Share

Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku
Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku
Author: Nur Hayati

Bab 1

Author: Nur Hayati
last update Last Updated: 2023-10-23 18:15:45

Aleena melangkahkan kaki dengan wajah lelah setelah mengadakan party bersama teman-temannya hingga larut malam. Dia terburu-buru pulang karena tidak ingin Galuh suaminya menunggu. Dia membuka pintu dan mendapati rumahnya masih kosong. Wanita cantik itu pun mengambil ponselnya di dalam tas.

"Sial!" umpatnya ketika melihat ponselnya mati total karena dijatuhkan oleh temannya ketika party.

Wanita cantik pun berinisiatif untuk membersihkan diri serta memakai pakaian seksi. Dia berpikir, pasti suaminya pulang beberapa menit lagi. Seperti malam yang sudah-sudah di saat sang Suami sedang lembur bekerja.

Dia mulai menggunakan parfum yang disukai suaminya, malam ini wanita itu sudah siap untuk memuaskan Galuh di atas ranjang. Sudah sekitar tiga puluh menit menunggu, tapi pria yang ditunggu-tunggu tidak datang juga. Aleena mulai mengantuk, tapi sebelum istirahat. Wanita itu pergi ke dapur terlebih dulu untuk meminum segelas air putih. Setelah itu, dia hendak kembali ke kamar. Namun, dia mendengar suara seseorang berbicara di kamar yang sudah lama kosong.

"Mas! Apakah kamu di sana?" tanya Aleena ragu. Ada rasa takut yang menyelimuti hatinya, tapi setelah dipikir kembali. Siapa yang akan masuk ke rumahnya selain sang Suami?

Wanita itu pun membuka pintu kamar dengan pelan sembari memanggil nama Galuh. Melihat pria yang duduk manis di atas ranjang, Aleena pun langsung bergelayut manja.

"Kenapa gak ngabarin terlebih dulu kalau sudah pulang, Mas? Kenapa juga ada di kamar ini?" tanya Aleena dengan tatapan meneliti setiap ruangan yang terlihat rapi.

"Apa kamu ingin suasana berbeda?" tanyanya lagi mulai merajuk. Tangannya mulai memeluk erat pria yang ada dihadapannya. Hingga membuat pria tampan terpaku dan tidak kuasa menahan hasratnya. Tanpa basa-basi lagi, mereka akhirnya bercumbu mesra selayaknya suami istri.

Pria di samping Aleena tersenyum puas dengan semua yang sudah terjadi, hasrat terpendam yang selama ini dipendam akhirnya bisa tersalurkan juga.

"Terima kasih, Sayang." Pria tampan itu mengecup kening Aleena lembut. Keduanya tertidur pulas setelah bercumbu mesra.

***

"Sarapan dulu, Sayang!" panggil Aleena setelah sarapan sudah dihidangkan di atas meja makan.

Pria tampan masih senyum-senyum sendiri sembari menonton televisi, tapi fokusnya masih tentang adegan panas semalam. Dia merasa candu akan hal itu, hingga ada niatan ingin melakukannya lagi. Namun, pria itu bingung mau mengajak wanita yang dicintainya.

Tidak ada jawaban dari pria yang sedang asik dengan lamunannya, Aleena pun menghampiri.

"Mas, sarapannya sudah siap," ucap wanita cantik itu membuyarkan lamunan pria yang sedari tadi bengong.

Pria tampan itu mengusap wajahnya dengan kasar, lalu memberikan senyuman. Dia berdiri di hadapan Aleena dan langsung memeluk erat tubuh wanita itu.

"Ada apa sih, Mas?" tanya Aleena heran. Tidak biasanya sang Suami bersikap seperti itu padanya.

"Aku hanya merindukanmu saja." Pria itu menjawab singkat.

"Kamu sakit, Mas? Kenapa suaramu serak begitu?" cecar Aleena khawatir.

"Cuma masuk angin saja, nanti juga sembuh," sahutnya pelan.

"Lebih baik Mas istirahat saja, jangan bekerja dulu," kata Aleena menasihati.

