Home / Fantasi / Sang Kultivator Terbuang / 8. Jubah Siluman dan Pedang Matahari

Share

8. Jubah Siluman dan Pedang Matahari

Author: Adnosekai
last update Last Updated: 2023-03-22 13:00:19

"Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin.

"Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap.

Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai.

"Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin.

Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas.

Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini. Pedang ini ia beri nama Pedang Matahari.

Mereka menjadi waspada pada Bai Lihai. Senjata yang digunakan pemuda itu lebih bagus dari senjata mereka.

Ada beberapa jenis senjata. Yang paling populer adalah Senjata Item Sihir. Senjata ini begitu diminati karena memiliki kekuatan tersendiri. Berbeda dengan senjata yang digunakan Kultivator Sekte Gerbang Naga itu. Mereka menggunakan senjata yang disebut Senjata Qi. Senjata ini perlu dialiri Qi agar memiliki kekuatan. Tentu saja, dalam pertarunhan pengguna Senjata Item Sihir agan lebih diuntungkan.

Namun, bukan berarti mereka akan membiarkan Bai Lihai pergi begitu saja. Ini adalah kesempatan mereka untuk mendapatkan pengakuan dari Tetua Agung dengan menangkap seorang buronan.

Lagi pula, kualitas pedang yang digunakan si pemuda tidak terlalu tinggi. Itu masih bisa dilawan dengan keunggulan jumlah mereka.

"Jangan buang waktu! Serang dia sekarang!" Salah seorang diantara mereka memberi perintah pada yang lainnya.

Kali ini, anggota Sekte Gerbang Naga tidak lagi memperlakukan Bai Lihai sebagai seorang sampah. Mereka menganggap si pemuda sebagai lawan yang sepadan. Untuk itu, mereka mengaliri senjata mereka dengan Qi agar kekuatannya tidak terlalu jauh.

Bai Lihai tentu tidak tinggal diam. Ia menghindar dan menangkis setiap serangan yang datang.

Keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga itu semuanya berada di ranah Qi Refining. Relatif seimbang dengan Bai Lihai. Hanya saja, ia kalah jumlah.

Tebasan demi tebasan dilakukan oleh Bai Lihai, melukai beberapa di antara mereka. Satu persatu mereka berhasil dibuat terdesak oleh si pemuda.

"Sial! Dia lebih kuat dari yang kubayangkan!" gumam salah satu diantara mereka.

Keenam Kultivator mulai terlihat panik. Kemampuan si pemuda melebihi dugaan mereka. Kini, mereka mulai menyadari, kelumpuhan Gao Lin bukanlah kebetulan belaka. Pemuda yang sedang mereka lawan memang benar-benar kuat.

Bai Lihai tidak memberi waktu lawan untuk bernapas. Gerakannya begitu cepat dalam menyerang. Ayunan pedangnya begitu halus, tapi terasa begitu tajam. Keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga kesulitan mengimbanginya.

"Teknik apa yang ia gunakan? Ini seperti bukan teknik dari Sekte Gerbang Naga!" gumam salah satu diantara mereka.

Wajar saja mereka tidak mengetahui jurus yang digunakan oleh Bai Lihai. Ini adalah teknik yang ia pelajari dari Manual Mata Angin.

Gerak Bai Lihai terlihat santai bagai angin sepoi-sepoi. Namun, gerakan itu sulit ditebak, sehingga mereka berenam tidak bisa mengantisipasinya.

"Kita tidak bisa melawannya dengan cara seperti ini. Cepat buat formasi!" Perintah salah diantara mereka.

Langsung saja, mereka berkumpul membentuk formasi pohon cemara. Satu orang berada di depan, dua orang berada di barisan kedua dan tiga orang berada di barisan paling belakang.

Mereka menyerang secara bersama-sama. Kultivator yang berada di barisan paling belakang melakukan sebuah tebasan. Bai Lihai berhasil menangkis. Namun, dua orang yang berada di barusan kedua dengan cepat datang melakukan tebasan.

Bai Lihai dengan gesit menghindari tebasan itu. Namun, itu membuat ia dalam posisi sulit. Serangan dari tiga Kultivator yang berada di barisan ketiga tidak bisa ia hindari. Seketika, tiga goresan langsung mengenai tubuh Bai Lihai.

Bai Lihai tersenyum sinis. "Serangan yang bagus!" Si pemuda tetlihat meledek keenam orang tersebut.

Sontak, keenam orang itu terkejut melihat Bai Lihai tidak terluka oleh serangan mereka.

"Jubah Siluman! Dari mana dia mendapatkannya?"

