Share

Bab 10

Penulis: Rana Semitha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 16:30:00

bab 10

di tengah hujan salju yang semakin lebat, Qin Guan dan Mei Ling masih berdiri dengan teguh di tengah arai yang sempit. Keduanya saling membelakangi untuk saling menjaga. Angin dingin yang berdesir melalui pepohonan, menciptakan getaran suara yang merdu, sekaligus menakutkan.

Hujan salju yang lebat sedikit menutupi jejak pertempuran yang baru saja terjadi. Namun, aroma darah yang begitu kuat masih tercium dengan jelas. Mata pedang di tangan Qin Guan berkilau tajam. Pedang dengan warna putih susu itu menyatu dengan warna salju di antara mereka. Tangan kanannya sedikit bergetar, akibat rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Namun, ekspresinya tetap tenang. Dia tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun. Hanya seringai keji yang muncul di wajahnya.

“Kalian pikir aku Qin Guan, takut menghadapi kalian?”

Salah satu anggota kelompok naga hitam berteriak. “Omong kosong!”

Mereka kembali berlari dan menyerang Qin Guan.

Tidak ada pilihan lain.

Qin Guan mengeratkan genggaman pada gagang ped
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Naga Bumi   Bab 51

    Bab 51Ekspresi Bibi Guo menjadi murung ketika Qin Guan bertanya tentang suaminya. Sejak enam bulan lalu, suaminya mengalami sakit keras dan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Sudah banyak cara yang dia lakukan untuk menyembuhkan suaminya, termasuk berobat ke tabib-tabib terkenal di ibukota, tetapi tidak ada hasil yang terlihat. Kini usahanya hampir bangkrut dan suaminya masih belum pulih juga.“Bibi Guo, ada apa?”“Ini … Paman Guo sakit.”“Sakit? Qin Guan hampir tidak percaya. Paman Guo memiliki kemampuan beladiri yang cukup tinggi, tidak mudah bagi pendekar sepertinya jatuh sakit. “Sakit apa?”“Sampai saat ini, tidak ada yang tahu penyakitnya.”“Apa sudah dibawa ke balai pengobatan Ji Feng?”Bibi Guo mengangguk. “Sudah, tetapi mereka juga tidak tahu suamiku sakit apa. Penyakitnya sangat misterius.”Penyakit yang bahkan tidak diketahui obatnya oleh balai pengobatan Ji Feng, separah apa penyakit itu.Bubur di mangkok Qin Guan masih mengepulkan asap tipis yang mengeluarkan aroma m

  • Sang Naga Bumi   Bab 50

    Bab 50Langit Ibukota tampak cerah. Meski udara pagi begitu menusuk, tetapi suasana di sana tetap ramai. Di jalan pusat ibukota, Qin Guan dan Mei Ling menunggang kuda dengan santai. Tidak ada pengawalan secara langsung, tetapi demi menjaga keamanan mereka berdua, Lu Tao menempatkan beberapa penjaga yang mengawasi mereka dari jauh.“Aku sengaja membawamu pergi sepagi ini.”“Qin Gege ingin mengajakku sarapan?” tanya Mei Ling.Qin Guan mengangguk sekali. “Ada beberapa tempat yang sudah berdiri sejak beberapa dekade lalu, aku harus membawamu mencobanya … setidaknya satu.”Mei Ling menoleh, dia merasa penasaran. Juru masak di tempat Qin Guan begitu andal, setiap masakan yang mereka ciptakan memiliki rasa yang luar biasa. Namun, dengan standar yang begitu tinggi, Qin Guan masih berniat mengajaknya makan di luar meski di kediamannya ada sekelompok master kuliner.“Apa yang akan kita coba?”Qin Guan tersenyum dan menunjuk sebuah kedai sederhana di dalam gang sempit. Kedai itu jauh lebih seder

