Share

Bab 414

Author: Abimana
"Ya, kenapa?"

Penduduk desa yang baru saja melangkah mundur pun berhenti lagi.

"Aku tahu!" Seorang pria berpakaian biru mengangkat tangannya di tengah kerumunan.

"Oh, bung, kalau kamu tahu, beri tahulah kepada semua orang." Laki-laki berpakaian abu-abu yang berdiri di tempat tinggi itu berbicara lebih keras lagi.

Mata semua orang terpusat pada pria berbaju biru itu.

"Kalian masih ingat sepuluh anak panah yang ditembakkan di arena pacuan kuda, 'kan?"

"Tentu saja ingat. Anak panah itu tidak hanya membunuh Hendra, tetapi juga ingin membunuh Arjuna."

Pemandangan mengerikan itu kini menjadi topik pembicaraan warga Kabupaten Damai, Sentosa dan Lunaris.

Mereka merasa kasihan terhadap Hendra, juga mengagumi keberuntungan Arjuna.

Hingga saat ini, tidak ada seorang pun yang percaya bahwa Arjuna benar-benar memiliki kemampuan. Baik itu ujian maupun mengalahkan Hendra, merasa bahwa Arjuna hanya beruntung.

"Yang Mulia Bupati menemukan bahwa anak panah yang memanah dan membunuh Tuan Hendra berasal d
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Steven Matanga Papak Fania
gak jelas gak bisa lanjut baca terus sehari cuma bisa baca 5 bab
goodnovel comment avatar
The One
di aplikasi ini ada gk ya. menu utk melaporkan . supaya di blokir atau di kick
goodnovel comment avatar
The One
semakin banyak bab semakin banyak yg baca. ya semakin banyak cuan utk pengarang
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 609

    "Paduka Kaisar." Tama membungkuk sedikit. "Perbatasan utara tiba-tiba dilanda gelombang dingin, Pasukan Serigala sangat membutuhkan sejumlah besar pakaian berlapis katun, celana berlapis katun, serta selimut katun.""Tiba-tiba dilanda gelombang dingin? Kalau begitu, harus segera dikirim. Yudha, tolong tangani masalah ini dengan segera." Dibandingkan sebelumnya, nada bicara Dewi jauh lebih lembut.Sebagian besar kekuasaan di istana berada di tangan Yudha, jadi Dewi hanya bisa bersikap rendah.Sebelumnya, Yudha pasti akan mengambil kesempatan untuk mempermalukan Dewi, tetapi hari ini dia tidak melakukannya."Baik, Paduka Kaisar. Aku akan mengawasi sendiri masalah ini."Saat berbicara, Yudha menoleh ke arah Menteri Pendapatan."Bara, perbatasan utara tiba-tiba dilanda gelombang dingin. Mantel katun, celana katun, dan selimut adalah barang-barang yang menyelamatkan nyawa bagi para prajurit Pasukan Serigala. Para prajurit yang melawan musuh asing adalah pion utama keamanan nasional. Aku per

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 608

    "Baik, baik sekali." Darah Arjuna mendidih, bagaimana mungkin itu buruk?"Kalau begitu, Tuan, berikan padaku ...." Intan menggigit bibirnya lagi. Mungkin karena malu, kali ini kekuatannya jauh lebih besar dari sebelumnya.Arjuna menempelkan tangannya di bibir Intan. "Dasar bodoh, jangan menggigit lagi. Kalau kamu menggigit bibirmu lagi, bibirmu akan berdarah.""Hm ...."Intan jatuh ke dalam pelukan Arjuna. "Miliki aku. Di sini, aku sudah menyuruh Ayla untuk mengganti seprai."Sebelumnya mereka melakukannya di atas rumput.Intan punya kesukaan khusus terhadap melakukan hal itu di tanah."Maaf membuatmu menunggu lama."Saat kembali ke Aula Harmoni Tertinggi, Arjuna meminta maaf kepada Dewi. Dia telah berjanji pada Dewi bahwa begitu waktunya tiba, dia akan pergi. Tak disangka malah begitu lama.Semua karena Intan yang terlalu antusias.Dewi berkata dengan tenang. "Aku tidak marah. Kamu harus memberinya seorang anak. Selir Bijaksana membutuhkan seorang anak untuk menemaninya. Kita ...." De

