Beranda / Romansa / Sang Pengantin Iblis / Sahabat yang setia

Share

Sahabat yang setia

Penulis: Sunrise
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-09 04:00:25

Angel menggedor kaca pintu mobil dengan cukup keras. Gadis yang menodong pisau langsung berpakaian dengan benar. Saat itu terjadi, Axel membuka pintu, lalu menjauhkan diri darinya. Gadis itu kesal. Dengan langkah yang cepat, ia ingin menangkap Axel kembali. "Aku serahkan dia ke kamu, ya. Aku tunggu disana," bisik Axel seraya mengecup bibir Angel lembut.

"Sial! Aku selalu mendapatkan bagian yang gak enak." Angel dan gadis itu saling menatap. Angel menyeringai. Tanpa basa-basi ia merebut pisau di tangan gadis itu. Kini giliran Angel bertindak. Dia mengarahkan pisau tepat pada pipi gadis itu. "Pergilah, sejauh mungkin! Atau wajah ini akan kubuat cacat," ancam Angel tak main-main. Gadis itu tertawa keras.

"Kalian sama saja. Selalu menggunakan kekerasan untuk memecahkan solusi."

"Bukankah kamu juga sama? Aku hanya memperlakukanmu sama seperti apa yang kamu lakukan terhadapnya."

"Kali ini, aku akan melepaskanmu. Tetapi, tidak untuk lain waktu. Aku akan mengejarnya hingga ke ujung dunia sekalipun!" serunya.

"Dasar sakit jiwa! Udah sana pergi! Berani menyentuhnya sekali lagi, aku tidak akan tinggal diam!" seru Angel tanpa rasa takut. Suaranya tak kalah keras darinya. Mereka saling bertatapan tajam. Beberapa menit kemudian, Angel menemui Axel yang hanya bisa bersembunyi dari jauh. "Dia sudah pergi. Dasar penakut!" cibirnya.

"Ya sudah, ayo kita pulang ke Apartemenku!" kata Axel. Rasa takutnya tak kunjung hilang dari dirinya. Dia sering melihat kearah belakang. Angel hanya bisa tertawa melihat sahabatnya yang begitu.

                        ******

Perasaan Axel sedikit demi sedikit mulai ada peningkatan. Kelegaan hati ia rasakan saat sampai di Apartemennya. Itu semua berkat dari pertolongan Angel. Wanita itu mengekorinya hingga tiba di Apartemennya. "Untung saja ada kamu, Ngel. Coba gak ada kamu, gimana nasib aku," celetuk Axel seraya mencari sofa untuk melepaskan segala kepenatannya. Ia membiarkan dirinya terbuai dalam sofa yang empuk.

"Hahahaha... Kamu juga sih aneh. Makanya jangan semua cewek digituin sama kamu. Itu salahmu sendiri." Angel tak bisa menahan tawanya. Saking banyaknya ketawa, perutnya sakit.

"Mana kutahu itu cewek aneh. Bayangin coba, kamu ada diposisiku, tiba-tiba pas kamu lagi sama pacarmu berduaan, kemudian dia membawa pisau untuk mengancammu. Apa yang akan kamu lakukan?" Axel tak bisa melupakan apa yang terjadi padanya tadi.

"Masalahnya aku itu pemilih. Gak semua cowok aku tidurin, Xel." Angel mencubit pinggang pria itu dengan gemas. "Geseran dong!" ucapnya, seraya tidur di sebelah Axel. Pria itu tiba-tiba memeluknya dari belakang. Angel membiarkannya. Dia selalu tahu apa yang menjadi kebutuhan Axel. Walau mereka tak memiliki hubungan apapun, hanya sekadar sahabat.

Keduanya bersahabat sejak masih kecil. Sejak Angel berumur 17 tahun, dia dan Axel sudah sering berkontak fisik. Namun, mereka tak saling mencintai. Hubungan mereka cukup rumit. Hingga Angel memutuskan untuk menikah muda ketika berusia 23 tahun.

Pernikahannya, tak membuat hubungan mereka renggang. Hubungan mereka tak biasa. Mereka saling membutuhkan satu sama lain, terlebih lagi untuk melampiaskan kekesalan yang terjadi pada kehidupan mereka.

Sebenarnya, Angel sangat menarik. Dia memiliki pipi chubby, berkulit sawo matang, serta berpenampilan seksi. Walau berkulit eksotis, namun ia memiliki pesonanya sendiri. Tak heran, jika banyak pria yang meliriknya. Dia beruntung memiliki suami yang kaya raya. Akan tetapi, wanita itu tak terlihat bahagia dengan suaminya yang kaya. Padahal, hubungan keduanya tak pernah ada masalah.

