Share

Kekecewaan

"Pretty Jolie, kau tidak akan bisa lari dariku!" gumam Jack yang melangkah pergi meninggalkan rumah sakit.

Jack memerintahkan anggotanya untuk mencari keberadaan Pretty, mereka mencari keseluruhan rumah sakit dan tempat berdekatan di sana. akan tetapi mereka tidak mendapatkan gadis itu. Pretty yang merasa kecewa dan sedih berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke rumahnya itu.

Setiba sampai di depan rumah mewah keluarganya, ia berdiri dan ragu untuk melangkah masuk ke dalam.

"Bagaimana caranya aku memberitahu keluargaku tentang kejadian ini? selama ini papa dan mama sangat membenciku, setiap aku dan kakak bertengkar aku yang akan disalahkan oleh mereka," batin Pretty.

Pretty lalu memberanikan dirinya untuk melangkah masuk ke pintu besar

rumahnya, saat ia masuk ke dalam ia ditegur oleh ibunya yang sedang menatap kesal ke arahnya.

"Pretty, semalaman kau tidak pulang, ke mana saja kau pergi!" bentak ibunya dengan nada tinggi.

"Ma, semalam aku...." jawab Pretty yang tidak sanggup untuk berterus terang.

"Adikku, kenapa kau mengenakan baju pasien rumah sakit, jangan kau mengatakan jika semalam kau numpang tidur di sana?" tanya kakaknya Pretty yang bernama Monica.

"Pretty, apa kau menimbulkan masalah lagi di luar sana, sehingga harus masuk ke rumah sakit?" tanya papanya Pretty yang bernama Albert.

"Tidak! bukan begitu, Pa!" jawab Pretty yang kecewa dengan ucapan orang tuanya itu.

"Pretty, apapun alasannya, semalam kau tidak seharusnya tidur di luar, jika ada apa-apa yang terjadi padamu, mau diletakkan di mana muka keluargamu ini? seharusnya kau sadar diri sebagai anak gadis, jangan mempermalukan keluargamu!" bentak ibunya.

"Semalam aku ditabrak mobil, oleh karena itu aku harus menginap di rumah sakit!" jelas Pretty yang sakit hati karena anggoya keluarganya sama sekali tidak memperdulikannya.

"Julia, sudahlah! biarkan saja dia, lagi pula jika dia memang menimbulkan masalah, kita tinggal usir saja," ujar Albert yang menatap ke arah istrinya itu.

"Pa, Ma, aku juga putri kalian, kenapa kalian tidak bertanya padaku, apakah aku terluka atau tidak?" tanya Pretty dengan mengeluarkan air matanya.

"Kau bukan anak kecil lagi, Pretty. tidak seharusnya kami yang bertanya, tapi kau sendiri yang harus menjaga dirimu baik-baik. jangan sampai merusak nama baik keluarga ini!" jawab Julia dengan bersikap cuek.

"Tapi, kenapa kalau kakak yang sakit kalian begitu peduli padanya? sedangkan aku kalian tidak peduli, padahal aku juga putri kalian?" tanya Pretty.

"Kau berbeda dengan kakakmu, kakakmu selalu saja bisa membantu menjalankan bisnis keluarga, sedangkan dirimu tidak berguna sama sekali!" ketus Albert yang tidak peduli dengan perasaan putrinya itu.

"Pa, itu tidak bisa menyalahkanku, karena aku tidak diizinkan berkerja di perusahaan papa, setiap aku memintanya kalian selalu saja menolak. dan ingin aku yang membersihkan rumah dan melakukan semua pekerjaan di rumah ini. padahal kami sama-sama putrimu. dan aku juga tidak makan dan tidur gratis, aku juga bekerja di perusahaan orang lain dan gajinya aku gunakan bayar listrik rumah ini, Pa," kata Pretty dengan merasa sedih.

"Walaupun sama-sama putri kami, tapi derajat kalian berbeda di sini. kakakmu lebih bijaksana darimu. sedangkan dirimu hanya membuang waktuku dan mamamu selama ini merawatmu. orang lain mendapatkan putri yang baik dan pintar. sedangkan aku bisa mendapatkan seorang putri yang bodoh dan tidak berguna. sia-sia aku memberimu makan selama ini. dan kau tidak perlu membanggakan dirimu karena bekerja di perusahaan yang tidak terkenal itu," ketus Albert yang bangkit dari tempat duduknya dan melangkah pergi menuju ke anak tangga.

