Share

Bab 615

Penulis: Abimana
Galang dan yang lainnya tentu saja tidak mengetahui dendam kecil antara Dewi dan Arjuna itu.

Galang menunjuk bantal yang ada di dalam pelukan Arjuna. "Arjuna, itu ...."

"Bantal," sahut Arjuna.

"Oh, ya, bantal. Namanya tidak penting." Galang melambaikan tangannya. "Yang penting, aku baru tahu kalau kamu berhasil membuat ini dalam waktu yang dibutuhkan untuk menyesap teh. Kecepatannya sungguh luar biasa!"

"Hei, kalau tidak cepat, bagaimana mungkin Arjuna sesumbar? Omongan Arjuna selalu benar."

Ekspresi Tamael kembali dipenuhi kebanggaan.

Mengenal Arjuna dan menjadi teman baiknya sungguh merupakan berkah bagi Tamael.

"Memang sangat cepat. Kurasa lima puluh wanita pun tidak akan bisa menghasilkan sebanyak ini."

Orang-orang dari Toko Dagang Tanawara juga kagum melihat pemandangan itu.

"Lima puluh? Huh!" Tamael mendengus bangga, lalu mengulurkan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya. "Delapan puluh wanita pun tidak dapat dibandingkan dengan mesin ini. Itu pun wanita yang gerakannya gesi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 621

    Di pintu masuk aula, pemuda itu berdiri membelakangi cahaya. Meskipun dia tidak terlalu tinggi, dia berdiri menjulang bak gunung."Ketika Dewi melihat Arjuna, air mata langsung mengalir dari matanya. Kekuatan yang dia gunakan untuk menopang tubuhnya langsung mengempis. Kalau saja Ratna tidak menopangnya, dia bahkan tidak bisa berdiri tegak.Dia masih tahu untuk kembali?' Kemarahan besar muncul di benak Dewi.Seperti istri yang marah pada suaminya yang pulang larut malam.Arjuna berjalan cepat ke arah Dewi. Melihat Dewi tampak buruk dan bersandar pada Ratna dengan tidak sehat, dia sedikit terkejut. "Paduka Kaisar, ada apa dengan Anda?"Dewi memelototi Arjuna. Tanpa mengatakan apa-apa, dia mendorong Ratna, kemudian berjalan mendekati singgasananya dengan susah payah.Aksi ini adalah akting, tetapi juga bukan akting.Supaya Yudha melihat bahwa dia memang sakit dan lemah.Kejadian ini juga membuatnya lelah secara fisik dan mental."Panglima Ratna, kenapa Paduka Kaisar mengabaikanku?" tanya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 620

    Sebelum Dewi benar-benar keluar dari ruang konferensi, Yudha mulai memberikan perintah kedua."Sebagai menteri keuangan, Arjuna mengabaikan tugasnya dan meninggalkan medan perang, mengabaikan nyawa dua ratus ribu prajurit Pasukan Serigala di perbatasan utara.""Ini adalah kesalahan dan pengkhianatan yang parah, hukumannya adalah pemenggalan kepala dan penyitaan harta benda. Rendra, aku perintahkan kamu untuk segera pergi ke kediaman Arjuna. Para pria dikirim ke kemiliteran, sedangkan para wanita diturunkan pangkatnya menjadi pelayan pemerintah."Pelayan pemerintah sama saja dengan gadis di rumah bordil, hanya saja mereka lebih menderita. Para gadis di rumah bordil mendapat uang setelah melayani pelanggan, mereka dapat menebus diri jika punya cukup uang. Para pelayan pemerintah tidak punya uang dan tidak bisa menebus diri mereka sendiri."Yudha ...."Dewi segera berbalik, menghunus pedang dari pinggangnya, melompat ke udara, kemudian menyerbu ke arah Yudha."Lindungi Yang Mulia!""Paduk

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 619

    Tama tidak ingin mempersulit Dewi, tetapi saudara-saudara Pasukan Serigala sedang menunggu mantel katunnya.Kalau mereka mati tetapi bukan karena bertempur dengan orang suku Tawari, melainkan karena kedinginan, maka semua prajurit Pasukan Serigala akan mati dengan tidak rela.""Tama, Arjuna benar-benar pergi melakukan sesuatu. Mohon tunggu. Dia sudah dalam perjalanan kembali sekarang."Begitu Dewi selesai berbicara, Yudha segera berkata, "Paduka Kaisar mengatakan bahwa Arjuna sedang dalam perjalanan kembali. Kalau begitu bisakah Paduka Kaisar mengatakan dia dari mana? Bukannya aku mencurigai Paduka Kaisar, tapi ...."Yudha melirik Tama sebelum lanjut berkata, "Pertama, untuk meyakinkan Kapten Tama. Kedua, aku akan mengeluarkan perintah agar semua orang memberi jalan kepada Arjuna dan menghindari dokumen yang tidak diperlukan."Pejabat di banyak tempat Bratajaya hanya mengakui perintah tertulis Yudha, tidak mengakui dekrit kekaisaran Dewi. Ini adalah kebanggaan bagi Yudha, tetapi juga p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 618

