Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Kunjungan Resi Gunin

Share

Kunjungan Resi Gunin

last update Last Updated: 2025-01-11 13:53:06

Raja Yuda dan seluruh keluarga kerajaan kaget saat Resi Gunin datang mengunjungi mereka, itu hal yang tidak mereka sangka, karena mereka tahu Resi Gunin tidak akan tinggalkan istana kerajaan.

"Ada apa ini Resi? Aku tidak percaya jika Resi datang menemui kami!" kata Raja Yuda.

"Tidak ada yang penting, aku hanya ingin bertemu dengan Pangeran Angga, aku merindukan muridku itu!" kata Resi Gunin belum juga mengatakan tujuan kedatangannya yang sebenarnya.

"Benarkah hanya itu?" tanya Raja Yuda.

"Hehehehe! Kau selalu mampu membaca pikiran orang dari raut wajahnya, yang mulia!' kata Resi Gunin terkekeh.

"Aku yakini itu, kau tidak mungkin tinggalkan istana jika tidak ada yang perlu. Benar bukan, Resi?" tanya Raja Yuda.

"Aku memang datang karena aku inginkan bicara dengan kalian, khususnya dengan Pangeran Angga!" kata Resi Gunin.

"Aku guru? Ada apa dengan diriku?" tanya Pangeran Angga.

Resi Gunin tidak menjawab, tapi dia malah mendekati sebatang pohon besar, dan bersandar dengan santai ke batang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Gagalkan Eksekusi Mati

    Dua tubuh berada di halaman istana kerajaan Purawa, mereka adalah tahanan dari kerajaan tahanan yang seharusnya tidak mendapatkan perlakukan seperti itu.Hahahaha!"Saat matahari pagi datang, kalian berdua akan menuju pencipta kalian!" kata raja Haripan yang sangat senang karena dua orang dia takuti itu akan mati di tiang gantungan.Keduanya adalah Patih Kuroda dan Mahapatih Tengguru. Keduanya akan di hukum gantung demi kesenangan hati raja gadungan, raja Haripan."Jangan bangga hanya karena kau jadi raja, Haripan! Kau akan merasakan hal yang jauh lebih sakit dari yang kamu rasakan ini!" kata Mahapatih Tengguru."Apa? Katakan saja apa yang sakit itu, hah?" bentak raja Haripan.Plakkkkkk!!Tidak hanya ucapan yang keluar, tapi tangan raja Haripan juga bergerak menampar wajah Mahapatih Tengguru."Tunggu saja saat pagi, kalian akan tewas, tewas di tiang gantungan!" kata raja Haripan dan tinggalkan dua tawanannya itu.***Matahari pagi mengintip dari balik gunung yang menutupi kota Wan, da

    Last Updated : 2025-01-12
  • Sang Penghancur Langit    Arya vs Ketua Bernadi

    Untuk kedua kalinya, istana kerajaan Purawa menjadi ajang perebutan kekuasaan, itu terjadi karena kehausan kekuasaan oleh segelintir orang.Bammmmmmmmm!!Di atap istana, Arya yang kini membawa nama kerajaan, atas nama pangeran Candra sedang bertarung dengan ketua Bernadi, Pertarungan keduanya sudah meruntuhkan banyak bangunan istana."Jika terus seperti ini, bukan tidak mungkin istana akan mengalami banyak kerusakan!" kata Arya dalam hatinya.Haaaaaaaaaaa!!Arya berteriak keras dan menyerang ketua Bernadi, mencoba membawa ketua Bernadi untuk menjauh dari atap istana, tapi ketua Bernadi sepertinya sudah nyaman dengan pertarungan di atas atap.Dengan gerakan ringan, keduanya saling adu tenaga dalam dan juga ilmu meringankan tubuh.Wajah ketua Bernadi cukup kaget saat pertama kali adu tenaga dalam dengan Arya, dia jadi ingat perkataan ketua Son Chong yang mengatakan jika pemilik tubuh petir masih hidup."Ternyata kau pemilik petir itu, anak muda!" kata ketua Bernadi."Benar! Aku memang p