  • Sang Naga Bumi   Bab 49

    Bab 49Pintu terbuka perlahan, angin berembus membawa aroma bunga yang segar di tengah musim dingin yang menusuk. Mei Ling melangkah masuk, kedua kakinya melangkah dengan anggun, hampir tidak menimbulkan suara. Mantel bulunya yang berwarna putih membalut tubuhnya seperti rubah putih yang cantik.Pipi gadis itu sedikit memerah, entah kedinginan atau merasa canggung karena Qin Guan memanggilnya sepagi ini.Qin Guan duduk di dekat perapian, menyiram porselen putih dengan air mendidih. “Duduklah,” ucapnya dengan tenang.Dia membuka porselen itu dan memasukkan beberapa jenis teh ke dalamnya. Setiap gerakannya tampak anggun dan alami, seperti orang yang sudah bertahun-tahun mendalami jalan teh.“Qin gege, kau memanggilku?” Mei Ling duduk di seberang Qin Guan.Qin Guan mengangguk sekali. Gerakan kecil yang mengandung ketegasan. “Ada yang ingin aku bicarakan.”Mei Ling tidak berkata-kata, hanya diam, menunggu Qin Guan menyelesaikan ucapannya.“Besok aku akan pergi bertugas. Jika kau merasa c

  • Sang Naga Bumi   Bab 48

    Bab 48Langit di atas Ibukota mulai terang. Setelah terjadi penyerangan, tidak ada dari mereka yang tidur karena mendengar seluruh cerita perjalanan Qin Guan selama setahun terakhir.Wang Tian Xin menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. “Apa yang aku lalui tidak ada apa-apanya.”Qin Guan menggeleng. “Kau hebat versi dirimu sendiri. Jangan membandingkannya denganku.”Pandangannya beralih pada Wang Lingling yang tampak merenung. “Kau juga hebat, Lingling. Dunia ini keras, tetapi kau bisa melaluinya dengan baik.”Wang Lingling tidak menjawab, tetapi dia langsung memeluk Qin Guan begitu erat. Tidak ada kata-kata, hanya isak tangis yang tak begitu terdengar. Qin Guan menepuk punggung adiknya dan itu membuat Wang Lingling menangis semakin kencang.“Sudah pagi, sebentar lagi para pelayan akan datang.” Qin Guan memundurkan tubuhnya perlahan. Beberapa pelayan masuk membawa perlengkapan pribadi milik Qin Guan. Mereka berbaris rapi, begitu Lu Tao mempersilakan, mereka meletakkan bar

  • Sang Naga Bumi   Bab 47

    Bab 47“Ada sesuatu yang mereka inginkan dari Qin gege.”Wang Tian Xin mengerutkan kening, begitu juga dengan Qin Guan yang kini merasa penasaran.“Apa? Apa yang mereka inginkan dariku?” Qin Guan penasaran. Dia tidak memiliki sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya.“Mereka dari dunia persilatan, jika yang mereka takutkan adalah posisi Qin gege sebagai seorang jendral, mereka akan menggunakan taktik kotor untuk menjatuhkannya.”Apa yang Wang Lingling katakan cukup masuk akal. Jika mereka benar-benar berada di pihak Putra Mahkota dan ingin menjatuhkan posisinya, mereka akan mencari cara untuk menghancurkan reputasinya, bukan malah menerornya setiap malam.Sial. Kenapa hal seperti ini malah baru dia sadari? Kenapa ketika suda jatuh banyak korban dia malah baru menyadarinya? Terlebih lagi, pemikiran ini tidak datang dari pikirannya sendiri.Wang Tian Xin kini menatap kakaknya dengan penasaran. “Sebetulnya, selama setahun menghilang, apa yang kau dapatkan, Ge?”Qin Guan terdiam.Meliha

  • Sang Naga Bumi   Bab 46

    Bab 46Pandangan Wang Tian Xin tidak lepas dari kakaknya. Sejak bertemu dengan Qin Guan pertama kali, baru kali ini dia melihat Qin Guan beristirahat dengan tenang. Ketika dia mengira jika malam itu akan dilalui dengan damai, dia salah besar.Hawa dingin tidak hanya berasal dari udara yang membekukan, tetapi juga karena aura pembunuh yang mengarah pada ruangan mereka. Dengan cepat, Wang Tian Xin menyambar tombak di sampingnya.“Jie, tetaplah di sini.”Wang Lingling tidak bertanya lebih jauh. Meski jarang menghabiskan waktu bersama, tetapi dia cukup memahami karakter adik bungsunya itu. Dia tidak banyak bicara dan mengawasi dari jauh.Pintu ruangan terbuka, Wang Tian Xin keluar dengan cepat meninggalkan ruangan tersebut. Tak lama berselang, suara denting senjata mulai terdengar.Dari celah jendela, Wang Lingling melihat pertarungan di dekat kamar Qin Guan.Satu.Dua.Tiga.Satu persatu musuh mulai tumbang, tidak mampu melawan Wang Tian Xin dan tombaknya. Gerakan pemuda itu ringan dan lu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status