LOGINAlun-alun Eclipsera dipenuhi kerumunan. Tiang panji keluarga kerajaan berkibar, dan di tengahnya, para penjaga mengikat para istri Axel ke tiang kayu satu per satu. Lilin-lilin kecil di sekitar alun-alun berkedip seperti denyut nadi yang menunggu hukuman. Brian berdiri di depan podium dengan dada terangkat, wajahnya memancarkan kemenangan yang kotor.“Mereka penyusup, Axel sengaja meninggalkan mereka untuk memata-matai planet kita.” seru Brian dengan suara yang dibumbui arogansi. “Mereka telah mengganggu kedaulatan kita. Demi keselamatan Eclipsera, mereka harus dipenjara. Semoga ini menjadi pelajaran bagi siapa pun yang berani menginjak tanah suci ini.”Rasa panik dan kecemasan bergema. Para penduduk bersorak, didorong oleh ketakutan yang selama ini ditanamkan. Beberapa mengangkat batu, beberapa menuntut hukuman yang lebih berat. Catherine, Olivia, Evelyn, Ravina, Lilian, dan yang lain hanya bisa menahan nafas, menatap Axel yang belum tiba.Tiba-tiba, dari langit, Aolenric Lerion Prim
Di hutan gelap Eclipsera, para istri Axel tetap bersembunyi, menunggu arahan dari sang pemimpin. Mereka semua berpura-pura lemah, menahan diri agar tidak menarik perhatian penduduk atau pasukan yang dipengaruhi Brian. Meskipun mereka mampu menghadapi serangan, mereka tahu strategi Axel menuntut mereka bermain cerdas, menahan diri demi keselamatan semua.Di sisi lain, Brian telah mengirim pasukannya menyusuri hutan gelap. Ia yakin bahwa para istri Axel pasti berada di sana. “Jangan beri mereka kesempatan,” perintahnya dingin. “Bawa mereka semua ke istana. Axel jauh dari sini; saat itu, planet ini akan menjadi milikku sepenuhnya.”Para istri menyadari kehadiran pasukan. Nevada menatap Lilian dengan serius. “Mereka datang. Ingat rencana Axel, kita berpura-pura lemah.” Lilian mengangguk, menurunkan aura kekuatan, sementara Vania dan Nevertari menutup energi mereka agar tidak terdeteksi.Kelima belas gadis itu, merasa jari-jari mereka gatal, jika saja mereka tidak mengingat perkataan Axel,
Beberapa jam kemudian, di menara kendali, Axel terus memperbarui sistem Aolenric Lerion Prime yang masih kacau. Cahaya biru berkelip tak menentu, alarm sesekali berbunyi, dan sistem bergetar seolah menolak kendalinya. Axel menarik napas panjang, menatap planet Eclipsera yang kini gelap oleh pengaruh kebencian. Ia melesat semakin jauh dari orbit, membawa Aolenric Lerion Prime dalam kondisi kritis, berharap bisa menyelamatkan Gideon dan menstabilkan jaringan planet dari jarak jauh. Di dalam jaringan, Gideon mulai lumpuh perlahan akibat virus memori yang ditanam Brian. Data emosional dan memori hilang, sistem terguncang hebat, dan kesadaran AI terbaik itu seakan menghilang. Dengan sisa tenaga terakhir, Gideon menanamkan pesan cadangan kepada Axel: “Kapten… maafkan Gideon… bawahan Anda yang tak kompeten dan tak berguna ini. Aku akan berusaha memulai ulang sistem agar semuanya kembali stabil, mungkin setelah itu aku akan menghilang.” Setelah setengah jam berlalu, reboot sistem akhirnya
Axel menatap mereka, senyum tipis muncul di wajahnya. “Kalau itu yang dia mau, maka kita akan bermain dengannya. Kalian bukan istri-istriku yang kuat mulai sekarang. Kalian akan berpura-pura lemah, sembunyi, dan perlahan cari bukti untuk membuktikan kebusukan Brian. Perhatikan juga Raja Arnold dan Ratu Margareth, dan baca situasi apakah ada kemungkinan mereka terlibat.” Axel menarik napas panjang, menatap langit Eclipsera yang mulai redup karena badai energi. “Kita tidak akan pergi sampai planet ini benar-benar stabil. Semua usaha kita selama tiga tahun ini tidak boleh sia-sia. Baiklah, aku akan pergi dulu. Kalian harus tetap hati-hati, jangan sakiti siapa pun, dan aku akan berusaha memulihkan Gideon sebisaku.” Di kejauhan, penduduk yang sudah terprovokasi oleh hasutan Brian secara berbondong-bondong menuju alun-alun tempat Aolenric Lerion Prime terparkir. Perlahan mereka semua mulai berkumpul. Axel keluar dan berdiri di depan mereka dengan santai dan penuh ketenangan, seolah tidak
Petir masih membelah langit Eclipsera, menebarkan kilat keperakan yang menusuk permukaan planet. Aroma ozon bercampur dengan debu bintang, menciptakan suasana tegang di setiap sudut kota. Axel berdiri tegap di laboratorium, menatap layar hologram yang bergetar hebat. Sistem Aolenric Lerion Prime kacau, sinyal Gideon hilang, dan virus memori yang ditanam Brian menembus jaringan kontrol planet. Di sisi lain, Brian duduk di ruang bawah tanah istana, tatapan dinginnya menembus setiap layar hologram. Matanya menelusuri jaringan sosial, ekonomi, dan pertahanan planet yang kini bergantung pada Aolenric Lerion Prime. “Mereka terlalu percaya pada Axel… terlalu mudah kagum pada cahaya yang dibawanya,” gumamnya pelan. “Saatnya menunjukkan siapa yang sebenarnya mengendalikan segalanya.” Brian mulai menyiarkan kabar-kabar samar kepada para pemimpin distrik dan kepala desa. Ia menyamar sebagai “laporan keamanan planet” dari pihak ketiga, menyebutkan bahwa teknologi Axel berpotensi membahayakan Ec
Nevada menggigit bibir bawahnya. “Kalau begitu... setidaknya izinkan aku memanggilmu Axel tanpa tambahan tuan yang memberi jarak pada hubungan kita. Planet ini bukan rumah tempat asalku, aku di sini hanya seorang tamu, aku bertahan karena menunggu seseorang menjemputku.” Dia menatap Axel dengan mata cantik yang dipenuhi harapan. “Xel, maukah kau menjadi seseorang yang menjemputku dan membawaku pergi menyongsong kebahagiaan? Bisakah mulai hari ini, aku mengakui diriku dengan sebutan istri Axel Skays?” “Akhirnya setelah tiga tahun, keberanianmu muncul juga,” goda Miya yang muncul bersama ketiga belas istri Axel yang lain. Pipi Nevada langsung memerah, namun matanya tetap menatap Axel seolah mengharapkan jawaban pasti. Axel menatapnya sebentar, lalu tersenyum. “Baiklah, Nevada, mulai sekarang kau adalah istriku. Dan mereka semua adalah saudari mu. Maukah kau hidup, setia, dan menua bersamaku? Mengikuti dan mendukung dalam setiap langkah yang kuambil? Menjadi bagian penting dari kelua







