"Dosa besar, dosa besar."Begawan Sena, kepala biara Kuil Dewi, keluar dengan tangan terangkat dan ekspresi saleh."Dewi Kelahiran selalu berbelas kasih kepada semua makhluk hidup. Beliau telah memberi banyak bayi laki-laki ke Bratajaya setiap tahun. Dermawan ini tidak sopan pasti akan menyinggung Dewi.""Mulai hari ini, aku akan membakar dupa dan berdoa memohon pengampunan untukmu setiap hari.""Satu tahun kemudian, kalau sang dermawan masih tidak dapat melahirkan anak, maka harus datang ke Kuil Dewi, berlutut selama 49 hari, mengakui bahwa dirimu mandul, memohon pengampunan dari Dewi agar bisa menjadi seorang pria sejati di kehidupan berikutnya."Itu bukan doa, melainkan deklarasi perang kepada Arjuna.Jika Arjuna tidak berani menerima, itu sama saja mengakui bahwa dia bukan pria. Jika dia berani menerima, maka Sena akan menunggu.Sebelum keluar, Sena sudah sepenuhnya memahami Arjuna. Seperti Irwan, dia yakin bahwa Arjuna tidak dapat memiliki anak.Tadi Arjuna berbicara dengan kasar
Disa mendorong beberapa saudarinya turun dari kereta."Ayumi, kendarai kereta dengan baik, jangan mengintip. Aish, sebenarnya tidak apa-apa kalau kamu mengintip. Kamu juga punya tanggung jawab untuk memberi Tuan keturunan.""Kak Disa, apa yang kamu bicarakan?"Wajah serius Ayumi sedikit memerah.Dia membawa pisau setiap hari dan memimpin pasukan untuk melindungi keluarga Arjuna. Dia hampir lupa bahwa dia juga seorang gadis.Disa mengabaikan Ayumi. Dia mengambil dua toples anggur yang tergantung di lehernya, membuka tutupnya, mengangkat kepalanya, kemudian meneguk anggurnya."Plak!" Disa meletakkan kendi anggur dengan berat di papan kayu kereta. "Tuan, mari kita mulai."Sambil berbicara, Disa mulai melepaskan pakaian Arjuna.Arjuna merasa tak bisa berkata-kata. Ternyata gadis ini serius.Disa sudah hampir menanggalkan semua pakaian Arjuna, tetapi Arjuna masih tidak bergerak. Disa menjadi cemas.Ketika Arjuna menghadapi Daisha dan Putri Delapan, dia tidak seperti ini. Dia akan memeluk me
Arjuna tiba-tiba memeluk pinggang Disa."Ah!" jerit Disa terkejut.Arjuna tersenyum sambil bertanya, "Aku sengaja dari mana?"Menatap wajah Arjuna yang begitu dekat dengannya, Disa tenggelam dalam pikirannya.Setahun yang lalu, ketika dia melihat wajah ini, dia merasa mual hingga ingin muntah. Kenapa sekarang dia merasa bahwa wajah ini begitu tampan?Disa tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah."Kamu memang sengaja. Bisakah kamu tidak iseng sekarang? Cepat mulai." Biarpun malu, Disa tetap mendesak Arjuna.Sepuluh bulan kemudian, dia harus melahirkan seorang bayi. Membuat Sena dan Irwan yang menjijikkan marah.Arjuna tidak bisa mengatakan apa-apa. Wanita ini tidak mengerti romantisme, tetapi setiap bagian tubuhnya tumbuh ke arah romantisme.Arjuna menunjuk dirinya sendiri. "Pakaianku masih lengkap, bagaimana mulai?""Oh." Hanya dalam beberapa detik, pakaian Arjuna sudah dilucuti...."Tuan!" Disa memeluk Arjuna, kulitnya yang berwarna gandum dan berkeringat tampak makin menawan.Da
