"Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin.
"Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap.Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai."Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin.Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas.Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini. Pedang ini ia beri nama Pedang Matahari.Mereka menjadi waspada pada Bai Lihai. Senjata yang digunakan pemuda itu lebih bagus dari senjata mereka.Ada beberapa jenis senjata. Yang paling populer adalah Senjata Item Sihir. Senjata ini begitu diminati karena memiliki kekuatan tersendiri. Berbeda dengan senjata yang digunakan Kultivator Sekte Gerbang Naga itu. Mereka menggunakan senjata yang disebut Senjata Qi. Senjata ini perlu dialiri Qi agar memiliki kekuatan. Tentu saja, dalam pertarunhan pengguna Senjata Item Sihir agan lebih diuntungkan.Namun, bukan berarti mereka akan membiarkan Bai Lihai pergi begitu saja. Ini adalah kesempatan mereka untuk mendapatkan pengakuan dari Tetua Agung dengan menangkap seorang buronan.Lagi pula, kualitas pedang yang digunakan si pemuda tidak terlalu tinggi. Itu masih bisa dilawan dengan keunggulan jumlah mereka."Jangan buang waktu! Serang dia sekarang!" Salah seorang diantara mereka memberi perintah pada yang lainnya.Kali ini, anggota Sekte Gerbang Naga tidak lagi memperlakukan Bai Lihai sebagai seorang sampah. Mereka menganggap si pemuda sebagai lawan yang sepadan. Untuk itu, mereka mengaliri senjata mereka dengan Qi agar kekuatannya tidak terlalu jauh.Bai Lihai tentu tidak tinggal diam. Ia menghindar dan menangkis setiap serangan yang datang.Keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga itu semuanya berada di ranah Qi Refining. Relatif seimbang dengan Bai Lihai. Hanya saja, ia kalah jumlah.Tebasan demi tebasan dilakukan oleh Bai Lihai, melukai beberapa di antara mereka. Satu persatu mereka berhasil dibuat terdesak oleh si pemuda."Sial! Dia lebih kuat dari yang kubayangkan!" gumam salah satu diantara mereka.Keenam Kultivator mulai terlihat panik. Kemampuan si pemuda melebihi dugaan mereka. Kini, mereka mulai menyadari, kelumpuhan Gao Lin bukanlah kebetulan belaka. Pemuda yang sedang mereka lawan memang benar-benar kuat.Bai Lihai tidak memberi waktu lawan untuk bernapas. Gerakannya begitu cepat dalam menyerang. Ayunan pedangnya begitu halus, tapi terasa begitu tajam. Keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga kesulitan mengimbanginya."Teknik apa yang ia gunakan? Ini seperti bukan teknik dari Sekte Gerbang Naga!" gumam salah satu diantara mereka.Wajar saja mereka tidak mengetahui jurus yang digunakan oleh Bai Lihai. Ini adalah teknik yang ia pelajari dari Manual Mata Angin.Gerak Bai Lihai terlihat santai bagai angin sepoi-sepoi. Namun, gerakan itu sulit ditebak, sehingga mereka berenam tidak bisa mengantisipasinya."Kita tidak bisa melawannya dengan cara seperti ini. Cepat buat formasi!" Perintah salah diantara mereka.Langsung saja, mereka berkumpul membentuk formasi pohon cemara. Satu orang berada di depan, dua orang berada di barisan kedua dan tiga orang berada di barisan paling belakang.Mereka menyerang secara bersama-sama. Kultivator yang berada di barisan paling belakang melakukan sebuah tebasan. Bai Lihai berhasil menangkis. Namun, dua orang yang berada di barusan kedua dengan cepat datang melakukan tebasan.Bai Lihai dengan gesit menghindari tebasan itu. Namun, itu membuat ia dalam posisi sulit. Serangan dari tiga Kultivator yang berada di barisan ketiga tidak bisa ia hindari. Seketika, tiga goresan langsung mengenai tubuh Bai Lihai.Bai Lihai tersenyum sinis. "Serangan yang bagus!" Si pemuda tetlihat meledek keenam orang