Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Melawan Manusia Bertanduk

Share

Melawan Manusia Bertanduk

last update Last Updated: 2025-02-21 11:30:50

Adu pedang antara Arya dan manusia bertanduk masih berlanjut di lorong kedua dan Arya terlihat kalah dalam adu pedang itu.

Tranggggg!!

Manusia bertanduk kembali mengayunkan golok besarnya, dan Arya menahan, tapi kembali tenaga besar di tunjukkan oleh manusia bertanduk itu, dan itu membuat Arya harus menunduk, bahkan membuat Arya harus bertumpu di lantai lorong kedua.

Crasssssss!!

Pelan-pelan golok di tangan manusia bertanduk melukai pundak Arya kencana, dan itu mengeluarkan rasa perih bercampur darah.

Haaaaaaaaaaa!!

Arya mendorong keras golok manusia bertanduk itu, dan lemparkan pedang pemberian ki Bara pada manusia bertanduk itu.

Tranggggg!

Manusia bertanduk menepis pedang lemparan Arya dengan goloknya, dan itu membuat Arya tanpa senjata.

"Tanpa senjata kau akan kalah!" kata manusia bertanduk itu.

"Aku tanpa senjata, siapa bilang?" ucap Arya.

Manusia bertanduk menatap tajam pada Arya, dan heran dengan ucapan Arya.

Haaaaaaaaaaa!

"Pedang urat petir!" teriak Arya.

Jledaaarrrrrrr!

Pedang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Tiga Raja Negeri Phin

    Arya yang membawa putri Yung Yen saat ini masih meneruskan perjalanan. Dan kini mereka bertambah satu orang lagi, Raja mabuk orangnya. "Apa yang membuatmu ingin miliki pusaka pakaian dewa itu, anak muda?" tanya raja mabuk. "Sama seperti dirimu, kek. Aku ingin memiliki pertahanan diri," jawab Arya. "Pertahanan? Saat Pertarungan kita, aku merasa jika kau sudah memiliki pertahanan yang sangat kuat," kata raja mabuk. "Aku ingin lebih kuat lagi," ucap Arya. "Jangan terlalu memaksakan untuk memiliki sesuatu yang sangat sulit kau miliki anak muda, atau kau akan menyesal," kata raja mabuk. "Aku tidak memaksakan diri, kek. Tapi aku memang harus memiliki pusaka pakaian dewa itu," ucap Arya. "Baiklah! Aku ingin lihat sekuat apa nanti kau bertahan demi pusaka itu," kata raja mabuk pada Arya. "Aku pasti akan memiliki pusaka itu, harus!" kata Arya. "Hahahaha! "Akhirnya ada juga yang berani melewati jalan ini. Sungguh aku sial beberapa hari ini!" Seorang lelaki gempal dengan golok di pingg

  • Sang Penghancur Langit    Raja Mabuk

    Lelaki yang mendekati Arya berjalan uring-uringan dan seolah anggap tidak ada orang di sana. Haaaaaaaaaaa! Secara tiba-tiba dia bergerak dengan begitu cepat, menyerang Arya dengan serangan yang mengagetkan Arya. Plakkkkkk! Arya yang dari awal sudah rasakan energi dari lelaki itu jelas sudah waspada, dan menahan serangan lelaki tua itu dengan telapak tangannya. Utsssss! Wajah lelaki tua itu cukup terkejut merasakan hamtamannya seperti tertahan sebuah dinding besar. "Memiliki kemampuan juga kau bocah!" kata lelaki itu melakukan kembali serangan ke arah Arya. "Tahan, paman! Apa kita memiliki silang sengketa?" teriak Arya mencoba menahan agar lelaki itu tidak melanjutkan serangan. "Aku tidak butuh silang sengketa untuk hadapi dirimu, aku ingin bertarung denganmu, dengan jagoan-jagoan negeri ini," kata lelaki tua itu. "Jagoan negeri ini? Apa maksudnya?" gumam Arya. Tapi Arya tidak memiliki waktu yang banyak untuk memikirkan itu, serangan lelaki itu sudah datang dengan angin yang