Irwan merasa senang atas penderitaan orang lain. "Akhir-akhir ini, Arjuna selalu menyuruh istri-istrinya makan makanan aneh. Sekarang perut mereka pasti bermasalah."Pelayan itu menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tuan, sepertinya bukan perut bermasalah. Aku juga mendengar pembantu mengatakan bahwa wanita itu belum menstruasi, dia mungkin hamil.""Apa?"Irwan tiba-tiba duduk tegak. Selir yang telungkup di atasnya terlempar ke lantai. Selir itu menjerit kesakitan, kemudian ditendang dengan kesal oleh Irwan."Apakah kamu yakin kamu mendengarnya dengan benar?""Ya, Tuan. Aku tahu masalah ini serius, jadi aku mendengarkan dengan saksama," ucap pelayan itu dengan yakin."Cari tahu lagi, cari ... tunggu." Khawatir kalau satu pelayan tidak bisa mendengar dengan jelas, Irwan pun memanggil beberapa pelayan untuk pergi bersama.Kediaman Arjuna.Di kamar utama.Daisha duduk di kasur, melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arjuna, lalu menangis sekeras-kerasnya tanpa memedulikan citranya.Ekspre
Terutama pada zaman dahulu, ketika perawatan medis masih terbelakang.Orang yang percaya takhayul akan berpikir jika mereka memberi tahu kehamilan pada tiga bulan pertama, hal itu mungkin akan membuat marah Dewa Kelahiran, sang dewa akan mengambil kembali anak itu.Irwan mencibir, "Dia sudah lama menantikannya, akhirnya istrinya hamil, bisa membuktikan bahwa dia tidak mandul. Dia pasti langsung mengumumkannya. Tunggu saja. Daisha begitu lemah, dia pasti tidak bisa mempertahankan bayinya.""Kita tunggu saja lelucon dari mereka .... Tunggu!" Ibunya Irwan terdiam sejenak. "Tubuh Daisha lemah dan baru saja hamil. Sekalipun Arjuna tidak mengerti bahwa membuat kehebohan besar pada tiga bulan pertama kehamilan akan membuat marah para dewa, pembantunya seharusnya mengerti.""Ibu." Irwan mengangkat alisnya. "Kata-kata Ibu membuatku juga merasa aneh. Lebih dari 20 hari yang lalu, Arjuna bertaruh dengan Begawan Sena dari Kuil Dewi. Sekarang istrinya hamil. Sebelumnya istri-istrinya tidak hamil. I
Arjuna tidak hanya membagikan permen di depan rumahnya, dia juga meminta Disa dan Ayumi untuk membawa beberapa permen ke pabrik ikan dan berbagai toko. Bahkan di Desa Embun, Arjuna meminta Magano dan Ravin yang datang mengantarkan ikan untuk membawa pulang permen.Kecuali Shaka dan keluarga Bayu, semua orang yang menerima permen dari Arjuna merasa senang.Magano dan Ravin lebih senang dari Arjuna. Mereka tidak hanya memberi tahu semua orang di desa, tetapi juga memberi tahu siapa pun yang mereka temui bahwa Daisha sudah hamil.Orang-orang itu selalu menertawakan Arjuna sebelumnya, mereka sudah menahannya untuk waktu yang lama.Arjuna meminta Dafodil untuk menyiapkan beberapa meja untuk merayakannya di rumah. Tamael datang bersama istri-istrinya, Arkana juga datang bersama keluarganya dari Desa Embun. Arjuna mengumumkan bahwa para pembantu tidak perlu mematuhi etika hari ini, mereka semua boleh makan bersama mereka di meja makan.Setelah makan malam, banyak orang datang ke kamar Daisha
"Daisha sudah hamil, kenapa aku belum? Bukankah orang-orang mengatakan bahwa aku memiliki bokong besar, dapat melahirkan dengan mudah? Bohong, mereka semua pembohong, kamu juga pembohong!"Arjuna pernah memuji Disa memiliki tubuh yang kuat, mudah untuk memiliki anak.Sebelumnya, ketika Disa mengusir kedua adiknya dari kereta dan melewati malam pernikahan dengan Arjuna di dalam kereta, dia merasa sangat percaya diri, merasa perutnya akan segera ada isi.Akan tetapi, Daisha yang tubuhnya lebih lemah darinya sudah hamil, sedangkan dirinya belum.Mental Disa yang kuat benar-benar terpukul.Melihat wanita yang bersandar dalam pelukannya, Arjuna tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis."Tuan, apakah tubuhku bagus adalah palsu? Apakah aku tidak bisa melahirkan anak?"Disa lebih besar dari Daisha, tidak hanya dari segi tubuh dan usia.Misalnya, pantat.Misal ....Kedua puncak gunung yang menempel di dada Arjuna.Jakun Arjuna naik turun, dia menundukkan kepalanya lalu berbisik di samp
