Share

Bab 406.

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-05-25 13:13:06

"Baiklah Bapak. Elang akan mampir ke tempat Eyang Ranuwulung, sebelum melanjutkan perjalanan Elang.

Semoga secepatnya Elang bisa kembali ke pulau Neraka ini, dengan membawa kabar baik," sahut Surapati tersenyum.

Padahal dalam hatinya dia agak enggan, untuk menemui Ki Ranuwulung.

Akhirnya dengan setengah terpaksa Surapati menuruti pesan Prabadewa, untuk sowan ke tempat Ki Ranuwulung di lereng Marapat.

Dia berjalan terus menyusuri arah, yang telah ditunjukkan oleh Prabadewa dan Tantri. Hingga saat sore menjelang, dia telah tiba di sebuah lembah, yang terletak tak jauh dari tujuannya.

Dan lembah itu ternyata berada di tepian Jurang Hampa..!

Surapati terus menerabas jalur setapak, menuju ke arah lereng Marapat. Perutnya sungguh terasa penat dan lapar. Karena sejak berangkat hingga hampir saat itu, dia memang belum sempat singgah di kedai makan.

Surapati ingin buru-buru sampai di kediaman Ki Ranuwulung, mampir sejenak, lalu pergi sebelum malam menjelang dari kediamannya. Itulah renc
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
FrismaMungil
aduh untung bny nih elang palsuuuu wkwkwkkk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 578.

    "AaarrRRrrgkhhsss..!!!" terdengar teriakkan kematian saling berkumandang dan bergaung ngeri. Dari puluhan prajurit yang meregang nyawa di tiga buah kapal itu.Tiga kapal besar yang dijaga puluhan prajurit itu ambyar jebol, dan patah tepat dibagian tengah kapal. Hawa panas pukulan 'Lindu Sukma' seketika membakar, serta mengguncang dahsyat geladak kapal besar yang terbuat dari kayu itu. Perlahan, tiga kapal besar berisi perlengkapan perang dan logistik pasukkan Tlatah Dewata itu pun karam tenggelam. "Hiahh..!!" Werrshk..!! Spraasshk..!! Sandi dan Kirani tak mau diam, keduanya ikut susulkan pukulan mereka. Sandi lontarkan 'Pukulan Ambyar Jagad'nya, yang berkiblat cepat dalam 5 warna cahaya, ke arah salah satu kapal lainnya. Sedangkan Kirani lepaskan pukulan 'Tapak Segara Langit'nya, yang berwarna biru terang melesat ke kapal lainnya. Blaarghks..!! Blaarrksh..!! Dua buah kapal besar lainnya meledak ambyar, dan jebol berlubang di bagian geladaknya. Namun kedua kapal yang terhanta

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 577.

    "Baik Mas Prayoga. Prasti paham," sahut Prasti. Dia paham akan maksud Elang, jika dirinya tak satu tim dengan Elang. Tak lain karena dialah yang ditunjuk Elang menjadi penunjuk jalan. Untuk dua temannya yang tak mengenal medan, di wilayah Marapat dan Galuga. "Berhati-hatilah. Ribuan pasang mata berada di sana," ucap Elang mengingatkan. "Nyi Naga Biru, carilah jalan aman ke sekitar istana Galuga," ucap Elang. "Kyarrghks..!" Weersh..! Nyi Naga Biru memekik, lalu melesat tinggi ke angkasa. Dengan membawa Prasti, Mandala, dan Pandu, dipunggungnya. "Ki Naga Merah, kita menuju ke pantai Pangkah," ucap Elang. "Kyaarghs..!!" Werrsh..! Ki Naga Merah memekik, lalu melesat cepat ke angkasa. Tak makan waktu lama. Akhirnya Elang cs tiba di atas pantai Pangkah. Dan mereka sungguh terkejut, saat melihat banyaknya kapal yang berlabuh di pantai Pangkah itu. "Wah..! Ada sekitar tiga puluh lebih kapal besar dan sedang. Sepertinya jumlah pasukkan mereka saat ini, jauh lebih besar dari yang kita

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 576.

