Belum lepas keterkejutan Jiz, tiba-tiba saja puluhan panah petir langsung melesat menyerangnya dari balik reruntuhan benteng. Jiz dan satu penyihir lainnya segera merapalkan sihirnya untuk menahan puluhan panah petir yang datang menggunakan sihir yang serupa. Sementara itu Gerald dengan kejamnya menghujamkan pedangnya ke dada penyihir yang sudah tumbang di tanah.
‘Ddhhaammrr..’
Terdengar ledakan-ledakan kecil saat puluhan panah petir menghantam panah angin dan panah api. Suara ledakan itu menyamarkan suara jeritan penyihir yang dihabisi oleh Gerald. Dari lubang satu persatu muncul para prajurit anak buah Gerald, Jiz dan temannya kembali melompat mundur untuk menjaga jarak dari para prajurit dan Gerald. Mereka tahu sebagai seorang penyihir kesempatan mereka menang dalam bertarung jarak dekat sangatlah kecil.
“Dasar tikus tanah, kalian pikir bisa lari dari kami begitu saja?” tukas Gerald seraya mencabut pedangnya dar
Raspati, Ajid dan Elis terus berlari menyusuri setiap sudut rumah megah Leonard, kali ini tujuan mereka adalah lantai dua dan seterusnya. Di saat mereka berlari tersebut terdengar dentingan senjata beradu dan beberapa ledakan kecil di titik lain kediaman Leonard, mereka yakin kalau kelompok pengembara lainnya sedang baku hantam dengan para prajurit dan penyihir keluarga Leonard.Dari belakang mereka bertiga terdengar langkah kaki Vana dan Nela yang menyusul, kini mereka berlima terus berlari menyusuri lorong-lorong dan memeriksa setiap ruangan yang mereka lewati. Namun bukan hanya teman-teman mereka saja yang tidak ada tapi para prajurit yang harusnya berpatroli juga tidak terlihat satupun.“Kelihatannya para prajurit yang bertugas patrol di dalam rumah juga berkumpul di tempat lain,” tukas Ajid.“Itu lebih baik, prioritas utama kita kali ini adalah membebaskan para tawanan wanita dan beberapa pria yang
Merasa kalau lawannya tidak mudah di tumbangkan, Ajid dan Elis langsung melompat mundur kembali hanya Raspati yang kembali menebaskan pedangnya meski lagi-lagi berhasil dihalau oleh lawannya. Leon hanya tertawa senang melihat lawan-lawannya tidak bisa mendekatinya, dia kemudian duduk di sofa yang ada di ruangan dan menyuruh kedua prajurit yang membawa Liani meletakan Liani di sampingnya. Melihat hal itu tentunya Ajid dan Raspati semakin geram, Elis langsung menyatukan kedua telapak tangannya. Saat itu juga di sekitar tubuhnya tercipta titik-titik api yang membuat udara di ruangan tersebut terasa begitu panas, dua prajurit yang tadi memapah Liani langsung maju menyerang. Tapi titik-titik api itu langsung memadat menjadi tombak api yang membara, saat Elis merentangkan telapak tangannya ke depan saat itu juga lima tombak api melesat menuju musuhnya. Pria yang tadi topengnya dibakar Elis juga langsung menghunuskan pedangnya, akan tetapi tiga
Nata berjalan perlahan menuju Julian yang sedang meraung kesakitan, sementara itu Baron yang terkesima tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Satu anak buah Julian yang tersisa juga sudah ambruk di tanah sambil merasakan sakit di sekujur tubuhnya yang sudah bersimbah darah.Julian yang sedang menekan rasa sakit di tubuhnya terus menatap Nata dengan tajam, sekarang dia paham kalau orang yang dia tendang tadi bukanlah Nata melainkan Baron. Begitu juga Baron yang mulai sadar sebenarnya apa yang terjadi saat kabut tebal menyelimuti tempat pertarungan mereka tadi.Sejak awal memang Nata sudah merencanakan semuanya, dia sengaja membuat kabut tebal agar menutupi tempat pertarungan. Setelah itu dia sengaja menyerang Baron, tapi saat Baron menyerang balik Nata berpura-pura mundur dan tidak melakukan serangan balik lagi agar Baron mengira kalau Nata memang kesulitan bertarung di tengah kabut yang tebal.Nata juga mencip
