Share

Kabar buruk

Penulis: Ayunda1903
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 13:28:42

Rinjani melewati tubuh Clara menuju meja makannya. Mahasiswi cantik itu sangat santai menyantap makanan yang ada di atas meja tanpa memikirkan hal apa pun yang menganggu pikirannya. Tiba-tiba seorang pemuda tampan duduk pada kursi yang ada di depannya, mata gadis cantik itu membulat dan menghentikan kegiatan makannya setelah tahu siapa yang duduk dengan dirinya.

“Apa kamu keberatan jika saya duduk di sini, Rinjani? Jika iya, saya akan pergi,” tegur pemuda tampan itu pada Rinjani.

“Silahkan, Pak. Saya juga tidak berhakmengusir anda dari sini, kan yang punya kursi bukan saya,” balas Rinjani dengan sopan.

Pemuda tampan itu memasukkan makanannya ke dalam mulut dengan pelan-pelan, sehingga tidak mengganggu kegiatan makan orang lain. Berbeda dengan gadis cantik yang ada dihadapannya, Rinjani terlihat terburu-buru dan dalam sekejap mata ia selesai.

“Pak, saya duluan ya! soalnya saya masih ada kelas,” gadis cantik itu beranjak dari tempat dudukya dan meninggalkan pemuda tampan itu.

“Sunggu wanita yang menarik sekaligus menggoda, aku akan mencari cara untuk mendapatkanmu,” ucap pemuda tampan itu pada dirinya.

***

Di dalam sebuah rumah yang terlihat sederhana dan unik jika di pandang dari luar, seorang wanita paruh baya tengah sibuk dengan masakannya. Sesekali ia mencicipinya dan menambah bahan yang kurang dalam masakan itu, karena ia tahu aka nada seseorang yang datang untuk menikmatinya.

Bel berbunyi dari luar, Linda segera beranjak dari dapur untuk melihat siapa yang datang. Pintu terbuka lebar dengan kedatangan seseorang yang sangat ia nantikan. Wanita paruh baya itu langsung memeluk orang itu yang tak lain adalah suaminya sendiri, Jordi.

Buliran hangat mengalir membasahi wajahnya yang masih terlihat cantik dalam dekapan sang suami. Akan tetapi pelukannya di lepas oleh seorang wanita yang baru saja datang di sana dan menggandeng tangan Jordi dengan sangat mesra.

“Kamu siapa? Kenapa bergelayut manja seperti itu pada suamiku?” tanya Linda pada wanita itu.

“Perkenalkan namaku Lilis, istri baru mas Jordi. Iya kan, Sayang?” Lilis mengecup wajah Jordi singkat.

“Mas, apa benar yang dikatakan wanita ini? Katakana kalau dia bohong, mas!”pinta Linda dengan linangan air matanya.

“Itu semua benar, Linda. Aku memutuskan untuk menikah dengannya, karena kami saling mencintai. Dia juga lebih muda dan segar dari kamu,” ucap Jordi pada Linda yang masih berstatus sebagai istrinya.

“Aku gak percaya kamu bersikap seperti ini, Mas. Aku sudah menunggumu selama dua bulan ini dengan sabar, tetapi lihat perbuatanmu padaku,” tukas wanita paruh baya itu.

“Udahlah, Mbak. Akui aja mbak gak jago layanin mas Jordi, makanya dia berpaling sama aku, kami hanya ingin memberitahukan hal ini. Ayo kita pergi, Mas!” ajak Lilis pada Jordi.

“Dasar wanita penggoda! Kamu tega merusak rumah tangga orang lain demi kepuasan kamu sendiri, kamu pasti dapat balasannya,” teriak Linda pada suaminya dan wanita yang menjadi istri baru Jordi.

Linda masuk ke dalam rumahnya dengan langkah yang sangat pelan. Seakan seluruh isi bumi tengah berada di atas punggungnya dan seluruh makhluk hidup sedang menertawakan nasibnya yang selalu saja buruk. Ia sangat kecewa dengan perlakuan sang suami yang memutuskan untuk menikah dengan wanita lain tanpa izin darinya serta menggantung statusnya.

Wanita paruh baya itu duduk dan mendekap tubuhnya pada sofa yang ada di ruang tamu. Air matanya tak berhenti mengalir sehingga matanya membengkak. Ia masih tidak menyangka sang suami akan bertindak sekejam itu pada dirinya, nasib malang tak bisa ia elakkan lagi.