Alasan kenapa Bai Lihai tidak terluka akibat tebasan ketiga orang itu adalah karena pakaian yang ia kenakan bukanlah pakaian biasa, melainkan sebuah Item Sihir yang bernama Jubah Siluman.

Item Sihir memang banyak jenisnya. Mulai dari senjata, alat pelindung dan masih banyak jenis lainnya.

Siapa pun yang mengenakan Jubah Siluman akan kebal terhadap serangan dalam batas tertentu. Jubah Siluman tidak bisa ditembus oleh Senjata Qi, sebanyak apapun Qi yang dialirkan. Jubah Siluman hanya bisa ditembus dengan menggunakan Senjata Item Sihir, Senjata Prasasti atau Senjata Elemental. Itupun tergantung tingkat masing-masing.

"Aku beri kalian kesempatan untuk pergi. Tidak ada gunanya melanjutkan pertarungan ini. Kalian tidak punya kesempatan untuk menang!" Bai Lihai berkata dengan sombong.

"Jangan meremehkan kami!" Balas salah seorang diantara mereka.

Keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga merasa geram dengan perkataan Bai Lihai. Mereka mengalirkan Qi lebih banyak pada pedang mereka.

Kembali keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga melakukan serangan dalam formasi pohon cemara. Namun, kali ini Bai Lihai lebih sigap menghadapinya.

Tebasan dari orang pertama ia tangkis. Selanjutnya, si pemuda melompat dan melakukan tendangan pada dua orang yang berada di barisan kedua. Itu membuat mereka melangkah mundur dan mengganggu gerakan tiga orang yang berada di barisan ketiga.

Formasi mereka menjadi kacau dan Bai Lihai memanfaatkan itu dengan melakukan tebasan pada masing-masing mereka. Seketika, mereka semua menjadi terluka.

Jelas mereka bertumbangan karena serangan ini. Tebasan Bai Lihai dilapisi dengan Qi, sementara Qi lawan telah terkuras karena pelapisi pedang mereka dengan Qi. Itu membuat mereka berenam tidak sanggup lagi melawan Bai Lihai.

"Ampuni kami Senior! Kami mengaku salah telah mengganggu Senior. Mohon ampuni kesalahan kami!" Tiba-tiba saja, mereka bersujud kepada Bai Lihai.

Bai Lihai tersenyum sinis mendengar mereka memanggil si pemuda dengan sebutan Senior. Padahal, mereka lebih tua dari Bai Lihai. Ini adalah pertama kalinya Bai Lihai dipanggil seperti itu. Biasanya ia dipanggil dengan sebutan 'si sampah'.

"Pergi dari hadapanku sekarang juga atau aku akan membunuh kalian di tempat ini!" Bai Lihai berucap.

"Baik Senior! Kami akan pergi!" Keenam orang itu langsung pergi dari hadapan Bai Lihai.

Alasan Bai Lihai membiarkan orang-orang itu pergi adalah karena ia ingin menyebar berita di Sekte Gerbang Naga, bahwa Bai Lihai yang sekarang berbeda dengan Bai Lihai satu tahun lalu. Keenam orang itu adalah saksi bahwa ia bukan lagi seorang sampah.

Namun, pikiran Bai Lihai salah tentang ini. Keenam orang itu tetap menganggap Bai Lihai sebagai sampah. Kemenangannya hari ini tidak lebih karena Item Sihir yang ia gunakan, seperti Jubah Siluman dan Pedang Matahari.

Setelah keenam orang itu menghilang dari pandangan, Bai Lihai kembali melanjutkan perjalanan menuju kota terdekat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
nehru siregar
kurang seru dlm alur ceritanya
goodnovel comment avatar
Nur Nurmalah
bagus bacaan jelek bayar mahal cerita ny juga
goodnovel comment avatar
Taufiqur Rahman
buset 13 koin
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Kultivator Terbuang   127. Meyakinkan Jiang Durong

    "Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me

  • Sang Kultivator Terbuang   126. Munuju Sekte Lembah Bambu

    Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc

  • Sang Kultivator Terbuang   125. Mencari Ide

    Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha

  • Sang Kultivator Terbuang   124. Kesepakatan

    "Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"

  • Sang Kultivator Terbuang   123. Mengidentifikasi Racun

    Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d

  • Sang Kultivator Terbuang   122. Mununggu Lu Jiwen

    Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas

  • Sang Kultivator Terbuang   121. Perdebatan Di Restoran

    Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se

  • Sang Kultivator Terbuang   120. Misi Berikutnya

    Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat

  • Sang Kultivator Terbuang   119. Kesembuhan Gao Lin

    Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status