Chapter: Bab 127. Tangisan Tengah Malam, Sang Ratu Menuntut Hak"Sudahlah, itu pasti mode anak-anaknya. Shishi tidak akan tahu apa yang sedang kita lakukan. Cepatlah, dia sudah sangat takut." Desak Yi Lin. Naluri keibuannya mendorongnya untuk segera menenangkan tangisan putrinya. Dengan sedikit terpaksa, Tian Fan membuka formasi penghalang, dengan tubuh mereka berdua masih polos dan menyatu. "Sayang, tenanglah. Kami di sini," kata Yi Lin menenangkan. "Ibu, kenapa Ibu ada di atas Paman Tampan dan kenapa, eh..." Tiba-tiba mode Sang Ratu aktif dan ia langsung mengerti apa yang sedang terjadi. "Suamiku, aku juga mau. Sudah tiga tahun sejak kita bertemu kembali dan kau sama sekali belum memberikan hakku." Tegur Shishi dalam mode Sang Ratu. Selama ini Tian Fan memang tidak pernah menyentuhnya. Ia selalu merasa Shishi masih anak-anak. "Tapi kan Shishi..." "Apa? Kau mau bilang aku anak kecil, Paman Tampan? Jiwaku juga sudah menyatu dengan jiwa Sang Ratu, jadi aku bukan Shishi kecil lagi. Meskipun aku bersikap manja pada Paman dan Ibu, bukan
Last Updated: 2025-09-07
Chapter: Bab 126. Kenikmatan Dalam FormasiPagoda Tianjing, Lantai Kedua. Waktu berjalan enam puluh kali lebih cepat dari dunia luar. Dalam setahun kultivasi di sini, baru enam hari berlalu di dunia luar. Bagi Tian Fan, setiap detik adalah berkah, apalagi ia kini harus mengasuh seorang Ratu Langit dalam tubuh Fan Shishi yang meskipun tubuhnya tinggi langsing dan sangat menggoda, tapi tetap saja… suka ngambek seperti gadis kecil. "Ayo cepat, Paman Tampan! Kamu lambat sekali!" seru Shishi sambil berlari memutar di antara batu kristal mengambang, rambut panjangnya melambai seperti cahaya bintang. Tian Fan menghela napas. "Kau ini, sebentar bilang aku suamimu, sebentar Paman Tampan... jadi sebenarnya aku ini siapa?" Fan Shishi mendekat, lalu mencubit pipinya dengan gemas. "Kamu dua-duanya! Tapi kalau aku lagi ngambek, kamu tetap harus jadi Paman Tampan... supaya aku bisa marah dengan manis!" Huang Yi Lin yang duduk bersila di atas altar meditasi tak bisa menahan tawa. "Kalau begitu, kau harus bersiap punya dua identitas,
Last Updated: 2025-09-07
Chapter: Bab 125. Kebenaran yang Terungkap, Ingatan yang KembaliSetelah memastikan Fan Shishi berpakaian rapi dan tenang, Tian Fan menggandeng tangannya, sementara Huang Yi Lin berjalan di samping mereka. Tiga sosok itu melangkah menyusuri tangga batu menuju lantai kedua Pagoda Tianjing. Aura yang menyelimuti tangga itu terasa jauh lebih padat dari sebelumnya, menekan tubuh seperti lapisan udara berat yang menembus kulit hingga ke jiwa. Begitu kaki mereka menginjak lantai dua, dunia seakan berubah. Kabut keperakan menyelimuti segala penjuru, dan udara dipenuhi gemerincing suara lonceng jiwa yang tak terlihat. "Tempat apa ini...?" bisik Fan Shishi pelan. Matanya menatap sekeliling dengan penuh rasa penasaran. Tian Fan mempererat genggaman tangannya. "Lantai kedua Pagoda Tianjing... tempat Ujian Bayangan Jiwa." Mereka melangkah lebih dalam. Tiba-tiba, cahaya putih terang melesat dari langit-langit dan membentuk lingkaran spiritual yang mengelilingi mereka bertiga. Sebuah suara menggema, dalam, megah, dan kuno: "Darah Kaisar Langit... dan