***

Rindu dan kedua sahabatnya keluar dari kelas setelah bel pulang berbunyi. Gadis cantik itu menggandeng tangan kedua sahabatnya dengan sangat erat. ia tidak mau berpisah dengan mereka dan kembali ke dalam rumah, hanya dengan Bulan dan Bintang gadis cantik itu bisa tersenyum dan menikmati hari-harinya sebagai gadis remaja.

“Rindu, kamu gak lupa kan kalau hari ini kita kumpul di rumah aku,” ucap Bintang pada gadis cantik itu.

“Iya, setelah aku pulang nanti aku pasti datang ke rumah kamu,” balas Rindu lembut pada sahabatnya.

“Oke, aku juga ikut deh! lagian di rumah aku bosan, gak ada kegiatan apa pun,” timpal Bulan pada kedua sahabatnya.

Mereka saling tertawa dengan candaan receh yang mereka buat sendiri. Begitulah tiga gadis cantik itu menjalani kehidupannya dalam persahabatan. Mereka akan saling dukung dan menjaga agar tidak ada kesalahpahaman di antaranya.

Rindu masuk ke dalam bus yang biasa ia tumpangi untuk pulang ke rumah. Sementara kedua sahabatnya di jemput oleh orangtuanya masing-masing. Rindu terkadang iri dengan kedua sahabatnya yang memiliki keluarga yang hangat sekaligus penyayang, tetapi ia juga tidak bisa memaksakan hidupnya akan seperti mereka, karena manusia memiliki kehidupan yang berbeda-beda.

Satu jam berlalu, Rindu sampai di depan rumahnya. Gadis cantik itu melangkah masuk ke dalam rumah dan melihat seorang wanita menunduk dan mendekap tubuhnya. Rindu mendekati sang ibu dan menyentuh tubuh wanita itu dengan lembut.

“Bu, apa yang terjadi? Kenapa wajah dan mata ibu bengkak seperti ini,” ucap Rindu khawatir pada ibunya.

“Rindu, kamu jangan tinggalin ibu, Nak! Ibu mohon padamu,” Linda memeluk tubuh putrinya dengan erat.

Rindu melepas pelukan ibunya dengan paksa karena merasa sesak. Ia menatap wajah Linda dengan intens untuk mencari apa yang terjadi pada wanita pruh baya itu. Gadis cantik itu merapikan rambut Linda yang terlihat sedikit berantakan, lalu ia beranjak dari sana menuju dapur untuk mengambil air minum.

“Bu, minum dulu air ini. Agar pikiran ibu normal kembali,” Rindu menyuguhkan segelas air putih pada Linda.

Linda meneguk air putih itu ke dalam mulutnya, kemudia ia menarik nafas dan menghembuskannya dengan perlahan. Matanya menatap pada putrinya yang sedang berdiri, segera ia mendudukkan tubuh Rinjani pada sofa.

“Rindu, ibu mau bilang sesuatu yang penting untukmu. Akan tetapi ibu gak mau kalau kamu menjadikan ini beban dalam hidupmu, Nak! Apa kamu siap mendengarnya?” ujar Linda dengan lembut.

“Aku siap, Bu. Katakana saja, aku pasti bisa menerimanya walaupun itu kabar buruk,” balas Rindu pada ibunya.

“Ayahmu sudah menikah lagi, Nak. Baru saja ia pergi dari rumah ini dengan istri barunya,” jelas Linda pada putrinya.

Sebenarnya Linda tak ingin memberitahukan hal itu pada putrinya. Biarlah Rindu dan Rinjani mengangga[ bahwa Jordi pergi untuk bekerja, tetapi sebagai wanita biasa ia tak mampu untuk membendung hal itu dan terpaksa untuk mengatakannya.

Bagaikan tersambar petir di siang bolong setelah Rindu mendengar penjelasan ibunya yang membuat tubuhnya tidak berkutik seketika. Gadis cantik itu hanya diam dan tanpa disadari tetesan air hangat jatuh dari matanya yang indah dan membasahi wajahnya. Ada sesuatu yang menusuk ke hulu hatinya, tetapi tidak mengeluarkan darah.

Linda mendakap tubuh putrinya yang masih terdiam, ia tahu bahwa Rindu sangat terpukul dengan kabar ini, akan tetapi ia juga tidak bisa menahan hal tersebut. Tangis kedua wanita itu pecah tanpa berhenti dengan sangat lama.

***

Di kampus, Rinjani keluar dari kelasnya untuk segera pulang karena waktu perkuliahan sudah habis. Mahasiswi cantik itu menunggu kendaraan di depan gerbang dan ia sudah terbiasa dengan hal itu. ketika ia tengah asyik mengamati jalanan yang ramai dengan kendaraan, matanya berhenti pada seseorang yang sangat familiar baginya sedang tertawa bebas dengan seorang wanita.

