WARNING!! Hanya untuk pembaca berumur 18+ karena banyaknya adegan dewasa. Bianca merupakan sosok gadis kaya, cantik,sexy, namun berpenampilan sederhana. Suatu hari, ia dipertemukan dengan Axel, pria tampan yang berasal dari latar belakang biasa. Keduanya menjalin asmara hingga menikah. Namun, pada hari pernikahan mereka, Bianca tak sengaja melihat Axel memiliki hubungan gelap dengan ibu tiri gadis itu. Saat rasa sakit hati menggerogotinya, saat itulah seorang iblis bernama vivian datang untuk membantunya. Hidup Bianca pun berubah 180°
View MoreBianca merupakan sosok gadis yang cantik, mandiri, serta sukses. Kecantikannya yang luar biasa, tak sedikit pria meliriknya. Namun, penampilan yang kurang menarik membuat pria sering bosan terhadapnya.
Walau berwajah cantik, pakaiannya serba biasa tak seperti keluarga terpandang yang lain. Tak ada yang tahu jika dirinya gadis yang kaya raya, jika tak mengenal baik latar belakangnya.
Bianca tipe gadis pekerja keras dengan jadwalnya yang padat. Dia menjabat sebagai direktur perusahaan yang bergerak dibidang industri. Sejak perusahaan diambil alih olehnya semakin berkembang seiring berjalannya waktu.
Hanya dalam waktu tiga tahun, ia menjadikan perusahaan itu memiliki profit yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Perusahaan yang berasal dari neneknya itu sempat mengalami penurunan drastis ketika dipegang oleh ayahnya.
Saat itu, ayah Bianca menikah setelah kematian ibunya. Padahal, belum genap satu tahun kematian sang ibu, ayahnya malah membawa seorang wanita untuk dikenalkan sebagai calon ibu baru gadis itu.
Walau ayahnya terlihat mencintai wanita itu, tidak bagi Bianca yang masih sulit menerimanya. Mungkin, karena perbedaan usia menjadi penyebab faktor utama. Wanita yang dinikahi ayahnya tidak jauh beda dengan umurnya. Wanita itu lebih tua tiga tahun dari Bianca.
Dia tidak mengerti, mengapa ayahnya berubah lebih menyukai daur muda daripada seumuran dengan pria itu. Selain itu, sang ayah sudah tidak mempedulikan Bianca. Dia memiliki kesibukan baru yang sulit ia tinggal. Ayahnya terlalu banyak menghabiskan waktu bersama wanita itu, terlebih lagi saat ia melahirkan seorang bayi laki-laki.
Ayah Bianca kurang mengurus perusahaan, menyebabkan beberapa masalah terjadi dan banyak terjadinya penurunan. Beberapa investor mencabut saham mereka. Melihat nasib perusahaan semakin miris, mau tak mau, Bianca mengambil alih perusahaan.
Bianca yang masih belum terlalu mengerti dengan dunia perusahaan, memaksanya untuk terjun kedunia itu. Disamping itu, ia juga mengalami banyak kesulitan untuk memperbaiki perusahaan itu. Tetapi, dengan tekad yang ia miliki serta banyaknya sumber dari internet yang membantunya, ia pun berhasil juga.
Dia membawa kemajuan perusahaan itu dari tahun ke tahun hingga mengalami peningkatan sekitar 30%. Banyak investor yang mendukung perusahaan itu saat berada ditangan Bianca. Kedamaian terjadi pada perusahaannya.
Suatu hari, tanpa sengaja ia berpapasan dengan seorang pria yang memiliki latar belakang biasa. Pria itu hanya memiliki wajah yang tampan serta memiliki bentuk badan sixpack.
Mungkin, pertemuan mereka tak sengaja. Namun, ketidaksengajaan itu mengubah hidup Bianca dengan drastis. Bianca yang tak sengaja menjatuhkan dompetnya membuat pria itu memanggilnya.
Bianca menoleh dan terpana dengan ketampanannya. Pria itu tersenyum memandang Bianca. Kedua mata yang agak lebar, alis yang tebal, hidung yang mancung, serta bibir yang sexy tak ada satu perempuan manapun yang tidak tertarik padanya.
"Terima kasih," ucap Bianca sambil mengambil dompetnya dari tangan pria tampan itu. Bibirnya mengulas senyuman manis.
"It's okay. Lain kali hati-hati ya. Sekarang banyak copet. Gak tahu kedepannya bakal gimana," ujar pria itu. Suaranya pun berat terlihat seksi.
