Angga tampak sedikit kebingungan dengan tingkah polah Bunga yang mendadak malu-malu, dia juga penasaran dengan penyebab mengapa gadis itu sedikit curi-curi pandang ke arahnya. Ketika Angga menundukan kepala, saat itu pula si pemuda sadar apa yang menyebabkan gadis itu mendadak mati kutu. Ada gundukan besar dicelananya. Angga jadi sedikit ikut malu gara-gara kedapatan ereksi di depan Bunga yang pada saat itu memang tidak mengenakan apa-apa. “Maaf!” kata Angga buru-buru mencoba menutupi celananya dengan tangan.Melihat bahwa Angga salah tingkah, Bunga bisa merasakan panas membakar di pipinya. Dia memang tidak punya riwayat berkencan dengan pria karena ibunya yang strict dan satu-satunya pria yang pernah menyentuhnya adalah Angga. Jadi Bunga kadang kerap menganggap dirinya tidak lebih menarik dari siapapun jika dalam hal daya tarik. Jadi ketika sekali lagi dia mendapati Angga secara terang-terangan menunjukan ketertarikan padanya meskiupn tanpa sengaja itu membuat Bunga merasa senang.Me
Angga menunggu di luar kamar mandi, memperhatikan wanita terakhir yang pergi dari kolam renang. Setelah menghabiskan sedikit waktu sebelumnya untuk membersihkan kamar mandi pria, kini giliran kamar mandi wanita-lah yang perlu dia bereskan. Tapi sebelum dia bisa menyelesaikannya, Angga perlu memastikan kondisi kamar mandi wanita telah benar-benar kosong. Jadi, dia memutuskan untuk beristirahat sejenak setelah sebelumnya dia banyak memakai tenaga untuk menggilir Tia dan kemudian asistennya Sofia di hari ini hanya dalam jeda beberapa jam saja. Angga benar-benar merasa bahwa ini adalah hari yang paling aneh yang dia lewati, dan berharap tidak mendapatkan kejutan gila seperti itu di masa depan.Bukannya dia keberatan sih, karena terus terang sebagai seorang lelaki normal dia jelas-jelas menikmati setiap moment yang ada dengan sepenuh hati. Apalagi saat dia masih bisa merasakan adanya gelenyar rasa yang tersisa ketika kulit telanjangnya menempel erat dengan tubuh polos Tia serta mendengar S
“Khhh…” Angga mengerang, menarik dirinya untuk keluar dari lubang hangat Sofia yang telah muncrat, tekanan yang dia dapatkan dari wanita itu membuatnya nyaris tidak bisa menahan diri untuk meledak. Jadi hanya perlu dengan beberapa kali kocokan, Angga mencapai klimaksnya sendiri dan menyemprotkan cairannya ke punggung Sofia. Merasa lengan dan kakinya terasa lemas, Sofia hanya bisa ambruk di atas ranjang pijat sembari mengerang seperti anjing betina yang birahi saat cairan cinta Angga yang panas membasahi punggung dan mulai turun ke bawah hingga ke bokongnya. Sambil bersandar, Angga mendesah sembari mengatur napas. Cara yang bisa dia lakukan untuk membuat tubuhnya kembali mendingin secara alami. Dia menyeka keringat di dahi sambil menghembuskan napas. Angga benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang merasuki Sofia, sampai-sampai wanita yang semula memusuhinya itu tiba-tiba saja bertingkah laku seperti ini. Angga bahkan tidak mengerti bagaimana pikiran wanita bisa berubah drastis ha
Sofia hanya dapat merintih seraya melebarkan kedua kakinya lebih lebar sembari terus membelai miliknya yang telah basah kuyup di bawah sana. Dalam situasinya yang telah begitu membara, Sofia juga dapat merasakan kejantanan Angga yang telah bergesekan dengan dua bongkah pantatnya ketika dia menyandarkan dirinya sendiri pada Sofia. Hanya perlu beberapa saat saja sampai Sofia bisa merasakan milik pria itu telah berada diantara dua bongkahnya.Angga menjilat leher sang wanita, menyeret lidahnya di kulit Sofia yang berkeringat sementara tangannya mulai dia sibukan dengan membelai kedua dadanya. Harus Angga akui, ternyata setelah dia menyentuhnya sendiri milik Sofia jauh lebih besar dari pada yang bisa dia lihat. Kedua buah dadanya berbentuk bulat sempurna dan lebih kencang jika dibandingkan dengan milik Tia yang beberapa saat lalu juga sempat dia jamah.Wanita bertubuh kurus itu secara otomatis telah tak dibuat tak berdaya. Kepalanya sedikit miring ke bahu Angga ketika sang pemuda dengan n
Sofia mengumpat dalam hati ketika tangan Angga berhenti memijatnya. Padahal sedikit lagi… memang sial. Malah Sofia bisa merasakan bahwa pria itu menaruh handuk kecil untuk menutupi bokongnya yang terbuka sebelum pamit menyambut siapapun orang yang mengganggu aktivitas mereka. “Tunggu sebentar ya, Sofia. Aku akan segera kembali,” katanya seraya berpaling dari hadapan Sofia dan menuju ke pintu depan. Padahal situasi Sofia benar-benar serba nanggung, dia terengah-engah dan berkeringat dengan nafsu yang sudah diujung tanduk. Tapi Angga malah meninggalkannya dan memilih si pengganggu di luar sana.Terbaring dalam posisi tengkurap di atas ranjang pijat, tubuh Sofia masih saja terasa panas. Miliknya benar-benar putus asa dan menginginkan sentuhan. Dia memang tidak tahu alasan dari pada situasi absurd yang melandanya sekarang, atau bagaimana situasi biasa seperti ini membuatnya dapat begitu terangsang hebat. Tetapi yang jelas pijatan Angga memang berhasil menyalakan api di dalam dirinya, dan
Begitu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan pijat, Angga merasa sedikit lebih gugup dari pada biasanya. Dia baru saja selesai mandi untuk membersihkan dirinya dari sisa-sisa percintaannya dengan Tia. Dia hanya tidak ingin orang selanjutnya yang dia tangani mencium bekas percintaannya, apalagi karena orang selanjutnya yang dia pijat menurut informasi adalah asisten Tia sendiri, bukan orang lain.Yang dimaksud sudah ada di tempat, dia duduk di atas ranjang pijat dengan jubah putih halus khusus. Angga baru bertemu dengannya sekali dan memang wanita itu selalu berada di sisi Tia dan seakan tak ingin jauh. Tapi hanya sampai disitu saja, sebab Angga tidak begitu memperhatikan detail lain. Jadi ketika mereka hanya berdua dan fokusnya hanya pada wanita itu, Angga merasa ada sesuatu yang berbeda dari caranya menatap. Jika mungkin saat pertemuan pertama tidak terlalu kentara, tetapi di ruangan ini dia terlihat secara terang-terangan memperlihatkan pandangan sinis dan tak suka.“Sofia, benar