Rinjani memutuskan untuk menghampirinya, mahasiswi cantik itu menyeberang jalan dengan sangat hati-hati agar terhindar dari celaka. Kakinya semakin cepat menuju tempat itu dan akhirnya ia sampai. Belum sempat orang itu menyapanya, tangan Rinjani telah mendarat pada wajah wanita yang ada di samping orang itu yang tak lain adalah ayahnya.

Darah segar mengalir di tepi bibir wanita itu, Rinjani menatap tajam padanya dengan nafas tersengal seolah tidak puas dengan tindakan yang baru saja ia lakukan. Jordi dan Lilis berdiri menatap Rinjani, tentu saja Lilis heran dengan tingkah mahasiswi cantik itu padanya.

“Heh! Kamu siapa seenaknya aja nampar wajah saya? Kamu mau saya laporin ke polisi, kenal aja nggak!” ketus Lilis pada Rinjani.

“Aku putri dari lelaki ini. Lalu kamu siapa, seenaknya aja menggandeng suami orang!” bentak Rinjani pada Lilis.

“Aku istri baru Jordi, kenalkan namaku Lilis. Aku akan menjadi ibu barumu,” Lilis mengulurkan tangannya pada mahasiswi cantik itu.

Rinjani tak menerima tangan itu, lalu menatap pada sang ayah untuk meminta kebenaran akan hal itu. Jordi yang semula menunduk, segera mengangkat kepalanya dan menatap sendu pada putri sulungnya.

“Itu semua benar, Nak. Ayah sudah menikah lagi, tapi kamu jangan khawatir ayah akan berlaku adil,” ujar Jordi lembut pada putrinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Penggoda   Kehangatan keluarga

    Rindu dan kedua sahabatnya mengikuti pelajaran dengan baik. Mereka juga terlihat aktif di dalam kelas, sehingga guru senang masuk di dalam kelas itu. Waktu terus saja berjalan sehingga masa sekolah hari ini selesai. Rindu dan kedua sahabatnya keluar dari sekolah, mereka berdiri di depan bangunan itu untuk menunggu bus yang akan mengantar mereka pada rumah masing-masing.“Aku pulang sama kalian aja ya! soalnya mama aku ada halangan,” ujar Bintang pada Rindu dan Bulan.“Boleh, asal jangan ngeluh aja dengan suasana dalam bus. Kadang sempit, bising, dan segala macamlah,” balas Bulan pada sahabatnya.“Udah biasa kali! Hal itu gak masalah bagiku, yang penting aku hadapinnya sama kalian,” Bintang tersenyum manis pada kedua sahabatnya.Tiga gadis cantik itu tidak butuh waktu lama untuk menunggu bus. Rindu dan kedua sahabatnya masuk ke dalam bus dan duduk berdekatan. Mereka asyik memandangi beberapa pasangan muda yang saling ber

  • Sang Penggoda   Back to Home

    Linda masih asyik dengan permainan yang ia buat sendiri, sehingga membuat Prasetyo kewalahan dan menginginkan hal lebih. Akan tetapi, ia tidak mungkin melanjutkan hal itu karena mereka akan pulang ke rumah masing-masing.Wanita paruh baya itu menyelesaikan kegiatannya lebih kurang setengah jam. Ia tersenyum manis pada Prasetyo yang terlihat lesu karena baru saja mengeluarkan sesuatu yang membuat dirinya lega. Lelaki itu menciun kening Linda dengan penuh kasih sayang, seolah ia tidak ingin kehilangan wanita yang sudah beberapa hari masuk ke dalam hidupnya.“Sayang, apa kamu mau menikah denganku?” tanya Prasetyo setelah melepas kecupannya.“Itu gak mungkin, Mas. Kamu sudah punya keluarga dan aku tidak ingin menjadi nenalu dalam keluargamu,” tolak Linda secara halus.“Tapi aku gak bahagia hidup sama dia, Sayang. Aku ingin bahagia bersamamu,” ujar Prasetyo memohon pada Linda.Prasetyo memeluk wanita itu dan menyandar