    "Benarkah Mas Prayoga..? Aku ikut ya..!" Sandi pun langsung mengajukan dirinya saat itu juga. "Boleh Sandi. Kamu, aku, Mas Mandala, Pandu, Kirani, dan Prasti, kiranya cukup untuk pergerakkan kita nanti malam. Kita akan menjadi 2 tim. Aku, Kirani, dan Sandi memeriksa markas dan kapal-kapal musuh di pantai Pangkah. Sementara Mas Mandala, Pandu, dan Prasti, memeriksa markas di Galuga. Karena kapal-kapal di pantai Marapat sudah dihancurkan oleh Ki Naga Merah dan Nyi Naga Biru. Dan kudengar dari telik sandi, Surapati sedang berada di Pangkah sekarang," ujar Elang, mengungkapkan rencananya. "Hahahaa..! Lalu kami yang sepuh-sepuh disuruh tidurkah, Elang..?!" seru Resi Bhargowo tergelak geli. Karena tiada satu pun sepuh yang diajak dalam rencana Elang itu. "Hehe. Maaf Eyang Bhargowo, Eyang Wilapasara, dan juga Eyang Sepikul. Biarlah untuk sementara kami yang muda-muda dulu yang bergerak. Poro sepuh silahkan rehat dulu, sebelum perang besar terjadi. Kami mohon doa restu dari poro sepu

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 575. Rencana Penyusupan

    "Hmm. Namun yang bisa kutawarkan adalah sebuah wilayah Kalpataru saja, pada Tlatah Dewata. Dan juga terbukanya hubungan niaga bebas di antara 3 Tlatah kita. Yaitu Tlatah Palapa, Tlatah Saradwipa, dan juga Tlatah Dewata. Bagaimana Panglima Kebo Sena, apakah Tlatah Dewata mau menerimanya..? Kau bisa mempertimbangkannya dulu dengan Raja tlatah Dewata Sadhu Palldewa. Aku persilahkan..!" ucap Maharaja Kumbadewa tegas. Namun dalam hatinya, dia mengharapkan Panglima Kebo Sena langsung menerima tawarannya itu. "Tentu saja kami menerimanya dengan senang hati, Paduka Maharaja Kumbadewa..!" sahut Panglima Kebo Sena cepat. Panglima Kebo Sena pun langsung angsurkan tangannya, untuk berjabatan dengan Maharaja Kumbadewa. Deal..!Hati Kebo Sena riang bukan main. Karena sesungguhnya, target yang diberikan oleh Raja Sadhu Palladewa. Kebo Sena cukup memperoleh sebuah wilayah saja, dari Tlatah Kalpataru. Dan adanya tambahan kerjasama niaga tiga tlatah dari Maharaja Kumbadewa, merupakan 'bonus besa

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 574.

    Terjadi kepanikkan dan ketegangan di pantai Pangkah saat itu. Hingga akhirnya pemimpin dari armada puluhan kapal itu turun ke darat, dan memperkenalkan diri. Sang Panglima itu turun dengan berjalan begitu saja, dari atas kapal ke daratan pantai. Berjalan turun di udara dengan santainya. Udara yang kosong bagai memiliki anak tangga saja layaknya..! Sungguh sebuah pertunjukkan ilmu meringankan tubuh, yang sudah sampai pada tingkat kesempurnaannya. Sontak semua pasukkan Tlatah Palapa, yang berjaga di pantai Pangkah itu melongo. Namun tentu saja tangan mereka semua semakin erat, memegang senjata mereka masing-masing. Ya, mereka langsung bersiaga, andaikata pemimpin armada puluhan kapal itu tiba-tiba menyerang mereka. "Salam Panglima..! Aku Panglima Kebo Sena, utusan dari Raja tlatah Dewata Paduka Shadu Palladewa. Aku ingin bertemu dengan Maharaja tlatah Palapa, Paduka Kumbadewa Yang Mulia," ucap sopan namun tegas, dari sang Pemimpin armada Tlatah Dewata itu. "Baik Panglima Kebo

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 573.

    "Hahahaa..!! Kita menanngg...!!!" seru lantang Surapati, yang tiba-tiba melesat muncul begitu saja di atas angkasa medan perang. Ya, Surapati baru berani muncul, setelah dia melihat Elang yang ditakutinya melesat pergi meninggalkan medan perang. Rupanya sejak tadi dia bersembunyi, di antara kerumunan prajurit pasukkan Palapa. Bedebah memang si Surapati ini..! "HIAAHHHHHH..!!! KITA MENANG..!!!" Dan teriakkan bergemuruh pasukkan tlatah Palapa dan Saradwipa, seketika menyambut seruan gembira Surapati. Seluruh pasukkan Palapa segera berbaris masuk ke dalam kotaraja Galuga, yang telah sepi mencekam. Karena hampir seluruh penduduknya telah mengungsi ke wilayah Dhaka. Dan sebagian lainnya bersembunyi, di hutan-hutan sekitar wilayah Kalpataru. *** Tak jauh berbeda nasibnya dengan pasukan Galuga. Pasukkan wilayah Shaba juga telah bergerak mundur ke wilayah Dhaka. Nampak wajah-wajah sedih dan muram meraja dalam pasukkan Shaba. Dua orang Raja dari pasukkan Shaba, yaitu Raja Alugra dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status