Malam itu, Bayu dan Irwan keluar dengan gembira menggunakan kereta.Begitu Bayu dan Irwan pergi, Ayumi masuk ke ruang kerja Arjuna."Tuan, seperti dugaanmu, Bayu mereka sudah keluar, ada tiga kereta."Arjuna berhenti menulis sejenak. "Oke, ikuti mereka.""Baik!" Ayumi menerima perintah itu, lalu pergi."Tunggu." Arjuna memanggil Ayumi. "Setelah meninggalkan kota, kurasa tiga kereta mereka akan berpisah. Jangan ikuti kereta mana pun, langsung pergi ke Gunung Kelana saja.""Tuan, apakah kamu curiga bahwa perjalanan mereka adalah ke Kuil Dewi?""Kemungkinan besar seperti itu."Hari itu di Kuil Dewi, Arjuna curiga bahwa keluarga Irwan memiliki hubungan dengan Kuil Dewi....Di kuil dewi."Konyol, benar-benar konyol!"Mendengarkan pernyataan Bayu, Sena terus menggelengkan kepalanya, dengan ekspresi jijik di wajahnya yang kelihatannya tenang.Ingin berdebat denganku? Kamu masih terlalu kecil.'"Pertapa, masalah ini sudah jelas sekarang. Kamu sudah boleh mengambil tindakan. Jangan berbelas ka
Daisha yang ada di atas kasur makin melemah.Disa dan yang lainnya telah tertunda di luar begitu lama hingga ketuban Daisha pecah, sudah terlambat untuk menunggu bidan datang."Daisha, ayo."Arjuna menggendong Daisha, kemudian berjalan keluar.Terjadi kekacauan di luar gerbang kediaman Arjuna.Orang-orang mengepung rumah Arjuna dalam tiga lapisan. Disa dan Tamael yang ingin bergegas keluar, terhimpit oleh orang-orang yang menghalangi pintu. Disa bahkan tidak bisa mencabut anak panahnya.Karena orang-orang itu mendesak begitu erat hingga tidak ada ruang sama sekali.Mois mengirim banyak petugas pemerintah ke tempat, tetapi tidak peduli berapa jumlah mereka, mereka kalah banyak dari rakyat. Mereka terkepung dan tidak bisa bergerak sama sekali.Terdengar suara-suara pertengkaran, teriakan dan makian. Semuanya bercampur jadi satu."Ah!"Daisha sudah merasa sangat tidak nyaman, suara-suara itu membuatnya frustrasi.Dia berteriak sambil menutup telinganya.Akan tetapi, berteriak membuatnya l
"Astaga!""Dik Daisha!""Kak Daisha!"Disa dan Dinda bergegas masuk.Ayumi berusaha untuk membuka matanya yang tertutup.Pandangannya kabur."Tuan, maaf. Ayumi salah, Ayumi gagal melindungi Nyonya."Ayumi tidak hanya mengalami luka pada kedua matanya, tetapi punggungnya juga penuh luka.Darah mengalir di punggungnya, bercampur dengan Daisha."Siapa yang melakukannya? Siapa yang menyakiti Daisha dan anakku? Siapa yang melakukannya?!"Pada saat ini, Arjuna seperti singa yang mengamuk, api di matanya saja sudah cukup untuk membakar orang."Tuan, Nyonya Daisha tidak terluka, dia hanya terkejut. Dia akan segera melahirkan. Cepat ... kalau terlambat ...."Ayumi memuntahkan seteguk darah, jatuh ke lantai, kemudian kehilangan kesadaran sepenuhnya."Ayumi, Ayumi! Cepat, Disa, pergi cari tabib dan bidan!""Aku akan mencari tabib. Disa, kamu cari bidan saja," ucap Tamael."Oke!"Disa dan Tamael bergegas pergi.Arjuna menggendong Daisha. Pada saat yang sama, dia memberi instruksi dan mengajari Daf