  • Sang Penggoda   Menunggu penjelasan dari Bulan

    Bulan selesai membersihkan dirinya dan menatap sendu pada Rindu serta Bintang. Gadis itu masih diam dan enggan untuk membuka mulutnya, sebagai seorang sahabat Rindu dan Bintang juga tidak terlalu ingin tahu apa yang terjadi pada Bulan, biarlah gadis itu yang mengatakannya.“Ayo pergi dari sini! kita mungkin akan dapat hukuman jika terlalu lama meninggalkan kelas,” ajak Rindu pada kedua sahabatnya.Tiga gadis cantik itu keluar dari toilet menuju kelasnya. Di dalam kelas, telah berdiri seorang guru muda dan guru wanita tengah berbincang serius mengenai permasalahan yang Bulan alami. Rindu memutar malas matanya, ia sangat tidak suka jika kejadian ini diperpanjang.“Kalian bertiga! Ikut saya ke kantor, ada sesuatu yang harus kita bahas,” ucap Deren pada Rindu dan kedua sahabatnya.Rindu dan kedua sahabatnya hanya menunduk dan mengikuti langkah Deren menuju kantor guru. Rindu masuk pertama kali dan duduk dengan baik di atas sofa yang te

  • Sang Penggoda   Kejadian tak terduga

    “Sayang, ayo kita tidur! Karena besok kita akan pulang,” ajak Prasetyo pada Linda.Wanita paruh baya itu beranjak dari tempat duduknya dan menggandeng tangan Prasetyo dengan mesra. Linda bergelayut manja pada lelaki itu seperti istri sah dari pemilik perusahaan terbesar seasia.“Apa yang harus kita lakukan, Tina? Apakah kita juga akan tidur?” tanya Jaya pada Tina.“Aku sih terserah kamu aja, Mas. Kalau mau tidur juga gak apa-apa,” jawab Tina tanpa masalah.Jaya dan Tina melangkah menuju kamarnya, mereka berdua masuk ke dalam kamar yang terlihat begitu luas dan sangat nyaman di sana. Tina merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan disusul oleh Jaya. Mereka tidak melakukan apa pun kecuai hanya saling berpelukan.Di kamar sebelah, Prasetyo dan Linda juga tidak melakukan apa pun, kecuali sekedar pelukan hangat yang sama-sama mereka berikan sebagai bentuk kasih sayang satu sama lain. Linda terus saja menatap lel

  • Sang Penggoda   Kompak

    “Kalian tidak perlu heran dengan sikapku saat ini, cukup simpan saja sebagai pertanyaan selamanya,” ujar Rinjani pada sahabat Rindu.“Gimana kami gak heran, Kak. Seorang Rinjani yangterkenal dingin dan sekarang dapat tersenyum manis seperti itu,” balas Bintang pada mahasiswi cantik itu.Rindu menepuk jidatnya, gadis cantik itu khawatir jika Rinjani akan marah dengan kalimat yang diucapkan Bintang. Akan tetapi, mahasiswi cantik itu tidak berbuat apa pun dan ia memilih untuk duduk dengan tenang sembari menikmati cemilan yang terletak di atas meja.“Baiklah, aku akan memaafkan kamu hari ini, Bintang. Aku tidak ingin merusak kebahagiaanku saat ini,” ucap Rinjani pada Bintang.Tiga gadis cantik itu saling beradu pandang, mereka benar-benar dibuat kebingungan oleh Rinjani. Berbeda dengan mahasiswi cantik itu, ia tidak perduli dengan pemikiran Rindu dan kedua sahabat sang adik. Kebahagiaan yang ia dapatkan hari ini tidak ingin

  • Sang Penggoda   Orang asing tetapi asyik

    Di kampus, Rinjani tengah serius mendengarkan penjelasan dosen yang sedang menjabarkan materi panjang lebar dalam ruangan itu. Sehingga tak jarang mahasiswi cantik itu menguap karena mengantuk mendengarkan penjelasan dosen yang tidak memilki rasa bosan.Tidak lama kemudian, bel berbunyi pertanda perkuliahan telah berakhir. Rinjani mengemas segala peralatannya dan memasukkan ke dalam tas lalu beranjak keluar dari kelas. Mahasiswi cantik itu langsung menuju keluar kampus dan memutuskan untuk pulang.“Rinjani, tunggu aku dulu! Kamu jalannya cepat banget sih,” teriak seorang wanita pada Rinjani.Mahasiswi cantik itu berhenti dan berbalik melihat siapa yang memanggil dirinya. Rinjani mengerutkan keningnya, ia tidak mengenal siapa wanita yang terlihat sok akrab padanya. wanita itu berhenti di depan Rinjani dengan nafas yang masih terdengar ngos-ngosan.“Maaf, kamu siapa ya? kenapa bisa tahu nama aku?” tanya Rinjani pada wanita itu.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status