Share

Bab 726

Penulis: Abimana
Adeo terbangun oleh siraman air dingin dari Disa.

"Ah!"

"Siapa? Bajingan mana yang berani menyiramku dengan air?!"

Adeo yang terbangun pun turun dari tempat tidur, kemudian mengayunkan pedangnya, hendak memenggal musuh.

Ketika dia melihat dengan jelas bahwa Disa yang berdiri di samping tempat tidurnya, dia segera meletakkan pedang, lalu menunjukkan senyum cabul.

"Bawahanku itu memang pengertian. Karena kamu begitu cantik, aku tidak akan menyalahkan."

"Gadis, apakah kamu ingin melakukannya sendiri atau ingin aku membantumu?"

"Kurasa biar aku bantu saja, supaya kamu tidak lelah."

Adeo bangkit sambil tersenyum, ingin menerkam Disa.

"Bang!"

Gelas anggur melayang dari belakang Disa, menghantam wajah Adeo dengan keras.

"Ah!"

Adeo menjerit kesakitan, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil pedangnya lagi.

"Bang!"

Objek lain melayang dari belakang Disa. Kali ini bukan gelas anggur, melainkan anak panah berlengan bunga plum.

Ini adalah salah satu dari sekian banyak senjata tersembunyi yang dibe
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 729

    Arjuna tersenyum sambil mengangguk. "Benar, jika kita tidak membuat marah Raja Seraphon, bagaimana Maruli bisa keluar.""Tapi, bukankah ini membuat kita dalam situasi buntu?""Jenderal, hanya dengan begitu kita bisa selamat.""Hanya dengan cara ini kita bisa selamat? Yang Mulia Arjuna ...." Ardian pun mendapat pencerahan. "Kamu ingin memancing semua Pasukan Kota Teratai di Kota Tamanjati, lalu kita menyerang Kota Tamanjati?""Benar-benar tidak bisa menyembunyikan apa pun Jenderal, itulah yang aku maksud. Hanya dengan cara ini Kota Perai dan kita bisa memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.""Arjuna, metode ini memang luar biasa, tetapi ...." Wajah Galang berubah dari cerah menjadi mendung. "Tiga puluh ribu pasukan Maruli berjarak kurang dari lima puluh mil dari kita. Dengan kecepatan Pasukan Kota Teratai, mereka akan mengejar kita paling lama dalam waktu setengah jam. Jika kita ingin menyerang balik Kota Tamanjati, kita harus menghindari mereka terlebih dahulu.""Ada dua puluh tujuh

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 728

    "Aku baru saja mendapat kabar bahwa seratus ribu Pasukan Kota Teratai yang dipimpin oleh Dahlan tidak menyeberangi sungai.""Tidak menyeberangi sungai?" Ardian terkejut, lalu dia berkata dengan marah. "Setengah batang dupa yang lalu, bukankah katanya seratus ribu Pasukan Kota Teratai milik Dahlan sudah mulai menyeberangi sungai? Ada apa dengan kalian? Informasinya begitu tidak akurat!""Ayah, Pasukan Kota Teratai memang menyeberangi sungai tadi, tapi tidak lama kemudian, mereka semua berbalik. Sekarang menuju Kota Perai.""Jadi ...." Ekspresi Ardian menjadi serius. "Pasukan Kota Teratai tidak berniat meladeni kita, tapi langsung menyerang Kota Perai. Jika kita kehilangan Kota Perai, maka kita ...."Maka pasukan patroli akan seperti anak yatim piatu yang tidak memiliki rumah.Jika mereka tidak dapat mencapai Kota Perai, mereka hanyalah pasukan pengembara tanpa dukungan logistik apa pun."Cepat, kita harus mempercepat." Ardian berteriak, "Satu-satunya cara sekarang adalah bersaing dengan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 727

