Share

Tea Time

Penulis: Vallinwan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-19 19:25:44

Keesokkan harinya,

"Yang mulia, anda ingin gaya rambut seperti apa?" ucap Marrie seraya menyisir rambut pirang keemasan itu.

Sejak kejadian kemarin, banyak hal yang berubah. Para pekerja di istana Lily bertambah dan diganti, makanan yang mereka sajikan tidak lagi sup sayuran seperti biasanya.

Kemarin juga para pekerja butik datang untuk mengukur Isandra. Sepertinya perlakuan count Berrel selama ini telah terungkap, namun belum ada satupun kabar mengenai hukumannya.

"Kepang saja ke samping Marrie, aku ingin menggunakan perhiasan dan gaun yang kaisar berikan" ucap Isandra.

Marrie pun menurut dan mulai melakukan pekerjaannya, ia menyisir kemudian mengepang rambut pirang panjang Isandra ke samping.

Menghasilkan kepangan yang cantik dan rapih, tak lupa sedikit anak rambut Isandra ia sisakan di bagian kanan dan kiri untuk menambah kesan indah.

Isandra mengenakan gaun berwarna biru indah yang kemarin dihadiahkan kaisar, cocok dengan warna mata sekaligus perhiasannya.

"Oh astaga tuan putri cantik sekali" ucap Marrie sembari mengusap air mata di sudut matanya. Ya, kepuasan setiap dayang adalah saat tuan mereka tampil cantik memesona.

"Sudah Marrie, kita harus bergegas" ucap Isandra. Sebenarnya ia hanya malu karena terlalu banyak dipuji.

~~//~~

"Anda sudah tampan, yang mulia. Saya mohon untuk segera menuju taman yang sudah disiapkan" ucapnya.

"Ck yang benar? Apa Isandra akan berpikir sama denganmu?" tanya Galen ragu. Tolong yang mulia, anda adalah pria incaran nomor satu se-Eleino saat masih muda, bahkan hingga sekarang pun masih begitu. Jadi jangan khawatirkan penampilan anda.

Tok tok tok

Mereka berdua menoleh saat pintu kamar Galen diketuk, "Masuk" ucap Galen.

Ceklek

Evan mengeluarkan kepalanya dari sela pintu, "Ayah kenapa lama sekali? Isandra sudah menunggu sedari tadi" ucap Evan kesal.

"Benarkah? Kalau begitu, ayo" ucap Galen segera berjalan keluar dari kamarnya.

Noah menghela nafasnya panjang, dulu hanya mendiang permaisuri yang bisa membuat Galen pusing dengan penampilannya sendiri.

~~//~~

Sebuah taman yang indah, banyak bunga bermekaran dengan berbagai macam bentuk dan warna. Nampak seorang gadis cantik jelita yang tengah duduk sendirian di sebuah meja teh dengan beberapa camilan di hadapannya.

Isandra masih bersabar menunggu sang kaisar untuk datang. Marrie sudah lama ia minta untuk menunggu di tempat lain, karena memang beginilah aturannya.

"Isandra"

Sang empunya nama menoleh saat namanya disebut, nampak seorang pria tampan dengan surai seputih awan dan mata emas yang menyala.

Juga seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahun memiliki surai keemasan seperti Isandra dan mata emas yang mirip dengan pria berambut putih itu.

Isandra sempat mematung sejenak, astaga ia bahkan bisa saja melupakan para husbunya jika begini terus. 'Seandainya sahabat perwibuanku bisa melihat ini' batinnya terpesona.

Namun sepersekian detik kemudian ia segera berdiri kemudian membungkuk seraya melebarkan kedua sisi gaunnya. "Saya memberi salam kepada yang mulia kaisar dan yang mulia putra mahkota" ucap Isandra sopan.

Galen tersenyum pahit melihat putrinya, 'Kesopananmu itu menyakitiku puteriku' lirihnya di dalam hari. "Angkat kepalamu" ucap Galen.

Isandra pun mengangkat kepalanya, nampak Galen dan Evan kini sudah mengambil posisi duduk yang berhadapan dengan kursi Isandra.

Setelah mereka duduk, Isandra pun menuangkan teh di cangkir mereka masing-masing terlebih dahulu baru menyusul duduk di kursinya. Jangan tanya ia memelajari etiket darimana, semua ini berkat Marrie dan Ilmu Etiket SKS.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Galen seraya mengangkat cangkir tehnya, kemudian menyesapnya pelan.

"Saya sudah sangat sehat yang mulia, terima kasih atas pengertian anda" ucap Isandra sopan.

Galen tersenyum kecil, "Syukurlah kalau begitu, katakan saja jika kau menginginkan sesuatu" ucap Galen.