tersebut.Sontak, keenam orang itu terkejut melihat Bai Lihai tidak terluka oleh serangan mereka."Jubah Siluman! Dari mana dia mendapatkannya?"Alasan kenapa Bai Lihai tidak terluka akibat tebasan ketiga orang itu adalah karena pakaian yang ia kenakan bukanlah pakaian biasa, melainkan sebuah Item Sihir yang bernama Jubah Siluman.Item Sihir memang banyak jenisnya. Mulai dari senjata, alat pelindung dan masih banyak jenis lainnya.Siapa pun yang mengenakan Jubah Siluman akan kebal terhadap serangan dalam batas tertentu. Jubah Siluman tidak bisa ditembus oleh Senjata Qi, sebanyak apapun Qi yang dialirkan. Jubah Siluman hanya bisa ditembus dengan menggunakan Senjata Item Sihir, Senjata Prasasti atau Senjata Elemental. Itupun tergantung tingkat masing-masing."Aku beri kalian kesempatan untuk pergi. Tidak ada gunanya melanjutkan pertarungan ini. Kalian tidak punya kesempatan untuk menang!" Bai Lihai berkata dengan sombong."Jangan meremehkan kami!" Balas salah seorang diantara mereka.Keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga merasa geram dengan perkataan Bai Lihai. Mereka mengalirkan Qi lebih banyak pada pedang mereka.Kembali keenam Kultivator Sekte Gerbang Naga melakukan serangan dalam formasi pohon cemara. Namun, kali ini Bai Lihai lebih sigap menghadapinya.Tebasan dari orang pertama ia tangkis. Selanjutnya, si pemuda melompat dan melakukan tendangan pada dua orang yang berada di barisan kedua. Itu membuat mereka melangkah mundur dan mengganggu gerakan tiga orang yang berada di barisan ketiga.Formasi mereka menjadi kacau dan Bai Lihai memanfaatkan itu dengan melakukan tebasan pada masing-masing mereka. Seketika, mereka semua menjadi terluka.Jelas mereka bertumbangan karena serangan ini. Tebasan Bai Lihai dilapisi dengan Qi, sementara Qi lawan telah terkuras karena pelapisi pedang mereka dengan Qi. Itu membuat mereka berenam tidak sanggup lagi melawan Bai Lihai."Ampuni kami Senior! Kami mengaku salah telah mengganggu Senior. Mohon ampuni kesalahan kami!" Tiba-tiba saja, mereka bersujud kepada Bai Lihai.Bai Lihai tersenyum sinis mendengar mereka memanggil si pemuda dengan sebutan Senior. Padahal, mereka lebih tua dari Bai Lihai. Ini adalah pertama kalinya Bai Lihai dipanggil seperti itu. Biasanya ia dipanggil dengan sebutan 'si sampah'."Pergi dari hadapanku sekarang juga atau aku akan membunuh kalian di tempat ini!" Bai Lihai berucap."Baik Senior! Kami akan pergi!" Keenam orang itu langsung pergi dari hadapan Bai Lihai.Alasan Bai Lihai membiarkan orang-orang itu pergi adalah karena ia ingin menyebar berita di Sekte Gerbang Naga, bahwa Bai Lihai yang sekarang berbeda dengan Bai Lihai satu tahun lalu. Keenam orang itu adalah saksi bahwa ia bukan lagi seorang sampah.Namun, pikiran Bai Lihai salah tentang ini. Keenam orang itu tetap menganggap Bai Lihai sebagai sampah. Kemenangannya hari ini tidak lebih karena Item Sihir yang ia gunakan, seperti Jubah Siluman dan Pedang Matahari.Setelah keenam orang itu menghilang dari pandangan, Bai Lihai kembali melanjutkan perjalanan menuju kota terdekat.Kota Zhenzhu adalah salah satu kota khusus yang ada di Benua Tengah. Disebut kota khusus karena di kota ini terjadi interaksi antara Kultivator dengan manusia biasa. Pada dasarnya, Kultivator dan manusia memang memisahkan diri. Dan di kota khusus inilah sekat itu menghilang. Saat ini, Bai Lihai sedang berada di Kota Zhenzhu ini. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Sengaja ia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika ada Kuktivator dari Sekte Gerbang Naga yang berada di tempat ini. Bukan tidak mungkin ia bertemu dengan Kultivator yang lebih kuat dari pada yang ia temui diperjalanan. "Menyingkir...!" Teriak seorang gadis yang tengah menunggangi seekor keledai kecil. Keledai itu bergerak tidak teratur, membuat si gadis kesulitan menungganginya. Semua orang yang berada di sekitar itu menyingkir, agar tidak tertabrak oleh keledai. Bai Lihai terlambat menghindar. Ia pun tertabrak keledai itu. Seketika, Bai Lihai, keledai dan si gadis menjadi terjatuh. "Aduh... tubuhku sakit sekal
