Share

Bab 2: Penolakan dan Pengusiran

Seorang lelaki berkaca mata, langsung mendekati Devano.

"Kalau kau mau meminjam uang, maka tidak perlu menyampaikan di tempat ini. Kau bisa mengajukan ke bagian keuangan," ucap seorang lelaki yang menggunakan kaca mata sambil menghampiri Devano.

"Tuan Stefanus, saya mohon bantu saya melunasi biaya pengobatan ayah saya. Jika tidak dilakukan pembayaran, maka ayah saya tidak akan dilakukan tindakan pengobatan lebih lanjut. Beberapa waktu yang lalu saya sudah mengajukan ke bagian keuangan, tapi mereka tidak bisa memberi, karena aturan perusahaan tidak mungkin bisa memberikan pinjaman sebesar itu. Saya memohon dengan sangat kepada Anda. Tolonglah saya," ujar Devano dengan raut wajah memelas tanpa menghiraukan perkataan lelaki berkaca mata atau pun cibiran banyak orang.

Devano sudah bekerja di Hotel Mambo Kemilau selama dua tahun. Dia adalah pekerja yang sangat rajin. Dia sama sekali tidak pernah melakukan pelanggaran. Dia termasuk orang yang tidak pernah menolak, jika diberi kerja lembur, meski bayaran yang dia terima tidak selalu sesuai dengan aturan yang berlaku. Dia tidak mau ambil pusing, karena baginya diterima bekerja saja sudah sangat membahagiakan.

Dia datang tiga puluh menit dari sebelum waktu kerja. Dia bahkan langsung bekerja. Dia sangat berdedikasi dan atasannya memberikan penghargaan atas dedikasi tersebut.

Hanya saja semua itu menjadi petaka buat Devano, sejak ayah angkatnya masuk rumah sakit. Lelaki yang sudah membantunya selama ini sedang berjuang melawan kanker yang sudah merebak hampir di seluruh tubuhnya. Dia mungkin bukan orang yang memiliki banyak uang, tapi dia akan berusaha untuk mencari demi kesembuhan dari ayah angkatnya tersebut, termasuk dengan melakukan perbuatan yang cukup memalukan seperti saat ini. Dia tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan banyak orang tentang dirinya. Dia hanya memperdulikan bagaimana mendapatkan uang untuk membayar biaya pengobatan ayah angkatnya.

Sebenarnya dia bisa mendapatkan pengobatan menggunakan asuransi yang diberikan pemerintah, tapi dia tidak mungkin memiliki waktu untuk menunggu. Karena memang ruang operasi untuk orang yang menggunakan asuransi tersebut sudah penuh.

Akhirnya dengan keberanian yang dia miliki, dia memasukkan ayah angkatnya di sebuah rumah sakit swasta, tapi dia sama sekali tidak mengira, jika membutuhkan biaya seratus juta.

Sekarang dia membutuhkan uang tersebut untuk membayar rumah sakit, sehingga ayah angkatnya bisa melanjutkan pengobatan tindak lanjut.

Sebenarnya Devano sudah melakukan pengajuan permohonan pinjaman beberapa kali kepada bagian keuangan, tapi nilai yang dia ajukan terlalu besar, sehingga dia sama sekali tidak memperoleh nilai tersebut. Mereka justru mengusulkan untuk meminjam kepada CEO. Namun, sekali lagi, dia tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan CEO. Akhirnya momen di ulang tahun CEO, dia berani mengutarakan sesuatu yang bagi sebagian orang adalah tindakan yang memalukan. Dia berharap bahwa CEO yang terkenal baik dan bijak itu bisa membantu kesulitannya. Meski dia tahu bahwa dia akan berhutang seumur hidup atas apa yang dia pinjam tersebut.

Selain itu, Devano juga berpikiran bahwa suasana hati Stefanus sedang berbahagia, maka dia memiliki kenyakinan bahwa lelaki tersebut akan memberikan pinjaman uang kepada dirinya.

Namun yang terjadi, raut wajah Stefanus langsung berubah berkerut. Meski dia berusaha menahan kemarahan, tapi nampak sangat jelas bahwa dia tidak suka dan tidak nyaman atas apa yang baru saja dikatakan oleh Devano.

"Apa kau sudah gila? CEO sedang melakukan perayaan hari berbahagia, tapi kau datang seolah tidak bersalah dengan meminjam uang seperti ini. Kau memang manusia yang tidak bisa diuntung. Aku rasa kau tidak layak bekerja lagi di hotel ini lagi. Kau layaknya mendapatkan pekerjaan di pinggir jalan sana!" ucap seorang wanita yang merupakan adik bungsu dari Stefanus.

Seorang Manejer Umum mendatangi Devano, "Maaf atas kelancangan anak buah saya. Saya akan memberikannya sebuah hukuman kepadanya karena sudah berani merusak kebahagian Anda."

Habis berkata seperti itu, Sang Manejer Umum langsung menarik Devano keluar dari ruangan. Dia tentu saja tahu dengan ekspresi yang sedang ditunjukkan oleh Stefanus adalah sebuah kemarahan yang sangat besar. Dia harus mengamankan Devano, sebelum hal itu akan membuat banyak orang terkena imbasnya.

Pada saat itu, banyak karyawan yang berbisik dan mencibir atas apa yang baru saja dilakukan oleh Devano. Mereka mengatakan bahwa lelaki tersebut tidak hanya tidak beradab, tapi juga menusia yang sangat tidak memiliki sopan santun.

Suasana di dalam ruangan menjadi hening, hanya terdengar bisik- bisik di antara para tamu

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status