Share

Bab 3: Dipecat

Author: Nobito
last update Last Updated: 2024-03-04 15:56:28

Devano mengikuti langkah dari lelaki yang merupakan manejernya itu.

"Kau ikuti aku, bajingan!" bisik sang manejer umum dengan raut wajah penuh kemarahan. "Kau sengaja membuat aku malu. Apa kau mau, aku dipecat karena ulahmu ini? Apa kau tahu dengan apa yang baru saja kau lakukan bisa membuat diriku kehilangan pekerjaan? Aku sama sekali tidak bisa membantu dirimu. Masih mending kau hanya dipecat, jika mereka menganggap gangguan yang kau lakukan sebagai tindakan kriminal, maka kau bisa juga dipenjara."

Devano sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan olah sang manejer. Dia tentu saja tidak ingin membuat orang lain menjadi kehilangan pekerjaan karena dirinya.

"Aku tidak ingin membuat susah orang lain. Namun, apa aku salah meminjam uang kepada CEO? Aku melakukan semua ini karena berkaitan dengan nyawa seseorang."

"Jelas saja kau telah salah. Bagaimana wajah CEO pada waktu kau mengatakan hal itu di depan banyak orang. Dia tidak mungkin bisa menjawab iya atau pun tidak. Kau sama saja mempermalukannya di hadapan para tamu undangan," ucap sang manejer makin menunjukkan raut wajah penuh kemarahan.

Pada waktu Devano berada di dalam ruang ganti, tiba-tiba seorang lelaki muncul dan langsung menghantam wajah Devano dengan begitu keras.

Bruk!

Devano langsung terpental dan jatuh.

Amarah terlihat sangat jelas di raut wajah lelaki yang merupakan orang kepercayaan dari CEO Stefanus.

Dia berteriak dengan penuh kemarahan, "Kau sungguh tidak tahu malu dan juga tidak bisa berterima kasih! Apa gunanya selama ini perusahaan memberikan kesempatan kepadamu untuk bekerja di Hotel ini. Kau sungguh tidak sama sekali berguna. Kau sudah tidak layak untuk bekerja di tempat ini. Tendang bajingan ini dari hotel. Dia sudah dipecat dan tidak diperbolehkan terlihat di hotel ini lagi. Bos sudah tidak ingin melihat wajahnya, termasuk diriku!"

Sang manejer terlihat sangat pucat. Dia tentu saja ketakutan dengan apa yang baru saja terjadi. Dia sama sekali tidak mengira bahwa semua bisa menjadi sekacau ini.

Setelah kepergian asisten pribadi CEO, Devano menarik napas cemas dan juga merasa menyesal. Dia sama sekali tidak mengira bahwa tindakan yang dia lakukan tidak hanya tidak mendapatkan pinjaman, tapi dia juga harus kehilangan pekerjaan.

"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan pergi dari hotel ini. Aku berterima kasih karena kau sudah membantuku. Aku tahu bahwa hari ini aku sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Sekali lagi, terima kasih atas semuanya," ujar Devano dengan suara bersalah.

Sang manejer juga tahu akan dedikasi Devano, jadi akhirnya hanya bisa berkata, "Maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti yang kau lihat. Jika CEO marah, maka tidak ada satu pun yang bisa menghentikannya. Sekali lagi aku minta maaf!"

Setelah berkata seperti itu, sang manejer umum mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya kepada Devano.

"Aku tahu bahwa uang ini tidak seberapa, tapi setidaknya bisa menjadi bekal untuk dirimu!"

Devano mengertakan giginya, kemudian berdiri dan menyekat luka di bibirnya. Dia kemudian berganti pakaian.

Setelah membereskan semua pakaiannya, dia pergi meninggalkan hotel dengan suasana hati yang penuh dengan kebingungan. Dia berjalan pergi tanpa menoleh sedikit pun. Hatinya hancur, pikirannya kusut.

Devano sengaja langsung menuju ke rumah sakit. Uang pengobatan harus dibayar sebelum pukul tujuh malam, jika tidak, maka tindakan berikutnya tidak akan dilakukan yang artinya sama saja membuat ayah angkatnya mati tanpa tindakan pertolongan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 54: Sebuah Tantangan Baru

    Safira duduk di ruang tamu besar rumah keluarganya, mengamati ornamen-ornamen mewah yang menghiasi sekelilingnya. Dia adalah wanita muda berusia tiga puluhan, dengan rambut hitam panjang yang selalu rapi disanggul. Matanya yang tajam dan ekspresinya yang tenang menunjukkan kecerdasan dan ketegasan. Di hadapannya, duduk neneknya, seorang wanita tua dengan rambut putih yang terurai lembut. Neneknya, meskipun tampak lemah, memiliki aura otoritas yang tidak bisa diabaikan."Safira, sayang, nenek ingin membicarakan sesuatu yang penting," kata Ny. Amora dengan suara lembut namun tegas. Safira mengangguk, siap mendengarkan. "Perusahaan keluarga kita, Mega Rejeki, baru saja mengalami perubahan besar."Safira mengerutkan kening, merasa ada yang aneh. "Perubahan apa, Nek?""Nenek sudah menjual sebagian besar saham perusahaan kepada seseorang yang nenek percayai," jawab Ny. Amora, matanya bersinar dengan kilau yang tidak bisa dijelaskan.Safira terkejut. "Kenapa, Nek? Bukankah kita selalu menjag

