"Beli saja, beli dalam jumlah banyak.""Tidak boleh beli, Yang Mulia. Kalau kita membelinya, maka kita masuk ke dalam perangkap mereka. Uang yang kita hasilkan dengan susah payah akhirnya akan jatuh ke kantong mereka." Gita mengernyit. Bagaimana mungkin Arjuna tidak tahu?"Aku tidak memintamu untuk membelinya dari Kemil. Para pedagang minyak di Bratajaya tidak berani menjualnya kepada kita, bagaimana dengan minyak dari Negara Tanawara dan Negara Solmora? Meskipun harus melalui Keluarga Hidayat untuk masuk ke negara kita, selama kami menawarkan harga yang tinggi, para pedagang di Negara Tanawara dan Negara Solmora pasti bersedia mengambil risiko."Setelah mengatakan itu, Arjuna memerintahkan Tamael untuk membelinya, serta mengirim Galang untuk pergi bersamanya."Yang Mulia, biarkan Tamael pergi saja. Kenapa kamu menyuruh Yang Mulia Galang juga? Sasarannya terlalu banyak. Kemil pasti akan mengetahuinya," ujar Gita."Memang sengaja, kalau tidak, bagaimana Kemil akan menyadari tindak-tandu
Api pada Miko akhirnya padam, tetapi dia mengalami luka bakar parah sehingga tidak dapat menghadiri pengadilan selama tiga hingga lima bulan."Kemil, ide apa yang kamu dapatkan?"Yudha tidak peduli dengan Miko yang terbakar, dia dengan tidak sabar bertanya pada Kemil.Kemil menunjuk ke arah lampu minyak.Yudha tertegun. "Lampu minyak?""Oh!" Kemal berlari keluar dari pojokan, lalu dengan cari perhatian berkata, "Kemil, apakah kamu ingin membakar Toko Pakaian Alsava? Kalau begitu tenang saja ...."Kemal menepuk dadanya seraya berkata dengan percaya diri. "Serahkan kepadaku. Aku akan membakar habis semuanya tanpa ada satu pakaian yang tersisa."Kemal sering melakukan hal semacam ini untuk menggaet wanita cantik.Kemil menggelengkan kepalanya. "Kak, cara yang kamu katakan akan berdampak buruk pada kita. Terlebih lagi, Arjuna pasti akan menggunakan ini sebagai alasan untuk meminta Paduka Kaisar melakukan penyelidikan dulu, baru kemudian kompetisi. Kalau dia benar-benar menemukan sesuatu, i
"Bam!"Yudha mengambil cangkir teh di atas meja, kemudian melemparnya ke wajah Kemal. "Kalau kamu tidak berbicara, diam saja!""Ayah ...."Wajah Kemal penuh dengan keluhan. Dia ingin bertanya kepada Yudha apa yang salah dari omongannya, tetapi Yudha sudah mengambil teko teh.Ada air teh panas mendidih di dalam teko. Kemal begitu ketakutan hingga dia berlari keluar dari aula."Ayah memang pilih kasih. Apakah aku salah?" gumam Kemal dengan marah setelah kembali ke kamar."Suamiku," panggil Amanda dengan hati-hati. "Kamu seharusnya tidak berbicara tanpa memahami situasinya. Toko Pakaian Alsava tidak dapat membuat begitu banyak pakaian dalam sebulan, tapi bagaimana dengan tiga bulan?"Kemal memelototi istrinya. "Sungguh bodoh! Tiga bulan? Dalam sebulan, pertandingan Kemil dan Arjuna sudah berakhir.""Suamiku, bukan begitu. Orang-orang yang mengantre untuk membayar sudah membayar selama tiga bulan. Artinya, meskipun pakaian mereka hanya dijual seharga 0,9 sen, pesanannya banyak.""Aku mende
Keesokan harinya setelah sidang pengadilan, Kemil pulang ke rumah, melepas seragam resminya, berganti pakaian kasual lalu keluar.Dia akan memeriksa toko-toko kain untuk mencegah salah satu dari mereka menjual kain secara diam-diam untuk Arjuna."Hahaha!"Begitu Kemil keluar rumah, dia disambut oleh Kemal yang sedang tertawa dari luar."Kak, apakah kamu menemukan wanita cantik lagi? Aku sarankan kamu harus lebih menahan diri. Kalau Ayah tahu, kamu akan dalam masalah lagi."Kemil mengingatkan Kemal.Otak Kemal berada di selangkangan, dia suka mengoleksi berbagai wanita cantik. Banyak anak bangsawan di ibu kota memiliki kebiasaan ini, Kemal tidak terkecuali. Akan tetapi, caranya dalam mengumpulkan wanita cantik sangat brutal.Orang lain akan memberikan sejumlah uang jika mereka menyukai gadis tertentu, tetapi Kemal langsung menembakinya sehingga menyebabkan banyak masalah. Kalau bukan karena Menteri Kehakiman yang terus menutupinya, seluruh kota pasti gempar.Kemal melambaikan tangannya.
"Benar juga." Tamael menggaruk kepalanya dengan ekspresi masam. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita tidak bisa hanya duduk diam. Yang Mulia Selir ...."Tamael menoleh ke arah Gita lalu bertanya, "Tadi Anda bilang kepikiran sebuah ide.""Benar." Arjuna pun mengangguk. "Yang Mulia Selir, coba katakan idemu."Gita tidak bertele-tele, dia langsung berkata, "Mereka ingin perang harga dengan kita.""Hm?" Arjuna duduk tegak, menatap Gita dengan lekat."Kenapa, Yang Mulia?" Gita merasa tidak nyaman saat ditatap oleh Arjuna. "Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?"Arjuna melambaikan tangannya. "Tidak, lanjutkan."Dia hanya sedikit terkejut dengan kata "perang harga" oleh Gita.Sungguh ajaib mendengar kata "perang harga" dari penduduk zaman kuno. Kemampuan bisnis Gita mungkin jauh lebih tinggi dari yang Arjuna harapkan.Tatapan lembut Gita melirik Arjuna. "Kalau mereka menurunkan harga, kita juga bisa menurunkan harga.""Yang Mulia Selir Gita, jangan lupa bahwa kita bahkan tidak puny
"Yang Mulia jahat!" Mentari yang tersipu pun menghentakkan kakinya. "Aku datang untuk mengingatkan Yang Mulia harus menepati janji. Besok jangan lupa kemari."Setelah berkata demikian, Mentari berbalik, kemudian berlari cepat ke Kebun Murbei.Begitu kereta Arjuna melaju pergi ....Sosok cantik itu keluar dari balik pohon teh.Pandangan gadis itu mengikuti kereta yang melaju pergi.Tangannya diletakkan di dada sebelah kirinya.Deg, deg, deg.Jantungnya serasa mau keluar.Mata Mentari yang besar penuh dengan rasa sayang, wajahnya memerah karena malu.Ini ... yang ibu maksud dengan 'hati sudah dimiliki' ya?Perasaan ini sungguh luar biasa.Namun ....Wajah merona itu tiba-tiba mengerut.Waktu berlalu begitu lambat, dia sudah mulai merindukan Arjuna.Merindukan ciuman Arjuna, merindukan ....Ya ampun!Mentari menggelengkan kepalanya, memarahi dirinya sendiri karena pikirannya liar.Dia menangkupkan kedua tangannya, lalu berdoa ke arah langit.Dia berdoa agar malam esok segera tiba.Mungkin