Chapter: Bab 245. Warisan Cahaya AbadiSetelah memasuki gua hingga bagian terdalam. Tian Fan mendapati sebuah ruangan yang sangat luas seperti kebun belakang sebuah rumah, energi disitu sangat pekat, bahkan hanya dengan berdiam diri disana Tian Fan merasakan energi sepiritual yang mengalir terus menerus ke dalam tubuhnya, terutama saat ia mendekati sebuah pohon besar yang akarnya menjuntai puluhan meter, batang pohon itu sendiri terlihat begitu besar dan tinggi, seolah-olah pohon itu menembus ruangan gua saking besar dan tingginya, namun tampaknya kebun itu adalah ruang rahasia lain yang tidak terbatas. Pohon itu memancarkan aura ungu pekat dan memberinya perasaan nyaman dalam jiwanya, karenanya Tian Fan dalam hatinya menyebut pohon itu dengan nama pohon roh ungu. Di bawah akar raksasa pohon roh ungu yang tumbuh menembus langit, ia merasakan sesuatu... aliran energi spiritual yang sangat murni, lembut, tapi kuat. Aura itu berdenyut seolah memanggilnya. “Tempat ini... warisan kuno,” gumamnya perlahan. Tian Fan segera
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 244. Keputusan Tian FanLangit di atas Alam Rahasia Xuan Ting bergulung perlahan, membentuk pusaran cahaya yang menyebar di sepanjang lembah kristal. Ribuan pilar spiritual berpendar di tanah, menandakan betapa kunonya tempat itu. Setiap batu, setiap aliran udara, bahkan setiap percikan embun mengandung aura murni yang tak mungkin ada di dunia biasa. Tian Fan berdiri di tebing tertinggi, kedua tangannya bersedekap, menatap ke bawah pada para peserta yang mulai berkelompok. Wajahnya tenang... matanya memantulkan sinar keemasan dari formasi langit yang berputar. Ia tahu betul, pertempuran besar akan segera terjadi... tapi kali ini, ia tidak ingin turun tangan. "Aku ingin melihat... sampai di mana batas kemampuan mereka," ucapnya pelan. Suaranya nyaris tenggelam di antara desiran angin. Di bawah sana, Bai Hua dan Lu Jiyi telah bersiap. Shen Yue berdiri di samping Ling Wu, memperhatikan gerakan formasi energi yang terbuka di depan mereka. Tiga pintu bercahaya melayang di udara, menjadi jalan masuk ke tiga wi
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 243. Suasana Awal di Alam Rahasia Xuan TingKelompok Tian Fan melesat masuk ke dalam pusaran cahaya biru dari gerbang Alam Rahasia Xuan Ting. Begitu kaki mereka menjejak tanah, udara yang terasa di paru-paru berbeda... murni, segar, namun sarat energi yang berdenyut seakan hidup. Setiap napas terasa seperti memompa kekuatan ke dalam tubuh, dan aura spiritual di sekitar membuat semua anggota tim menegang penuh kewaspadaan. “Ini... indah sekali,” gumam Shen Yue, matanya menatap ke atas. Awan-awan biru muda melayang rendah di antara pepohonan bercahaya, sementara sungai kristal mengalir dengan gemericik yang menenangkan. Di kejauhan, Gunung Giok menjulang tinggi, berselimut kabut spiritual yang memantulkan sinar emas. “Tapi keindahan ini pasti menyimpan bahaya.” Lu Jiyi mencondongkan badan, menatap formasi alam yang tak biasa. “Aku sudah merasakan, energi di sini tidak stabil. Kita harus tetap waspada, bahkan saat hanya berjalan.” Bai Hua mengangguk. “Setiap tim harus membentuk formasi awal. Jangan sampai ada celah. Alam sepert