"Baik yang mulia, sekali lagi terima kasih banyak" ucap Isandra.

'Kenapa dia tidak memanggilku ayah?' batin Galen sedih.

Karena keduanya nampak diam dalam kecanggungan, Evan pun berinisiatif membuka pembicaraan.

"Kau terlihat sangat cantik hari ini, hadiah yang diberikan ayah terlihat sangat cocok untukmu, apa kau menyukainya?" tanya Evan.

Isandra menoleh ke arah kakaknya itu dengan wajah bersemu, "T-terima kasih yang mulia. Sa-saya menyukainya" ucap Isandra malu. Ayolah siapa yang tidak malu dipuji oleh makhluk tampan surgawi seperti ini?

Evan terkekeh geli melihat adiknya yang bersemu malu, "Kalau begitu, maukah kau berjalan-jalan ke ibukota bersamaku? Kita akan berbelanja dan menghabiskan uang ayah" ucapnya tertawa jahat.

"Kondisikan ekspresimu Estevan" ucap Galen seraya menyeruput tehnya, nampak bibirnya mengurva tersenyum dibalik cangkir teh itu. Sebenarnya ia juga tengah menahan tawanya, wajah merona Isandra sangat lucu menurutnya.

"Akan saya pikirkan ajakan anda yang mulia" ucap Isandra.

Mereka kembali terdiam seraya menyeruput tehnya, Galen nampak mengode Evan dengan sebuah anggukkan.

Evan pun membalas anggukkan ayahnya itu, kemudian mengode pada penjaga yang berdiri sekitar 10 meter dari tempat mereka duduk.

"Isandra, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu" ucap Galen. Isandra menatap ayahnya itu bingung. Siapa? Mengatakan apa?

"Lepaskan aku! Kalian tidak tahu aku ini siapa?! Dasar penjaga tidak berguna! Lepaskan! Lepaskan!"

Isandra menoleh saat mendengar suara seorang pria yang ribut meminta dilepaskan, matanya membola saat melihat count Berrel yang diikat tangan dan kakinya, tengah diseret oleh dua orang penjaga.

Bruk

Count Berrel jatuh dengan tidak elitnya, wajahnya mencium rumput taman itu dengan bokong yang menungging. Isandra masih menatap count Berrel dengan tatapan rumitnya.

"Yang mulia, ini...apa maksudnya?" tanya Isandra.

"Dia mengambil uang yang seharusnya kuberikan untukmu. Lalu menghabiskannya pada minuman keras dan berjudi. Jadi aku membawanya kemari untuk meminta maaf padamu" ucap Galen.

Isandra terdiam, padahal selama ini Isandralah yang menyiksa dirinya sendiri. "Y-yang mulia, saya-"

"Tunggu, yang mulia. Saya mengambil uang itu karena gadis ini tidak pernah mau menggunakannya. Saya tid-"

Dugh

"Aakkkhhhhh" count Berrel mengerang kesakitan saat Evan menginjak punggungnya, membuat kepala sang empu kini menyentuh tanah.

"Jaga ucapanmu, dia adalah putri kekaisaran ini" ucap Evan dingin seraya menatap Berrel rendah.

"Isandra, apa itu benar? Kau tidak pernah menyentuh uang yang kuberikan? Kenapa?" tanya Galen sedih.

Isandra menatap kesedihan Galen dengan tatapan terkejutnya, bukankah ia tidak pernah menyayangi Isandra? Kenapa ia sedih saat Isandra tidak menerina uang yang ia berikan?

Bruk

TBC

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Putri Naga   Exchap 3

    Chirp chirpSepasang iris zamrud itu menatap sepasang burung yang berterbangan melewati jendela kamarnya. Kenapa ada burung pipit di tempat dengan cuaca seperti ini? "Nona? Anda sudah bangun?"Dalia terkesiap dan berbalik saat suara familiar itu memasukki gendang telinganya, "Ah Bianca, iya aku sudah bangun sekitar dua jam yang lalu" ucap Dalia tersenyum ramah.Bianca pun membelalak, bukan karena fakta bahwa Dalia bangun begitu awal namun karena kondisi kamar yang sudah rapih dan bersih. "Nona anda membereskan ini semua sendiri?" tanya Bianca. Kemarin ia membersihkan kamar ini asal-asalan, asal bersih di kasur dan tempat yang sekiranya akan didudukki saja. Barang-barang lainnya sama sekali tidak Bianca sentuh."Ah itu, aku bosan jadi aku bersihkan saja. Hitung-hitung meringankan sedikit pekerjaanmu" ucap Dalia.Bianca menutup mulutnya tidak percaya, "N-nona, kenapa anda melakukannya?" tanya Bianca seolah ingin menangis.Dalia menatap gadis itu bingung, "Y-ya? Eum, karena aku mau" jaw