Sementara itu, Axel merupakan pria tampan berdarah indonesia-inggris. Walau berasal dari latar belakang yang biasa, namun ketampanannya selalu membius setiap perempuan yang melihatnya. Tak ada satu perempuan yang menolak akan pesonanya. Setiap kali Axel menampakkan diri, selalu ada perempuan yang meliriknya, bahkan memainkan mata mencoba untuk menggodanya.

Axel selalu dikelilingi oleh perempuan cantik dan seksi. Tak heran, jika diponselnya, banyak nama perempuan pada kontak teleponnya. Menjadikan dirinya sebagai pria playboy yang tak terlepas dari hubungan badan. Entah berapa kali dia tidur bersama perempuan.

Namun, hari ini terlihat berbeda dari biasanya. Axel memilih untuk memeluk Angel tanpa melakukan hal apapun. Walau begitu, mereka tetap terlihat romantis. "Ngel!" panggil Axel.

"Hmm? Apa?"

"Kamu tetap disini, kan?"

"Tergantung. Kalau aku ingin tetap disini, aku akan menginap. Ada apa? Kamu tidak ingin jauh dariku, ya?"

"Gimana kalau aku jadi suami keduamu," ucapnya asal. Sebenarnya, ia tak bersungguh-sungguh. Dia hanya merasa jenuh akhir-akhir ini.

"Hah? Kepalamu habis terbentur sesuatu, ya? Atau gak sengaja makan rumput?"

"Memang aku kambing, makan rumput." Axel memutar kedua matanya.

"Habisnya sih kamu aneh. Ada apaan sih?"

"Aku mulai bosan. Dan ingin memulai sesuatu yang baru. Suamimu kan kaya, aku bisa menjadi apapun, lalu kamu dan aku..." Belum menyelesaikan perkataannya, ia mendapatkan pukulan dari Angel.

"Itu gara-gara kamu keseringan tidur sana sini, membuatmu menjadi jomblo merana ketika sendirian. Sudah sana, cari istri!"

"Kamu kan udah ada disini. Untuk apa aku mencari istri lainnya?" katanya seraya menyeringai. Dia mencium bibir Angel dengan buas. Nafas mereka saling beradu. Akan tetapi, Angel menyudahi ciuman mereka.

"Udah ah, aku pulang aja," ucap Angel. Ia menjauhi Axel.

"Baru aja ciuman, udah mau pulang aja."

"Anggap saja aku bosan denganmu."

"Bosan denganku? Aku gak yakin. Kamu selalu mencariku kalau suamimu gak ada," goda Axel. Angel mencubit pipinya.

"Aw, Ngel! Untung ya, kamu temanku, coba kalau bukan."

"Memang kalau bukan teman, kamu berani sama aku?" Angel menatapnya tanpa rasa takut. Dia akui, dari dulu Angel belajar taekwondo. Walau, wanita itu jarang mempergunakannya.

"I'm sorry, Babe," ucap Axel seraya menarik Angel. Jarak diantara keduanya sangat dekat. "Malam ini disini ya, aku ingin kamu," bisik Axel. Nadanya yang sensual membuat Angel bergairah. Namun, ia teringat seseorang.

"Sorry, Xel. Bukan aku gak mau, masalahnya aku akan mati hari ini kalau gak pulang."

"Suamimu pulang cepat hari ini?" terka Axel.

"Kemungkinan sih iya. Dia pulang cepet kalau gak hari ini, ya besok. Aku juga lupa," Angel berpikir sejenak. "Xel, saranku ya daripada kamu suka main sana sini, mending sana cari istri! Cari istri yang dapat melayani seorang maniak sepertimu."

"Aku harap begitu. Masalahnya, hingga detik ini belum ada satu perempuan yang ingin kunikahi," ucap Axel seraya duduk disofa. Wajahnya tampak memikirkan sesuatu.

"Sepertinya, kamu ada seseorang yang menarik perhatianmu?" terka Angel tiba-tiba.

"Darimana kamu tahu?" Axel menaikkan alisnya.

"Kita sudah berteman lama dari dulu. Tak sulit bagiku untuk mengetahui apa isi pikiranmu ini," ungkap Angel. Jari telunjuknya menyentuh kepala Axel.

