan Sumi

Sesampainya di rumah, pecahlah tangisan Sumi, seraya berlari masuk rumah.

"Di, hibur istrimu. Kasihan dia, pasti sedih sekali." Mas Gondo pergi meninggalkanku. 

Munafik! Pandai dia berkata seperti itu. Aku hanya berani mengumpat saat Mas Gondo tidak terlihat lagi.

Dengan langkah gontai, aku mengikuti langkah Sumi. Tangisan terdengar memenuhi ruangan di dalam rumah. Sebenarnya aku tidak tega melihat istriku seperti itu, penuh kesedihan. Namun, aku kecewa, kenapa dia harus melahirkan bayi cacat? Aku tidak percaya jika Junjungan yang membuat anakku seperti itu. Pasti Sumi salah makan atau tidak becus menjaga kandungannya.

"Assalamualaikum ...."

Suara salam dan riuh terdengar dari pintu depan. Rombongan ibu-ibu pengajian dari majelis Ta'lim yang diikuti Sumi datang.

Tanpa menjawab salam, aku menyuruh mereka menuju kamar Sumi. Aku menyuruh Tini yang berada di antara para tamu untuk menjamu, setelah kugelonto

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status