Home / Romansa / Sang Miliarder Tersembunyi / Bab 2: Penolakan dan Pengusiran

Share

Bab 2: Penolakan dan Pengusiran

Author: Nobito
last update Last Updated: 2024-03-04 15:56:21

Seorang lelaki berkaca mata, langsung mendekati Devano.

"Kalau kau mau meminjam uang, maka tidak perlu menyampaikan di tempat ini. Kau bisa mengajukan ke bagian keuangan," ucap seorang lelaki yang menggunakan kaca mata sambil menghampiri Devano.

"Tuan Stefanus, saya mohon bantu saya melunasi biaya pengobatan ayah saya. Jika tidak dilakukan pembayaran, maka ayah saya tidak akan dilakukan tindakan pengobatan lebih lanjut. Beberapa waktu yang lalu saya sudah mengajukan ke bagian keuangan, tapi mereka tidak bisa memberi, karena aturan perusahaan tidak mungkin bisa memberikan pinjaman sebesar itu. Saya memohon dengan sangat kepada Anda. Tolonglah saya," ujar Devano dengan raut wajah memelas tanpa menghiraukan perkataan lelaki berkaca mata atau pun cibiran banyak orang.

Devano sudah bekerja di Hotel Mambo Kemilau selama dua tahun. Dia adalah pekerja yang sangat rajin. Dia sama sekali tidak pernah melakukan pelanggaran. Dia termasuk orang yang tidak pernah menolak, jika diberi kerja lembur, meski bayaran yang dia terima tidak selalu sesuai dengan aturan yang berlaku. Dia tidak mau ambil pusing, karena baginya diterima bekerja saja sudah sangat membahagiakan.

Dia datang tiga puluh menit dari sebelum waktu kerja. Dia bahkan langsung bekerja. Dia sangat berdedikasi dan atasannya memberikan penghargaan atas dedikasi tersebut.

Hanya saja semua itu menjadi petaka buat Devano, sejak ayah angkatnya masuk rumah sakit. Lelaki yang sudah membantunya selama ini sedang berjuang melawan kanker yang sudah merebak hampir di seluruh tubuhnya. Dia mungkin bukan orang yang memiliki banyak uang, tapi dia akan berusaha untuk mencari demi kesembuhan dari ayah angkatnya tersebut, termasuk dengan melakukan perbuatan yang cukup memalukan seperti saat ini. Dia tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan banyak orang tentang dirinya. Dia hanya memperdulikan bagaimana mendapatkan uang untuk membayar biaya pengobatan ayah angkatnya.

Sebenarnya dia bisa mendapatkan pengobatan menggunakan asuransi yang diberikan pemerintah, tapi dia tidak mungkin memiliki waktu untuk menunggu. Karena memang ruang operasi untuk orang yang menggunakan asuransi tersebut sudah penuh.

Akhirnya dengan keberanian yang dia miliki, dia memasukkan ayah angkatnya di sebuah rumah sakit swasta, tapi dia sama sekali tidak mengira, jika membutuhkan biaya seratus juta.

Sekarang dia membutuhkan uang tersebut untuk membayar rumah sakit, sehingga ayah angkatnya bisa melanjutkan pengobatan tindak lanjut.

Sebenarnya Devano sudah melakukan pengajuan permohonan pinjaman beberapa kali kepada bagian keuangan, tapi nilai yang dia ajukan terlalu besar, sehingga dia sama sekali tidak memperoleh nilai tersebut. Mereka justru mengusulkan untuk meminjam kepada CEO. Namun, sekali lagi, dia tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan CEO. Akhirnya momen di ulang tahun CEO, dia berani mengutarakan sesuatu yang bagi sebagian orang adalah tindakan yang memalukan. Dia berharap bahwa CEO yang terkenal baik dan bijak itu bisa membantu kesulitannya. Meski dia tahu bahwa dia akan berhutang seumur hidup atas apa yang dia pinjam tersebut.

Selain itu, Devano juga berpikiran bahwa suasana hati Stefanus sedang berbahagia, maka dia memiliki kenyakinan bahwa lelaki tersebut akan memberikan pinjaman uang kepada dirinya.

Namun yang terjadi, raut wajah Stefanus langsung berubah berkerut. Meski dia berusaha menahan kemarahan, tapi nampak sangat jelas bahwa dia tidak suka dan tidak nyaman atas apa yang baru saja dikatakan oleh Devano.