"Sebenarnya, saat ini aku bingung. Ada seorang gadis yang menarik perhatianku. Namun, aku agak ragu."

"Seorang gadis? Masih perawan?" tanya Angel penasaran. Axel menganggukkan kepala.

"Gila! Kamu yang sudah banyak pengalaman dengan berbagai macam perempuan, malah ingin mempermainkan anak orang yang masih polos?" Angel menggelengkan kepala.

"Masalahnya dia itu kaya. Aku bisa melihatnya dari mobilnya yang wow."

"Lalu, kamu ingin memanfaatkan hartanya?"

"Bukankah kamu juga sama? Ketika kamu menikahi pria kaya itu, kamu selalu mengatakan kalau hidup itu terus berjalan tanpa menoleh kebelakang."

"Memang benar, waktu itu aku berpikir harta adalah segalanya. Namun, semakin lama hidup satu rumah dengannya, hatiku merasa hampa. Harta bukanlah alasan untuk dapat membahagiakan seseorang. Axel, sebaiknya jangan ikuti jejakku!

"Aku ingin mengubah hidupku menjadi lebih baik. Kamu lihat sendiri, Apartemen ini merupakan pemberian dari salah satu teman bercintaku."

"Uang bukanlah segalanya. Aku ingin kamu menemukan kebahagiaanmu sendiri. Axel, jangan seperti aku. Suatu saat nanti, kamu akan menyesal."

"Bagiku kebahagiaanku adalah uang."

Axel hanya ingin mengubah hidupnya. Dia lelah dengan latar belakang dirinya yang tak kaya. Akankah ia terus berupaya mendekatkan diri pada Bianca tanpa didasari cinta?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Pengantin Iblis   Game panas

    Axel mendesah. Gairahnya memuncak. Sentuhan Vivian memang tak bisa ia tolak. Axel memperdalam ciumannya. Mereka saling melirik pada film yang mereka tonton, hingga durasi adegan panas pada film itu habis. Mereka saling melepaskan diri. "Kamu sungguh cepat. Aku kira kamu akan kalah dariku," kata Axel. "Aku adalah roh iblis. Sulit bagiku untuk kalah dari pria sepertimu." "Baiklah. Mari kita tunggu adegan selanjutnya. Kali ini, aku akan menang." "Oh ya? Kamu tidak akan menang dariku." Vivian mendekati Axel hingga wajah mereka begitu dekat. Wanita itu tersenyum miring. "Honey, kamu melanggar salah satu aturan." "Aku tidak melanggar apapun." "Tetapi, kamu baru saja menggodaku, Honey." "Aku tidak menggodamu." "Caramu mendekatimu itu seperti menggodaku." Jari telunjuk Axel menyentuh hidung wanita itu lembut. "Kamu saja yang berpikiran aneh. Selama aku tidak menciummu atau menyentuhmu, itu tidak masalah." Vivian melipat kedua tangan. "Kamu lupa ya apa aturan tadi, Honey? Aku mengat

  • Sang Pengantin Iblis   Permainan berbahaya

    Vivian mengenakan salah satu dress yang baru ia beli di Mall. Dia menatap cermin sambil tersenyum. Axel berdiri di belakang Vivian seraya memeluknya dari belakang. "Kamu cantik, Honey," puji Axel sambil mengusap kepala wanita itu dengan lembut."Ini tubuh Bianca. Bagaimana kamu tahu kalau aku cantik?" tanya Vivian. Senyuman Axel tampak pada bibirnya."Apapun itu, bagiku kamu cantik." Axel mencium rambut wanita itu dari belakang."Aku ingin mencoba dress yang lain.""Kamu beneran gak sabar ya ingin segera berkencan denganku?" godanya, menaikkan salah satu alis."Ya udah, aku pakai dress ini aja.""Duh, istriku ini mulai ngambek ya. Tetapi, sikapmu yang seperti ini bertambah manis. Aku suka," bisiknya dengan nada seksi. Lidah Axel bermain pada telinga itu. Tak lama, ia menyudahinya."Kalau kamu terlambat, kita akan kesulitan ke Bioskop," kata Vivian. Ia menatap malas seraya melipatkan kedua tangan. Axel tersenyum. Selain menggoda Vivian