    Di Aula Harmoni Tertinggi, selain Tamael, ada juga Dewi, Ratna, Ardian dan Galang.Arjuna mengerutkan kening. "Kenapa bisa begini? Apakah panen kapas tahun ini tidak bagus?"Tamael menggelengkan kepalanya. "Bukan karena panennya tidak bagus. Beberapa hari lalu, beberapa pengusaha asing datang. Mereka membeli kapas dengan harga tinggi. Jadi sekarang rakyat biasa tidak punya banyak kapas.""Tanpa kapas, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana kita bisa membuat dua ratus ribu mantel berlapis kapas, celana katun, dan selimut?" Galang juga tampak cemas."Ardian, Galang." Dewi berkata dengan nada yang berat. "Kalian berdua bawa seratus pengawal kekaisaran ke Negara Tanawara. Kalian harus membeli seratus ribu kilogram kapas dalam waktu dua hari.""Baik, Paduka Kaisar!"Ardian dan Galang menerima perintah, kemudian pergi."Tidak perlu!"Arjuna menghentikan mereka. "Mereka membeli kapas dari negara kita, artinya Negara Tanawara pasti tidak punya banyak kapas.""Kalau begitu apa yang harus ki

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 617

    "Bukan mesin tak-tak, tapi mesin jahit.""Arjuna, panggil saja mesin tak-tak lebih mudah. Ia mengeluarkan bunyi tak-tak ketika diinjak, jadi mesin tak-tak lebih sesuai."Ini adalah pertama kalinya Arjuna dikalahkan oleh orang kuno."Sial!" Arjuna menendang Tamael. "Cepat pergi kerja!"Tamael memegang pantatnya yang sakit akibat tendangan Arjuna, lalu bergumam dengan keras kepala. "Mesin tak-tak lebih enak didengar.""Yang Mulia Arjuna!"Ketika mereka keluar dari Aula Harmoni Tertinggi, pemimpin Toko Dagang Tanawara, Biman, berlari ke arah Arjuna. Dia berkata dengan nada menyanjung. "Bolehkah beri aku sebuah unit mesin tak-tak itu? Aku tidak akan mengambil secara gratis, aku akan membayar."Sebagai perwakilan Daksana, dia murah hati. Biman mengeluarkan sejumlah uang perak.Arjuna melihat sekilas.Bagus.Jumlahnya lima puluh ribu tael perak."Paman Biman, mengingat pertemanan antara Kak Daksana dan aku, bukankah membahas uang itu merusak hubungan? Aku bisa memberinya sebuah unit, tapi ..

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 616

    Arjuna telah memikirkan masalah ini sejak awal. Jadi ketika membuat mesin jahit, dia sengaja membuatnya mudah dioperasikan."Tapi sekarang hanya ada satu mesin, secepat apa pun, tidak cukup untuk digunakan.""Paduka Kaisar, aku meminta orang untuk membuat lima ratus unit." Arjuna menatap Karyo dengan tak yakin. Sebelum meninggalkan Kabupaten Damai, Arjuna memberi Karyo sejumlah uang, memintanya untuk membuat lima ratus unit mesin jahit.Ketika Arjuna membuat mesin jahit, dia tidak meramalkan situasi seperti ini. Dia hanya ingin memperluas bisnis dan meningkatkan pendapatannya. Dia tidak menyangka hal itu bisa menyelamatkan nyawanya sekarang."Arjuna." Karyo menepuk dadanya. "Aku tidak akan mengabaikan hal-hal yang kamu minta aku lakukan. Uang yang kamu tinggalkan dapat membuat lima ratus unit lebih, lebih tepatnya enam ratus enam puluh tujuh unit. Agar angkanya bagus, aku menambahkan sedikit uang menjadi enam ratus enam puluh delapan unit."Arjuna mengacungkan jempol pada Karyo. "Enam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status