"Barang berikutnya yang akan dilelang adalah sebuah Senjata Item Sihir Level-D!" Pemandu Lelang menunjukkan sebuah pedang berwarna biru keperakan. "Apa kau membohongi kami! Sudah jelas itu Level-S, bagaimana mungkin kau mengatakannya Level-D!" Bai Lihai bergumam mengomentari barang yang akan dilelang. Tiap Item Sihir memiliki aura yang bisa dirasakan oleh setiap Kultivator. Tidak jelas apa yang membuat Pemandu Lelang tidak menyebutkan level yang sebenarnya. Rasanya mustahil ia bisa menipu seorang Kultivator dalam hal ini. Tiba-tiba saja, Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai. "Itu pedang milikku! Cepat dapatkan pedang itu untukku!""Jauhkan tanganmu dari tubuhku! Untuk apa juga aku mendapatkan pedang itu untukmu," balas Bai Lihai. "Kau masih punya hutang karena membuat kudaku kabur. Aku akan menganggapnya lunas jika kau mendapatkannya untukku!""Keledaimu lepas karena kesalahanmu sendiri, bukan karena aku. Aku tidak memiliki hutang apapun padamu!"Bai Lihai tidak mau menang
Semua peserta lelang mulai meninggalkan Pusat Lelang Sinar Mentari. Mereka yang memenangkan lelang membawa barang yang mereka menangkan. Sementara, mereka yang melelang barang membawa pulang uang dari hasil lelang itu. Tak terkecuali Bai Lihai. Ia mendapat uang dalam jumlah yang besar dari hasil melelang Ginseng Darah dan Inti Roh Laba-laba Racun. Si pemuda pun juga membawa sebuah Item Sihir berbentuk pedang yang ia menangkan. Bai Lihai meninggalkan pusat lelang tersebut. Namun, Xiao Qiumei terus saja mengikutinya. "Cepat berikan pedang itu padaku," ucap Xiao Qiumei sambil menarik pakaian Bai Lihai. Bai Lihai mendengus kesal, tapi ia tidak meladeninya. Ia terus berjalan meski langkahnya sedikit terhambat karena tarikan si gadis. Saat ini, Bai Lihai menyimpan pedang itu di dalam Cincin Ruang karena tidak ingin Xiao Qiumei merebut pedang itu darinya. Hal ini membuat si pemuda belum bisa menyelidiki kenapa orang-orang menganggap pedang itu Level-D, sementara ia merasa itu adalah Leve
"Bisa Tuan Muda perlihatkan pedang itu!" Pinta Liu Jin. Bai Lihai menuruti permintaan Liu Jin dengan mengeluarkan Pedang Purnama dari Cincin Ruang-nya. "Coba Tuan Muda perhatikan pada bagian bilah pedang tersebut," lanjut Liu Jin. Pandangan Bai Lihai terarah pada bilah pedang tersebut. Dapat ia lihat sebuah ukiran yang menghiasi bilah pedang. "Ini kan...?" "Benar! Itu sebuah simbol Prasasti!" Liu Jin meneruskan ucapan Bai Lihai yang tidak selesai. Prasasti adalah sebuah ukiran yang dibuat pada suatu benda, yang mana ukiran tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas benda tersebut. Ini adalah bagian dari ilmu Array dan hanya Kultivator Array yang dapat membuat Prasasti ini. Terjawab sudah, level asli dari Pedang Purnama. Seperti yang dirasakan Bai Lihai, pedang ini pada dasarnya adalah Level-S, tapi Simbol Prasasti menurunkan kualitasnya menjadi Level-D. Meski begitu, ada satu hal yang masih membuat Bai Lihai Bingung. "Bagaimana aku bisa merasakan level asli dari Item
