Beranda / Romansa / Sang Luna Terakhir / Bab 6: Negosiasi

Share

Bab 6: Negosiasi

Penulis: ID Johnson
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 15:08:22
River

Situasi dengan Serigala Menangis tidak berjalan sesuai rencana, dan River tidak tahu harus berbuat apa. Saat dia duduk di balik mejanya, melihat laporan dari prajurit patroli perbatasan Omega-nya, tampak jelas bahwa dia harus melibatkan kekerasan untuk mendesak orang-orang edan itu ke utara agar berhenti merangsek ke wilayahnya. Brett telah mengawasi situasi baik-baik, dan meskipun dia tentunya mampu mengisi posisi itu, River menantikan Beta-nya yang sebenarnya, Allen, kembali beberapa pekan lagi, ketika Sam dan si bayi Simpson telah mulai terbiasa menjalani rutinitas.

Pintu kantornya terbuka, dan ibunya, Patricia, berjalan masuk dengan senyuman lebar di wajahnya sambil memegang sesuatu yang tampak seperti amplop putih besar. "Halo, Sayang," katanya dengan suara mengalun sehingga membuat River terhenti sejenak. Ada sesuatu terjadi, tapi River tidak yakin ingin tahu apa itu.

"Hai, Bu," katanya selagi ibunya duduk di salah satu kursi kulit di seberangnya. "Apa kabar?"

"Ibu baik," katanya, senyuman itu masih terpancar dari wajah cantiknya. Kerutannya bertambah banyak dibandingkan beberapa tahun yang lalu, ketika River mengambil alih posisi ini, dan itu salah River karena ibunya harus terus melanjutkan tanggung jawab sebagai Luna, tetapi senang rasanya melihat dia tersenyum.

"Apa itu yang Ibu pegang?" tanyanya sambil melirik amplop itu.

"Apa? Ini?" katanya, pura-pura berahasia. "Oh, bukan apa-apa. Ini hanya... undangan."

River mengerang di luar dan di dalam. "Ibu tahu aku tidak akan pergi ke Pesta Dansa Dewi Bulan, 'kan? Saat ini, aku tidak akan ke mana-mana." Dia memandangi laporan di atas mejanya. Pikiran untuk pergi ke suatu tempat ketika dia harus mengurus masalah yang sangat penting tidak bisa diterimanya.

"Oh, jangan konyol," kata ibunya, memegang amplop itu dengan satu tangan untuk mengayunkannya ke arah River, meskipun dia tidak benar-benar memukulnya. "Kawanan bodoh itu sudah menyebabkan masalah selama bertahun-tahun, dan mereka akan terus begitu selama bertahun-tahun ke depan. Tidak, dengar, ini bukan pesta dansa, tapi sama bagusnya." Dia menyodorkan amplop itu ke seberang meja kepada River, menempatkannya di samping tumpukan kertas River, dan kemudian menarik kembali tangannya sambil menyeringai.

Dengan perlahan, River mengambil amplop itu dan melihatnya. Meskipun amplop itu ditujukan kepadanya, ibunya sudah membukanya, tapi dia tidak heran. Label alamat pengirimnya menarik perhatian River. "Michael Knight?" ucapnya. Dia tidak ingat kapan terakhir kali Alpha dari Kawanan Serigala Tangkas menghubunginya karena suatu urusan. Atau apakah dia masih Alpha? Secara teknis, putrinya yang memimpin kawanan sekarang, tetapi dia sangat yakin, Ellie, seorang wanita yang belum pernah dia temui tetapi telah banyak dia dengar tentangnya, suka dipanggil sebagai Luna.

Dia menarik keluar kertas dari amplop itu dan melihatnya sepintas lalu, mengamati betapa aneh warnanya. Setelah membacanya, dia hampir tertawa terbahak-bahak. "Sayembara?" ucapnya. "Memangnya kita apa, sekumpulan gladiator?"