Orang-orang di luar yang menggedor-gedor pintu berhamburan masuk, berkerumun. Suara jeritan kesakitan terus terdengar.Arjuna melangkah mundur begitu pintu terbuka. Dengan tangan di belakang punggungnya, dia melihat segalanya dengan tenang.Lebih dari sepuluh menit kemudian, kerumunan yang padat akhirnya terpisah. Beberapa orang yang terjatuh terluka parah. Keluarga mereka menggendongnya keluar sambil menangis."Arjuna, sialan kamu!""Kamu pasti sengaja!"Orang-orang itu mengalihkan kemarahan mereka kepada Arjuna.Arjuna merentangkan tangannya sambil berkata dengan polos. "Kalian yang mendobrak pintuku, menyuruhku keluar. Aku membuka pintu dan keluar sesuai perintah kalian. Kenapa dibilang aku sengaja?""..."Semua orang terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan Arjuna.Hal ini memang benar adanya.Mereka tidak pernah menyangka bahwa Arjuna akan membuka pintu sendiri. Kebanyakan orang akan berpikir untuk melarikan diri ketika mendengar kejadian seperti ini.Mereka tadi mendengar Tam
"Dasar bodoh."Arjuna mencolek hidung Daisha pelan. "Orang-orang itu tidak senang melihat kita punya anak, jadi mereka berkata begitu. Kamu malah memercayainya.""Tapi ...." Daisha masih tampak khawatir."Aku pernah melihat banyak orang hamil, tidak ada yang sebesar perutku. Selain itu ...."Melihat mata Daisha yang memerah, Arjuna merasakan sedih. Tanpa berpikir panjang, dia memegang wajah Daisha, kemudian mencium bibirnya.Emosi sensitif Daisha yang sedang hamil ditenangkan oleh Arjuna, ditelan di antara bibir dan giginya.Setelah beberapa saat.Arjuna dengan lembut membelai perut Daisha. "Tenanglah, jangan berpikir terlalu banyak. Ada lebih dari satu bayi di dalam perutmu, jadi tentu saja perutmu lebih besar daripada yang lain.""Benarkah?"Mata Daisha yang besar dan bagaikan bintang berbinar, bulu matanya berkedip-kedip.Hati Arjuna hampir meleleh saat melihatnya, dia mencium perut Daisha."Sungguh.""Kalau begitu ...." Daisha menatap perutnya dengan tatapan penuh kasih sayang khas
Malam itu, Bayu dan Irwan keluar dengan gembira menggunakan kereta.Begitu Bayu dan Irwan pergi, Ayumi masuk ke ruang kerja Arjuna."Tuan, seperti dugaanmu, Bayu mereka sudah keluar, ada tiga kereta."Arjuna berhenti menulis sejenak. "Oke, ikuti mereka.""Baik!" Ayumi menerima perintah itu, lalu pergi."Tunggu." Arjuna memanggil Ayumi. "Setelah meninggalkan kota, kurasa tiga kereta mereka akan berpisah. Jangan ikuti kereta mana pun, langsung pergi ke Gunung Kelana saja.""Tuan, apakah kamu curiga bahwa perjalanan mereka adalah ke Kuil Dewi?""Kemungkinan besar seperti itu."Hari itu di Kuil Dewi, Arjuna curiga bahwa keluarga Irwan memiliki hubungan dengan Kuil Dewi....Di kuil dewi."Konyol, benar-benar konyol!"Mendengarkan pernyataan Bayu, Sena terus menggelengkan kepalanya, dengan ekspresi jijik di wajahnya yang kelihatannya tenang.Ingin berdebat denganku? Kamu masih terlalu kecil.'"Pertapa, masalah ini sudah jelas sekarang. Kamu sudah boleh mengambil tindakan. Jangan berbelas ka
"Daisha sudah hamil, kenapa aku belum? Bukankah orang-orang mengatakan bahwa aku memiliki bokong besar, dapat melahirkan dengan mudah? Bohong, mereka semua pembohong, kamu juga pembohong!"Arjuna pernah memuji Disa memiliki tubuh yang kuat, mudah untuk memiliki anak.Sebelumnya, ketika Disa mengusir kedua adiknya dari kereta dan melewati malam pernikahan dengan Arjuna di dalam kereta, dia merasa sangat percaya diri, merasa perutnya akan segera ada isi.Akan tetapi, Daisha yang tubuhnya lebih lemah darinya sudah hamil, sedangkan dirinya belum.Mental Disa yang kuat benar-benar terpukul.Melihat wanita yang bersandar dalam pelukannya, Arjuna tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis."Tuan, apakah tubuhku bagus adalah palsu? Apakah aku tidak bisa melahirkan anak?"Disa lebih besar dari Daisha, tidak hanya dari segi tubuh dan usia.Misalnya, pantat.Misal ....Kedua puncak gunung yang menempel di dada Arjuna.Jakun Arjuna naik turun, dia menundukkan kepalanya lalu berbisik di samp