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 242. Gerbang Xuan Ting Terbuka, Babak Final dimulaiPagi itu, langit Kota Tianque berpendar lembut. Kabut spiritual perlahan tersingkir oleh sinar mentari keemasan yang jatuh di atas arena utama. Suasana yang semalam penuh sorakan kini berganti dengan ketenangan yang khidmat. Ribuan mata menatap ke arah panggung pusat, tempat juri agung berdiri bersama para tetua sekte besar. Di sisi barat arena, sebuah gerbang batu raksasa berukir naga dan burung phoenix perlahan terbuka, memancarkan cahaya putih kebiruan yang menjulang tinggi ke langit. “Dengan ini,” suara juri agung menggema, “kami umumkan dua puluh kelompok yang berhak memasuki Alam Rahasia Xuan Ting untuk menjalani babak final turnamen antar sekte dimensi tengah!” Suara sorakan bergema lagi, kali ini disertai aura antusias yang menekan dada. Nama-nama tim pemenang disebut satu per satu, hingga akhirnya tibalah giliran kelompok terakhir. “Tim nomor satu dari Aliansi Empat Sekte... dipimpin oleh Xiao Tian.” Seketika seluruh arena hening sejenak, sebelum kembali bergemuruh. Banya
Last Updated: 2025-10-23
Chapter: Bab 241. Babak Penyisihan Tahap Akhir, Persiapan Babak FinalLangit di atas Kota Tianque pagi itu cerah, namun suasananya jauh dari tenang. Dari seluruh penjuru arena utama, ribuan penonton dan perwakilan sekte memadati tribun. Dentuman gong panjang menandai dimulainya tahap ketiga babak penyisihan, tahap yang akan menentukan siapa saja yang layak maju ke babak final turnamen antar sekte dimensi tengah. Sebanyak 200 peserta telah tersisa. Seperti di tahap kedua, mereka tetap dibagi menjadi 40 kelompok, masing-masing beranggotakan lima orang. Tahap ketiga kali ini bukan lagi pertarungan dengan penilaian masing-masing kelompok, melainkan pertarungan kelompok secara langsung di arena, di mana kekompakan dan strategi menjadi penentu utama. Dari 40 kelompok itu, hanya 20 kelompok pemenang yang akan maju ke babak final. Jika di antara anggota tim pemenang ada yang terluka parah atau gugur, maka peserta dengan poin tertinggi dari tim yang kalah akan menggantikannya di babak berikutnya. Pengumuman aturan itu disampaikan oleh juri agung dengan sua
Last Updated: 2025-10-23
Chapter: Bab 240. Menyusuri Jejak Tian MoCahaya pagi menyinari Kota Tianque, namun di tengah kegembiraan turnamen, ketegangan tetap terasa. Tian Fan berdiri di tepi jalan setapak bersama Xiao Zining, Bai Hua, Lu Jiyi, dan Shen Yue. Mata mereka menatap jauh ke arah pegunungan barat, di mana aura Tian Mo masih samar terasa, seperti jejak kabut yang enggan menghilang. “Jejaknya masih ada di sana,” kata Tian Fan, suara tenang tapi tegas, “ia mencoba menghilang, tapi darah keluarga dan garis keturunan naga langit selalu bisa menuntun kita. Kita harus bergerak cepat sebelum ia benar-benar menghilang.” Xiao Zining mengangguk, matanya menatap jejak energi yang berkilat samar di tanah dan bebatuan. “Dia pasti sadar kalau keluarganya telah hancur… dan jika ia menemukan aku sebagai murid Sekte Putra Langit di tim kita, dia pasti ketakutan. Dia mungkin tidak akan menyerah sebelum menemukan jalan keluar sendiri.” “Benar,” Bai Hua menambahkan, menatap lembah dengan serius. “Tian Zen Yu sudah tewas. Dia tahu perlindungan terakhirnya len
Last Updated: 2025-10-22