"Iya, Sayang."

Ada yang aneh dari suaminya, tapi Aleena berusaha untuk menepis semua yang mengganggu pikirannya. Mereka berdua pun melangkahkan kaki ke ruang makan untuk sarapan bersama.

Masakan Aleena memang tidak ada duanya dan begitu lezat. Hingga membuat pria tampan itu makan dengan lahap.

"Pelan-pelan saja makannya, Mas." Aleena menasihati saat suaminya tersedak makanan.

"Masakanmu enak," pujinya sembari tersenyum.

"Memang setiap hari masakanku enak, Mas. Kenapa baru sekarang memujinya?" tanya Aleena heran.

"Iya, maaf. Soalnya belum sempat memuji setiap masakanmu. Maaf juga karena terlalu sibuk bekerja," katanya singkat.

"Gapapa, Mas. Lagi pula, kamu bekerja juga 'kan demi kita, keluarga kita." Aleena berusaha mengerti dengan suaminya.

Selesai makan, pria itu bersantai kembali. Dia memang tidak ingin bekerja hari ini, hingga membuat sang Istri bertanya-tanya. Tumben-tumbenan suami yang biasanya gila kerja malah mengambil jatah libur.

"Kenapa masih di rumah, Mas? Gak bekerja?" tanya Aleena pelan. Bagaimanapun, wanita itu tidak ingin melukai perasaan suaminya.

"Katanya disuruh istirahat saja, jadi aku di rumah untuk menemanimu," kata pria tampan itu.

"Oh ... dari pada diam saja di rumah. Mending anterin aku ke supermarket sebentar, Mas. Ada yang ingin aku beli," kata Aleena. Sudah lama juga wanita itu tidak jalan bersama suaminya.

"Baik, bidadariku. Kemanapun kamu pergi, aku akan selalu menemanimu," kata pria tampan itu bersikap manis.

Aleena hanya bisa menggelengkan kepala, entah setan apa yang telah merasuki suaminya hingga berlalu romantis seperti itu. Bahkan, wanita itu tidak habis pikir saat sang Suami selalu mengucapkan kalimat manis untuknya.

"Kamu tidak sedang menyimpan sesuatu dariku 'kan, Mas?" tanya Aleena mulai curiga.

Berdasarkan dari pengamatan teman-temannya, suami yang telah berubah sikap romantis bisa jadi memiliki selingkuhan.

"Menyembunyikan apa? Aku tidak sedang menyembunyikan apa pun," kata pria itu gugup.

"Tapi kenapa kamu gugup begitu, Mas? Terus terang saja, Mas. Kamu punya selingkuhan 'kan?" cecar wanita itu menebak.

Sontak pria yang ada di kursi kemudi tertawa keras. "Kamu ada-ada saja, Sayang. Mana mungkin aku berselingkuh darimu? Gak usah ngaco deh!" cetus pria itu mulai bernapas lega.

"Ya mungkin saja begitu, Mas. Lagi pula ... siapa tahu saja kamu bosan sama aku," kata Aleena lirih.

Pria itu mengambil tangan Aleena, lalu menciumnya dengan lembut.

"Kamu tenang saja, Sayang. Hanya kamu yang ada dalam hatiku. Tidak ada yang lain lagi, coba kamu tatap mataku, apakah ada dusta di sana?" tanya pria itu sembari menatap mata Aleena secara singkat.

"Ya deh, aku percaya. Tapi jangan kayak gini juga, Mas. Aku tidak ingin mati karena kamu tidak fokus nyetirnya," kata Aleena mulai merajuk.

Jika boleh jujur, wanita itu lebih suka dengan sikap suaminya saat ini. Lebih romantis dan tidak kaku seperti biasanya. Jangankan mengeluarkan kata-kata romantis, memuji saja sang Suami biasanya tidak pernah. Tidak hanya itu, suaminya juga kerap kali memukul jika Aleena berbuat kesalahan walaupun kecil.

Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan, seperti biasa, Aleena meminta uang terlebih dulu sebelum berbelanja.

"Segini cukup?" tanya pria itu memberikan lima uang kertas berwarna merah.

