Ternyata ada tiga murid yang belum pulang siang itu. Tampak Tiara Andhara, Gisella Clarissa dan Josh Kian berkumpul di kantin yang sepi. Para penjual makanan minuman sudah menutup kios-kios mereka dan sudah pulang sejak setengah jam lalu.
Terdengar tangisan Tiara Andhara yang sedikit meraung-raung.
“Tidak ada gunanya menangis di sini, Tiara…” celetuk Josh Kian lirih.
“Iya… Lagipula kau masih bisa mencari lembaga-lembaga pendidikan lain yang menawarkan beasiswa kuliah di Amrik kan? Banyak kan lembaga pendidikan privat yang menawarkan beasiswa kuliah di Amrik? Tunjukkan saja pada sekolah yang tidak adil padamu ini. Tanpa mereka pun, kau tetap bisa mendapatkan beasiswa kuliah di Amrik. Kau mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri memang karena kemampuanmu, bukan karena kau main dari jalan belakang. Iya nggak?”
Gisella Clarissa dan beberapa teman sekelasnya memang kurang sreg dengan Isabel Helen yang mereka yakini ada m
Satu minggu berlalu… Sudah bisa ditebak… Video itu menjadi bulan-bulanan seisi sekolah.“Isabel Helen dikeluarkan juga?”“Tidak… Ayahnya kan salah satu pihak yayasan yang berpengaruh juga. Bisnis dan asetnya banyak. Siapa pula yang berani main-main dengan Pak Qimin?”“Tapi, karena merasa malu, dia akhirnya out sendiri deh… Kudengar sudah pindah sekolah di Jakarta…”“Bagaimana dengan si kepsek cabul kita itu?”“Sudah tentu digantikan oleh Pak Timothy yang mengajar matematika itu deh… Siapa pula yang sudi anak-anak mereka diajari oleh seorang guru cabul dan mesum kayak gitu? Video itu memalukan sekali deh… Ayah ibuku kontan marah besar begitu kutunjukkan video itu pada mereka. Aku saja tidak berani terus menontonnya. Memalukan dan menjijikkan sekali…”“Sebenarnya sih si kepsek cabul itu mau dijebloskan ke penjara o
Masih terasa suasana keheningan dan kesunyian dalam semak-semak belukar di samping bangunan Virgo Music Life. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari ketika beberapa bodyguard Jordan Saturnus Jr. hendak membereskan mayat Yongki Yamato dan Ray Wish Jenggala secara menyeluruh.Muncul seberkas sinar hijau dari langit. Sinar hijau mendarat dalam semak-semak belukar dan kontan berubah menjadi sesosok pemuda tampan. Terlihat si pemuda tampan merapatkan bibirnya sejenak menyaksikan kondisi mayat Yongki Yamato dan Ray Wish Jenggala.“Kalian akan ikut denganku ke Negeri Elemen ya…”Si pemuda tampan mengibaskan tangan sejenak. Kontan kedua mayat juga berubah menjadi cahaya hijau dan menghilang tanpa bekas dari semak-semak belukar tersebut. Terdengar langkah-langkah kaki yang semakin mendekat. Si pemuda tampan mengubah dirinya sendiri menjadi seberkas cahaya hijau lagi. Cahaya hijau menghilang ke atas langit.“Hah? Ke mana mayat
“Aku masih belum mengucapkan salam perpisahan pada Ayah & Ibu…” kata Ray Wish Jenggala membiarkan setetes air matanya bergulir turun.“Aku belum berpamitan pada Ayah & Ibu, dan juga aku rindu sekali pada Tiara…” kata Jimmy Ferry dengan sinar mata menerawang.“Aku juga belum bilang sampai jumpa pada Ayah & Ibu… Aku juga begitu merindukan Gisella…” kata Josh Kian Junos dengan pandangan menerawang.“Aku bahkan belum berpamitan pada Nancy… Aku juga sangat khawatir padanya… Jangan-jangan lelaki brengsek itu mengincarnya juga setelah membereskanku?” Junaidy Jinnara sungguh merasa tidak tenang.“Tidak bisakah aku kembali sebentar ke duniaku, Vritz?” tanya Yongki Yamato. “Aku ingin ke apartemenku sebentar dan membinasakan sisa-sisa salinan asli lagu-laguku agar laki-laki jahat itu tidak bisa mengambilnya. Sampai selamanya dia tidak bisa mengambi
Josh Kian Junos membisu seribu bahasa. Dia juga tampak penuh dengan tanda tanya.“Oke… Aku bantu kau cari dia kalau begitu, Ray.” Robert Martin menawarkan diri.“Aku juga. Kau mau ikut cari dia sekalian jalan-jalan, Josh?” tanya Jimmy Ferry kepada Josh Kian.“Aku melukis di sini saja. Nanti ketika kalian sudah mau ke istana kahyangan, jangan lupa ajak aku ya…” Josh Kian Junos terlihat sedikit meringis.“Oke deh…” balas Jimmy Ferry.Ketiga orang itu mulai berbaur ke jalanan kota. Banyak yang heran sekaligus terkagum-kagum dengan penampilan mereka.“Sepertinya mereka bukan dewa dari negeri ini. Lihat tuh mereka tidak ada tanduknya seperti kita…” kata beberapa dewi muda. Dewi yang tua juga tak luput dari kekaguman terhadap mereka.“Kalian dari dunia mana? Baru pertama kali berkunjung ke sini?” tanya seorang dewi yang sudah cukup berumur.