"Iya, lain kali aku bakal lebih hati-hati. Btw, thanks ya sekali lagi." Bianca memasukkan rambut yang ada di depan telinga pada belakang telinganya. Gadis itu gugup. Pria itu tersenyum.
"Namaku Axel. Nama kamu siapa?" tanya pria itu dengan menyodorkan tangannya.
"Bianca."
"Rambut kamu agak berantakan." Axel membetulkan bagian rambut Bianca yang tidak rapi. Gadis itu begitu malu.
"A┄Aku bisa melakukannya sendiri," ucap Bianca gugup. Tangannya bergerak cepat untuk merapikan rambutnya. Pria itu tersenyum lagi. Senyuman yang begitu manis hingga membuat jantung gadis itu meleleh tanpa henti.
"Eh iya, kamu mau kemana?" tanya Axel penasaran.
"Aku mau ke mobil. Habis cari cheesecake di toko roti itu, tetapi aku terlambat, cheesecake nya sudah habis. Akhirnya, aku pulang dengan tangan kosong.
"Yah, sayang banget ya. Kamu suka cheesecake ya?
"Suka bangeet!" seru Bianca begitu antusias. Tanpa sadar, ia bersuara keras. Dia menutup mulutnya karena malu. Axel hanya bisa tertawa kecil.
"It's okay. Aku suka cewek apa adanya," ujar Axel. Hal itu menyebabkan jantung Bianca berdetak kencang. Pikirannya melayang entah kemana.
"Biasanya cowok suka cewek yang rapi dan tidak berperilaku ceroboh."
"Siapa bilang? Bagi aku gak berlaku. Kalau aku sih, gak penting siapa ceweknya, yang penting membuatku merasa nyaman dan nyambung saja. Soal penampilan itu hanyalah nomer sekian," ujar Axel. Bianca semakin salah tingkah.
"Aku kira semua cowok sama."
"Belum tentu. Mungkin pikiran mereka begitu kolot atau semacamnya. Bagiku cewek yang bersikap apa adanya itu terlihat sexy, apalagi kamu."
"A┄Aku sexy darimana?" kata Bianca gugup. Baru kali ini, ada pria yang memujinya. Ia terlihat salah tingkah.
"Dari segala sisi. Kamu begitu sexy saat rambutmu berantakan. Apalagi saat aku merapikan rambutmu. Rambutmu yang wangi dan ditiup angin, membuatku ingin merapikannya," bisik Axel, nafasnya terasa pada telinga Bianca.
Gadis itu semakin gugup. Kedua tangannya gemetar. "Aku suka itu," bisik Axel hingga nafasnya terasa di telinganya, sekujur tubuh Bianca kaku. Axel menatap Bianca, hatinya seakan menari-nari di langit yang ketujuh.
"A┄Aku akan kembali ke mobil dulu, ya. Sudah malam. Aku pulang dulu!" Bianca mempercepat langkahnya agar segera meninggalkan Axel. Berada didekat pria itu, membuatnya tak bisa berpikir jernih.
"Tunggu!" Axel menarik Bianca hingga jarak diantara keduanya sangat dekat.
"Ke┄Kenapa?" tanya Bianca.
"Apa kamu hanya sendirian?"
"Tadi ada sopirku. Tetapi, sekarang aku gak tau dia ada dimana.
"Ya sudah, aku temani, ya. Ini sudah malam. Gak baik perempuan pulang sendirian. Biar aku yang anter," ucap Axel tanpa memalingkan wajahnya. Senyumannya yang lembut menenangkan hati Bianca seketika. "Tetapi… Aku gak bawa mobil. Boleh pakai mobilmu?" tanya Axel tanpa membuat Bianca curiga.
Seolah tersihir, Bianca menganggukkan kepala. Axel menggandeng tangannya sambil memperhatikan jalanan yang ramai. Ketika sampai di mobil Bianca, Axel memasangkan sabuk pengaman pada Bianca. Wajah mereka yang begitu dekat, membuat wajah Bianca memerah. Axel tersenyum melihat Bianca salah tingkah. Bahkan, pria itu menatap Bianca tanpa berkedip.
"A┄Ada yang salah dengan wajahku?" tanya Bianca. Axel menggelengkan kepala. "La┄Lalu kenapa melihatku begitu?"
"Karena kamu cantik," puji Axel. Bianca menundukkan kepala karena tersipu malu. Walaupun dia seorang direktur perusahaan, dia bisa seperti anak abg lainnya.
"Aku sangat membosankan. Apanya yang cantik?" bibir Bianca mengerucut lucu.
"Aku gak bohong. Kamu beneran cantik."