  • Sang Putri Naga   Exchap 2

    Butuh waktu sekitar tiga hari bagi Dalia untuk sampai ke kediaman Aquillio di Utara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa daerah tersebut terkenal akan musim dingin yang ekstrim, Dalia sudah siap dengan mantel bulu paling tebal yang ia miliki. Namun Dalia tidak merasakan dingin sama sekali, apa karena kereta kuda ini? Sreeekk Kereta kuda itu berhenti di depan sebuah mansion bernuansa suram berselimut salju, seorang pria yang mungkin hampir berusia 70an berdiri di depan pintu besarnya. Dalia menduga pria itu adalah butler kediaman ini. Ceklek Pintu kereta kuda itu terbuka, udara dingin seketika berhembus menusuk tubuhnya. Ternyata benar, kereta ini memiliki semacam teknologi penghangat, atau mungkin sihir? Ia baru ingat kalau keluarga kaisar memiliki sihir elemen api. "Salam lady, selamat datang di kediaman Aquillio. Mari, perjalanan anda pasti melelahkan" ucap Hugo menyambut Dalia. "Salam, terima kasih atas jemputan

  • Sang Putri Naga   Exchap 1

    Wilayah Utara Eleino, dimana hanya salju yang menghiasi tanahnya setiap hari. Dan wilayah inilah yang menjadi wilayah bagian Dukedom Aquillio, juga tempat bagi Percy menghabiskan waktunya. Dari dulu wilayah ini memang sudah menjadi jatah milik Aquillio, hanya saja jarang sekali para Grand Duke terdahulu untuk berkunjung ke Utara. Kecuali jika situasi sedang genting. Percy, yang menyukai ketenangan dan jauh dari kata 'bangsawan' pun merasa sangat cocok menghabiskan waktunya disini. Tahun demi tahun berlalu, surai seputih salju itu kini memanjang hingga ke pinggangnya. Hanya itu yang berubah dari Percy. Ia masih menikmati hidupnya dalam kesendirian, tidak memedulikan sang kakak yang tak kunjung berhenti mengirimkan tawaran pernikahan kepadanya. Entah apakah tidak memiliki pekerjaan lain sebagai kaisar, atau merasa tugas negara masih belum cukup merepotkan hingga ia masih sempat mengurusi hidup Percy? Namun Percy juga tidak me

  • Sang Putri Naga   The End

    HapSemua peserta yang ikut acara menangkap buket pun langsung melihat siapa yang menangkap buket hasil lemparan dari Pipi sebelumnya.Marrie.Isandra tersenyum jahil, syukurlah buket itu mendarat di Marrie. Itu artinya rencana mereka berhasil."Wahhh selamat ya Marrie, kau mendapatkan buketku. Itu artinya, setelah aku adalah kau~" ucap Isandra berjalan mendekati Marrie dengan Azel yang mengikutinya.Marrie pun tersenyum canggung, "Ah saya tidak tau Yang Mulia, saya sendiri tidak memiliki-"Isandra memegang kedua pundak Marrie dan memutar tubuhnya 180 derajat."-Calon suami..." suara Marrie memudar seraya sang empu menatap tidak percaya siapa yang tengah berlutut di hadapannya. "Marrie, aku, Estevan Arthur Warrick de Eleino, menyatakan cintaku padamu. Maukah kau menjalin kasih bersamaku di dalam sumpah pernikahan?" Marrie panik, bagaimana ia bisa menerima lamaran seorang putra mahkota, sedang dirinya

  • Sang Putri Naga   Let Go

    Keduanya pun melangkah pergi, menyisakan Isandra dan Arsen dalam keheningan. "Silahkan duduk, Duke" ucap Isandra."Ah, iya terima kasih" ucap Arsen mengambil posisi duduk di depan Isandra. Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya canggung yang tercium di setiap sudut. "Jadi, anda akan menikah Yang Mulia?" tanya Arsen langsung pada intinya.Isandra tersenyum kecil seraya mengangguk, "Benar, Duke" jawabnya singkat."Saya ingin meminta maaf karena waktu itu tidak membela anda di pesta debutante" ucapnya.Isandra kembali mengangguk, "Tidak apa, Duke. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, yang terpenting sekarang semuanya sudah baik-baik saja" Arsen mendongak menatap Isandra, ia tersenyum manis namun nampak seperti ingin menangis. "Namun ada satu hal disini yang tidak baik-baik saja Yang Mulia" ucap Arsen sendu seraya menunjuk ke dada kirinya.Isandra tertegun, ia tahu betul apa yang Arsen maksud.