Last Updated: 2025-09-06
Chapter: Bab 124. Cahaya di Altar JiwaLangkah kaki Tian Fan dan Huang Yi Lin bergema tenang di koridor ruang spasial. Begitu gerbang kristal Pagoda Tianjing terbuka, aura spiritual murni menyeruak, seperti menyambut kedatangan tuannya yang telah kembali. Lantai pertama, tempat Fan Shishi dibaringkan selama enam bulan kini terasa berbeda. Aura pemurnian jiwa yang dahulu tenang, kini berdenyut kuat seperti detak jantung. Tian Fan melangkah pelan mendekati altar. Huang Yi Lin memegangi dadanya sendiri, menahan rasa gugup yang menumpuk selama berbulan-bulan. Sekitar lima meter dari altar, samar-samar Tian Fan bisa melihat pemandangan menakjubkan di kejauhan. Di atas altar kristal, seorang gadis muda berkulit seputih giok berbaring dengan tenang. Rambutnya panjang menyapu lantai, tubuhnya telah tumbuh sempurna... namun wajahnya tetap menyimpan aura polos nan lembut dari seorang anak yang tertidur terlalu lama. "A... ada apa ini, mengapa ini bisa terjadi?" tanya Tian Fan bingung, "Kakak Yi Lin, cepat tutupi tubuh ga
Last Updated: 2025-09-06
Chapter: Bab 123. Pewarisan Tinju Naga SuciDalam keheningan gua kristal yang tersembunyi di balik puncak utara Kota Yunyan, Tian Fan berdiri di hadapan altar batu yang memancarkan cahaya kehijauan. Aroma pekat energi spiritual memenuhi udara, mengalir dari dinding-dinding kristal yang mengelilingi mereka. Di belakangnya, Huang Yi Lin tergeletak dalam kondisi pingsan, tubuhnya terlindung oleh pelindung spiritual Tian Fan. Di hadapan altar, terdapat sebuah ukiran naga raksasa berlapis emas tua. Sorot matanya tajam, seolah menatap ke dalam jiwa siapapun yang berdiri di depannya. Saat Tian Fan mengangkat tangan dan menyentuh permukaan altar, cahaya menyilaukan meledak. "Keturunan darah langit... pewaris segel emas... sambutlah warisan Tinju Naga Suci." Suara bergema memenuhi gua. Aura naga purba menyelimuti tubuh Tian Fan. Seluruh pori-porinya terbuka, tubuhnya tertarik masuk ke dalam pusaran cahaya, menuju sebuah ruang dimensi warisan. ... Di dalam dimensi warisan itu, Tian Fan melihat bayangan naga emas raksasa melayan
Last Updated: 2025-09-06
Chapter: Bab 122. Jiwa yang Dimurnikan, Jalan Langit TerbukaLangit malam di atas tebing kristal Kota Yunyan menyala oleh aura pertarungan. Aura gelap membentuk pusaran hitam di udara, sementara Tian Fan berdiri kokoh melindungi Huang Yi Lin di belakangnya. Di hadapan mereka, tubuh nenek tua berjubah hitam gemetar, dipenuhi energi iblis yang meronta-ronta. “Anak muda... kau adalah wadah yang sempurna. Aura spiritualmu... murni, cemerlang. Jika aku menguasaimu, aku akan menjadi Raja Iblis Abadi!” Suara iblis itu menggema dari dalam tubuh si nenek, menciptakan getaran di udara. Namun Tian Fan hanya memejamkan mata sejenak, lalu menatapnya tajam. “Aku yang membunuh Fan Mo Jun,” ucap Tian Fan mantap. “Inang Jiwa Iblis Pertama. Dan aku akan mengakhiri dirimu juga.” Tawa mengerikan bergema. Bayangan hitam melesat dari tubuh si nenek, menyatu dengan tubuh Tian Fan dalam sekejap. Yi Lin menjerit panik. Mata tajam Tian Fan tiba-tiba berubah merah. Tangannya yang tadi memegang tangan Yi Lin kini terlepas, seolah meminta Yi Lin untuk menyelamatkan