Arjuna tidak hanya membagikan permen di depan rumahnya, dia juga meminta Disa dan Ayumi untuk membawa beberapa permen ke pabrik ikan dan berbagai toko. Bahkan di Desa Embun, Arjuna meminta Magano dan Ravin yang datang mengantarkan ikan untuk membawa pulang permen.Kecuali Shaka dan keluarga Bayu, semua orang yang menerima permen dari Arjuna merasa senang.Magano dan Ravin lebih senang dari Arjuna. Mereka tidak hanya memberi tahu semua orang di desa, tetapi juga memberi tahu siapa pun yang mereka temui bahwa Daisha sudah hamil.Orang-orang itu selalu menertawakan Arjuna sebelumnya, mereka sudah menahannya untuk waktu yang lama.Arjuna meminta Dafodil untuk menyiapkan beberapa meja untuk merayakannya di rumah. Tamael datang bersama istri-istrinya, Arkana juga datang bersama keluarganya dari Desa Embun. Arjuna mengumumkan bahwa para pembantu tidak perlu mematuhi etika hari ini, mereka semua boleh makan bersama mereka di meja makan.Setelah makan malam, banyak orang datang ke kamar Daisha
Terutama pada zaman dahulu, ketika perawatan medis masih terbelakang.Orang yang percaya takhayul akan berpikir jika mereka memberi tahu kehamilan pada tiga bulan pertama, hal itu mungkin akan membuat marah Dewa Kelahiran, sang dewa akan mengambil kembali anak itu.Irwan mencibir, "Dia sudah lama menantikannya, akhirnya istrinya hamil, bisa membuktikan bahwa dia tidak mandul. Dia pasti langsung mengumumkannya. Tunggu saja. Daisha begitu lemah, dia pasti tidak bisa mempertahankan bayinya.""Kita tunggu saja lelucon dari mereka .... Tunggu!" Ibunya Irwan terdiam sejenak. "Tubuh Daisha lemah dan baru saja hamil. Sekalipun Arjuna tidak mengerti bahwa membuat kehebohan besar pada tiga bulan pertama kehamilan akan membuat marah para dewa, pembantunya seharusnya mengerti.""Ibu." Irwan mengangkat alisnya. "Kata-kata Ibu membuatku juga merasa aneh. Lebih dari 20 hari yang lalu, Arjuna bertaruh dengan Begawan Sena dari Kuil Dewi. Sekarang istrinya hamil. Sebelumnya istri-istrinya tidak hamil. I
Irwan merasa senang atas penderitaan orang lain. "Akhir-akhir ini, Arjuna selalu menyuruh istri-istrinya makan makanan aneh. Sekarang perut mereka pasti bermasalah."Pelayan itu menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tuan, sepertinya bukan perut bermasalah. Aku juga mendengar pembantu mengatakan bahwa wanita itu belum menstruasi, dia mungkin hamil.""Apa?"Irwan tiba-tiba duduk tegak. Selir yang telungkup di atasnya terlempar ke lantai. Selir itu menjerit kesakitan, kemudian ditendang dengan kesal oleh Irwan."Apakah kamu yakin kamu mendengarnya dengan benar?""Ya, Tuan. Aku tahu masalah ini serius, jadi aku mendengarkan dengan saksama," ucap pelayan itu dengan yakin."Cari tahu lagi, cari ... tunggu." Khawatir kalau satu pelayan tidak bisa mendengar dengan jelas, Irwan pun memanggil beberapa pelayan untuk pergi bersama.Kediaman Arjuna.Di kamar utama.Daisha duduk di kasur, melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arjuna, lalu menangis sekeras-kerasnya tanpa memedulikan citranya.Ekspre