  • Sang Penghancur Langit    Racun yang tidak disadari

    Huahhhhhh!! Berkali-kali Arya membuka mulutnya karena menguap. Itu karena hampir satu malam Arya tidak tidur karena terus mendapatkan gangguan dari Putri Yung Yen. Sama seperti Arya, Putri Yung Yen juga terlihat jelas kekurangan istirahat, kurang tidur. Itu terlihat dari matanya yang sudah memerah. Arya maupun Putri Yung menjalankan kuda dengan sangat pelan. Seolah tidak ingin melanjutkan perjalanan menuju Utara."Kapan kita akan memasuki kota, Kak Arya?" tanya gadis itu."Kita mungkin tidak akan melewati kota, Adik Yung. Kita akan melewati lembah dan gunung," jawab Arya."Jadi kapan aku akan mandi?""Nanti saat kita menemukan sungai, kita akan bersihkan tubuh sekalian isi tempat minum yang sudah mulai kosong," jawab Arya."Satu lagi Kak Arya, di mana kita akan menemukan akar dewa itu?" tanya Putri Yung lagi."Dari kitab yang aku baca, akar dewa itu akan ditemukan di daerah yang lembab, daerah subur yang memungkinkan bagi akar dewa itu tumbuh," jawab Arya."Begitu ya!" kata gadis it

  • Sang Penghancur Langit    Menginap di hutan

    "kita akan bermalam disini adik Yung!" kata Arya saat mereka sampai di pinggiran sebuah hutan. "Disini? Apa tidak ada penginapan yang bisa kita sewa, kak Arya?" tanya putri Yung Yen. Gadis itu tidak menyangka jika hari pertama yang akan dia lewati adalah bermalam di tengah hutan. "Penginapan? Hahahahaha! Apa kau pikir dihutan ini ada penginapan, adik Yung?" ucap Arya. Wajah putri Yung Yen sedikit berubah rona karena akan tidur di tengah hutan. Hal yang belum pernah dia alami selama dia hidup. Arya segera hidupkan api unggun untuk hangatkan badan. Dan dengan segera putri Yung Yen juga mendekati api unggun yang Arya hidupkan. Selain hidupkan api unggun, Arya juga membakar seekor kelinci yang Arya dapatkan di pinggiran hutan itu. "Ini makanan kita malam ini, makanlah, atau kau akan kelaparan malam ini," kata Arya. Putri Yung Yen dengan terpaksa memakan apa yang diberikan oleh Arya. Tidak membantah sedikit pun. "Enak!" kata gadis itu. "Hahahaha! Tapi yang pastinya jauh lebih enak

  • Sang Penghancur Langit    Meninggalkan kota

    Arya masih berada di sekte angin timur. Menunggu putri Yung Yen mempersiapkan semua yang akan dia bawa. "Sungguh putriku itu, apa dia akan membawa barang yang banyak? Apa dia pikir kalian akan bersantai-santai?" kata ketua Jun. "Tidak apa-apa ketua! Aku paham!" kata Arya. Ketua Jun memasuki sebuah ruangan rahasia yang berada di dalam ruangan pribadi itu. Dan dia keluar dengan membawa sebuah kotak kecil. "Apa itu ketua?" tanya Arya penasaran dengan isi kotak itu. Ketua Jun tidak menjawab. Tapi dia malah membuka kotak itu dan mengeluarkan isinya. Di tangan ketua Jun kini ada sebuah kitab yang bersambul warna kuning emas. Dan dia menunjukkan pada Arya. "Ini adalah kitab tarian bidadari, dan ini hanya bisa dipelajari oleh perempuan! Kitab ini khusus aku siapkan untuk putriku, putri Yung Yen!" kata ketua Jun Yen. "Kenapa ketua memberikan padaku?" tanya Arya. "Aku tahu kau seorang pendekar yang hebat. Memiliki pengalaman luas meskipun usiamu masih muda. Jadi aku ingin kau memberikan

  • Sang Penghancur Langit    Pelajaran untuk tabib Yo

    Tabib Yo yang berada dalam ruangan pribadi di balai pengobatan yang juga merupakan tempat tinggalnya tersenyum saat sudah membayar beberapa orang untuk memberikan pelajaran pada Arya. Tabib Yo yakin jika kelima orang yang sudah dia bayar itu pasti akan mampu memberikan Arya luka yang akan memaksa Arya untuk tinggalkan kota Gurt. "Apa dia pikir aku akan diam saja melihat dia ambil semua pasienku!" ucap Tabib Yo. Tabib Yo memang adalah orang yang licik. Orang yang halalkan segala cara agar hanya dia satu-satunya tabib di kota Gurt. "Dengan begini aku akan tenang. Aku akan bebas untuk membuka praktek dan buat harga dengan sangat mahal. Mereka akan aku cekik," kata Tabib Yo. Tapi, belum juga dia mendapatkan kabar bahagia. Satu teriakan dari luar membuat Tabib Yo gemetaran. "Tabib Yo! Keluarlah! Aku membawa orang suruhanmu!" teriak suara yang pastinya adalah suara Arya. "Kurang ajar! Mereka gagal dan bodohnya mereka malah membawa pemuda keparat itu kemari," maki Tabib Yo. Dengan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status