Chapter: Bab 210. Pertempuran di Tengah Kabut EclipseraBab 210: Pertempuran di Tengah Kabut Eclipsera Langit Eclipsera memancarkan cahaya ungu samar, kabut biru berputar liar di sekeliling hutan kristal. Axel berdiri tegak di tengah dataran, matanya menatap makhluk astral yang perlahan muncul dari kabut. Tubuhnya bersinar dengan aura tebal, memancarkan energi yang berbeda dari biasanya. “Ini saatnya,” ucap Axel, suaranya tenang tapi bergetar penuh tekad. Ia mulai mengcloning energi dari semua istrinya, merasakan kekuatan mereka mengalir bersamaan dalam tubuhnya, membentuk satu aura yang kuat dan harmonis. Pertama, ia memanggil energi Catherine. Tanah di bawah kaki Axel bergetar hebat. Perisai batu dan armor magma muncul, menelan gelombang serangan awal makhluk astral. Gelombang seismik menghantam tanah, memantul ke udara, menghancurkan musuh yang mencoba maju. Batu-batu yang beterbangan mengamuk di medan tempur, membuat makhluk astral terseret mundur. Olivia muncul selanjutnya. Angin liar berputar membentuk pusaran dahsyat di sekitar
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 209. Keindahan Tertinggi yang Tak Ada dalam IlusiDi tengah kesunyian planet Eclipsera, kabut biru lembut berputar pelan menyelimuti hutan kristal yang memantulkan cahaya samar dari langit gelap. Di dalam ruang kesadaran yang dipenuhi cahaya ilusi, Miya berdiri di tepi danau, memandangi riak air yang menampilkan bayangan masa lalunya. Dalam ingatannya, Mila tertawa di kejauhan, berlari di antara bunga yang tak pernah layu. Namun di sisi lain, sosok pria tampan berdiri diam, tersenyum padanya, memancarkan rasa familiar yang tak dapat dijelaskan. Miya memandangi pria itu lama. Ada sesuatu di matanya, sesuatu yang hangat namun menimbulkan perih di dada. “Siapa kau?” bisiknya. Pria itu tidak menjawab, hanya tersenyum seperti seseorang yang telah menantinya terlalu lama. Saat Mila melihat pria itu dia berlari menjauh seolah dia takut kepada sosok itu, akan tetapi Miya justru berlari mendekat tanpa ragu sedikitpun. Ia memeluk sosok itu erat, dengan air mata mengalir di pipinya. “Aku tahu... akhirnya aku tau, apa yang salah... aku merasa
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 208. Cahaya yang Hilang dari Langit EclipseraLangit Eclipsera seperti lembaran abu yang tak pernah berubah. Tak ada siang, tak ada malam. Hanya kabut tipis dan gemerlap samar partikel cahaya yang seperti bintang, namun tak pernah bersinar cukup terang. Axel berdiri di tepi jurang hitam yang menganga, menatap dataran luas yang seolah tak berujung. “Planet ini seperti mati...” gumamnya pelan. Nevada berdiri di belakangnya, rambut peraknya berayun lembut tertiup angin dingin. “Tidak mati, Tuan. Hanya tertidur terlalu lama.” Axel menatap ke langit yang gelap itu. “Dan kau... kau juga ikut tertidur di dalamnya, kan?” Nevada menunduk. “Aku... tidak pernah bisa tidur. Para makhluk astral itu terus berbisik di pikiranku, menanamkan ilusi, memohon agar aku ikut dalam dunia mereka. Tapi setiap kali aku hampir menyerah, ada suara yang memanggilku dari kejauhan. Suara itu yang membuatku bertahan.” “Suara?” Axel menatapnya dengan rasa ingin tahu. Nevada tersenyum tipis. “Sekarang aku tahu, suara itu adalah milikmu.” Axel terdiam sesaa