    Arjuna berjalan di depan dengan Disa yang menyeret mayat Adeo. Keduanya berjalan keluar dari tenda satu demi satu.Pertempuran di luar sudah hampir berakhir.Ribuan anak panah ditembakkan sekaligus, sekitar tiga ribu Pasukan Kota Teratai tertusuk oleh anak panah pasukan patroli.Galang memimpin orang-orang untuk memeriksa apakah ada Pasukan Kota Teratai yang belum mati. Jadi, sesekali terdengar suara pukulan terakhir dan teriakan."Salam, Yang Mulia Arjuna!""Salam, Yang Mulia Arjuna!"Melihat Arjuna, para prajurit pun berlutut.Arjuna buru-buru memberi isyarat untuk mempersilakan mereka berdiri. "Tidak perlu begitu, cepat bangun."Para prajurit bersujud sebelum mereka berdiri.Dari masuk ke tenda hingga meninggalkan tenda istana, waktunya kurang dari setengah jam. Para prajurit patroli yang berdiri di depan Arjuna bersemangat tinggi.Mereka ....Pemuda yang diejek oleh semua orang sebagai prajurit yang tidak berguna kini menyapu bersih resimen kavaleri Pasukan Kota Teratai hanya dalam

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 726

    Adeo terbangun oleh siraman air dingin dari Disa."Ah!""Siapa? Bajingan mana yang berani menyiramku dengan air?!"Adeo yang terbangun pun turun dari tempat tidur, kemudian mengayunkan pedangnya, hendak memenggal musuh.Ketika dia melihat dengan jelas bahwa Disa yang berdiri di samping tempat tidurnya, dia segera meletakkan pedang, lalu menunjukkan senyum cabul."Bawahanku itu memang pengertian. Karena kamu begitu cantik, aku tidak akan menyalahkan.""Gadis, apakah kamu ingin melakukannya sendiri atau ingin aku membantumu?""Kurasa biar aku bantu saja, supaya kamu tidak lelah."Adeo bangkit sambil tersenyum, ingin menerkam Disa."Bang!"Gelas anggur melayang dari belakang Disa, menghantam wajah Adeo dengan keras."Ah!"Adeo menjerit kesakitan, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil pedangnya lagi."Bang!"Objek lain melayang dari belakang Disa. Kali ini bukan gelas anggur, melainkan anak panah berlengan bunga plum.Ini adalah salah satu dari sekian banyak senjata tersembunyi yang dibe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 725

    Memanfaatkan langit malam, dua puluh ribu lebih pasukan patroli menyeberangi Sungai Air Hijau untuk kedua kalinya.Bohong jika tidak ada suara ketika begitu banyak orang menyeberangi sungai.Ketika pasukan patroli menyeberangi sungai, seorang Pasukan Kota Teratai yang berpatroli melihatnya."Orang! Ada banyak orang yang menyeberangi sungai!" kata Pasukan Kota Teratai itu kepada rekannya.Perkataan Pasukan Kota Teratai tersebut tidak hanya tidak menarik perhatian para rekannya, tetapi dia malah dijitak oleh rekannya."Apakah kamu tidak tidur cukup sehingga matamu rusak? Untuk apa menyeberangi sungai?" Para rekannya menunjuk ke sungai. "Lihat, apakah ada perahu di sana? Bisakah menyeberangi sungai tanpa perahu?""Tapi ...."Pasukan Kota Teratai menoleh lagi ke arah sungai. "Aku benar-benar melihatnya, sepertinya mereka tidak naik perahu, tapi berjalan di atas permukaan sungai."Jembatan apung tidak naik sepenuhnya ke permukaan air sehingga memang tampak seperti orang berjalan di sungai.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 724

    "Jika kita membangun jembatan terapung seperti ini, Pasukan Kota Teratai di seberang sungai tidak akan membiarkan kita membangunnya dengan baik.""Kalian benar." Arjuna berkata, "Pasukan Kota Teratai tidak akan membiarkan kita membangunnya dengan benar, jadi kita hanya bisa membangun jembatan terapung di bawah air."Arjuna mengeluarkan peta, kemudian meletakkan tangannya di Sungai Air Hijau. "Di bagian ini, sungainya lebih sempit, airnya lebih bergolak. Pasukan Kota Teratai pasti tidak kepikiran kita akan kembali. Jadi Pasukan Kota Teratai berpatroli di bagian ini pasti tidak begitu ketat. Para penjaga wanita pandai berenang. Mereka dapat memanfaatkan malam, menyelam ke sungai untuk membangun jembatan."Saat melatih para penjaga wanita, Arjuna melatih mereka sebagai pasukan khusus. Jadi mereka ahli dalam proyek menyelam dan membangun jembatan."Saudara-saudara pasukan patroli, siapkan saja tanaman merambat dan potongan kayu."Selama proses pembangunan jembatan, seperti yang diharapkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status