  • Sang Putri Naga   Nailed It

    Masih di pagi yang sama, setelah Azel menerima perintah untuk membantu pembangunan Eleino dari Galen, ia langsung menjalankan tugasnya dan turun ke lapangan bersama para pangeran.Berbeda dengan Galen yang kini tengah berjalan menelusuri koridor istana, koridor yang penuh dengan kenangan antara dirinya dan sang isteri. Bahkan sejak mereka masih kecil.Dulu, Galen kecil yang sering disiksa oleh ibu tirinya kerap kali menyelinap kabur menuju hutan yang membatasi antara mansion Aquillio dan istana. Di hutan itulah pertama kali ia bertemu dengan Lucy, hutan Antex.Di saat itu, Lucy yang tidak mengetahui identitas Galen pun mengajaknya menemui sang ibu yang sedang piknik kecil bersama adiknya di dekat sana.Permaisuri terdahulu, yang tentu saja mengenali surai putih dan iris emas milik Galen pun langsung mengerti setelah melihat kondisi Galen yang tidak baik-baik saja.Pakaian kotor dan lusuh, lebam dan luka di tubuhnya, bahkan badannya begitu

  • Sang Putri Naga   Chance

    CeklekPintu besar itu terbuka, ruang gelap itu nampak diterangi seberkas cahaya saat kaki jenjang itu melangkah masuk.Galen, dengan sebuah lentera kecil di tangannya, masuk ke satu-satunya ruangan dimana lukisan Lucy berada."Hai Lucy, lama tidak berjumpa" ucap Galen menyapa, walau tentu saja tidak ada jawaban dari lukisan itu."Aku merindukanmu, kami semua merindukanmu. Tidak seharipun hati ini tidak menyebut namamu, berharap kau sudah tenang disana" lanjut Galen seraya mendaratkan bokongnya di lantai, duduk memeluk lututnya seraya menghadap lukisan besar mendiang sang istri."Hari ini... Isandra pulang ke Eleino, namun ia tidak sendirian. Ia datang bersama raja Erebos, dalam keadaan mengandung anaknya" ucap Galen menunduk dengan ekspresi rumit."Awalnya aku merasa gagal sebagai ayah karena tidak mampu menjaga putriku, dia hilang dan malah pulang dalam keadaan berbadan dua. Namun aku seolah tertampar saat dia mengatakan bahwa

  • Sang Putri Naga   Threat

    Isandra pun menautkan kedua alisnya, "Kenapa? Ibu ikut saja denganku, kita bertemu ayah dan kakak. Ibu juga harus berkenalan dengan Luke" ucap Isandra.Lucy tersenyum sendu, "Sayang..." tangan lentik itu terangkat mengelus wajah yang merupakan duplikatnya itu. "Tempat ibu sudah bukan di dunia. Tapi disini..." ia menunjuk dada kiri Isandra, "...di hatimu, di hati ayah dan kakak-kakakmu, di hati kalian semua yang masih mengingat ibu" ucapnya.Isandra menunduk sendu, "Suatu saat kita akan bertemu lagi kan bu?" Lucy tersenyum manis, "Tentu saja sayang, kita semua akan bertemu dan bersama lagi. Ibu janji" ucapnya.Isandra pun ikut tersenyum, dan dengan cepat memeluk Lucy erat. Lucy membalas pelukan Isandra seraya berkas cahaya mulai menerangi tubuhnya. Membuatnya hilang bagai debu ditelan cahaya itu."Terima kasih, putriku" TesAir mata itu mengalir seraya sang empu membuka matanya. 'Ibu?' batinnya. "Isandra kenap

  • Sang Putri Naga   Mother

    "AAARRRGGGHHHHH" Jerit Atlan mengerahkan seluruh kekuatannya, awan hitam di langit membentuk pusaran seraya Atlan mengangkat kedua tangannya.Sebuah lubang besar berwarna hitam muncul di atas langit, "Dengan ini, semua sihir di dunia akan menjadi milikku!" seru Atlan.Dengan cepat Isandra membentuk perisai untuk melindungi Azel dan keluarganya, jika tidak maka sihir di dalam tubuh mereka akan terhisap.FWOOOSSSHHIsandra melihatnya, mana sihir yang ada di sekitar kini tersedot habis ke dalam lubang itu, dan itu artinya Atlan akan semakin kuat karenanya.Hingga akhirnya lubang itu mengecil dan menghilang. Menyisakan Atlan, yang kini berwujud bagai bayangan hitam yang memenuhi tubuhnya. Kegelapan telah mencemari jiwanya."Dengan kekuatan sedahsyat itu, dia bahkan masih menginginkan mana nagamu" ucap Galen.Isandra hanya diam menatap tajam ke arah Atlan, perlahan ia membuka perisai pelindung itu. "Apa ya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status