"Tentu, mengapa tidak?" tanya Patricia sambil cekikikan. "Oh, ayolah, Nak. Ini pasti akan menyenangkan!"

River menggelengkan kepalanya. Sepertinya Alpha dari keenam kawanan terdekat dengan Serigala Tangkas diundang. Sayembara itu akan dilangsungkan selama sepekan, dan akan ada tiga perlombaan. Meskipun semuanya terdengar menyenangkan, dia tidak begitu yakin dengan hadiahnya: restu meminang Ellie Knight dan penyatuan dua kawanan yang akan dipimpin bersama-sama oleh pasangan itu.

"Bu," kata River memulai sambil menyimpan amplop itu. "Kedengarannya ini tidak cocok denganku."

"Ayolah, River! Kita sudah membicarakan ini, ingat? Ini kesempatanmu untuk akhirnya menemukan seorang wanita yang akan membantumu memimpin kawanan kita! Tidak ada lagi kandidat bernyawa lain yang lebih memenuhi syarat, dan karena kau menolak untuk menemukan pasangan yang ditakdirkan untukmu atau mencari seseorang yang bisa kau cintai, apa salahnya untuk menikah kontrak? Kabarnya, Ellie Knight itu wanita yang cantik. Dia cerdas dan pemimpin yang hebat. Dia jelas wanita terbaik untuk peran ini. Dan... Ibu tidak akan bertambah muda."

Mulai lagi--menimpakan rasa bersalah yang sudah diduga River. Bukan karena semua yang dia katakan ibunya tidak benar. Dia tidak bisa menyalahkan ibunya karena merasa lelah. "Bu, aku hanya merasa waktunya tidak tepat."

"Kapan waktu yang tepat, River? Usiamu sudah dua puluh enam tahun. Akan selalu ada pekerjaan yang harus kau tangani. Akan selalu ada hal yang bisa kau katakan sedang sibuk kau urusi. Hanya satu pekan. Ibu dan Brett bisa menangani semua masalah yang muncul saat kau pergi."

"Ibu tidak akan ikut denganku?" Kata-kata itu keluar dari mulutnya tanpa dia sadari. Dia terdengar seperti anak kecil yang tidak mau datang ke pesta ulang tahun tanpa ibunya.

Ibunya menertawakannya. "Apakah kau ingin Ibu ikut?"

River mengangkat bahu. "Maksudku... ini ide Ibu."

"Bagus. Trinity bisa menangani urusan, Ibu yakin. Ibu akan sangat bersedia ikut. Apakah itu berarti kau akan hadir?"

River harus mempertimbangkannya. Setelah memeriksa tanggal pada undangan itu, dia melihat bahwa jadwalnya hampir satu bulan lagi. Itu berarti Allen akan kembali bertugas dan bisa ikut bersamanya. Jika dia tidak ingin meninggalkan Sam dan Simpson, mereka juga boleh ikut. Di undangan tertera bahwa dia boleh membawa hingga sepuluh tamu. Dia bahkan tidak bisa memikirkan sepuluh orang yang ingin diajaknya ke acara seperti itu, tapi kemudian, dia tahu beberapa Alpha lain memiliki rombongan yang cukup banyak.

Ada dua masalah dengan kemungkinan bersaing di sayembara untuk meminang seorang wanita. Pertama-tama, River benci kalah. Pikiran membiarkan Alpha lain mengalahkannya dalam hal apa pun tidak bisa diterimanya. Oleh karena itu, menang juga tidak terlalu menarik. Mengapa dia ingin menikahi seorang wanita yang bersedia menikahi siapa pun yang memenangkan sayembara? Sepertinya meskipun dia menang, dia akan kalah, dan jika dia kalah... yah, dia tetap saja kalah.

Ibunya meraih tangan River di seberang meja. "River, Sayang, Ibu memohon padamu, ikut saja. Berhenti menundanya. Mungkin Ellie adalah jawaban yang kita berdua cari. Mungkin juga tidak. Kita tidak akan tahu--kecuali kau ikut."