  • Sang Pengantin Iblis   Vivian vs. Victoria

    Vivian mengepalkan tangan. Ia tak mengira bertemu musuh lamanya di rumah itu. Awalnya, Victoria juga tak tahu kalau Vivian berada di tubuh Bianca. Namun, setelah insiden perselingkuhan Axel terkuak, Victoria dapat merasakan gelombang aura yang sangat kuat dari tubuh Bianca.Sejak saat itu ia mulai memperhatikan orang-orang disekitar Vivian secara diam-diam. Dia juga menanamkan sesuatu pada diri Meili saat anak buahnya dikalahkan oleh Vivian. Hal itu yang memicu Meili memilih bunuh diri.Jika dilihat dari karakteristik Meili, ia bukan tipe perempuan yang mengakhiri hidupnya. Victoria berhubungan dengan kematian Meili. Sayang, Vivian tak tahu hal itu. Tetapi, dia agak curiga ketika Meili lebih memilih melompat dari lantai tiga.Namun, kecurigaan itu perlahan memudar, saat melihat Meili bersimbah darah. Setelah semua terjadi, kini Vivian mulai mengerti. Kehadiran Victoria memberinya petunjuk. Yang dia tak bisa prediksikan, roh iblis itu datang lebih cepat ketimbang

  • Sang Pengantin Iblis   Musuh lama

    Barang belanjaan yang cukup banyak membuat Vivian agak kesulitan membawanya. Ia melihat Suryo yang tertidur pulas di mobil. Suara ketukan kaca mobil mengagetkannya seketika."Eh, Non. Sudah selesai?" tanya Suryo seraya mengusap kedua matanya. Ia masih agak mengantuk."Udah dong. Oh ya, kenapa kamu memanggilku non lagi?""Udah kebiasaan, Non. Nggak enak rasanya kalau diubah begitu.""Kamu menyebutku begitu, telingaku jadi gatel." Vivian mengusap telinga."Saya kan sudah memanggil Non bertahun-tahun. Rasanya tidak sopan jika tidak memanggil seperti itu. Nggak apa-apa kan, Non?" Suryo mengusap kedua matanya lagi."Ya udah terserah kamu.""Barang belanjaan Non kemana? Saya mau taruh di bagasi mobil.""Sudah ku taruh semua baru saja. Sepertinya, kamu masih mengantuk, ya.""U-udah nggak, Non," kata Suryo. Ia tak ingin dianggap sebagai sopir yang tidak kompeten. Dia berusaha agar menahan rasa kantuknya."Pak Suryo, kalau

  • Sang Pengantin Iblis   Malaikat maut

    Keduanya saling bertatapan. Tak berlangsung lama, malaikat maut itu mengeluarkan rantai ikatan. Rantai itu dapat mengikat roh iblis dengan cukup kuat. Namun, Vivian selalu tahu trik ini.Dia berhasil menghindar walau tak menggunakan kekuatannya. Malaikat maut itu terus mengayunkan rantai ikatan ke arah Vivian. Lagi-lagi hal itu sia-sia. Vivian menyeringai.Dia tahu malaikat maut tidak pernah menunjukkan kekesalannya. Terlihat, hanya dua kali serangan gagal, malaikat maut terhenti. Ia menyimpan kembali rantai ikatan itu."Apa kamu nggak bosan ingin menangkapku terus?" Vivian mengerucutkan bibir."Vivian, kamu sudah terlalu lama hidup di dunia manusia. Sudah saatnya, kamu kembali ke gerbang langit.""Gak mau. Aku tahu, kalian p

  • Sang Pengantin Iblis   Berfoya ria

    Sebuah Mall yang berada di daerah perkotaan lebih ramai ketimbang biasanya. Mungkin dikarenakan hari minggu, menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk menghabiskan hari liburnya di Mall. Beberapa butik ternama telah dipadati pengunjung. Mereka berbondong-bondong membeli pakaian dengan harga murah. Terjadinya diskon besar-besaran hampir semua butik yang ada di Mall tersebut. Salah satu pengunjung Mall itu memancarkan auranya. Orang-orang berlalu lalang terkesima dengan kecantikan serta bentuk badan yang dimilikinya. Sosok itu adalah Vivian. Walau semua pakaian Bianca serba tertutup, tak menjadi penghalang baginya untuk berpakaian terbuka. Ia menyulap salah satu kemeja Bianca yang berlengan panjang menjadi tanpa lengan. Dia melepas semua lengannya tanpa menyisakan sedikitpun menggunakan pendedel. Lalu, ia menggunakan benang dan juga jarum. Ia meminjam semua peralatan itu pada Ratna. Kemudian, ia menjahit bagian yang kurang rapi. Masih belum cukup puas,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status