Last Updated: 2025-09-05
Chapter: Bab 92. Kau Ajari Aku Tentang Sopan Santun?"Ratu Lilian, hal ini mungkin berawal dari kesalahpahaman, putriku dan keempat temannya saat itu sedang bermain di sekitaran Ice Planet yang merupakan tempat asal kami. Lalu sebuah pod melintas di luar planet kami, menuju ke arah ini, mereka mengira itu adalah sebuah benda asing lalu mengikutinya sampai kemari." Jelas jendral Five, membela putrinya dan juga teman-temannya. "Lalu bagaimana kau akan menjelaskan serangan yang di arahkan putrimu pada suami ku, mungkin aku perlu menjelaskan pada kalian, bagaimana suamiku. Satu hal yang perlu aku tekankan pada kalian, suamiku itu adalah orang yang sangat ramah dan santai, tapi usahakan jangan sampai menyinggungnya saat kalian bertemu dengannya nanti, kalian percaya atau tidak, kekuatan suamiku mampu meluluhlantakan Ice Planet kalian hanya dengan satu kepalan tangannya. Demi kebaikan kalian sendiri, jangan sampai kalian menyinggungnya." Kata Lilian menekankan sikap. "Ratu Lilian, tidakkah kau merasa kata-katamu terlalu kasar dan merendahka
Last Updated: 2025-09-07
Chapter: Bab 91. Lord Red Lavarian Tiba.Baru saja Ice Four ingin melakukan apa yang di perintahkan kakaknya, mereka semua tiba-tiba di kejutkan dengan kemunculan kembali sebuah pesawat tempur luar angkasa, kali ini bahkan ukuran pesawat itu hampir 2 kali lipat dari pesawat yang datang sebelumnya. "Xel." Kata catherine dengan ekspresi penuh tanya. Axel yang melihat itu menjawab, "Kalian bertiga istirahatlah, aku yang akan menghadapi mereka selanjutnya. Kepung tempat ini dari tiga arah, pastikan tidak ada dari mereka yang bisa lari, atau membuat kerusakan di luar area pertarungan kami." "Baik Xel." "Baik kakak." Jawab mereka bertiga serempak. Akhirnya, pesawat besar itupun mendarat. Seorang pria bertubuh merah seperti lahar dan seorang wanita cantik dengan kilatan petir di tubuhnya, muncul dari pesawat itu. "Ravina, kau temukan Nevertari dan lindungi dia, ayah akan menyelesaikan urusan di sini secepatnya, setelah itu kita akan segera kembali ke Vargas-8." Perintah Lord Red Lavarian. "Baik ayah." Jawab Ravina sambil d
Last Updated: 2025-09-07
Chapter: Bab 90. Serangan Dengan Sepersepuluh Kekuatan.Axel tersenyum santai dan menjelaskan, "Namaku Axel Skays, sebenarnya aku tidak ingin ikut campur dengan urusan mu atau urusan siapa pun. Tapi perlu kau ketahui, bisa dikatakan jika saat ini aku adalah orang terkuat di planet ini, jika di planet kalian mungkin kalian akan menyebutnya Lord. Gadis di sana, juga dua gadis disana adalah tiga dari empat Ratu ku." Saat itu Axel menunjuk Catherine, Olivia dan Evelyn. Hal yang di katakan Axel, adalah salah satu strategi Dilan, tujuannya adalah untuk menunjukkan kalau planet bumi bukanlah planet sembarangan yang bisa di kunjungi siapapun dengan tampa kesopanan. "Sebelumya aku pernah memperingatkan beberapa orang dari Ice Planet agar tidak berbuat onar di tempat ku, saat itu mereka patuh dan aku mengampuni mereka. Tapi kalian..." Axel menggeleng dan raut wajah cerianya berubah muram. "Kalian itu tamu tak diundang, bukan hanya berani datang, kalian bahkan berprilaku buruk pada para Ratuku dan juga pada orang lain, sekarang kau adalah con