"Apa kau sudah gila? CEO sedang melakukan perayaan hari berbahagia, tapi kau datang seolah tidak bersalah dengan meminjam uang seperti ini. Kau memang manusia yang tidak bisa diuntung. Aku rasa kau tidak layak bekerja lagi di hotel ini lagi. Kau layaknya mendapatkan pekerjaan di pinggir jalan sana!" ucap seorang wanita yang merupakan adik bungsu dari Stefanus.

Seorang Manejer Umum mendatangi Devano, "Maaf atas kelancangan anak buah saya. Saya akan memberikannya sebuah hukuman kepadanya karena sudah berani merusak kebahagian Anda."

Habis berkata seperti itu, Sang Manejer Umum langsung menarik Devano keluar dari ruangan. Dia tentu saja tahu dengan ekspresi yang sedang ditunjukkan oleh Stefanus adalah sebuah kemarahan yang sangat besar. Dia harus mengamankan Devano, sebelum hal itu akan membuat banyak orang terkena imbasnya.

Pada saat itu, banyak karyawan yang berbisik dan mencibir atas apa yang baru saja dilakukan oleh Devano. Mereka mengatakan bahwa lelaki tersebut tidak hanya tidak beradab, tapi juga menusia yang sangat tidak memiliki sopan santun.

Suasana di dalam ruangan menjadi hening, hanya terdengar bisik- bisik di antara para tamu

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 54: Sebuah Tantangan Baru

    Safira duduk di ruang tamu besar rumah keluarganya, mengamati ornamen-ornamen mewah yang menghiasi sekelilingnya. Dia adalah wanita muda berusia tiga puluhan, dengan rambut hitam panjang yang selalu rapi disanggul. Matanya yang tajam dan ekspresinya yang tenang menunjukkan kecerdasan dan ketegasan. Di hadapannya, duduk neneknya, seorang wanita tua dengan rambut putih yang terurai lembut. Neneknya, meskipun tampak lemah, memiliki aura otoritas yang tidak bisa diabaikan."Safira, sayang, nenek ingin membicarakan sesuatu yang penting," kata Ny. Amora dengan suara lembut namun tegas. Safira mengangguk, siap mendengarkan. "Perusahaan keluarga kita, Mega Rejeki, baru saja mengalami perubahan besar."Safira mengerutkan kening, merasa ada yang aneh. "Perubahan apa, Nek?""Nenek sudah menjual sebagian besar saham perusahaan kepada seseorang yang nenek percayai," jawab Ny. Amora, matanya bersinar dengan kilau yang tidak bisa dijelaskan.Safira terkejut. "Kenapa, Nek? Bukankah kita selalu menjag

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 53: CEO yang Baru

    Berita tentang perpindahan Perusahaan Mega Rejeki kepada pemilik baru langsung membuat semua orang menjadi terkejut. Banyak orang bertanya tentang kebenaran dan juga penyebab semua terjadi. Hal ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa keluarga Amora sudah bangkrut. Bahkan ada yang berani memprediksi bahwa keluarga Amora akan menjadi gelandangan.Sungguh sebuah isu yang sama sekali tidak mengenakan telinga buat Amora dan keluarganya. Meski sudah berusaha menahan semua isu tersebut, tetap saja semua berjalan tanpa bisa terkendali sama sekali.Berita ini juga memberikan cerita bahwa pemilik baru masih sangat muda dan tentu saja sangat kaya. Hal ini membuat banyak orang kaya berharap bisa menjalin hubungan dengannya. Meski begitu, rahasia tentang siapa pria tersebut masih belum terbuka sama sekali.Melihat situasi yang seperti ini, banyak berharap bahwa mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis dengan Perusahaan Mega Rejeki. Sebelumnya mereka enggan bekerja sama karena perusahaan terse