“Bagaimana kau bisa sampai kemari? Apa yang terjadi dengan para penyihir yang menjaga diluar?” tanya Leon sambil menghunuskan pedang ke arah Nata.“Mereka kelihatannya sedang tertidur lelap,” jawab Nata sambil melompat mendekati Elis.“Kita tidak punya banyak waktu, jika kabar di kota ini sudah sampai di kerajaan maka situasinya akan semakin buruk,” ucap Nata. Raspati dan yang lainnya mengangguk paham, sejak awal mereka memang berencana menyerang dengan cepat.‘Wwrrr..’‘Bbbhhaammrr..’Baru saja Nata selesai berbicara tiba-tiba dari langit melesat sebuah kilatan petir yang menyambar Nata, tapi belum sempat petir itu menghantam tubuhnya tiba-tiba saja petir meledak di udara. Shella yang baru datang langsung melompat mendekati Leon.“Tuan sebaiknya segera pergi ke tempat yang aman, sekarang seluruh kediaman in
Elis terpejam tidak sadarkan diri di pangkuan Nata, efek racun yang digunakan oleh Leon kelihatannya mulai bereaksi. Nata langsung menggunakan sihir penyembuhan untuk melenyapkan racun di tubuh Elis, cahaya gradasi warna kuning mulai menyelimuti tubuh Elis. Darah berwarna hitam mulai keluar dari bekas luka sayatan di leher Elis, tubuhnya tampak mengejang menahan rasa sakit saat racun itu dikeluarkan.Setelah darah hitam keluar seluruhnya, luka sayatan di leher Elis mulai menghilang tanpa bekas. Tubuh Elis yang tadi begitu panas karena demam kini sudah membaik meskipun dia memang masih belum sadarkan diri, Nata mulai mengalihkan pandangannya kepada tubuh Leon yang sudah tewas bersimbah darah. Terdengar derap langkah pelan dari arah belakang Nata.“Kelihatannya kau sudah sadar,” ucap Nata tanpa berbalik sedikitpun, kini dibelakangnya sudah berdiri seorang wanita yang merupakan salah satu penyihir keluarga Leonard.
Tubuh Lion terkulai lemas dan ambruk ke lantai, Nata menghela nafas panjang lalu menatap tangan kirinya sendiri yang gemetar setelah menghabisi seluruh keluarga biadab Leonard. Meskipun mereka adalah orang-orang biadab dan keji, tapi mereka tetaplah manusia. Sebagai sesama manusia tentunya Nata juga merasa iba, kadang dia berpikir mungkin orang-orang seperti itu bisa berubah sikapnya menjadi lebih baik. Tapi itu hanyalah kemungkinan tanpa adanya jaminan, dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi di masa lalu.“Aku pikir setelah kami mengalahkan Sang Raja Ketamakan di masa lalu, aku tidak perlu melakukan hal ini lagi,” ucap Nata sambil menatap telapak tangan kirinya lagi.“Sampai kapan aku harus melakukannya? Apakah memang di dunia ini tidak ada yang namanya kedamaian?” pikir Nata sembari menghela nafas dalam, perlahan kakinya kembali melangkah meninggalkan ruangan tempat seluruh keluarga Leonard tewas.
Nata berjalan perlahan di perbatasan Kota Lheas yang sudah hancur lebur, di sekelilingnya tampak warga Kota Lheas sedang mengantri untuk mendapatkan harta benda keluarga Leonard sebagai ganti rugi harta benda mereka yang lenyap imbas dari kehancuran Kota Lheas akibat sihir tingkat tinggi yang digunakan Julian.Tentunya orang yang membagikan harta benda tersebut bukanlah para pengembara, mereka hanya diberi tugas untuk membawa harta benda dari kediaman keluarga Leonard saja sesuai dengan rencana yang dibuat oleh Nata. Tapi kelihatannya rencananya berjalan sesuai yang dia harapkan, Nata hanya tersenyum melihatnya dia benar-benar kagum karena para pengembara itu melakukan semuanya sesuai dengan yang dia rencanakan.“Maafkan aku karena menyerahkan Elis kepadamu,” ucap Nata kepada Lia yang masih menggendong Elis di punggungnya.“Tidak apa-apa, ini tidaklah seberapa dibandingkan pekerjaanku di keluarga Leonar
Nata dan Lia yang membawa Elis akhirnya sudah sampai di kota yang berada di dalam wilayah kekuasaan keluarga bangsawan Whale di sebelah barat Kerajaan Irish. Nata memutuskan untuk beristirahat di kota itu sembari menunggu Elis sadarkan diri. Lia menawarkan untuk menyewa penginapan saja, sebab dia tidak tega jika membiarkan Elis tidur di luar dengan keadaan seperti itu.Nata menyetujui usul dari Lia tersebut, tapi dia memilih untuk tidur diluar saja. Lia akhirnya membawa Elis ke sebuah penginapan murah dan membaringkannya di tempat tidur, sebagai penyihir keluarga bangsawan tentunya Lia memiliki uang yang cukup untuk menyewa penginapan mewah, tapi Nata menyarankan dia untuk menyewa penginapan murah saja sampai Elis sembuh untuk menghemat uang yang Lia miliki.Esok harinya Nata berkeliling kota untuk mencari informasi yang mungkin berguna, namun saat sedang berkeliling dia mendengar desas desus tentang hancurnya Kota Lheas yang ternyata sudah