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 53: CEO yang Baru

    Berita tentang perpindahan Perusahaan Mega Rejeki kepada pemilik baru langsung membuat semua orang menjadi terkejut. Banyak orang bertanya tentang kebenaran dan juga penyebab semua terjadi. Hal ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa keluarga Amora sudah bangkrut. Bahkan ada yang berani memprediksi bahwa keluarga Amora akan menjadi gelandangan.Sungguh sebuah isu yang sama sekali tidak mengenakan telinga buat Amora dan keluarganya. Meski sudah berusaha menahan semua isu tersebut, tetap saja semua berjalan tanpa bisa terkendali sama sekali.Berita ini juga memberikan cerita bahwa pemilik baru masih sangat muda dan tentu saja sangat kaya. Hal ini membuat banyak orang kaya berharap bisa menjalin hubungan dengannya. Meski begitu, rahasia tentang siapa pria tersebut masih belum terbuka sama sekali.Melihat situasi yang seperti ini, banyak berharap bahwa mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis dengan Perusahaan Mega Rejeki. Sebelumnya mereka enggan bekerja sama karena perusahaan terse

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 52: Saham Terjual

    Mendengar tidak ada pilihan lain, kecuali menerima tawaran seorang investor, Amora hanya bisa menarik napas pendek. Dia tahu bahwa ada kemungkinan dia akan kehilangan posisi. Sebagai pemegang saham minoritas, maka tidak ada jalan lain, kecuali ikut dengan pemilik yang terbanyak. Tidak ada yang bisa dilakukan akan hal itu."Baiklah. Aku setuju dengan semua yang kau tawarkan. Apa prosesnya bisa dilakukan sekarang juga?" tekanan yang diberikan Bank Nagara membuat Amora sama sekali tidak bisa memilih. Dia pasti lebih baik menjual delapan puluh persen saham, dari pada dia harus kehilangan perusahaan secara penuh. Setidaknya dengan kehilangan delapan puluh persen saham, dia masih mempunyai kesempatan di masa yang akan datang.Amora duduk di kursi kantor yang empuk dengan perasaan campur aduk. Ruangan meeting yang mewah dengan dinding kaca yang memberikan nuansa kehebatan di masa lalu, terasa begitu menyesakkan hari ini. Di hadapannya terhampar berkas-berkas transaksi yang harus ia selesaika

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 51: Jalan Sulit

    Amora sama sekali tidak mampu berkata apa-apa. Dia sendiri baru saat ini tahu akan keuangan yang sebenarnya. Selama ini, dia hanya terpaku pada laporan keuangan yang selalu dibuat baik-baik saja oleh Carlos. Sekarang dia sudah tahu, tapi semua itu sudah terlambat sama sekali."Emang kita masih punya cadangan seberapa besar lagi?" tanya Amora dengan tatapan penuh kebingungan kepada manejer keuangan.Dengan suara terbata-bata, sang manejer keuangan menjawab, "Maaf Bu Amora. Pada saat ini, uang yang ada di rekening sudah tidak mungkin untuk kita pakai lagi.""Maksudmu?" tanya Amora dengan tatapan tajam, "jelaskan apa maksudmu bahwa uang di rekening sudah tidak bisa digunakan lagi?""Uangnya sudah habis. Pada saat ini, kita sudah sama sekali tidak bisa melakukan pembayaran hutang. Bahkan untuk biaya operasional saja, kita sudah tidak mampu lagi!""Apa?" ucap Amora dengan suara tertahan. "Berapa saham kita yang bisa dijual untuk menutup itu semua?""Sebelumnya saya menghitung sekitar empat

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 50: Jeratan Hutang

    Amora memang tidak tahu harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak mengira, jika kleputusan yang sulit harus dia ambil. Sungguh bukan sesuatu yang mudah, tapi pada saat ini, dia harus melakukannya. "Bu, apa ada cara lain yang bisa kita lakukan?""Apa kau mau menjual semua hartamu untuk digunakan membayar semua hutang jatuh tempoh?" tanya Amora kepada Carlos yang memang selama ini lebih dipercaya dari pada anak sulungnya.Carlos tentu saja langsung terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Dia tidak mau membuat sesuatu hal yang sangat merugikan. Dia memang tidak mau membuat Perusahaan Mega Rejeki diambil orang lain, tapi dia tidak mau sama sekali berkorban untuk perusahaan tersebut menggunakan hartanya.Pada saat semuanya masih terdiam dengan pikiran masing-masing, terdengar pintu dibuka dari luar. Seorang wanita yang merupakan asisten pribada Amora masuk dan mendekat."Maaf, Bu. di luar ada perwakilan dari Bank Nagara. Mereka mau bertemu dengan ibu terkait hutang jatuh

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 49: Penjualan Saham

    Amora memandang ke arah semua orang. Dia sama sekali tidak mengira, jika semua ini terjadi hanya karena ulah dari Handerson yang merupakan cucu kesayangannya. Dia selama ini selalu berusahaan mendapatkan sebuah kesenangan dan keuntungan, tapi kini, semua itu terasa lenyap di tangannya.Amora menekan telpon untuk menghubungi Handerson. Dia tidak bisa menerima berita begitu saja, kecuali langsung mendengar dari yang bersangkutan.Ketika telpon tersambung, Amora masih menahan kemarahannya. Dia bertanya dengan suara yang lembut dan tidak terlihat sedang menahan sebuah kemarahan sama sekali."Handerson, apa yang terjadi dengan Horizon solution? Aku baru saja mendengar bahwa kau bersikap tidak sopan yang membuat CEO yang baru di Horizon solution tersinggung dan memutus semua kontrak kerja sama kita. Sebenarnya siapa yang telah kau hina dan remehkan?"Handerson langsung terkejut mendengar pertanyaan nenek mertuanya tersebut. Dia sama sekali tidak mengira akan diberi pertanyaan seperti ini. D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status