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 207. Kisah Nyata yang Diceritakan Nevada, Planet Eclipsera yang KesepianAxel adalah yang pertama sadar dan terbangun. Saat itu ia berjalan-jalan bersama Nevada di padang luas yang diterangi cahaya lembut. Namun tiba-tiba, ada getaran halus dalam hatinya, seperti sesuatu yang membangunkan kesadarannya dari dalam mimpi panjang. Ia berhenti dan menatap Nevada dengan tajam.“Kenapa kamu melakukan ini?”Nevada menatapnya dengan mata melebar. “Ba... bagaimana kamu bisa sadar?”“Kamu ini siapa? Bagaimana kamu tahu namaku? Kenapa kamu melakukan semua ini?”Tiba-tiba Nevada berlutut di hadapan Axel, matanya berkaca-kaca. “Maafkan aku, Tuan Axel. Aku menyaksikan pertempuranmu di planet Nadreth sebelumnya. Aku sengaja menggunakan lubang hitam untuk menarik pesawatmu ke sini. Aku tidak berniat jahat... aku hanya ingin punya teman di planet yang kesepian ini.”Axel tertegun. “Kenapa kamu menarik pesawatku dan bukan yang lain? Dan bagaimana kamu bisa mengendalikan lubang hitam itu?”Nevada menunduk, wajahnya memerah. “Tuan Axel... apakah Anda pikir ada gadis yang tidak
Last Updated: 2025-10-23
Chapter: Bab 206. Rayuan Planet HantuMalam itu, pesawat utama Aolenric Lerion Prime terdiam di orbit rendah planet misterius itu. Di dalamnya, keheningan perlahan menyelimuti seluruh ruangan. Satu per satu para istri Axel tertidur lelap tanpa rasa takut, tanpa mimpi buruk. Hati mereka terasa ringan, seolah telah kembali ke tempat yang paling mereka rindukan. Tidak ada beban, tidak ada ancaman, hanya kedamaian yang menipu.Ketika pagi datang, sinar lembut menembus jendela pesawat. Axel membuka matanya, kepala terasa berat seperti baru keluar dari tidur panjang. Ia menatap sekeliling dan tertegun. Tempat tidur di sekitarnya kosong. Tidak ada Catherine, tidak ada Ravina, tidak ada Lilian, bahkan Michella pun lenyap.“Miya...” panggil Axel pelan.Miya muncul dari kabin kendali, wajahnya tampak tegang. “Mereka semua keluar dari pesawat, Axel. Aku sudah mencoba memanggil mereka, tapi seolah mereka... tidak mengenal kita lagi.”Axel berdiri cepat, aura spiritualnya mengalir lembut menembus dinding pesawat. Ia bisa merasakan keb
Last Updated: 2025-10-23
Chapter: Bab 205. Ilusi Tingkat Tinggi dan Kemunculan Nevada, Si Gadis HantuBeberapa jam berlalu dengan cepat. Saat Aolenric Lerion Prime ditarik ke dalam pusaran itu, langit di luar jendela gelap gulita. Namun, ketika mereka akhirnya tiba di planet asing itu, siang terang benderang menyelimuti pandangan. Matahari di langit tampak terlalu sempurna, sinarnya menyorot setiap permukaan tanpa bayangan yang jelas. Axel berdiri di pinggir tebing, matanya menatap horizon yang tampak damai namun menipu. “Siang setelah malam tanpa jeda... ini bukan fenomena normal. Planet ini bukan dunia biasa,” gumamnya pelan. Beberapa jam berikutnya, mereka berkeliling, mencari tanda kehidupan atau celah yang bisa menjelaskan tempat ini. Tanaman tumbuh subur, air jernih mengalir di sungai, dan aroma bunga memenuhi udara, semuanya tampak indah, tapi terasa hampa. Menjelang malam, langit berubah cepat. Awan tipis berwarna ungu menggantung rendah, bintang bermunculan terlalu banyak, seolah ingin menutupi langit seluruhnya. Para istri Axel mulai merasa lelah dan terbuai oleh suasana
Last Updated: 2025-10-22