Sungguh di luar dugaan semuanya, Josh Kian yang entah dari mana datangnya menerjang ke depan.“Kalau jantan, satu lawan satu saja… Jangan main keroyok kayak gini, Bro…” kata Josh Kian dengan sorot mata tajam.Josh Kian memancarkan gelombang energi emasnya ke arah ketiga dewa yang tengah mengeroyok Vritz Victor. Terperanjat dengan kehadiran Josh Kian yang tiba-tiba dan entah dari mana munculnya, Rafael Sahah kini mengarahkan pancaran gelombang apinya ke arah Vritz Victor dan Josh Kian Junos.“Minta bantuan teman rupanya ya… Oke… Jika ingin bermain, akan kulayani permainan kalian. Rasakan ini…! Kita lihat saja pancaran energi siapa yang jauh lebih kuat!”Josh Kian Junos terus mengerahkan seluruh kekuatannya. Si Vritz ini terlihat jelas sudah mulai kewalahan. Energinya terlihat sudah mulai mengering dan habis. Aku tidak boleh kalah di sini. Jika aku kalah, Vritz ini akan berada dalam bah
Pak Reynold Sahah memiliki banyak sekali pembantu di kediamannya, dengan pembagian tugas yang sudah terkoordinir dengan bagus nan teratur. Bahkan, ia juga memiliki sepuluh orang tukang kebun yang bertugas mengatur dan merawat kebun yang luasnya satu hektar lebih di bagian tengah dan bagian belakang kediamannya. Seluruh perabotan yang ada dalam kediaman tersebut terbuat dari bahan berkualitas tinggi. Bahkan ada beberapa lemari, meja, dan kursi yang terbuat dari berlian, intan, permata, emas dan perak. Tentu saja tidak sembarang dewa-dewi bisa menyentuh atau memakai perabotan tersebut. Dari pintu masuk berjalan sampai ke ruang makan yang berada pada tengah-tengah bangunan inti kediaman Sahah, tampak Jimmy Ferry, Josh Kian Junos, Junaidy Jinnara dan Ray Wish Jenggala sibuk mengambil foto-foto dari setiap benda unik dan pemandangan langka yang mereka temui. Namun, mereka sungguh merasa aneh bin heran ketika mereka membuka galeri pada ponsel mereka dan tidak menemukan apa-apa di sana. Sem
“Ini minuman para dewa?” tanya Jimmy Ferry merasa penasaran.“Fermentasi ginseng yang bisa menambah daya tahan tubuh kalian… Bagi kami para dewa, fermentasi ginseng bukan hanya bisa menyembuhkan luka dengan cepat, tetapi juga bisa menambah daya pancaran gelombang kekuatan kami,” kata Pak Reynold memperkenalkan minuman fermentasi ginseng para dewa kepada tujuh calon pengawal kerajaan.Suasana sarapan pagi berlalu dalam keceriaan dan kegembiraan. Nasi putih dihidangkan dan menjadi makanan pokok mereka pagi itu.“Ini makanan apa ya? Pedas tapi terasa enak…” tanya Pak Reynold penasaran.“Itu masakan khas dari negeri kami, Pak Reynold… Ayam sambal, udang goreng taoco, dan ini sedikit tumis sayuran hijau – sayuran konglomerat namanya. Habis itu, ada ikan asam manis, dan ada juga rendang jengkol…” kata Junaidy Jinnara memperkenalkan beragam masakan dari dunia manusia dengan penuh percaya diri.Pak Reynold mengangguk dengan antusias dan melahap semua masakan pagi itu dengan bersemangat.“Heh!
“Itulah sebabnya kalian dipilih oleh bola kristal milik Ratu Surgawi. Maaf juga telah menarik kalian ke tengah-tengah situasi sulit ini. Aku tahu kalau seandainya kalian bisa memilih, kalian pun tidak mau berada dalam situasi sulit ini. Namun, sebagai salah satu penghuni Negeri Elemen ini, aku harap kalian tidak berkeberatan melindungi Ratu Surgawi dan Putra Mahkota negeri kami ini.”Pak Reynold berdiri dan hendak memberi hormat kepada tujuh calon pengawal tertinggi di kerajaan. Robert Martin dan Junaidy Jinnara dengan sigap berdiri dan mencegah Pak Reynold untuk menghormat lebih lanjut. Kelima rekan yang lain juga ikut-ikutan berdiri guna menolak penghormatan dari Pak Reynold.“Kami dengan senang hati melakukannya, Pak Reynold…” celetuk Josh Kian.“Lagipula kami memang sudah meninggal di dunia kami sana…” kata Jimmy Ferry.“Kami juga tidak bisa kembali ke sana lagi,” timpal Ray Wish Jenggala.“Ya… Sesuai dengan kemampuan kami, kami akan senang bisa melindungi Ratu Surgawi dan Putra M