Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai sampai di sebuah kota kecil yang berada di dekat portal Tanah Mutiara Putih. Kota ini biasanya cukup sepi, tapi hari ini kota ini sudah ramai dikunjungi oleh banyak Kultivator. Tiga hari lagi, portal menuju Tanah Mutiara Putih akan dibuka. Semua Kultivator yang ingin pergi ke tempat itu sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, tak terkecuali Bai Lihai. Sepanjang perjalanan dari goa tempat ia tinggal, hingga sampai di kota ini, Bai Lihai selalu menyempatkan diri untuk berlatih. Saat ini, Bai Lihai telah menerobos ke ranah Qi Refining 7. "Tuan, apa tokomu menjual Kertas Jimat?"Saat ini, Bai Lihai sedang berada di sebuah toko yang menjual berbagai macam kertas. Kertas yang dimiliki si pemuda telah habis. Untuk itu, ia perlu mengisi ulang persediaannya. Tidak ada kertas khusus yang diperlukan dalam membuat sebuah Jimat. Hanya kertas biasa yang sama dengan kertas-kertas lainnya. Hanya saja, kertas ini harus memiliki ketebalan yang baik agar bisa menamp
Terpaksa Bai Lihai membiarkan Xiao Qiumei tidur di tenda miliknya. Berdebat dengan gadis itu hanya akan membuat kepala si pemuda menjadi semakin sakit. Lebih baik ia mencurahkan tenaganya untuk hal yang lebih penting. Beberapa kertas yang telah ia beli dikeluarkan dari Cincin Ruang. Sebelum portal Tanah Mutiara Putih terbuka, Bai Lihai harus memiliki banyak persediaan Jimat untuk mempermudahnya menjelajahi Dimensi Saku itu. Mungkin tidak seluruh kertas yang bisa ia ubah menjadi Jimat. Namun, beberapa ribu Jimat bisa ia buat sebelum portal Tanah Mutiara Putih dibuka. Bai Lihai mulai menggoreskan kuas pada kertas. Bukan goresan biasa, melainkan goresan yang dialiri Qi untuk menciptakan Roh Array. Jimat-jimat yang dibuat oleh Bai Lihai adalah Jimat yang bisa digunakan dalam pertarungan. Hanya beberapa jenis Jimat yang si pemuda buat, tapi tiap jenis dibuat dalam jumlah yang banyak. Jika saja Bai Lihai memiliki jiwa bisnis yang tinggi, mungkin ia bisa menjual Jimat-jimat itu pada para
Sebuah lorong cahaya berwarna biru muncul pada sebuah dinding tebing yang berada tidak jauh dari kota yang disinggahi Bai Lihai. Lorong inilah yang menjadi portal menuju Tanah Mutiara Putih. Berbagai Kultivator dari berbagai latar belakang telah berkumpul, baik Kultivator yang berasal dari sebuah sekte ataupun Kultivator Liar. Demi keamanan, Kultivator Sekte biasanya berangkat dalam jumlah armada yang cukup banyak. Sedangkan Kultivator Liar memilih untuk membuat aliansi dengan Kultivator Liar lainnya. Sekitar 3000 Kultivator terlihat antri untuk memasuki portal tersebut. Tidak ada keributan yang terjadi, mereka masih bisa sabar menanti kesempatan mereka untuk masuk. Portal itu berukuran sangat besar, sehingga bisa dimasuki oleh banyak orang sekaligus. Belum lagi, waktu terbukanya portal cukup lama, yaitu selama satu hari. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh para Kultivator, mereka pasti mendapat kesempatan untuk masuk. "Sebaiknya kau kembali ke kota! Tanah Mutiara Putih terlal
Bai Lihai menggunakan lima Jimat Pelindung sekaligus. Sebuah kubah muncul melindungi sepasang muda-mudi itu. Tombak es yang dilepaskan oleh Elang Es sama sekali tidak dapat menembus kubah tersebut. Jimat Pelindung ini cukup efektif untuk menahan serangan Hewan Roh di ranah Core Formation. Jimat ini bisa digabungkan sehingga membentuk kekuatan yang lebih besar. Sayangnya, tidak banyak Jimat yang seperti ini. Jimat-jimat lain tidak bisa digabung dan hanya menambah jumlah jika digunakan dalam jumlah banyak sekaligus. Untuk sementara waktu, Bai Lihai dan Xiao Qiumei bisa selamat. Namun, mereka tidak bisa terus-terusan seperti ini. Elang Es itu meluncur ke arah Kubah Cahaya yang dibuat oleh Bai Lihai. Ia mematok-matok kubah untuk menghancurkannya. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jika terus begini, dia bisa menghancurkannya!" Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai, meminta solusi dari si pemuda. "Kau bisa tenang tidak! Aku sedang berpikir!" Bai Lihai merasa kesal dengan ap