    Last Updated : 2025-01-12
  • Sang Penghancur Langit    Kekuatan Ketua Bernadi

    "Aku? Mencabut senjata hanya untuk melawanmu? Sepertinya tidak perlu!" kata Arya."Kurang ajar, kau meremehkan aku, bocah!" maki ketua Bernadi.Dengan gerakan memutar pedangnya, ketua Bernadi datang dengan serangan yang berbahaya, setiap ayunan pedangnya terdengar suara angin yang menderu bagaikan topan."Matilah!"Ketua Bernadi ayunkan pedangnya, dan dia melihat Arya tidak mencoba menjauh dari serangan ayunan pedangnya itu.Trangggg!!"Tidak mungkin!"Ketua Bernadi kaget, dan termangu sejenak karena Arya menahan ayunan pedangnya dengan tangan kosong, dan itu yang paling membuat ketua Bernadi tidak percaya tangan Arya, tidak mengalami lecet sedikitpun.Ketua Bernadi tahu kekuatan yang dia keluarkan dalam mengayunkan pedangnya itu, jangankan tangan manusia, pohon sebesar gunung pun akan terbelah jika menahan pedang nya itu.Keadaan ketua Bernadi yang sangat kaget itu di gunakan Arya dengan baik.Tinju penghancur batu!Dalam ketermanguan itu, ketua Bernadi hanya terlambat sedikit saja m

    Last Updated : 2025-01-13
  • Sang Penghancur Langit    Kekalahan Pemberontak

    Arya masih terus berusaha menjatuhkan ketua Bernadi, meskipun sudah mengalami banyak luka, tapi ketua Bernadi masih mampu bertahan dari setiap serangan Arya.Crasssssss!!Saat memiliki satu kesempatan, Arya menebas ke arah punggung ketua Bernadi, ketua Bernadi mencoba menghindari serangan itu, tapi yang terjadi malah tangan kirinya yang jadi sasaran ketajaman pedang urat petir.Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!Ketua Bernadi harus merelakan satu tangannya buntung, dan yang paling membuatnya terkejut tangannya gosong menjadi hitam.Selain itu, dia juga merasakan energi yang merusak mencoba memaksa masuk ke dalam tubuhnya.Tukkkkkk!!Ketua Bernadi langsung menotok pergelangan tangan yang sudah buntung, dan itu dia lakukan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi pada tangannya itu."Setelah tanganmu, sebentar lagi lehermu yang akan buntung!' kata Arya.Ketua Bernadi tidak lagi menjawab, dia meyakini itu, dia sudah kalah, hanya harga diri saja yang membuat dia tidak menyerah pada Arya."Aku akan ber

    Last Updated : 2025-01-14
  • Sang Penghancur Langit    Eksekusi Mati

    Mayat-mayat bergelimpangan di halaman istana kerajaan Purawa, dan itu adalah mayat dari dua belah pihak yang berperang.Tidak ada senyum bahagia setelah perang itu berakhir dan yang adalah senyum tangis yang penuh dengan kehilangan sahabat maupun rekan seperjuangan."Pangeran, apakah Yang Mulia sudah jadi di jemput?" tanya Resi Gunin pada Arya."Sudah resi, aku sudah perintahkan Mahapatih Tengguru untuk jemput ayahanda dan seluruh keluarga kerajaan!" jawab Arya."Baguslah! Ingat janjimu pangeran!" kata Resi Gunin."Pasti Resi, aku akan menjadi raja di kerajaan ini jika ayah sudah turun tahta!" kata Arya."Hehehehe! itu yang aku harapkan!" kata Resi Gunin.Arya menatap ke seluruh penjuru istana, banyak bangunan istana yang hancur, hancur karena pertarungan antara dirinya dengan ketua Bernadi."Dia lawan yang tangguh!" kata Arya sambil menatap mayat ketua Bernadi yang tanpa kepala."Ayo kita bereskan seluruh kekacauan ini sebelum ayahanda sampai di istana ini!" kata Arya.Prajurit keraj