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 52: Saham Terjual

    Mendengar tidak ada pilihan lain, kecuali menerima tawaran seorang investor, Amora hanya bisa menarik napas pendek. Dia tahu bahwa ada kemungkinan dia akan kehilangan posisi. Sebagai pemegang saham minoritas, maka tidak ada jalan lain, kecuali ikut dengan pemilik yang terbanyak. Tidak ada yang bisa dilakukan akan hal itu."Baiklah. Aku setuju dengan semua yang kau tawarkan. Apa prosesnya bisa dilakukan sekarang juga?" tekanan yang diberikan Bank Nagara membuat Amora sama sekali tidak bisa memilih. Dia pasti lebih baik menjual delapan puluh persen saham, dari pada dia harus kehilangan perusahaan secara penuh. Setidaknya dengan kehilangan delapan puluh persen saham, dia masih mempunyai kesempatan di masa yang akan datang.Amora duduk di kursi kantor yang empuk dengan perasaan campur aduk. Ruangan meeting yang mewah dengan dinding kaca yang memberikan nuansa kehebatan di masa lalu, terasa begitu menyesakkan hari ini. Di hadapannya terhampar berkas-berkas transaksi yang harus ia selesaika

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 51: Jalan Sulit

    Amora sama sekali tidak mampu berkata apa-apa. Dia sendiri baru saat ini tahu akan keuangan yang sebenarnya. Selama ini, dia hanya terpaku pada laporan keuangan yang selalu dibuat baik-baik saja oleh Carlos. Sekarang dia sudah tahu, tapi semua itu sudah terlambat sama sekali."Emang kita masih punya cadangan seberapa besar lagi?" tanya Amora dengan tatapan penuh kebingungan kepada manejer keuangan.Dengan suara terbata-bata, sang manejer keuangan menjawab, "Maaf Bu Amora. Pada saat ini, uang yang ada di rekening sudah tidak mungkin untuk kita pakai lagi.""Maksudmu?" tanya Amora dengan tatapan tajam, "jelaskan apa maksudmu bahwa uang di rekening sudah tidak bisa digunakan lagi?""Uangnya sudah habis. Pada saat ini, kita sudah sama sekali tidak bisa melakukan pembayaran hutang. Bahkan untuk biaya operasional saja, kita sudah tidak mampu lagi!""Apa?" ucap Amora dengan suara tertahan. "Berapa saham kita yang bisa dijual untuk menutup itu semua?""Sebelumnya saya menghitung sekitar empat

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 50: Jeratan Hutang

    Amora memang tidak tahu harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak mengira, jika kleputusan yang sulit harus dia ambil. Sungguh bukan sesuatu yang mudah, tapi pada saat ini, dia harus melakukannya. "Bu, apa ada cara lain yang bisa kita lakukan?""Apa kau mau menjual semua hartamu untuk digunakan membayar semua hutang jatuh tempoh?" tanya Amora kepada Carlos yang memang selama ini lebih dipercaya dari pada anak sulungnya.Carlos tentu saja langsung terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Dia tidak mau membuat sesuatu hal yang sangat merugikan. Dia memang tidak mau membuat Perusahaan Mega Rejeki diambil orang lain, tapi dia tidak mau sama sekali berkorban untuk perusahaan tersebut menggunakan hartanya.Pada saat semuanya masih terdiam dengan pikiran masing-masing, terdengar pintu dibuka dari luar. Seorang wanita yang merupakan asisten pribada Amora masuk dan mendekat."Maaf, Bu. di luar ada perwakilan dari Bank Nagara. Mereka mau bertemu dengan ibu terkait hutang jatuh

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 49: Penjualan Saham

    Amora memandang ke arah semua orang. Dia sama sekali tidak mengira, jika semua ini terjadi hanya karena ulah dari Handerson yang merupakan cucu kesayangannya. Dia selama ini selalu berusahaan mendapatkan sebuah kesenangan dan keuntungan, tapi kini, semua itu terasa lenyap di tangannya.Amora menekan telpon untuk menghubungi Handerson. Dia tidak bisa menerima berita begitu saja, kecuali langsung mendengar dari yang bersangkutan.Ketika telpon tersambung, Amora masih menahan kemarahannya. Dia bertanya dengan suara yang lembut dan tidak terlihat sedang menahan sebuah kemarahan sama sekali."Handerson, apa yang terjadi dengan Horizon solution? Aku baru saja mendengar bahwa kau bersikap tidak sopan yang membuat CEO yang baru di Horizon solution tersinggung dan memutus semua kontrak kerja sama kita. Sebenarnya siapa yang telah kau hina dan remehkan?"Handerson langsung terkejut mendengar pertanyaan nenek mertuanya tersebut. Dia sama sekali tidak mengira akan diberi pertanyaan seperti ini. D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status