Dengan menarik napas dalam, River dengan enggan menganggukkan kepala, yang mendatangkan jeritan gembira dari ibunya. Dia punya firasat mereka semua akan menyesali ini--terutama Ellie Knight--baik River menang ataupun kalah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Luna Terakhir   Bab 20: Obrolan di Hutan

    River'Bajingan itu mengalahkanku.' River duduk di luar di teras belakang kabin tempat dia tinggal, memandang ke arah hutan, menyesap bir, mencoba mencari tahu bagaimana Blade berhasil mengalahkannya. Pasti ada sesuatu yang dia simpan atau ada di sakunya, tetapi River tidak dapat membuktikan apa pun, dan Beta Andrew mengklaim bahwa dia telah memeriksa semuanya dengan cermat sebelum, selama, dan setelah acara, dan tidak menemukan apa pun. Jadi... yang bisa dia lakukan hanyalah berusaha lebih baik lagi di acara berikutnya, yang akan diadakan lusa. Itu adalah perlombaan, dan River tahu dia tangkas. Selama Blade tidak menemukan cara untuk curang, River bisa menang. Jika itu masalahnya, dia setidaknya akan imbang dengan Blade untuk tempat pertama dalam pertarungan.Butuh banyak waktu bagi seseorang untuk mengalahkan River dalam pertarungan satu lawan satu. Blade benar-benar harus melakukan kecurangan untuk melakukannya.Setelah menghabiskan birnya, dia memutuskan untuk berjalan-jalan

  • Sang Luna Terakhir   Bab 19: Melambungkan Kayu

    Ellie"Ada yang tidak beres," kata Ellie, mencondongkan tubuh ke ayahnya."Apa yang kamu bicarakan?" Michael bertanya, masih bersorak bersama dengan banyak orang pada lemparan luar biasa yang baru saja dilakukan Blade. "Itu adalah lemparan terjauh yang pernah aku lihat.""Ya, itu benar," Ellie setuju. "Sebuah lemparan yang lazim seperti lemparannya yang lain. Dan... dia bertingkah aneh."Michael menatap Ellie penuh tanya dan kemudian menggelengkan kepalanya. "Sayang, aku tahu dia bukan favoritmu, tetapi jika dia menang, dialah pemenangnya. Kamu setuju untuk mengadakan turnamen ini, ingat? Kamulah yang tidak ingin Moon Goddess memilihkan atau memilih sendiri. Jangan protes sekarang jika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang kamu inginkan.""Protes?" Ellie mengulangi, matanya melebar. Dia tahu arah pembicaraan ayahnya. Ayahnya sama saja berkata, "Aku ingin kamu tahu bahwa aku mungkin tidak terlalu bersungguh-sungguh, tapi aku benar-benar marah kepadamu," nada yang serin

  • Sang Luna Terakhir   Bab 18: Lomba Melempar

    RiverKesombongan Blade memuakkan. Saat River menyaksikan Alpha lainnya menguji berat balok kayu yang akan dia lempar ke tangannya, dia harus berusaha untuk tidak mengejek pria itu. Dia bertindak seolah-olah ada semacam ilmu untuk melakukan hal ini, beberapa teknik yang dia pelajari bertahun-tahun sebagai pelempar kayu ketika semua orang tahu tidak ada satu pun dari peserta turnamen yang memiliki banyak pengalaman dalam urusan melempar kayu melintasi padang rumput terbuka.Blade maju ke garis, dan Beta Andrew berteriak, "Lempar sesuka hati!" sambil berjalan mundur. River menahan tawa. Mereka berusaha sangat keras untuk membuat turnamen ini tampak resmi, seperti Olimpiade untuk siluman serigala, tapi itu semua agak konyol. Ulysses, yang berdiri di sebelah kanan River, kesulitan menahan tawa dan berpura-pura batuk, yang membuatnya tersedak.River memukul punggung Ulysses saat Blade berbalik dan memelototi mereka berdua. "Jangan coba-coba menggangguku!""Maaf," kata River untuk k