"Awalnya begitu. Tetapi, lama-lama semua pria sama saja. Melihat penampilanku yang bi┄" Sebelum melanjutkan kata-katanya, Axel menutup mulut gadis itu dengan jari telunjuknya.
"Kamu itu manis dan cantik. Mereka saja yang buta, gak bisa lihat kamu."
"Thanks." Bianca memasukkan rambut pada belakang telinganya. Padahal, bagian rambut yang ia masukkan, telah berada pada belakang telinganya. Hatinya kacau. Pikirannya seakan terbang entah kemana. Axel tersenyum manis.
"Ya udah, aku akan antar kamu pulang, ya."
"Tetapi ini mobilku. Gimana dengan kamu?" tanya Bianca.
"Aku kan cowok. Cowok kan gampang. Kamu gak usah khawatir." Axel menatap agak lama sebelum melajukan mobil Bianca.
Kedekatan mereka merupakan suatu awal untuk menjalin hubungan yang lebih dekat. Axel yang bersikap manis dan selalu memperlakukan Bianca dengan baik, membuat Bianca terus memikirkan pria itu. Ini pertama kalinya, gadis itu jatuh hati.
Padahal, ditempat kerja, Bianca dikenal sebagai gadis yang serius, tegas terhadap bawahannya, serta selalu mengedepankan pekerjaan apapun didunia ini. Tetapi mengenal Axel, menyebabkan perubahan sedikit demi sedikit. Bianca lebih terbuka serta hatinya yang dingin terasa hangat.
Sosok Axel mengubah hidup Bianca. Bianca menjadi sosok yang periang. Dulu, dia memang periang. Hanya saja, kematian ibunya mengubah kepribadiannya secara perlahan. Ia tak sadar jika dirinya telah berubah. Bianca mulai jatuh cinta pada pandangan pertama.
Hatinya terisi oleh sosok Axel, cowok tampan yang hanya berlatar belakang biasa. Pria itu begitu misterius. Akankah ia tulus mencintai Bianca, seorang wanita karir yang tak terlalu mengurus dirinya sendiri? Inilah awal dari perjumpaan mereka dengan setiap tingkah dan mulut manis Axel.
Axel mendesah. Gairahnya memuncak. Sentuhan Vivian memang tak bisa ia tolak. Axel memperdalam ciumannya. Mereka saling melirik pada film yang mereka tonton, hingga durasi adegan panas pada film itu habis. Mereka saling melepaskan diri. "Kamu sungguh cepat. Aku kira kamu akan kalah dariku," kata Axel. "Aku adalah roh iblis. Sulit bagiku untuk kalah dari pria sepertimu." "Baiklah. Mari kita tunggu adegan selanjutnya. Kali ini, aku akan menang." "Oh ya? Kamu tidak akan menang dariku." Vivian mendekati Axel hingga wajah mereka begitu dekat. Wanita itu tersenyum miring. "Honey, kamu melanggar salah satu aturan." "Aku tidak melanggar apapun." "Tetapi, kamu baru saja menggodaku, Honey." "Aku tidak menggodamu." "Caramu mendekatimu itu seperti menggodaku." Jari telunjuk Axel menyentuh hidung wanita itu lembut. "Kamu saja yang berpikiran aneh. Selama aku tidak menciummu atau menyentuhmu, itu tidak masalah." Vivian melipat kedua tangan. "Kamu lupa ya apa aturan tadi, Honey? Aku mengat
Vivian mengenakan salah satu dress yang baru ia beli di Mall. Dia menatap cermin sambil tersenyum. Axel berdiri di belakang Vivian seraya memeluknya dari belakang. "Kamu cantik, Honey," puji Axel sambil mengusap kepala wanita itu dengan lembut."Ini tubuh Bianca. Bagaimana kamu tahu kalau aku cantik?" tanya Vivian. Senyuman Axel tampak pada bibirnya."Apapun itu, bagiku kamu cantik." Axel mencium rambut wanita itu dari belakang."Aku ingin mencoba dress yang lain.""Kamu beneran gak sabar ya ingin segera berkencan denganku?" godanya, menaikkan salah satu alis."Ya udah, aku pakai dress ini aja.""Duh, istriku ini mulai ngambek ya. Tetapi, sikapmu yang seperti ini bertambah manis. Aku suka," bisiknya dengan nada seksi. Lidah Axel bermain pada telinga itu. Tak lama, ia menyudahinya."Kalau kamu terlambat, kita akan kesulitan ke Bioskop," kata Vivian. Ia menatap malas seraya melipatkan kedua tangan. Axel tersenyum. Selain menggoda Vivian
