"Barang berikutnya yang akan dilelang adalah sebuah Senjata Item Sihir Level-D!" Pemandu Lelang menunjukkan sebuah pedang berwarna biru keperakan. "Apa kau membohongi kami! Sudah jelas itu Level-S, bagaimana mungkin kau mengatakannya Level-D!" Bai Lihai bergumam mengomentari barang yang akan dilelang. Tiap Item Sihir memiliki aura yang bisa dirasakan oleh setiap Kultivator. Tidak jelas apa yang membuat Pemandu Lelang tidak menyebutkan level yang sebenarnya. Rasanya mustahil ia bisa menipu seorang Kultivator dalam hal ini. Tiba-tiba saja, Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai. "Itu pedang milikku! Cepat dapatkan pedang itu untukku!""Jauhkan tanganmu dari tubuhku! Untuk apa juga aku mendapatkan pedang itu untukmu," balas Bai Lihai. "Kau masih punya hutang karena membuat kudaku kabur. Aku akan menganggapnya lunas jika kau mendapatkannya untukku!""Keledaimu lepas karena kesalahanmu sendiri, bukan karena aku. Aku tidak memiliki hutang apapun padamu!"Bai Lihai tidak mau menang
Semua peserta lelang mulai meninggalkan Pusat Lelang Sinar Mentari. Mereka yang memenangkan lelang membawa barang yang mereka menangkan. Sementara, mereka yang melelang barang membawa pulang uang dari hasil lelang itu. Tak terkecuali Bai Lihai. Ia mendapat uang dalam jumlah yang besar dari hasil melelang Ginseng Darah dan Inti Roh Laba-laba Racun. Si pemuda pun juga membawa sebuah Item Sihir berbentuk pedang yang ia menangkan. Bai Lihai meninggalkan pusat lelang tersebut. Namun, Xiao Qiumei terus saja mengikutinya. "Cepat berikan pedang itu padaku," ucap Xiao Qiumei sambil menarik pakaian Bai Lihai. Bai Lihai mendengus kesal, tapi ia tidak meladeninya. Ia terus berjalan meski langkahnya sedikit terhambat karena tarikan si gadis. Saat ini, Bai Lihai menyimpan pedang itu di dalam Cincin Ruang karena tidak ingin Xiao Qiumei merebut pedang itu darinya. Hal ini membuat si pemuda belum bisa menyelidiki kenapa orang-orang menganggap pedang itu Level-D, sementara ia merasa itu adalah Leve
"Bisa Tuan Muda perlihatkan pedang itu!" Pinta Liu Jin. Bai Lihai menuruti permintaan Liu Jin dengan mengeluarkan Pedang Purnama dari Cincin Ruang-nya. "Coba Tuan Muda perhatikan pada bagian bilah pedang tersebut," lanjut Liu Jin. Pandangan Bai Lihai terarah pada bilah pedang tersebut. Dapat ia lihat sebuah ukiran yang menghiasi bilah pedang. "Ini kan...?" "Benar! Itu sebuah simbol Prasasti!" Liu Jin meneruskan ucapan Bai Lihai yang tidak selesai. Prasasti adalah sebuah ukiran yang dibuat pada suatu benda, yang mana ukiran tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas benda tersebut. Ini adalah bagian dari ilmu Array dan hanya Kultivator Array yang dapat membuat Prasasti ini. Terjawab sudah, level asli dari Pedang Purnama. Seperti yang dirasakan Bai Lihai, pedang ini pada dasarnya adalah Level-S, tapi Simbol Prasasti menurunkan kualitasnya menjadi Level-D. Meski begitu, ada satu hal yang masih membuat Bai Lihai Bingung. "Bagaimana aku bisa merasakan level asli dari Item
Bai Lihai menghentikan langkah. Lima orang yang mengikuti mereka ini benar-benar membuat Bai Lihai waspada.Si pemuda melihat ke sekeliling, tempat kelima orang ini berada. Meski mereka bersembunyi, nyatanya Mata Kosmik Bai Lihai bisa mendeteksi mereka. Kelima orang ini diselimuti aura gelap yang cukup tinggi untuk ukuran Kultivator yang masih berada di ranah Qi Refining. Sudah jelas tujuannya bukanlah untuk sesuatu yang baik. "Apa yang sebenarnya kau lihat?" Xiao Qiumei merasa penasaran dengan tingkah Bai Lihai yang terus melihat ke sekeliling. "Sebaiknya kau diam!" ucap Bai Lihai dengan nada dingin. "Kau ini memang pria yang aneh! Jadi, cepat kembalikan Pedang Purnama-ku!" Xiao Qiumei menengadahkan tangan sambil tersenyum. Bai Lihai langsung memberi tatapan tajam pada Xiao Qiumei. Gadis itu terus saja membicarakan tentang Pedang Purnama. "Qiumei...!"Tiba-tiba saja, terdengar suara yang memanggil nama si gadis. Keduanya langsung menengok ke arah sumber suara. Terlihat dua orang