  • Sang Luna Terakhir   Bab 17: Turnamen Dimulai

    Ellie"Bagaimana kabarmu, sayang?" Ayahnya memanggil saat Ellie bertemu dengannya di lapangan tempat kontes pertama akan diadakan. Ellie dipenuhi dengan kegembiraan saat ayahnya merangkul lehernya. "Turnamen sebentar lagi dimulai dan akhirnya kamu ada di sini.""Baik, Ayah," katanya, sambil balas memeluk ayahnya. Jelas ayah Ellie bangga dengan turnamen yang dia adakan, dan dia telah melakukan segala sesuatunya dengan baik. Stan-stan dipadati oleh orang-orang yang siap untuk menyaksikan acara pertama, lempar kayu, seperti yang ayah Ellie sebutkan tadi. Sebagian besar dari penonton berasal dari kawanannya sendiri, tetapi Ellie juga melihat wajah-wajah yang tidak asing baginya di antara para tamu. Wajah ibu River menarik perhatiannya. Ellie melambai pada Patricia, yang selalu begitu baik, dan Patricia tersenyum dan balas melambai."Sekarang, aku mempersilakan Beta Andrew menjalankan kontes ini sehingga aku bisa menikmatinya bersama putriku yang cantik," jelas Michael.Di belakang

  • Sang Luna Terakhir   Bab 16: Kecemburuan

    RiverMengetahui bahwa Ellie ke luar untuk berlari bersama Ulysses pagi itu membuatnya merasa sedikit cemburu saat melihat Ellie pulang dari hutan bersama seorang Alpha yang tampan. River berada di lapangan turnamen, bersemangat dan datang awal, mempersiapkan acara pertama kompetisi. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dari wanita yang menjadi tuan rumah kontes itu dan dia merasa persiapannya ternyata terasa lebih sulit daripada yang pernah dia pikirkan saat dia pertama kali menyetujui bujukan ibunya untuk mengikuti turnamen ini. Sekarang, melihat wanita jangkung berambut pirang itu dengan anggun berjalan bersama pria lain melintasi lapangan membuat otot-ototnya menegang dan matanya menyipit. Dia harus mengalihkan pandangannya.Padahal itu bisa jadi motivasi yang kuat. Kemenangan selalu menjadi kekuatan penyemangat bagi River, tidak peduli apa pun permainannya. Saat dia bermain kartu dengan teman satu kawanannya, bermain video game dalam tim, atau bermain basket dengan Beta-nya, dia

  • Sang Luna Terakhir   Bab 15: Berjalan-jalan dengan Teman

    Ellie"Apakah lari ini adalah ide darimu?" Ellie bercanda saat dia berjalan bersama Ulysses melewati hutan di pagi hari. Matahari baru saja terbit, dan indah sekali melihat warna-warna langit terpantul dari kilau embun di atas dedaunan musim gugur."Tidak, tidak," kata Ulysses. Mereka berjalan dengan kecepatan yang cukup cepat, tetapi mereka jelas tidak berlari. "Jika aku berlari, lututku akan bengkok, Ellie."Pernyataannya membuat Ellie tertawa. Senang rasanya mendengar Ulysses menyebut namanya seperti itu, seolah-olah mereka adalah teman lama. Sementara Ellie menghargai teman-teman yang dia miliki, "adik laki-lakinya" kadang-kadang agak tidak dewasa, selain itu, Shelby selalu ingin membicarakan Carl. Mengobrol dengan Ulysses terasa menyejukkan, bahkan jika napasnya tidak tersengal-sengal akibat latihan khusus ini, dia bahkan tidak merasa perlu melakukan peregangan setelah selesai."Jadi... apa yang membuatmu memutuskan untuk ikut turnamen gila ini?" Ellie bertanya saat mereka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status