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sang Penghancur Langit    Rencana Adipati Pandi

    Brakkkkkkk!"Itu mustahil terjadi!"Amarah itu datang dari seorang lelaki yang memakai topeng tengkorak, dan amarah itu menghancurkan sebuah meja batu yang ada di ruangan sebuah rumah di kota Semia."Aku tidak berbohong ketua, anak buah kelompok teratai kuning saat ini sudah tercerai berai, dan kata mereka ketua Bernadi sudah tewas dibunuh oleh seseorang di kerajaan Purawa!"Amarah itu memang datang dari ketua Son Chong, dia tidak menyangka jika ketua Bernadi, salah satu orang yang dia dapatkan dan rekrut untuk jadi bagian dari kelompok teratai tewas di tangan seseorang di kerajaan Purawa."Sudah aku katakan, jangan ikut campur dengan urusan pemerintahan, tapi tetap saja dia tidak mendengarkan apa yang aku katakan!" kata ketua Son Chong."Jadi apa yang harus kita lakukan ketua?""Aku ingin selidiki siapa yang sudah mengalahkan ketua bernadi, untuk sementara kelompok teratai kuning aku non aktifkan!" kata ketua Son Chong.Ketua Son Chong menjadi melamun, dia memikirkan siapa yang mampu

    Last Updated : 2025-01-15
  • Sang Penghancur Langit    Bangunan Di Tengah Hutan

    Pemuda itu adalah Arya, setelah menyelesaikan masalah kerajaan, dan diangkat jadi putra mahkota, Arya kencana untuk tinggalkan istana dengan alasan mencari pedang matahari.Tapi yang Arya temukan saat ini adalah pembangunan sebuah bangunan yang begitu luas, begitu besar.Arya turun, dan dia menuntun kudanya untuk berjalan mendekati ratusan orang yang sedang melakukan pekerjaan itu."Siapa kau anak muda?"Seorang lelaki dengan pakaian Adipati berteriak dan menghalangi Arya yang ingin mendekati bangunan yang sedang dibangun itu."Maaf, paman! Aku hanya seorang petualang," jawab Arya sopan."Apa yang kau lakukan disini?" tanya orang itu lagi."Aku baru sampai dan baru keluar dari hutan itu paman, aku baru datang dari negeri Purawa!" jawab Arya."Negeri Purawa? Apakah kau lewati hutan siluman itu?" tanya lelaki yang tak lain adalah Adipati Pandi."Hutan siluman? Aku tidak merasakan jika itu hutan siluman!" kata Arya."Itu hutan yang mengerikan, sungguh berani kau memasuki hutan ini!" kata

    Last Updated : 2025-01-16
  • Sang Penghancur Langit    Bicara Dengan Ki Guntur

    KI Guntur kaget saat melihat murid terbaik perguruan guntur muntah darah karena pukulan Arya."Anak muda! Aku lawanmu!"Ki Guntur melompat tinggi, dan memberikan satu serangan kuat ke arah Arya."Ki Guntur! Tahan serangan mu!"Ki Rembang yang melihat sesungguhnya Arya sudah menahan diri dalam meladeni murid terbaik perguruan Guntur mencoba hentikan Ki Guntur, tapi semuanya sudah terlambat. Ki Guntur sudah gelap mata melihat murid perguruannya muntah darah Arya pun tidak mau terluka karena serangan Ki Guntur, dia memutar tubuh sekalian mengeluarkan tenaga dalamnya.Bammmmmmmmm!!Dua tangan yang di kepal bertemu, dan suara ledakan terdengar, tidak hanya suara ledakan, tapi gelombang kejut dari dua pukulan itu menghempaskan rambut dari murid-murid perguruan Guntur itu."Tidak mungkin!" kata Ki Rembang saat melihat Ki guntur terdorong lima langkah, sementara Arya hanya tetap bertahan di tempatnya."Anak muda itu sangat kuat!" kata Ki Rembang.Hiiiaaattt!!Ki Guntur tidak terima dia dikal

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Mengacau Di Sekte Wilayah.