"Cukup, Mas." Aleena kembali bingung. Biasanya sang Suami akan memberikan uang seperlunya saja. Sangat jarang suaminya memberikan lima lembar uang berwarna merah dalam sehari.

Aleena semakin berbinar netranya, merasa kalau dirinya adalah wanita yang paling beruntung di dunia ini. Bahkan dalam hatinya selalu berdo'a agar sang Suami tidak akan pernah berubah lagi.

"Temani aku ya, Mas." Aleena mulai merengek.

"Siap, Sayang." Dengan cepat pria itu merangkul istrinya, menandakan kalau Aleena hanya miliknya saja.

"Mas ada Papa dan Mama di sana, kita ke sana yuk!" ajak Aleena ketika melihat kedua mertuanya yang juga lagi berbelanja. Sontak hal itu membuat pria itu kebingungan, semua terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Kamu kenapa sih, Mas? Kenapa melihat kedua orang tuamu seperti melihat setan?" Aleena mulai bertanya-tanya lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 115 Ending

    Tasya segera dilarikan ke puskesmas terdekat, beruntung wanita seksi itu hanya luka ringan saja. Saat wanita seksi membuka mata, terlihat wajah Aleena, Gala dan Bagas di depan mata."Aku di mana?" tanya Tasya lirih."Kamu di puskesmas karena menabrak pohon tadi, beruntung cuma mengalami luka ringan saja." Aleena menjelaskan secara detail.Netra Tasya mulai berkaca-kaca karena melihat kebaikan orang yang telah dijahatinya. "Maaf karena aku telah berbuat jahat pada kalian," ujar Tasya lirih."Gapapa, jauh sebelum kamu meminta maaf. Aku dan mas Gala sudah memaafkanmu." Aleena memberikan senyuman.Tidak berselang lama, Galuh beserta keluarganya datang untuk melihat keadaan Tasya. Gala yang mengabari saudara kembarnya kalau wanita seksi itu mengalami kecelakaan."Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Galuh terlihat cemas."Aku gapapa, Mas. Semua berkat pertolongan dari Gala dan Aleena," sahut Tasya lirih.Galuh langsung membuang sifat gengsi yang dimilikinya, lalu mengucapkan terima kasih pada

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 114

    Aleena kebingungan saat melihat Bagas tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Jadi, wanita cantik itu pun meminta sang suami untuk mencari keberadaan putranya."Bagas tidak ada di sini, Aleena." Gala memberitahu setelah mencari di dalam kamar mandi."Lantas ke mana perginya Bagas, Mas?" tanya Aleena panik. Pria tampan itu pun segera meminta izin untuk melihat rekaman cctv yang ada di tempat makan tersebut. Lalu, dia pun mengetahui siapa dalang dari semua ini. Gala segera menarik tangan istrinya dan meminta untuk berdo'a agar putranya baik-baik saja. "Kita mau ke mana, Mas?" tanya Aleena yang memang tidak melihat rekaman cctv."Aku tahu siapa yang telah membawa Bagas, maka dari itu kita harus secepatnya ke sana sebelum mereka berbuat yang tidak-tidak pada putra kita," sahut Gala sibuk menyetir."Iya, mereka siapa yang Mas maksud?" tanya Aleena yang memang tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh suaminya."Nanti kamu tahu sendiri siapa yang aku maksud, Aleena." Hanya itu yang dikatakan

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 113

    Kehidupan rumah tangga Aleena saat ini memang sudah mendapatkan kebahagiaan seperti yang pernah menjadi keinginannya selama ini. Bahkan bahtera rumah tangga yang dijalani bersama Gala begitu harmonis. Pria tampan itu membuat wanita cantik berkulit putih hidup layaknya seperti seorang ratu. Sejak pernikahan mereka berlangsung, Gala memang tidak membiarkan Aleena melakukan semua pekerjaan rumah sendiri. Dia langsung mencarikan asisten rumah tangga yang bisa membantu pekerjaan rumah. Sedangkan wanita cantik berkulit putih itu cuma perlu fokus dengan merawat Bagas saja. "Terima kasih, Mas. Sudah memberikan kebahagiaan yang ingin aku rasakan dari dulu." Aleena selalu bersyukur dengan kehidupan rumah tangga yang saat ini dijalani."Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu telah ikhlas dan rela menghabiskan waktumu untuk mengurus anak kita, Bagas." Gala tidak kalah bersyukur karena mendapatkan istri yang cantik dan baik seperti Aleena. Di waktu keduanya ingin berpelukan, Bagas tiba-t