Bai Lihai menghentikan langkah. Lima orang yang mengikuti mereka ini benar-benar membuat Bai Lihai waspada.Si pemuda melihat ke sekeliling, tempat kelima orang ini berada. Meski mereka bersembunyi, nyatanya Mata Kosmik Bai Lihai bisa mendeteksi mereka. Kelima orang ini diselimuti aura gelap yang cukup tinggi untuk ukuran Kultivator yang masih berada di ranah Qi Refining. Sudah jelas tujuannya bukanlah untuk sesuatu yang baik. "Apa yang sebenarnya kau lihat?" Xiao Qiumei merasa penasaran dengan tingkah Bai Lihai yang terus melihat ke sekeliling. "Sebaiknya kau diam!" ucap Bai Lihai dengan nada dingin. "Kau ini memang pria yang aneh! Jadi, cepat kembalikan Pedang Purnama-ku!" Xiao Qiumei menengadahkan tangan sambil tersenyum. Bai Lihai langsung memberi tatapan tajam pada Xiao Qiumei. Gadis itu terus saja membicarakan tentang Pedang Purnama. "Qiumei...!"Tiba-tiba saja, terdengar suara yang memanggil nama si gadis. Keduanya langsung menengok ke arah sumber suara. Terlihat dua orang
"Matahari sebentar lagi akan terbenam. Tidakkah sebaiknya kita menginap dahulu di kota ini untuk satu malam!" ucap Xiao Qiumei. "Tidak Qiumei! Kita harus pergi sore ini juga atau kita akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak!" Ma Liqian menolak pendapat Xiao Qiumei. Xiao Qiumei garuk-garuk kepala. Ia kebingungan, kenapa teman-temannya ini begitu terburu-buru. Padahal, waktu ujian masuk Sekte Bulan Perak masih cukup lama. Bahkan, jika mereka berangkat dua minggu dari sekarang, mereka tidak akan terlambat sampai ke Sekte Bulan Perak. "Kenapa kita pergi ke arah ini! Gerbang kota ada di sebelah sana!" Xiao Qiumei merasa heran. Seharusnya mereka menuju ke arah gerbang kota, tapi teman-temannya ini justru membawanya ke tempat yang berbeda. "Ada barang yang perlu kami ambil. Ini tidak akan lama," jawab Ma Liqian. Entah kenapa, Xiao Qiumei merasa suasananya begitu mencekam. Ketiga temannya terlihat begitu tegang, tidak seperti mereka biasanya. "Hei... kenapa kalian begitu tegang! Liqi
Dari sela-sela asap yang muncul akibat sambaran petir, Jiang Fangzhou melakukan sebuah tebasan pada Bai Lihai. Si pemuda berhasil menghindari tebasan tersebut. Meski Bai Lihai menggunakan Jubah Siluman, ia tidak bisa membiarkan dirinya terkana tebasan dari pedang Jiang Fangzhou. Pedang itu adalah sebuah senjata yang disebut Senjata Prasasti. Senjata Prasasti adalah sebuah senjata yang telah diukir dengan sebuah pola Prasasti. Seperti yang pernah dijelaskan, Prasasti adalah sebuah Array yang dapat meningkatkan dan menurunkan kekuatan suatu benda. Prasati yang diukir pada sebuah pedang akan membuat pedang memiliki kekuatan Array. Senjata Prasasti adalah senjata alternatif untuk Senjata Item Sihir yang memang cukup langka. Kekuatan Senjata Prasasti dan Senjata Item Sihir juga bisa dikatakan setara. Kualitas sebuah Senjata Item Sihir diukur dengan satuan Bintang. Ini terdiri dari lima tingkat, dari Bintang 1 hingga Bintang 5.Senjata Prasasti yang digunakan Jiang Fangzhou ini memiliki
Serbuk berwarna kuning melayang keluar dari botol. Serbuk ini bergerak mengikuti gerak tangan Jiang Fangzhou. Ini adalah salah satu kemampuan dari Kultivator Racun. Membuat racun melayang dan menyerang melalui udara. Tidak semua racun bisa diperlakukan seperti itu. Biasanya, racun ini tidak mematikan, tapi cukup berguna dalam sebuah pertarungan. Tangan Jiang Fangzhou bergerak mengarahkan racun tersebut ke arah Bai Lihai. Gerak racun itu tidak terlalu cepat. Ini menandakan Jiang Fangzhou belum terlalu ahli dalam menggunakan Teknik Racun Udara. Meski begitu, Bai Lihai tetap akan kesulitan menghadapi serangan seperti ini. Mengantisipasi itu, Bai Lihai mengeluarkan sebuah Jimat. Ia mengalirinya dengan Qi dan melepaskannya. Seketika, Jimat itu berubah menjadi sebuah kubah yang melindungi Bai Lihai. Racun itu tidak bisa mengenai Bai Lihai dan hanya menempel pada bagian luar kubah. "Lagi-lagi kau menggunakan Jimat!" Jiang Fangzhou merasa kesal, Bai Lihai kembali menggunakan Jimat. Jelas