    Tubuh Ketua Bit bergetar hebat saat Arya dengan mudahnya menghalau serangannya. Padahal, serangan itu sudah dialirkan dengan tenaga dalam yang besar. Tubuh Ketua Bit mundur, dia tidak mau berada di bawah ancaman pedang Arya. "Satu langkah lagi kau mundur, maka kau akan kehilangan kepalamu," kata Arya mengancam. Langkah kaki Ketua Bit langsung kaku karena ancaman dari Arya. Dia berhenti di tempat, dan wajahnya pucat pasi. "Apakah sekarang kau akan bekerja sama?" tanya Arya. "Ba... Baik! Aku akan bekerja sama, katakan saja apa yang ingin kau tahu!" kata Ketua Bit. "Tidak banyak, aku hanya ingin tahu kemana gadis itu?" tanya Arya. Ketua Bit tahu jika itu yang akan Arya tanyakan, dan dia berusaha mencari cara agar Ketua Yoi jauh sebelum dia memberikan kemana Ketua Yoi pergi. "Katakan!" bentak Arya dan menekan pedang Awan Merah ke leher Ketua Bit yang terpaksa mundur kembali. Punggung Ketua Yoi tertahan karena tubuh Ketua Yoi sudah mentok ke dinding, dan itu juga menekan pedang di

  • Sang Penghancur Langit    Memburu Penculik

    Ketua penculik yang membawa putri Gut melesat ke arah Utara, berkali-kali dia melihat ke belakang, dan memastikan jika Surya tidak akan mengejar dirinya. Saat ketua penculik itu sampai di markas mereka, ketua Yoi, ketua dari perompak macan laut sudah menunggu dengan wajah yang sumbringah. "Tidak salah memang aku percayakan tugas ini pada sekte terkuat di negeri ini," kata ketua Yoi. "Diam kau, kalau aku tahu tugas ini sangat berat, aku tidak akan mau melakukan tugas seberat ini," kata ketua penculik itu. Ketua bagian dari wilayah kota Dong. Ketua Bit. "Kenapa mengatakan seperti itu ketua Bit? Bukankah aku sudah membayar mahal?" ucap ketua Yoi. "Kau memang membayar mahal, tapi harga yang harus aku bayar jauh lebih mahal lagi. Kemungkinan besar nyawa dari anak buahku tidak tertolong lagi," kata ketua Bit pada ketua perompak macan laut itu. Wajah ketua Yoi berubah warna, dia tidak menyangka jika Arya akan sekuat itu. "Ini gadis mu, segera pergi dari sini," usir ketua Bit pada ketua

  • Sang Penghancur Langit    Menculik Putri Gut

    Seperti yang dikatakan oleh ketua yoi. Ketua perompak macan laut menemui markas wilayah dari sekte naga hitam. Dan seperti yang diminta oleh ketua Yoi, anak buah sekte naga hitam bagian wilayah Dong langsung bergerak untuk menculik putri Gut. Mereka terus awasi pergerakan Arya dan putri Gut. Dan saat ada kesempatan anak buah dari sekte naga hitam itu langsung memasuki kamar putri Gut. "Apa yang kalian inginkan?" teriak putri Gut saat melihat belasan orang memasuki kamarnya. "Kami inginkan dirimu," jawab salah satu anak buah sekte naga hitam itu. Bammmmmmm!! Tapi satu pukulan, serta satu tubuh terlempar masuk ke dalam kamar putri Gut. "Apa yang terjadi?" teriak pemimpin dari wilayah sekte naga hitam wilayah Dong. "Jangan coba-coba untuk menculik atau melukai dia, atau kalian semua akan mati," kata Arya yang sudah berdiri di pintu masuk kamar putri Gut. "Hajar dia!" kata pemimpin penculikan itu. Bersamaan dengan perintahnya itu, dia bergerak ke arah putri Gut. Tukkkkkk! Dia m