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 112

    Galuh hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Tasya, sebab dirinya baru mengerti tentang kesehatan spermanya yang bermasalah. Selama ini, dia selalu menyalahkan Aleena karena belum diberikan keturunan saat sang Mama memintanya."Kenapa kamu tidak bilang dari awal, Mas. Kalau kamu itu tidak bisa memberikan keturunan?" tanya Tasya dengan netra basah. "Aku juga tidak tahu, Tasya. Lagi pula aku itu 'kan bukan asli mandul, kalau kita berusaha lebih keras lagi dan aku berobat, pasti tidak lama lagi kita akan mendapatkan keturunan." Galuh mencoba untuk memberikan penjelasan pada sang istri agar lebih mengerti. "Aku kira selama ini yang bermasalah Aleena, ternyata aku salah. Kamu yang tidak sehat, Mas." Tasya tetap tidak menerima kenyataan yang ada. Dia semakin merasa bahwa hidup ini tidak adil, bahkan seolah-olah dia telah mendapatkan sebuah karma dari apa yang diperbuatnya. Pria tampan itu terus menyalahkan diri sendiri karena tidak memeriksakan diri sejak awal. Bahkan, dia meny

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 111

    Dengan terpaksa Galuh menerima permintaan Tasya untuk menikahinya. Terlebih sang Mama juga mendesak karena tidak ingin berurusan dengan hukum. Tidak usah menunggu satu minggu lamanya, sebab keluarga Fathan langsung memberikan keputusan tiga hari setelah wanita seksi itu mengancam. Dan dua hari setelah itu, mereka melaksanakan pernikahan mewah yang sudah diatur oleh wanita seksi itu. Dengan uang yang dimiliki, sangat gampang bagi Tasya untuk mengatur segalanya. Pesta pernikahan dilaksanakan dengan begitu meriah, ditambah dengan para tamu undangan yang hadir ikut memeriahkan pernikahan mereka. Aleena dan Gala juga turut hadir di sana."Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Gala melihat ke arah Aleena yang terus menatap ke arah pelaminan."Gapapa, aku senang kok melihat mereka akhirnya menikah." Aleena menjawab singkat sesuai apa yang dirasakan."Kamu benar, Aleena. Mereka benar-benar pasangan yang serasi." Gala mengiyakan apa yang dikatakan wanita cantik berkulit putih itu."Seharusnya mere

  • Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku   Bab 110

    "Kalau memang tidak ingin merestui hubungan kami, Gala akan tetap menikah dengan Aleena." Gala pun pergi dari rumah Dira, tapi siapa sangka kalau wanita setengah paruh baya itu akan jatuh saat melihat putranya pergi.Aleena terlihat sangat cemas, tapi pria tampan justru meminta agar tidak menghiraukannya. "Gala! Jangan pergi kamu!" Galuh menghentikan langkah kaki saudara kembarnya.Jelas saja Gala tidak bergerak dari tempat dirinya berdiri. "Ada apalagi?" tanyanya santai."Kamu harus tanggung jawab, apa yang sudah kamu lakukan pada Mama. Hah!" pekik Galuh tidak terima dengan keadaan Dira yang terjatuh. Sang Mama yang sudah digendong oleh Fathan ke dalam rumah."Kamu urus sendiri saja, mulai hari ini aku tidak punya hubungan lagi dengan keluarga ini." Gala segera pergi dengan diikuti oleh Aleena dari belakang. Wanita cantik itu sebenarnya tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh pria yang dicintainya, tapi setelah mendengar alasan dari Gala. Dia pun mengikuti apa pun yang dikatakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status