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 607

    Dia adalah seorang selir, sedangkan Arjuna adalah seorang menteri.Tidak sesuai aturan.Intan tidak berdiri, tetapi malah berlutut lebih rendah. "Tuan, aku harus bersujud di sini. Aju mewakili seluruh keluargaku berterima kasih karena sudah membantu.""Selir Bijaksana terlalu serius. Bukan aku yang menyelamatkan kalian, tapi Paduka Kaisar.""Tuan terlalu rendah hati. Bukankah itu ide Tuan untuk mengunjungiku meskipun ada halangan dari Yudha?""Uh ...."Arjuna sebenarnya agak takut menatap mata Intan. Matanya yang indah bersinar akan kecerdasan, seolah-olah mampu menyentuh hati orang secara langsung dan bisa melihat kebohongan."Itu memang saranku, tapi aku hanya meminta Paduka Kaisar untuk berpura-pura. Aku tidak menyangka dia akan membiarkanku ...." Arjuna menggaruk kepalanya karena malu. "Aku tidak bermaksud bersikap tidak sopan padamu, Selir Bijaksana. Kamu ....""Keputusan Paduka Kaisar tepat, kumohon ...." Intan menggigit bibirnya pelan, mengumpulkan banyak keberanian, lalu lanjut

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 606

    "Kamu tidak mau masuk?" tanya Arjuna secara naluriah.Dewi mengerutkan kening, kemudian berkata dengan dingin. "Ketika kamu dan Nayla melakukan itu, aku sudah bintitan. Apakah kamu tidak takut aku menusuk senjata dengan bintitanku hingga tak bisa berdiri?""..."Apakah gadis ini kejam atau humoris?"Aku beri tahu, kamu begitu galak pasti sulit untuk mendapat suami."Setelah berkata demikian, Arjuna bergegas masuk ke aula dalam. Dia harus cepat karena gadis ini mempunyai pedang lembut yang tersembunyi di tubuhnya. Kalau dia benar-benar marah, dia pasti akan menebas Arjuna."Tuan."Begitu Arjuna melangkah ke aula dalam, suara lembut dan menyenangkan terdengar dari depan.Begitu mendongak, terlihat Intan yang mengenakan pakaian indah, berjalan ke arah Arjuna dengan langkah-langkah kecil."Hormat kepada Tuan.""Selir Bijaksana tidak perlu repot-repot."Arjuna buru-buru membungkuk untuk menopang Intan yang berlutut di depannya, tetapi ketika tangannya hendak menyentuh Intan, dia tiba-tiba m

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 605

    "Hmph!"Pria itu memuntahkan darah."Sakit, sakit!" Setelah terbangun, lelaki itu terus mengerang kesakitan.Ratna menepis debu di lengan bajunya, lalu berkata dengan acuh tak acuh. "Dia belum mati.""Meskipun orang itu tidak mati, Inspektur Arjuna tidak boleh menyakiti orang di jalan."Keluarga korban menyampaikan ketidakpuasannya."Benar sekali, atas dasar apa seorang pejabat boleh menyakiti orang di jalan?""Apakah masih ada hukumnya?"Beberapa orang yang tidak puas melontarkan protes.Ada senyum tipis di wajah Ratna, tetapi senyumnya tidak membuatnya tampak cantik, tetapi malah tampak makin dingin dan kejam.Orang-orang yang dia tatap refleks melangkah mundur."Hukum? Jadi kalian masih mengerti hukum?" Ratna tiba-tiba meninggikan suaranya. "Gubernur Prefektur Tirta!""Y ... ya!" Tubuh Gubernur Prefektur Tirta jelas gemetar.Meskipun Ratna seorang wanita, cara membunuhnya lebih kejam daripada pria."Beri tahu mereka apa hukumnya mempermalukan pejabat kekaisaran tingkat empat di depa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 604

    "Tidak!" Kemal memikirkannya dan merasa gelisah. Dia memerintahkan pengawal itu. "Bawa beberapa orang bersamamu dan berpura-puralah sebagai orang dari Prefektur Tirta. Nanti kalian turun tangan sendiri."..."Gubernur Prefektur Tirta datang."Orang-orang yang awalnya mengelilingi Arjuna berdiri tanpa bergerak. Namun ketika mereka mendengar bahwa Gubernur Prefektur Tirta tiba, mereka mulai membuat keributan."Arjuna berusaha melarikan diri, cepat tangkap dia!"Entah siapa yang berteriak, tetapi kerabat dari pria yang ditikam itu bergegas ke arah Arjuna begitu mereka mendengar bahwa Arjuna ingin melarikan diri.Entah mereka tersandung atau didorong oleh orang lain, ketika mereka bergegas, mereka jatuh satu demi satu.Ketika mereka terjatuh, mereka menjatuhkan orang di sekitar mereka.Orang-orang Prefektur Tirta yang menangkap Arjuna serta kerumunan orang berjatuhan.Teriakan dan tangisan bercampur jadi satu, suasana menjadi kacau balau."Cepat, Daisha, Dinda, masuklah ke dalam rumah lalu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status