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Naga di Langit

    Huppppppp!! Satu tubuh berpakaian hitam sampai di dekat kota Hon, Ibukota kerajaan Burma. Tubuh berpakaian hitam itu membawa sesosok tubuh perempuan berpakaian hijau di pundak. "Ini dia kota Hon. Aku sudah lama tidak ke kota ini, aku harap semuanya masih sama saja," ucap orang itu. Orang itu menatap dari ketinggian bukit Hon, bukit yang menjadi perbatasan antara ibukota kerajaan dengan kota lainnya. "Saatnya menunjukkan jika aku sudah sampai di kota ini," ucap sosok itu. Sosok itu merogoh sesuatu dari balik bajunya, dan itu seperti sebuah petasan yang besar. "Chu Cai! Aku tiba disini, sambut aku!" Desis orang itu. Whusssssssss!! Jledaaarrrrrrr!! Suara ledakan yang keras, yang begitu memekakkan telinga terdengar di udara saat sosok hitam itu melemparkan petasan yang besar itu ke udara. Asap dari petasan itu membentuk seekor naga, dan asap itu terlihat menakutkan karena sosok naga dari asap itu. "Jemput aku disini," kata sosok berpakaian hitam itu. Sosok itu meletakkan peremp

  • Sang Penghancur Langit    Hut Lau

    Haaaaaaaaaaa! Hut Lau menunjukkan tenaga dalamnya pada Arya, dan itu memang tenaga dalam yang sangat besar. Tapi Arya tidak mau kalah, dia juga ingin menunjukkan jika dia bukan pemuda yang boleh direndahkan, apalagi dia baru sampai di negeri Burma. "Bagus! Memang harus memiliki kemampuan jika ingin melawan diriku," kata Hut Lau. Whusssssssss!! Hut Lau bergerak ke arah Arya, dan menyerang dengan kecepatan yang tinggi. Plakkkk! Keduanya adu tenaga dalam. Pancaran tenaga dalam dari keduanya yang bertenaga dalam tinggi itu menghembuskan angin yang kencang. Tangan adu tenaga dalam, kaki saling tendang dan itu terus terjadi hingga keduanya sama-sama mundur ke belakang. "Kau cukup lihai anak muda, tapi itu belum cukup jika tanpa gunakan senjata," kata Hut Lau. Arya diam, dia tidak ingin gunakan pedang urat petir, karena itu sama dengan Arya bertarung dan akan membunuh Hut Lau. "Dimana senjata mu, anak muda?" tanya Hut Lau. Arya diam tidak menjawab, dia bingung untuk menjawab apa.

  • Sang Penghancur Langit    Menawarkan Diri

    Arya mengerutkan dahinya karena perkataan gadis itu, dia tidak percaya Jiak gadis itu menawar dirinya untuk menemani gadis itu selama satu malam. "Aku bukan pemuda seperti yang kau pikirkan nona," ucap Arya. "Aku tidak peduli, yang jelas kau harus menemani aku malam ini," kata gadis itu. "Sudahlah Yun Mei, dia tidak mau menemani dirimu, mungkin kau kurang cantik." Gadis lain bicara dari belakang Arya, dan itu semakin membuat Arya dalam posisi yang tidak bagus. "Apa maksudmu Hon Sun, aku tidak cantik? Jadi kau pikir kau lebih cantik dariku?" bentak gadis yang bernama Yun Mei itu. "Sudah pasti, aku jauh lebih menarik dari pada dirimu," kata Hon Sun dan menyampingkan rambutnya menunjukkan bola besar yang tumbuh indah di tubuhnya. Arya semakin terpojok, tidak tahu harus katakan apa, dia merasa seperti bahan rebutan dari dua gadis itu. "Anak muda tampan, siapa diantara kami yang paling cantik?" tanya Yun Mei pada Arya. "Kenapa bertanya padaku?" tanya Arya. "Bodoh! Apa kau tidak bi

