Keesokan harinya, Moses mengajak Jessica dan anak perempuannya, Kylie untuk menjenguk Oma Agatha di rumah sakit. Anak berumur empat tahun itu terlihat duduk di atas kasur sambil memainkan boneka beruangnya.
Moses berdiri di samping kasur. “Dokter bilang oma besok sudah bisa keluar dari rumah sakit. Jadi mulai besok oma harus tinggal bareng aku sama Sandra.”
Agatha mengelus rambut Kylie. “Aku sudah terbiasa tinggal sendirian. Lagipula aku tidak akrab dengan Sandra… Lebih baik tidak usah, Moses.”
Jessica meletakkan sepiring buah apel di atas meja, dia ambil satu dan menyuapi anaknya. “Kalau tinggal bareng Moses, oma ada yang jagain. Jadi Moses juga lebih tenang.”
“Ada yang temenin aku di rumah juga kok. Moses aja yang tidak bisa percaya sama asisten rumah tanggaku.”
“Nona Sandra, kita sudah sampai. Nona Sandra….” James mencoba untuk membangunkan nonanya. Panggilan itu sudah melekat sejak dia mengabdi pada keluarga Alinskie.Sandra perlahan membuka kedua matanya setelah dibangunkan James. Dia melihat mansion elegan bergaya neo-klasik dari kaca jendela mobil, lalu dia turun dengan perasaan berat dan lelah.Sesi pengambilan foto telah berakhir dengan sukses. Sandra biasanya selalu pulang tepat waktu tapi sejak kedatangan Samuel, Sandra selalu pulang kemalaman.Pria itu bersikeras Sandra harus menemaninya melihat pertunjukan teater di Chicago Theatre, setelah itu dia bilang lapar jadi Sandra menemaninya pergi makan dulu sebelum akhirnya bisa sampai di rumah tiga puluh menit sebelum jam 12 malam.Dia masuk ke aula mansion besar yang gelap
Tangan kanan memegang botol whiskey dan dua gelas kaca berada di tangan kiri Moses. Dia tidak repot-repot mengetuk sebelum membuka pintu kamar istrinya.Mereka tidur di kamar yang berbeda sejak awal pernikahan. Moses tidak pernah mengunjungi kamar istrinya meskipun kamarnya juga berada di lantai yang sama.Dia tertegun sejenak saat melihat wanita yang duduk di depan meja rias sedang mengeringkan rambut hitamnya yang panjang. Sepertinya suara mesin pengering rambut itu membuat Sandra tidak mengetahui kedatangan suaminya.Moses berdehem, membuat Sandra terlonjak kaget dan mematikan asal bunyi angin berderu itu.“Maaf aku datang secepat ini karena nanti malam ada pesta lajang untuk salah satu temanku, Rafael.”“Oh. Rafael akhirnya mel
“Moses!!”Sandra tidak menyangka akan sakit seperti ini. Dia merasa sangat penuh. Moses terlihat menahan dirinya sendiri dan tidak bergerak di atasnya. Kedua tangan berada di samping kepala Sandra untuk menahan dirinya sendiri agar tidak menimpa tubuh Sandra.Air matanya meleleh turun. Dia sudah membuang jauh-jauh harapannya sewaktu dia masih muda dan lugu, yaitu berharap saat pertamanya akan dilakukan bersama pria yang mencintainya juga.Tapi ini bukan bercinta. Ini hanya kegiatan reproduksi!“Masih sakit?”Sandra menggelengkan kepalanya lalu sadar Moses tidak melihat wajahnya, melainkan ke area tubuh mereka yang bersatu.Panas menjalar naik sampai pipi Sandra memerah. Dia menolehkan
“Tadi Jessica ada telepon. Dia bilang akan mengajak Kylie hari ini. Jadi aku sekalian menawarkannya untuk makan siang di sini.” Agatha menyeruput teh earl grey favoritnya sambil menikmati pemandangan taman di mansion mewah milik anaknya, Mason Bramasta. Dia membeli mansion ini ketika perusahaannya masih dalam masa jayanya.Sayang sekali, Mason terpuruk sejak mama Moses meninggal secara mendadak karena serangan jantung di usia muda. Kekayaannya lenyap dalam sekejap karena berjudi. Perusahaan yang susah payah dia dirikan terancam bangkrut.Lalu sebuah kecelakaan tunggal merenggut nyawa Mason yang menyetir di bawah pengaruh alkohol. Moses yang saat itu baru saja lulus dengan gelar magister manajemen bisnis harus langsung menerima warisan besar ayahnya.Bukan warisan kekayaan melainkan warisan