"Matahari sebentar lagi akan terbenam. Tidakkah sebaiknya kita menginap dahulu di kota ini untuk satu malam!" ucap Xiao Qiumei. "Tidak Qiumei! Kita harus pergi sore ini juga atau kita akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak!" Ma Liqian menolak pendapat Xiao Qiumei. Xiao Qiumei garuk-garuk kepala. Ia kebingungan, kenapa teman-temannya ini begitu terburu-buru. Padahal, waktu ujian masuk Sekte Bulan Perak masih cukup lama. Bahkan, jika mereka berangkat dua minggu dari sekarang, mereka tidak akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak. "Kenapa kita pergi ke arah ini! Gerbang kota ada di sebelah sana!" Xiao Qiumei merasa heran. Seharusnya mereka menuju ke arah gerbang kota, tapi teman-temannya ini justru membawanya ke tempat yang berbeda. "Ada barang yang perlu kami ambil. Ini tidak akan lama," jawab Ma Liqian. Entah kenapa, Xiao Qiumei merasa suasananya begitu mencekam. Ketiga temannya terlihat begitu tegang, tidak seperti mereka biasanya. "Hei... kenapa kalian begitu tegang! Liqi
Dari sela-sela asap yang muncul akibat sambaran petir, Jiang Fangzhou melakukan sebuah tebasan pada Bai Lihai. Si pemuda berhasil menghindari tebasan tersebut. Meski Bai Lihai menggunakan Jubah Siluman, ia tidak bisa membiarkan dirinya terkana tebasan dari pedang Jiang Fangzhou. Pedang itu adalah sebuah senjata yang disebut Senjata Prasasti. Senjata Prasasti adalah sebuah senjata yang telah diukir dengan sebuah pola Prasasti. Seperti yang pernah dijelaskan, Prasasti adalah sebuah Array yang dapat meningkatkan dan menurunkan kekuatan suatu benda. Prasati yang diukir pada sebuah pedang akan membuat pedang memiliki kekuatan Array. Senjata Prasasti adalah senjata alternatif untuk Senjata Item Sihir yang memang cukup langka. Kekuatan Senjata Prasasti dan Senjata Item Sihir juga bisa dikatakan setara. Kualitas sebuah Senjata Item Sihir diukur dengan satuan Bintang. Ini terdiri dari lima tingkat, dari Bintang 1 hingga Bintang 5.Senjata Prasasti yang digunakan Jiang Fangzhou ini memiliki
Serbuk berwarna kuning melayang keluar dari botol. Serbuk ini bergerak mengikuti gerak tangan Jiang Fangzhou. Ini adalah salah satu kemampuan dari Kultivator Racun. Membuat racun melayang dan menyerang melalui udara. Tidak semua racun bisa diperlakukan seperti itu. Biasanya, racun ini tidak mematikan, tapi cukup berguna dalam sebuah pertarungan. Tangan Jiang Fangzhou bergerak mengarahkan racun tersebut ke arah Bai Lihai. Gerak racun itu tidak terlalu cepat. Ini menandakan Jiang Fangzhou belum terlalu ahli dalam menggunakan Teknik Racun Udara. Meski begitu, Bai Lihai tetap akan kesulitan menghadapi serangan seperti ini. Mengantisipasi itu, Bai Lihai mengeluarkan sebuah Jimat. Ia mengalirinya dengan Qi dan melepaskannya. Seketika, Jimat itu berubah menjadi sebuah kubah yang melindungi Bai Lihai. Racun itu tidak bisa mengenai Bai Lihai dan hanya menempel pada bagian luar kubah. "Lagi-lagi kau menggunakan Jimat!" Jiang Fangzhou merasa kesal, Bai Lihai kembali menggunakan Jimat. Jelas
Wanita itu bernama Jiang Fangling. Ia tidak lain adalah saudara kembar dari Jiang Fangzhou. "Memalukan! Melawan Kultivator Qi Refining saja kau tidak mampu!" Jiang Fangling menyindir Jiang Fangzhou. "Kenapa kau selalu datang terlambat!" Jiang Fangzhou tidak senang dengan Jiang Fangling yang baru saja datang. "Mesti terlambat, tapi aku bisa menyelesaikan misi lebih baik darimu!" Jiang Fangling membalas ucapan Jiang Fangzhou. Di sisi lain, Bai Lihai mencoba membangkitkan diri. "Apa yang kau lakukan padanya?"Jiang Fangling mengarahkan pandangannya pada Bai Lihai. Bola mata mereka saling beradu pandang. Meski wajah Bai Lihai tertutup topeng, tapi dari sorot matanya, Jiang Fangling bisa menebak bahwa pemuda itu sangat tampan. Jiang Fangling ini memiliki fisik yang menarik. Wajah cantik dan kulit yang bersih. Memiliki tubuh indah dengan dada yang besar. Ditambah lagi, ia mengenakan pakaian yang sexi dengan menunjukkan belahan dada dan pahanya. Semua pria akan menelan ludah melihat wani