Share

23. Kabar Duka dan Bahagia

Happy Reading

*****

Bau menyengat dari minyak kayu putih menusuk indera penciuman Adilla. Bola matanya mulai bergerak-gerak menyesuaikan cahaya. Ketika terbuka dengan sempurna, dia melihat Sumaiyah menangis bersama Nitami.

"Mbak udah sadar?" kata Rian yang diangguki oleh si sulung.

Ibunya menyeka air mata. Susah payah orang tua itu menghentikan isakan. Menatap pada si sulung penuh kesedihan. Terbayang pengorbanan putrinya demi mencukupi kebutuhan keluarga setelah kepergian sang suami.

"Ndak perlu mikir omongan wong-wong kui. Kita keluargamu yang tahu piye pekerjaan sesungguhnya," kata Sumaiyah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status