Share

Bab 3: Dipecat

Devano mengikuti langkah dari lelaki yang merupakan manejernya itu.

"Kau ikuti aku, bajingan!" bisik sang manejer umum dengan raut wajah penuh kemarahan. "Kau sengaja membuat aku malu. Apa kau mau, aku dipecat karena ulahmu ini? Apa kau tahu dengan apa yang baru saja kau lakukan bisa membuat diriku kehilangan pekerjaan? Aku sama sekali tidak bisa membantu dirimu. Masih mending kau hanya dipecat, jika mereka menganggap gangguan yang kau lakukan sebagai tindakan kriminal, maka kau bisa juga dipenjara."

Devano sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan olah sang manejer. Dia tentu saja tidak ingin membuat orang lain menjadi kehilangan pekerjaan karena dirinya.

"Aku tidak ingin membuat susah orang lain. Namun, apa aku salah meminjam uang kepada CEO? Aku melakukan semua ini karena berkaitan dengan nyawa seseorang."

"Jelas saja kau telah salah. Bagaimana wajah CEO pada waktu kau mengatakan hal itu di depan banyak orang. Dia tidak mungkin bisa menjawab iya atau pun tidak. Kau sama saja mempermalukannya di hadapan para tamu undangan," ucap sang manejer makin menunjukkan raut wajah penuh kemarahan.

Pada waktu Devano berada di dalam ruang ganti, tiba-tiba seorang lelaki muncul dan langsung menghantam wajah Devano dengan begitu keras.

Bruk!

Devano langsung terpental dan jatuh.

Amarah terlihat sangat jelas di raut wajah lelaki yang merupakan orang kepercayaan dari CEO Stefanus.

Dia berteriak dengan penuh kemarahan, "Kau sungguh tidak tahu malu dan juga tidak bisa berterima kasih! Apa gunanya selama ini perusahaan memberikan kesempatan kepadamu untuk bekerja di Hotel ini. Kau sungguh tidak sama sekali berguna. Kau sudah tidak layak untuk bekerja di tempat ini. Tendang bajingan ini dari hotel. Dia sudah dipecat dan tidak diperbolehkan terlihat di hotel ini lagi. Bos sudah tidak ingin melihat wajahnya, termasuk diriku!"

Sang manejer terlihat sangat pucat. Dia tentu saja ketakutan dengan apa yang baru saja terjadi. Dia sama sekali tidak mengira bahwa semua bisa menjadi sekacau ini.

Setelah kepergian asisten pribadi CEO, Devano menarik napas cemas dan juga merasa menyesal. Dia sama sekali tidak mengira bahwa tindakan yang dia lakukan tidak hanya tidak mendapatkan pinjaman, tapi dia juga harus kehilangan pekerjaan.

"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan pergi dari hotel ini. Aku berterima kasih karena kau sudah membantuku. Aku tahu bahwa hari ini aku sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Sekali lagi, terima kasih atas semuanya," ujar Devano dengan suara bersalah.

Sang manejer juga tahu akan dedikasi Devano, jadi akhirnya hanya bisa berkata, "Maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti yang kau lihat. Jika CEO marah, maka tidak ada satu pun yang bisa menghentikannya. Sekali lagi aku minta maaf!"

Setelah berkata seperti itu, sang manejer umum mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya kepada Devano.

"Aku tahu bahwa uang ini tidak seberapa, tapi setidaknya bisa menjadi bekal untuk dirimu!"

Devano mengertakan giginya, kemudian berdiri dan menyekat luka di bibirnya. Dia kemudian berganti pakaian.

Setelah membereskan semua pakaiannya, dia pergi meninggalkan hotel dengan suasana hati yang penuh dengan kebingungan. Dia berjalan pergi tanpa menoleh sedikit pun. Hatinya hancur, pikirannya kusut.

Devano sengaja langsung menuju ke rumah sakit. Uang pengobatan harus dibayar sebelum pukul tujuh malam, jika tidak, maka tindakan berikutnya tidak akan dilakukan yang artinya sama saja membuat ayah angkatnya mati tanpa tindakan pertolongan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status