Vivian mengepalkan tangan. Ia tak mengira bertemu musuh lamanya di rumah itu. Awalnya, Victoria juga tak tahu kalau Vivian berada di tubuh Bianca. Namun, setelah insiden perselingkuhan Axel terkuak, Victoria dapat merasakan gelombang aura yang sangat kuat dari tubuh Bianca.Sejak saat itu ia mulai memperhatikan orang-orang disekitar Vivian secara diam-diam. Dia juga menanamkan sesuatu pada diri Meili saat anak buahnya dikalahkan oleh Vivian. Hal itu yang memicu Meili memilih bunuh diri.Jika dilihat dari karakteristik Meili, ia bukan tipe perempuan yang mengakhiri hidupnya. Victoria berhubungan dengan kematian Meili. Sayang, Vivian tak tahu hal itu. Tetapi, dia agak curiga ketika Meili lebih memilih melompat dari lantai tiga.Namun, kecurigaan itu perlahan memudar, saat melihat Meili bersimbah darah. Setelah semua terjadi, kini Vivian mulai mengerti. Kehadiran Victoria memberinya petunjuk. Yang dia tak bisa prediksikan, roh iblis itu datang lebih cepat ketimbang
Barang belanjaan yang cukup banyak membuat Vivian agak kesulitan membawanya. Ia melihat Suryo yang tertidur pulas di mobil. Suara ketukan kaca mobil mengagetkannya seketika."Eh, Non. Sudah selesai?" tanya Suryo seraya mengusap kedua matanya. Ia masih agak mengantuk."Udah dong. Oh ya, kenapa kamu memanggilku non lagi?""Udah kebiasaan, Non. Nggak enak rasanya kalau diubah begitu.""Kamu menyebutku begitu, telingaku jadi gatel." Vivian mengusap telinga."Saya kan sudah memanggil Non bertahun-tahun. Rasanya tidak sopan jika tidak memanggil seperti itu. Nggak apa-apa kan, Non?" Suryo mengusap kedua matanya lagi."Ya udah terserah kamu.""Barang belanjaan Non kemana? Saya mau taruh di bagasi mobil.""Sudah ku taruh semua baru saja. Sepertinya, kamu masih mengantuk, ya.""U-udah nggak, Non," kata Suryo. Ia tak ingin dianggap sebagai sopir yang tidak kompeten. Dia berusaha agar menahan rasa kantuknya."Pak Suryo, kalau
Keduanya saling bertatapan. Tak berlangsung lama, malaikat maut itu mengeluarkan rantai ikatan. Rantai itu dapat mengikat roh iblis dengan cukup kuat. Namun, Vivian selalu tahu trik ini.Dia berhasil menghindar walau tak menggunakan kekuatannya. Malaikat maut itu terus mengayunkan rantai ikatan ke arah Vivian. Lagi-lagi hal itu sia-sia. Vivian menyeringai.Dia tahu malaikat maut tidak pernah menunjukkan kekesalannya. Terlihat, hanya dua kali serangan gagal, malaikat maut terhenti. Ia menyimpan kembali rantai ikatan itu."Apa kamu nggak bosan ingin menangkapku terus?" Vivian mengerucutkan bibir."Vivian, kamu sudah terlalu lama hidup di dunia manusia. Sudah saatnya, kamu kembali ke gerbang langit.""Gak mau. Aku tahu, kalian p
Sebuah Mall yang berada di daerah perkotaan lebih ramai ketimbang biasanya. Mungkin dikarenakan hari minggu, menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk menghabiskan hari liburnya di Mall. Beberapa butik ternama telah dipadati pengunjung. Mereka berbondong-bondong membeli pakaian dengan harga murah. Terjadinya diskon besar-besaran hampir semua butik yang ada di Mall tersebut. Salah satu pengunjung Mall itu memancarkan auranya. Orang-orang berlalu lalang terkesima dengan kecantikan serta bentuk badan yang dimilikinya. Sosok itu adalah Vivian. Walau semua pakaian Bianca serba tertutup, tak menjadi penghalang baginya untuk berpakaian terbuka. Ia menyulap salah satu kemeja Bianca yang berlengan panjang menjadi tanpa lengan. Dia melepas semua lengannya tanpa menyisakan sedikitpun menggunakan pendedel. Lalu, ia menggunakan benang dan juga jarum. Ia meminjam semua peralatan itu pada Ratna. Kemudian, ia menjahit bagian yang kurang rapi. Masih belum cukup puas,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments