Share

Bab 69

Author: Abimana
Naya baru berusia delapan tahun, masih kekanak-kanakan. Ketika dia mendengar orang lain mengatai keluarganya, dia langsung membalas si Herman.

Dia bilang, mereka menangkap ikan bukan untuk dimakan, melainkan untuk dijual.

Mendengar perkataan Naya, Herman tertawa makin keras.

Memangnya ikan bisa dijual?

Herman mengatakan bahwa Naya tidak bisa apa-apa, hanya bisa membual.

Naya langsung menangis dan mengatakan bahwa dia tidak membual. Arjuna memberi keluarga mereka lima puluh sen sehari. Naya keceplosan sehingga Arkana tidak sempat menghentikannya.

Tentu saja Herman tidak percaya, dia menggelengkan kepalanya, lalu pergi sambil tertawa.

Tidak lama setelah dia kembali ke desa, dia mendengar gosip orang-orang di desa.

Katanya, sekarang Arjuna telah menghasilkan banyak uang.

Arjuna menjual ikan bakar di kabupaten, semua orang rebutan untuk membelinya.

Magano-lah yang mengatakan.

Tidak ada yang meragukan kata-kata Magano.

Karena begitu dia mengatakannya, orang-orang langsung bersaksi.

Hari ini
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 593

    "Paduka Kaisar, kami para prajurit Pasukan Serigala bertempur sengit dengan orang-orang Suku Tawari di Perbatasan Utara, tetapi kenapa istana begitu pelit malah menahan jatah kami? Hanya ada nasi di kamp, tidak ada daging.""Tanpa daging, para prajurit tidak akan kenyang. Bagaimana kami bisa melawan Suku Tawari yang lebih tinggi dari kami?"Seorang jenderal berbadan kekar dan berkulit gelap menyatakan tujuan kunjungannya.Pria ini bernama Tama. Dia adalah tangan kanan Danis sekaligus kapten kavaleri Pasukan Serigala. Dia terkenal akan sifat pemarahnya.Karena dia mempunyai sifat pemarah, dia tidak pernah banyak bicara dengan orang lain dan hanya menggunakan tinjunya ketika dia tidak bisa memenangkan suatu argumen. Banyak pegawai negeri di pengadilan takut padanya.Karena alasan inilah Danis mengirimnya datang untuk meminta makanan dan daging."Apakah benar ada hal seperti itu?" Dewi menoleh lalu bertanya kepada Menteri Perang. "Jana, ini adalah kelalaian tugasmu. Sekarang aku perintahk

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 592

    "Aneh sekali, dua pria dewasa terus berada di ruangan yang sama. Siapa tahu mereka akan melakukan hal-hal menjijikkan seperti apa."Ketika Kemal kembali ke kamar Yudha, dia mulai bergumam. Orang jahat memang tidak bisa mengatakan sesuatu yang baik."Jangan bicara omong kosong seperti itu, katakan sesuatu yang berguna," kata Yudha dengan marah."Kata-kata berguna apa yang bisa dibahas dari dua orang menjijikkan yang sefrekuensi?" Kemal tampak tidak puas setelah dimarahi."Enyahlah!"Yudha mengusir Kemal."Ayah, jangan marah-marah dan membuat dirimu sakit," ucap Kemil segera.Yudha menatap Kemil dengan tenang selama beberapa detik sebelum berbicara, "Kemil, apakah mereka benar-benar hanya makan, minum, dan bersenang-senang seperti yang dikatakan Kemal?""Ya." Kemil mengangguk. "Ayah, pada dasarnya begitulah. Tapi selama ini, Daksana mengatakan beberapa kali bahwa bebek buatan Arjuna lezat, sangat nyaman berbisnis dengannya.""Entah apa yang Arjuna gunakan untuk membuat bebek yang sangat

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 591

    "Paduka Kaisar, aku salah. Aku tidak tahu bahwa Inspektur Arjuna dan yang lainnya sedang membicarakan bisnis.""Aku bergegas masuk karena khawatir akan keselamatan Paduka Kaisar.""Paduka Kaisar, aku salah. Aku pantas mati."Jangan tertipu oleh suara Kemal yang memekakkan telinga.Dia hanya asal bicara, karena dia berlutut di arah yang salah dan wajahnya tidak menghadap Dewi.Dewi tentu tahu apa yang dipikirkan Kemal.Dia melengkungkan bibirnya, memperlihatkan sedikit seringai."Bukan aku yang diganggu, tapi Tuan Negara Tanawara. Kalau Tuan Negara Tanawara memaafkanmu, aku juga akan memaafkanmu."Daksana tersenyum lalu berkata, "Tidak perlu meminta maaf padaku."Yudha kemudian menyanjung, "Tuan Negara Tanawara memang orang yang murah hati. Tidak heran bisa menjadikan Toko Dagang Tanawara yang terbaik di dunia.""Berhentilah menyanjung. Aku tidak akan termakan cara itu." Daksana tiba-tiba berubah sinis. Dia sama sekali tidak menghargai Yudha.Wajah Yudha menjadi pucat, dia tampak sediki

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 590

    "Ada apa dengan kalian? Membunuh orang tanpa bertanya terlebih dahulu.""Bung Arjuna sedang membicarakan bisnis dengan kami. Pengkhianat apanya?"Para tamu berdiri di depan Arjuna, mencegah Pasukan Garda Ibu Kotanya Rendra lewat."Rendra, siapa pun yang mencoba menghentikan kita adalah pengkhianat dan harus dibunuh tanpa ampun!" Raungan Yudha terdengar dari belakang."Pengkhianat, kalau kalian menyentuh kami, tunggu saja perang antara negara kita!" Seorang pria paruh baya dengan pakaian indah melangkah maju, kemudian berdiri di depan Rendra."Perang antara negara kita? Hahaha!" Kemal tertawa terbahak-bahak. "Dasar pedagang rendahan, kamu sungguh suka berkoar-koar! Pikiranmu benar-benar liar!"Kemal tahu bahwa orang-orang yang diundang Arjuna ke perjamuan adalah pengusaha.Arjuna adalah seorang pengusaha dari daerah kecil yang miskin. Orang-orang yang diundangnya pasti pengusaha-pengusaha yang statusnya setara dengannya."Toko Dagang Tanawara kami memang tidak begitu terkenal di Brataja

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 589

    "Bukan, mereka kembali untuk membunuh bebek-bebek," kata Kemil."Dasar bodoh! Apalah arti beberapa sen itu?" Kemal mengutuk.Yudha memelototi Kemal. Beberapa sen tidak ada artinya di tangan orang-orang biasa."Di mana para penjaga? Suruh mereka untuk bawa Arjuna kemari!""Ayah!" Kemil segera menjawab, "Aku sudah memberi perintah, tapi Paduka Kaisar ada di dalam. Ratna bersama puluhan pengawal istana, serta Galang juga menghalangi jalan kami dengan nyawanya, jadi orang-orang kami tidak dapat masuk.""Kalau begitu aku akan pergi sendiri." Yudha mengibas lengan bajunya, kemudian berjalan keluar.Hanya seorang kaisar kecil, Yudha saja dapat memasuki kamar tidurnya sesuka hati. Apakah mustahil baginya untuk menangkap kekasih kaisar?"Minum, minum, ayo minum!""Semuanya minum!""Benar, harus minum sepuasnya!"Begitu Yudha turun dari kereta, dia mendengar suara-suara bersemangat yang mendesak orang-orang untuk minum.Pada saat ini, penginapan penuh dengan tamu-tamu, meja-meja dipenuhi dengan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 588

    Aku tidak menyangka bahwa kemampuanmu lebih baik dari Ratna." Dewi menatap Arjuna dengan ekspresi terkejut."Tidak, bisa dibilang seri."Sebagai mantan prajurit pasukan khusus, Ratna tidak dapat mengalahkan Arjuna dalam pertempuran jarak dekat. Sedangkan Arjuna tidak sebaik Ratna dalam ilmu pedang dan seni bela diri.Inilah tujuan lain Arjuna menggoda Ratna.Dengan menunjukkan kekuatan sendiri, Dewi tidak perlu khawatir akan keselamatan Arjuna, karena Arjuna mampu melindungi diri sendiri."Jadi ... apakah kaki Ratna benar-benar bau?" tanya Dewi, tidak bisa menahan diri.Bulu matanya yang panjang berkibar-kibar, rasa ingin tahu tersebar di wajahnya yang indah.Ini adalah pertama kalinya Arjuna melihat Dewi bertingkah seperti seorang gadis.Dia tiba-tiba teringat.Meskipun Dewi adalah kakak perempuan tertua Disa dan yang lainnya, dia baru berusia dua puluh satu tahun.Pada usia ini, sedewasa apa pun pasti hanya berpura-pura.Dewi tiba-tiba tersadar saat dia merasakan tatapan Arjuna.Tata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 587

    "Aku memintamu untuk mengawasi Arjuna, tapi kamu malah pergi makan-makan!" Yudha memarahi Kemal dengan keras.Yudha memiliki pendengaran yang sangat baik. Dia tidak salah mendengar perkataan Kemal, hanya saja dia tidak memercayainya.Tidak peduli seberapa bodohnya Arjuna, dia tidak mungkin sebodoh itu. Mengadakan perjamuan besar di Kabupaten Madaska yang telah menderita bencana selama bertahun-tahun? Apakah dia ingin mati?"Ayah, aku tidak pergi makan-makan. Arjuna-lah yang menyelenggarakan jamuan makan. Ada ayam dan daging di atas meja. Semuanya adalah hidangan lezat. Aku melihatnya dengan jelas."Kalau saja Kemil tidak menimpali, "Ayah, omongan Kak Kemal benar, Arjuna memang mengadakan perjamuan." Kemal mungkin menjelaskan tiga kali pun, Yudha tetap tidak akan memercayainya."Benar-benar mengadakan perjamuan?" Yudha merasa sedikit tidak percaya. Apakah Arjuna benar-benar sebodoh itu?"Para korban bencana di Kabupaten Madaska tidak tahu?""Ayah, sebagian orang seharusnya tahu, tetapi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 586

    Arjuna berkata, "Potong bebek. Aku akan memberi kalian satu sen untuk setiap dua bebek yang dipotong.""Benarkah?""Aku akan meminta seseorang mendirikan kios di depan kantor pemerintah daerah kalian. Setelah memotong bebek dan mencabuti bulunya, bawa bebek-bebeknya ke kantor pemerintah daerah. Kalian memberikan bebek kepada kami, kami akan memberikan uang."Pemuda jangkung kurus itu menoleh untuk bertanya kepada para korban bencana. "Apakah menurut kalian kata-katanya dapat dipercaya?""Kita percaya saja untuk saat ini. Kalau dia berani menipu kita, kita baru mengepung kantor pos!""Baiklah, tapi ...." Pemuda jangkung dan kurus itu terdiam sejenak sebelum lanjut berkata, "Membunuh lima juta ekor bebek bukanlah tugas yang mudah. Mustahil kami bisa membunuh semuanya sekaligus.""Tentu saja tidak bisa membunuh semua sekaligus. Butuh waktu setidaknya sepuluh hari atau setengah bulan bagi bebek-bebek ini untuk memakan semua belalang di Kabupaten Madaska. Kepala Daerah."Arjuna menoleh untu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 585

    "Ratna, aku sudah lelah.""Pengawal Kekaisaran, dengar! Kawal Paduka Kaisar kembali ke penginapan!"Dikelilingi oleh pengawal kekaisaran, tubuh wanita Dewi tampak sangat lemah.Arjuna berdiri di tempat, memperhatikan kepergian Dewi.Dia tahu bahwa perintah Dewi untuk membuka kas negara telah mempertaruhkan nyawanya dan Dinasti Bratajaya.Tatapan Arjuna sangat tegas dan penuh dengan kepercayaan diri.Tenang saja.'Kamu tidak akan kehilangan nyawa atau kerajaanmu.'"Mohon Paduka Kaisar untuk membunuh pejabat pengkhianat itu!"Di kaki bukit, suara para korban terdengar.Melihat Dewi mengabaikan mereka, orang-orang itu bergegas menuju Arjuna lagi."Bunuh pejabat pengkhianat ini!"Yudha memberi isyarat kepada kepala pasukan penjaga untuk membiarkan para korban datang.Di tengah kekacauan itu, tidak peduli bagaimana Arjuna meninggal, semua itu disebabkan oleh para korban. Tidak peduli betapa tidak terimanya Dewi, dia tidak bisa mengatakan apa-apa."Inspektur Arjuna, cepat pergi. Aku akan men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status