Share

Bab 395.

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-21 16:01:45

Namun jangan ditanya, jika ada yang berani coba-coba kurangajar padanya.

Prasti bahkan bisa berubah galak dan liar, melebihi singa betina bila dia sedang marah. Dan kesukaannya memang warna hijau. Karena itulah kebanyakkan pakaiannya di dominasi oleh warna hijau.

Dari warna pakaian hijau pupus, hijau daun, sampai hijau tua dia memilikinya.

"Duh..! Kumis halusnya itu lho. Hmmshh..!" seru gemas brewok yang satunya lagi, seraya makin terbelalak menatap wajah Prasti.

'Degh!'

Hati Prasti pun mulai merasa panas. Dia melirik tajam ke arah si Brewok, yang menggodanya itu.

Dan memang sudah menjadi kebiasaan lelaki penggoda sejak jaman batu. Semakin si perempuan yang digoda memberi respon, maka semakin latahlah lelaki itu berulah menggodanya.

Demikian pula dengan si Brewok satu ini. Melihat wajah merengut sebal Prasti, maka makin bersemangatlah dia menggoda si Prasti.

"Duh..! Lirikan matanya tajam sekali. Bagaimana rupanya, jika mata itu terbeliak merasakan nikmatnya permainanku di atas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
blm up mas elang saya mondar mandir nungguin upny ......
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
trnyata dr dulu SDH bny bajingan tengik astafirloh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 610.

    "Boo ... boo ... boo! Rupanya begitu..! Baik kukatakan saja pada kalian. Aku Eyang Lima Nyawa, guru dari Kebo Sena..! Kedatanganku ke tlatah ini, adalah hendak mencari dan menantang orang bernama Elang Prayoga..! Untuk bertarung denganku sampai ada yang mati..!" sentak murka Eyang Lima Nyawa akhirnya. "Hmm..! Begitu rupanya maksud kedatanganmu..! Pendekar Penembus Batas terlalu tinggi untuk menghadapimu Eyang Lima Nyawa..! Hadapi dulu aku, jika kau ingin menghadapi Elang Prayoga..!" seru Senggana Maruthi, yang naik pitam dengan keangkuhan Eyang Lima Nyawa. "Boo ... boo ... booo..! Bedebah kau manusia monyet..!! Jangan salahkan aku jika bulu putihmu berubah hitam terbakar..!!" bentak Eyang Lima Nyawa memaki murka. Dirinya merasa direndahkan oleh Srenggana Maruthi, dengan mengatakan Elang terlalu tinggi untuk melawannya. Byaarrshk..!! Tanpa menjawab, Srenggana ledakkan 'power' penuhnya. Gelombang energi panas seketika menghempas dari sosok Srenggana. Pasir pantai beterbangan di

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 609.

    Ya, sesungguhnya diam-diam Elang telah menciptakan jurus serta ajian baru. Dalam latihannya di dimensi Selaksa Naga itu. Jentikkan jari yang digunakan untuk menangkis serangan Prahasta Yoga tadi. Itu juga merupakan salah satu dari jurus baru ciptaannya, yang bernama jurus 'Jari Halilintar Emas'..! Jurus 'Jari Halilintar Emas' ini diciptakan Elang, untuk menyalurkan 'power'nya yang kini 'luber' di pusat energinya. Ya, melakukan hening di air terjun Naga Moksa, dan olah nafas diatas lempengan batu hijau Lembah Hijrah Naga. Ternyata hal itu semua memacu dengan cepat sekali peningkatan 'power', serta kematangan ilmu-ilmu yang dikuasai Elang. Elang sendiri sesungguhnya merasa heran, dengan powernya yang tiba-tiba bagai mengisi di seluruh bagian tubuhnya. Dia kini bisa mengerahkan dan mengarahkan 'power' itu, dari seluruh bagian tubuhnya. Tanpa dia harus melakukan persiapan atau olah nafas lagi, seperti halnya para pendekar kebanyakkan. Serangan ataupun powernya bisa dilontarkan beg

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 608.