  • Sang Penghancur Langit    Mencapai Daratan

    Arya dan Putri Gut sampai di daratan yang cukup jauh dari keramaian. Di sana, Arya menurunkan tubuh Putri Gut. "Tuan Putri, tidak apa-apa?" tanya Arya. "Tidak, Arya, aku baik-baik saja," jawab Putri Gut. Arya tersenyum dengan jawaban Putri Gut. Dia merasa sudah melakukan hal yang benar. "Kita berada di mana ini, Tuan Putri?" tanya Arya. "Kemungkinan kita berada di kota Dong, tapi aku belum tahu pasti," jawab Putri Gut. "Apakah jauh dari kerajaan?" "Sangat jauh, bahkan ini adalah pinggiran dari wilayah kerajaan Burma," jawab Putri Gut. "Berapa lama perjalanan?" tanya Arya. "Jika berjalan kaki, mungkin satu purnama, mungkin lebih," kata Putri Gut. Arya tidak terlalu memikirkan jarak itu, yang dia pikirkan adalah keselamatan Putri Gut. Apalagi, dia juga harus mencari keberadaan Intan. "Apakah di sini ada sebuah sekte yang menakutkan?" tanya Arya. "Perguruan? Mungkin yang kau maksud adalah sebuah sekte," kata Putri Gut. "Mungkin iya," jawab Arya. Putri Gut berpikir keras, mem

  • Sang Penghancur Langit    Selamatkan Putri Gut

    Melihat Arya keluar dari tahanan, para tahanan budak lainnya pun tidak mau tinggal diam. Mereka semua kabur dari ruangan tahanan itu dan berlari ke geladak kapal. Ini yang Arya harapkan. Dengan kaburnya para tahanan, anak buah kapal akan memiliki kesibukan sendiri, dan itu yang akan Arya manfaatkan untuk menyelamatkan Putri Gut dari kamar penyekapan. Huppppp!! Dengan gerakan ringan, Arya melewati lorong demi lorong kapal besar itu. "Aku yakin di sana Tuan Putri Gut disekap," ucap Arya. Dia mengatakan itu karena melihat sebuah kamar kapal yang dijaga oleh tiga penjaga dengan golok lebar di tangan mereka. Whusssssssss!! Plakkkkkk!! "Apa yang ... Bammmmmmm!! Dalam dua gerakan saja, tiga penjaga kamar itu sudah Arya lumpuhkan. Meskipun begitu, keributan tetap tidak bisa dihindari. Namun, suara itu tertutupi oleh keributan yang terjadi di geladak kapal. Brakkkkkkk! Arya menendang pintu kamar. Hanya dengan satu tendangan, pintu itu hancur berantakan. "Putri Gut!" teriak Arya men

  • Sang Penghancur Langit    Perompak Lautan

    Pembicaraan antara Arya dan Putri Gut terhenti karena Arya menjauh dan menatap ke arah jauh dari kapal itu. "Ada apa, Arya?" tanya Putri Gut. "Aku merasakan ada sesuatu di kejauhan, Tuan Putri," kata Arya. "Apa maksudnya di kejauhan?" tanya Putri Gut. "Kapal besar," kata Arya. "Kap ..!!" Putri Gut yang awalnya bingung dengan perkataan Arya kini menjadi takut saat melihat sebuah kapal besar datang ke arah kapal mereka. Kapal besar itu diikuti oleh kapal-kapal kecil yang berlambang harimau. "Tidak mungkin! Itu lambang perompak laut. Perompak Macan Laut," ucap Putri Gut pucat. "Apakah mereka semenakutkan itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Di lautan ini, mereka adalah rajanya. Jika permintaan mereka tidak dipenuhi, kemungkinan kapal ini akan dihancurkan," kata Putri Gut. Panglima Cun dan lima pengawal Putri Gut mendekat; mereka memberikan penjagaan pada Putri Gut. "Apakah mereka rekanmu?" tanya Panglima Cun menuduh Arya. "Tidak, aku tidak sejahat yang kau pikirkan, Panglima," kata

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status