Mendengar ucapan ayahnya, perasaan Pretty bagaikan disambar petir, rasa sakit yang dia dapatkan hinaan dari ayahnya sendiri.

"Pretty, jangan membandingkan dirimu dengan kakakmu, karena kau tidak bisa dibandingkan dengan Monica, Monica cantik di setiap sisi. sedangkan dirimu mirip seperti seorang pembantu!" ketus Julia yang menghina putrinya itu.

Dengan ucapan Julia, Pretty lagi-lagi merasakan sakit bagai ditusuk belati, air mata tak tertahankan akibat mendapatkan perlakuan yang tidak adil.

"Adikku, jangan merasa sedih. kenyataan sudah seperti ini, aku memiliki wajah yang cantik dan menawan. sedangkan dirimu sangat jelek sekali. dengan ini saja kau sudah kalah jauh dariku. kau kalah setiap sisi dariku!" hinaan Monica dengan tatapan sinis.

"Masih ada yang ingin ku katakan padamu, calon suamimu itu bukanlah pria yang baik, papa dan mama sengaja merahasiakannya padamu. demi mendapat keuntungan yang besar kau harus menikah dengan pria yang suka bermain dengan wanita. aku sering melihatnya bermain dengan wanita yang berbeda di club malam. aku yakin hidupmu pasti akan menderita yang tiada akhir!" kata Monica dengan berbisik di telinga Pretty.

"Kalian semua menjadikanku sebagai boneka! hanya demi uang kalian menyerahkanku pada pria itu!" bentak Pretty dengan merasa kesal.

"Semua sudah diatur, dia adalah pria yang kaya raya, kau bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta, akan tetapi kau harus bertahan melihatnya membawa wanita lain pulang ke rumah."

"Monica, aku adalah adikmu, kenapa kau malah merasa bahagia di saat aku menderita?" tanya Pretty dengan nada kesal.

"Adikku? jangan lupa, di keluarga ini tidak ada ruang untukmu, aku bagaikan berlian di mata papa dan mama. sedangkan dirimu bagaikan batu kerikil di keluarga ini!"

"Kau jangan merasa senang atas penderitaan orang lain, karena suatu saat kau pasti akan mendapatkan balasannya!" ketus Pretty.

"Ha ha ha ha..aku tidak akan menderita, karena aku hidup bahagia dan dimanjakan oleh papa dan mama kita. apa kau tahu? aku meminta kalung berlian maka mereka akan membelinya untukku. semua perhiasanku diberikan oleh papa. sedangkan dirimu tidak memiliki apapun!" ujar Monica dengan senyum sinis.

"Papa dan mama selama ini memang selalu saja memihakmu, aku tidak tahu salahku di mana, andaikan saja aku bisa memilih, aku juga tidak mau dilahirkan di dalam keluarga ini!" ketus Pretty yang melangkah pergi menuju ke kamarnya.

"Dasar wanita tidak sadar diri, aku berharap kau segera menikah dengan David, dengan begitu kau pasti akan menderita selamanya. karena aku pernah mendengar kata temanku. Kalau David sangat kasar dengan setiap wanita yang bermain dengannya. aku tidak sabar melihatmu harus menanggung penderitaan itu!" batin Monica.

Pretty yang telah masuk ke kamarnya langsung melangkah ke kamar mandi, ia melepaskan pakaiannya dan menghidupkan Shower menyirami tubuhnya dengan air hangat. ia merasa jijik sekali dengan kejadian semalam yang menimpa dirinya sehingga mengunakan sabun mengosok-gosok seluruh tubuhnya, sambil menangis dengan histeris.

"Arrggh...," teriakan Pretty yang sedang merasa hancur, bukan hanya kesuciannya direnggut oleh pria asing, akan tetapi juga diabaikan oleh keluarganya.

Selama ini kehidupan Pretty sangat keras dan menderita, walau ia tinggal bersama keluarganya akan tetapi di mata mereka Pretty tidak ada bedanya dengan seorang pembantu, selain harus bekerja bahkan untuk makan saja ia tidak diizinkan makan bersama dengan anggota keluarganya dirinya hanya bisa makan di dapur dengan lauk yang tersisa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status