    Sebagai rumah makan Yang laris dan terkenal. Tentunya gangguan tak satu dua kali, mencoba datang di rumah makan Bu Laras. Dari yang sifatnya ghaib hingga fisik, telah beberapa kali mencoba mengganggu usaha rumah makan Bu Laras. Namun kesemuanya bagai tak dirasakan dampaknya oleh Bu Laras dan rumah makannya. Kenapa bisa demikian..?! Hal itu tak lain karena 'pagaran Perisai Sukma', yang pernah diterapkan Elang pada kediaman Bu Laras. Dan karena lokasi rumah makannya berada di halaman depan rumahnya. Maka secara otomatis, rumah makan itu masuk dalam 'pagaran' pelindung yang dibuat Elang. Biasanya, jika ada orang yang melakukan serangan ghaib ke rumah makannya. Maka pada pagi harinya, saat membersihkan halaman depan rumah makannya. Bu Laras akan menemukan kain putih, telur busuk, kumpulan jarum, atau juga tanah kuburan, yang berserakkan di halaman depan rumah makannya. Hal itu dikarenakan serangan-serangan ghaib itu tak mampu, atau gagal menembus 'pagaran' yang telah dibuat oleh E

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 607.

    Ya, Prasti memang sudah mendengar, cerita tentang kehidupan Elang di dimensinya. Cerita yang didengar Prasti dari mulut Elang sendiri. Tentang Nadya istrinya, tentang asal usul Elang yang yatim piatu sejak kecil. Dan juga tentang dari mana Elang mendapatkan kemampuan bela dirinya. Ya, rupanya tak ada yang disembunyikan Elang dari Prasti. "Nadya tak akan mengatakan demikian padamu Prasti, dia adalah wanita yang baik dan tulus mencintaiku. Dia bahkan pernah menyuruhku menikahi wanita lain yang dekat dengannya, karena dia tahu betapa wanita itu mencintaiku. Tapi aku menolaknya Prasti. Karena aku hanya mencintai Nadya, dan tidak mencintai wanita itu," ujar Elang, menceritakan tentang pribadi Nadya pada Prasti. "Ahh..! Baik sekali Mbak Nadya itu Mas Yoga. Prasti ingin sekali bertemu dan mengenalnya, andai saja itu mungkin. Mas Yoga. Jika Mas Yoga memutuskan menikahi Prasti, hanya untuk sekedar menjadi pelepas kebutuhan Mas Yoga. Maka Prasti akan menerima dan cukup bahagia dengan it

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 606.

    "Kirani, biar kutemani kau minum tuak..!" Glekk, glekk, glekk..! Pandu berkata santai, seraya mengambil sebuah tabung tuak yang baru diantar sang pelayan tadi. Dan dia pun langsung menenggaknya. Ya, Pandu memang sudah menjadi Raja Gandaran. Tapi dalam kesehariannya, ternyata dia lebih suka berjalan keluar istana dan menyamar jadi rakyat jelata. Karena sesungguhnya, dia memang lebih menyukai kehidupannya sebagai pendekar yang bebas berkelana. Pandu memang sengaja melakukan penyamaran, untuk bisa mendengar langsung apa yang sebenarnya diinginkan rakyatnya. Cukup unik memang cara yang dilakukan Raja Gandaran ini. Namun memang cukup efektif, untuk mengetahui mana lebih dulu hal yang harus diutamakan, demi kepentingan rakyatnya. Skala prioritas, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan, apa sebenarnya yang sedang ingin dilakukan Raja Pandu saat itu. "Ahh, Mas ehh ... Paduka Raja, kenapa paduka tak berada di istana saja?" tanya Kirani agak kikuk menyebut Pandu. Karena Kirani terb

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 605.

    Namun ternyata fakta berbicara lain..! Seorang pemuda nampak tengah duduk bersila, dan melakukan 'hening' dalam gua itu. Tapi tunggu dulu, pemuda itu ternyata berada di tengah lingkaran sosok Naga raksasa berwarna merah membara. Naga Bumi..! Ya, pemuda itu tak lain adalah Sapta Pertala adanya.! Dia berhasil diselamatkan oleh Sang Naga Bumi, saat dirinya terguling jatuh ke dalam kawah Gunung Marapat. Sang Naga Bumi segera meniupkan lapisan perisai pelindung pada Sapta Pertala, agar pemuda itu bisa bertahan dari panasnya hawa magma di pusat bumi. Kini mau tak mau, Sapta Pertala harus tinggal di kedalaman bumi, bersama sang Naga Bumi. Hal yang aneh adalah, sang Naga Bumi bisa berbicara masuk ke dalam bathin Sapta Pertala. Sementara Sapta Pertala berbicara seperti biasa saja. Seperti halnya cara berkomunikasi antara Elang dan Ki Naga Merah, dalam wujud Naganya. Sang Naga Bumi banyak mengajarkan cara bertahan hidup, di kedalaman bumi itu pada Sapta Pertala. Hal yang kemudian menja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status