Malam menjelang. Bai Lihai mendirikan tenda untuk tempat ia beristirahan. Seperti sebelumnya, Xiao Qiumei kembali ikut beristirahat di tendanya. Meski tidak senang, tapi Bai Lihai tidak mengusir si gadis begitu saja. Berdebat dengannya hanya akan buang-buang energi. Setidaknya, tenda ini cukup besar. Cukup untuk mereka tempati, tanpa bersentuhan sedikit pun. Bai Lihai mengelus Kristal Jiwa yang telah ia jadikan mainan kalung. Pikiran si pemuda bertanya-tanya, apa yang membuat Elang Es itu menyerahkan jiwa padanya begitu saja!Tidak sampai di situ, setelah Elang Es mengikat kontrak dengan Bai Lihai, Kultivasi-nya tidak berubah, tetap pada ranah Core Formation. Biasanya, praktik Kultivasi Hewan Kontrak akan mengikuti Kultivasi tuannya. Pertanyaan itu tidak terlalu mengganggu Bai Lihai. Sudah banyak kejadian aneh yang ia lalui sebelumnya. Hal ini juga seperti berhubungan dengan serangkaian kejadian aneh itu.'Siapa yang telah mengatur ini semua? Apakah gadis bercadar itu atau ada pihak
Bai Lihai dan Xiao Qiumei kembali melanjutkan perjalanan. Sesekali, si pemuda melirik pada si gadis yang sejak bangun tidak bicara sedikit pun. Sangat berbeda dengan dia yang sebelumnya. Mungkin saja karena dia merasa marah karena semalam Bai Lihai tidak menjawab pertanyaannya. Namun, itu sebenarnya agak aneh karena Bai Lihai sudah sering tidak menjawab pertanyaan si gadis dan tidak ada perubahan sikap dari Xiao Qiumei. Apapun alasannya, Bai Lihai tidak mau tau. Ia justru senang karena Xiao Qiumei tidak akan mengganggunya untuk sementara waktu. "Kau tidak bertanya kenapa aku hanya diam sejak tadi!" Tiba-tiba saja Xiao Qiumei bersuara. Bai Lihai mendengus kesal di dalam hati. Baru saja ia merasa tenang, tiba-tiba Xiao Qiumei sudah kembali menanyakan sebuah pertanyaan aneh. "Hais...! Padahal aku sudah susah payah merubah sikap agar kau menjadi penasaran, tapi kau tetap saja tidak mau memulai pembicaraan," lanjut Xiao Qiumei. Bai Lihai terbatuk mendengar ucapan Xiao Qiumei. Ternyata
Pagoda ini bernama Pagoda Perak. Nama yang sama sekali tidak cocok karena tidak ada sedikit pun unsur perak dalam pembangunan pagoda ini. Pagoda Perak terdiri dari lima lantai dan sama sekali tidak ada pintu masuk ke dalam pagoda. Di bagian depan pagoda, terdapat sebuah patung kuda dengan kepala harimau. Cara untuk memasuki pagoda adalah dengan menatap mata patung tersebut dan dengan kekuatan sihirnya, patung akan membawa Kultivator masuk ke dalam pagoda. Hanya satu Kultivator yang bisa memasuki pagoda dalam satu waktu. Oleh karena itu, mereka harus bergantian untuk mendapatkan Jubah Siluman Level-A. "Apa tidak ada yang berani memasuki pagoda! Dasar penakut! Biar aku yang melakukannya!" Seorang Kultivator Core Formation memasuki Pagoda Perak setelah Kultivator lain tampak tidak ada yang berani masuk. Banyaknya Kultivator yang terluka bahkan terbunuh sebelumnya membuat mereka menjadi takut. Kultivator Core Formation ini menatap mata patung. Seketika, mata patung mengeluarkan cahaya
Ruangan di lantai dua ini tampak diisi oleh sejumlah patung seukuran orang dewasa yang berjejer di tiap sisi ruangan. Patung-patung ini memiliki tubuh seperti manusia dengan kepala seperti serigala. Setidaknya, ada 12 patung di tempat ini. Patung-patung ini jelas bukanlah patung-patung biasa. Masing-masing patung telah terhubung dengan sebuah Array yang membuatnya bisa menjadi hidup. Tidak diragukan lagi, patung-patung ini adalah rintangan yang harus dilalui oleh Bai Lihai.Di saat si pemuda mulai melangkah, di saat itu juga patung-patung mulai bergerak. Masing-masing patung mengarahkan pandangannya pada Bai Lihai. "Maju kalian semua!" Bai Lihai bergumam sendiri. Seperti mengikuti perintah Bai Lihai, patung-patung itu bergerak secara bersama-sama menyerang si pemuda. Langkah kaki mereka membuat lantai pagoda menjadi bergetar. Kekuatan patung-patung ini bisa dikatakan setara dengan dengan Kultivator di ranah Qi Refining 5. Kekuatan mereka masih dibawah Bai Lihai, tapi si pemuda perl