Last Updated: 2025-09-06
Chapter: Bab 89. Cara Terbaik Merebut Hati Seorang Gadis.... Setelah 5 Jam berlalu. Pertarungan kini sudah memasuki babak akhir. "Saatnya menyelesaikan pertarungan Liv, kita serang dengan kekuatan penuh." Ajak Catherine. Dodoria yang saat ini ada di level energi tingkat 6 puncak, merasa sedikit tak berdaya, ia tak menyangka dua gadis lemah yang hanya memancarkan level energi tahap 3 bisa membuatnya sangat kewalahan. Evelyn juga sudah berhasil menekan Brazuka yang berada di level energi tingkat 7 menengah, dengan kekuatan level tujuh puncaknya yang kini sudah benar-benar ia kuasai sepenuhnya. Sementara yang terjadi pada Ice Three dan Ice Four justru sebaliknya. Mereka berdua justru sedang berada dalam tekanan, serangan yang dilancarkan Jarbon benar-benar bringas dan berhasil menekan mereka berdua dengan telak. Darah bahkan telah mengalir dari sudut mulut Ice Three, ia dihantam hingga terlempar puluhan meter, bahkan tubuhnya sudah sedikit hancur. Pedangnya telah direbut oleh Jarbon, dan pedang itu digunakan untuk menyerang I
Last Updated: 2025-09-06
Chapter: Bab 88. Ice Zero Si Penghianat."Hahaha, aku paling mengenal putriku. Kau, siapa namamu?" Tanya Ice Five dengan tawa jahat, berpura-pura marah. "Nama saya Tristan Tuan." Jawab Tristan gugup. "Putriku adalah salah satu gadis paling berharga dan berstatus tinggi di Ice Planet, dia juga memiliki harga diri tinggi yang tak bisa disentuh. Berani sekali kau merawatnya sembarangan, kau harus memberiku penjelasan, jika tidak..." "Jangan ayah, jangan lakukan apapun padanya, aku mencintainya." Refleks kalimat jujur itu terlontar dari mulut kecil Ice Twenty-Four. Setelah itu, Ice Twenty-Four kembali tertunduk dan merasa jauh lebih malu dari sebelumnya. Tristan yang mendengar itu gemetar karena kegembiraan, hampir saja dia melompat-lompat kegirangan. Tapi dia juga sangat takut pada Jendral Five di depannya. "Kau menyukai pria itu?" Tanya Jendral Five menggoda. "Ayah, jangan lakukan itu, aku tau ayah sedang menggodaku." Kata Ice Twenty-Four dengan malu dan sedikit kesal. "Baiklah-baiklah, ajak aku untuk lebih men
Last Updated: 2025-09-06
Chapter: Bab 87. Ratu Lilian.Tepat saat itu, Dilan datang bersama Tristan, sementara Lilian berada di belakang mereka bersama kelima orang dari bangsa Blue Ice Warrior itu. "Tuan-tuan, selamat datang di planet kami." Sapa Dilan ramah, dia tidak memancarkan sedikitpun aura permusuhan. "Kau ini siapa, apakah kau ini Lord planet ini?" Tanya Ice Seven sedikit ketus. "Jendral Seven, caramu bertanya terlalu kasar." Tegur Ice Five. Dia sudah melihat putrinya dalam keadaan baik-baik saja, dan sedang berjalan mendekat dari kejauhan. "Ayah." Sapa Ice Twenty-Four. Dilan, Tristan dan Lilian sama sekali tidak menghalangi mereka. Setelah melihat tidak ada yang bergerak, empat orang lainnya juga berlari menuju ayah mereka masing-masing. Saat itu Ice Twenty-Four menceritakan semua yang terjadi, dia juga mengakui kesalahannya pada ayahnya. Namun tidak dengan Ice Fifty-One, temperamennya sama dengan ayahnya, mereka berdua memiliki arogansi yang sama, bahkan mereka berniat untuk kembali melakukan perlawanan. "
Last Updated: 2025-09-05