Apa yang barusan terjadi? Moses tidak mungkin bermaksud untuk menciumnya kan? Sandra memegang bibirnya sendiri. Jantungnya masih berdegup kencang ketika dia merasa ada yang menarik bajunya dan dia menurunkan pandangannya ke bawah. Ada seorang anak kecil menggemaskan, rambutnya dikuncir dua dan dia mengamati Sandra dengan sepasang mata besar yang indah.Sandra menundukkan badannya. “Hai, kamu pasti Kylie.”“Benar, aku Kylie. Kenapa tante bisa tau namaku? Tante siapa?”Sandra bingung bagaimana menjawab pertanyaan simpel itu. Kalau dia bilang dia adalah istri Moses, nanti anak itu bingung ketika mamanya menikah dengan Moses. Jadi Sandra cuma memberitahu namanya saja.“Mama pergi sama Om, ninggalin Kylie.” Dia dengan polos menunjuk ke arah dua orang itu pergi
Sandra menekan bel apartemen Samuel tanpa henti dengan tatapan kosong. Tidak menunggu lama, pintu berwarna coklat itu terbuka. Dia langsung menerobos masuk tanpa menyapa penghuninya.Namun badan pria itu tidak membiarkannya lewat, sehingga Sandra menubruknya. Samuel dengan sigap menutup pintu, satu tangannya lagi memegang bahu Sandra.“Sandra, kamu kenapa?” Dia bertanya khawatir.Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut wanita itu, kepalanya tertunduk dan Samuel dapat merasakan bahunya bergetar dengan hebat.“Apa yang terjadi? Sandra, look at me.” Samuel mengangkat dagunya.Bulir air mata menetes dengan deras di balik kacamatanya, jatuh membasahi pipinya. Dia menggigit bibirnya sendiri untuk menahan isakan tangis. Samuel tida
Setelah Jessica dan Kylie pulang sore itu, Moses juga pergi untuk bermain tenis bersama tiga orang yang sudah menjadi teman akrabnya sejak dia masih duduk di bangku kuliah. Rafael Rivano, Melvin Maverick dan Cal Thompson melihatnya memantulkan bola dengan raket ke lantai. Mereka bertiga bingung kenapa Moses masih memiliki banyak energi padahal mereka sudah bermain selama dua jam secara bergantian. Melvin mengusap keringatnya setelah bermain melawan Moses dan duduk untuk bergabung dengan dua temannya yang lain. “Ada apa dengan anak itu? Dia membara sekali hari ini. Aku sampai capek mengejar pukulan bolanya.” “Tidak tau tuh sedang kerasukan apa si Moses.” Cal mengangkat bahunya, dia juga kalah tadi. “Hei, Moses! Sini istirahat dulu!” teriak Rafael.
Langit sudah gelap ketika Sandra memutuskan untuk pulang. Dia merasa terus diperhatikan oleh James yang beberapa kali melihatnya dari kaca spion bagian tengah mobil. Dia hendak bertanya tapi James sudah membelokkan mobil masuk ke halaman depan mansion. Dia turun dari mobil dan menekan kode touchscreen untuk membuka pintu depan. Seperti pencuri di rumahnya sendiri, Sandra mengendap masuk dan bernapas lega saat tak ada orang yang menunggunya di ruangan besar itu seperti kemarin. Setelah melepas sepatunya, kaki Sandra berlari menaiki anak tangga dengan ringan tanpa suara. Sandra masih sempat mengintip pintu kamar Moses sebelum membuka kamarnya sendiri. Tidak ada cahaya dari dalam berarti Moses sudah tidur atau belum pulang dari klub malam. Sandra belum selesai menghela napas lega ketika dia terkesiap dengan sosok pria yang duduk di