#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku
26. Marsel, Zewa, atau Farez?
"Aku tidak tahu kalian benar-benar serius, atau akan hanya mempermainkanku seperti boneka yang dikendalikan sang pemiliknya."
_Ayana_
Baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolahnya. Dia sudah disambut dengan sambutan yang super duper meriah. Kertas-kertas kecil menimpa tubuhnya, bertaburan karena ulah para siswa-siswi yang berada di lantai dua. Ayana mengerjap bingung, balon-balon pun terpasang di sana-sini. Banyak yang mengatakan, 'selamat datang, Ayana!' secara serempak. Hingga suara musik membuatnya menatap ke depan. Di sana Marsel menggunakan hoodie hitam, topi hitam dan juga celana yang senada. Dia mengedikkan satu matanya sebelah sebelum memulai pertunjukkannya. Melakukan dance dengan lihai dan indahnya membuat Ayana terbungkam. Dia sangat terpukau dengan gerakan Marsel. Banyak siswi yang menjerit histeris. Bagaimana pun, Marsel t
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku27. Sebatas Kakak?"Maaf, bukan maksud aku mempermalukanmu atau menyakitimu. Tapi, tidak bisakah kau menyadari bahwa aku tak mencintaimu?"_Ayana"Berharap boleh saja, asal jangan terlalu berlebihan. Karena kau akan mengetahui seberapa sakitnya ketika kau ditolak oleh seseorang yang kau cintai."_Seseorang Itu_***"Aku ...."Ayana menautkan kedua jarinya. Berulang kali dia menggigit bibir bawahnya ketika handak mengeluarkan kalimatnya. Entah mengapa kalimat itu seakan tertahan di tenggorokannya. Dia tidak tega, sungguh. Pikiran negatif itu memutar di kepalanya. Bagaimana jika dia marah? Bagaimana jika dia membencinya? Bagaimana jika dia menghindarinya? Ayana memejamkan kedua matanya. Selalu diam? Dia tidak bisa melakukan itu. Bagaimana pun dia juga tidak mau membuatnya berharap lebih jauh lagi. Ayana harus mengakh
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku28. Dijemput atau Diculik?(Maaf bila typo bertebaran! Selamat membaca!)"Kuberi kau waktu untuk berjuang. Berikan sebuah bukti agar aku kembali percaya ke dalam dekapan hangatmu, kembali."_Ayana_***Mentari telah menyembunyikan tubuhnya, tergantikan oleh sang ratu malam yang bersinar terang, menerangi gelapnya malam. Para bintang-bintang pun tak mau kalah, mereka berkelip-kelip mempercantik langit malam. Ayana tersenyum, kini dia berada di kafe tempat dia bekerja. Malam minggu membuat dia harus dengan cepat melakukan tugasnya. Kafe tempat bekerjanya sudah ramai sejak pukul lima sore. Maklum saja, malam minggu. Malam di mana para muda-mudi menghabiskan waktu berduaan. Iri? Ayana tidak mau munafik. Dia juga ingin merasakan apa yang namanya malam minggu bersama seorang kekasih. Berkeliling, entah ke taman, kafe, atau tempat lainnya. Ayana ter
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku29. Pasar Malam"Hei, lo tau? Bulan yang tengah bersinar terkalahkan dengan sinar senyuman lo yang manis itu."_Sang Penggombal_"Aku tidak tahu ini benar-benar kenyataan atau hanya sebuah mimpi. Jika, mimpi tolong jangan bangunkan aku setelah ini."_Ayana_***Ayana mencengkeram kuat jaket Marsel yang dikenangannya, menyalurkan kekesalannya melalui itu. Ayana merasa dibohongi dan dibodohi oleh cowok yang tengah mengendarai sepeda motor itu. Dia tahu sekarang adalah malam minggu, waktu bebas di mana para remaja pergi untuk menghabiskan waktu bersama sangat kekasih ataupun teman mereka. Tetapi, Marsel belum meminta izin kepada mamanya! Bagaimana jika Erin mengkhawatirkan dirinya?! Ayana pun langsung mencoba menggerogoh celananya, mengambil benda pipih miliknya yang terletak di dalam saku celana jins miliknya. Marsel yang tidak sengaja melihat
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku30. Welcome To Bandung!Puas bermain-main dengan gadis di sampingnya, kini Marsel memutuskan untuk pulang. Ayana yang duduk di belakang hanya diam. Mungkin kelelahan atau lebih tertarik dengan suasana malam minggu yang cerah dan ramai. Walau waktu semakin larut, jalanan malah semakin dipadati oleh para remaja. Ayana tak habis pikir dengan itu. Memangnya mereka tidak dimarahi kedua orang tua mereka nantinya jika pergi dan pulang larut malam? Terlebih bagi kaum perempuan yang harus pandai-pandai berjaga diri. Ayana menggelengkan kepalanya. Dia beruntung memiliki Erin yang sangat memperhatikan dirinya. Walau sang mama sering memberikannya peraturan, tetapi Ayana bangga. Sebab, dia tahu bahwa itu semua adalah yang terbaik untuknya. Erin, ingin menjaganya dari hal-hal buruk yang kemungkinan terjadi."Lo gak tidur 'Kan?" celetuk Marsel karena tidak tahan akan keheningan yang melanda keduanya.&nbs
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku31. Kekecewaan"Kekecewaan yang sesungguhnya adalah di mana, mereka yang sudah dianggap sebagai keluarga tak pernah menanamkan sebuah kepercayaan."***"Ay, ayo bangun kita sudah sampai."Samar Ayana mendengar suara sang mama yang menyuguhkan untuk segera bangun. Tak lupa tepukan kecil di pipinya membuat nyawanya lebih cepat terkumpul. Dia mengerjap lalu menguap lebar. Membuat Erin yang melihat kelakuan sang putri hanya menggelengkan kepalanya. Ayana menatap ke luar jendela, benar saja rumah sang oma nampak berdiri dengan gagah di depannya. Rumah dengan dua lantai dan juga besar itu masih tetap sama. Cat berwarna putih dipadukan dengan hitam dan juga pohon rambutan kesayangan Ayana pun masih berdiri di sana. Ayana dengan semangat langsung keluar bersama dengan sang mama."Oma! Ayana datang!" teriak gadis itu ketika memasuki pint
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku32. Penghibur"Kamu datang di saat aku bersedih, menghiburku, lalu menguatkanku. Seakan kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku."_Ayana_***Ayana berlari tak tahu arah. Dia hanya mengikuti kemana kedua kakinya melangkah. Isak tangisnya berlangsung sirna. Kini, hanya terlihat bekas air mata yang berada di pipi gadis itu. Cukup lama berjalan, gadis itu memilih duduk di sebuah taman yang tak sengaja dia lalui. Taman itu sangat teduh dan juga cukup ramai. Kebanyakan adalah anak-anak kecil yang bermain dengan kedua orang tuanya. Tetapi, ada juga beberapa remaja yang berlalu-lalang. Ayana memejamkan kedua matanya. Menghirup banyak-banyak oksigen. Lalu, mengembuskannya perlahan. Kelopak matanya terbuka ketika merasakan sinar mentari tidak menerpa wajahnya lagi. Bibirnya terkantup rapat ketika menyadari siapa yang kini berdiri di depannya."Ka
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku33. Teror"Menjadi orang baik saja sudah memiliki musuh, bagaimana jadinya seorang manusia yang jahat?"***Ayana menoleh ketika mendengar suara jendela kamarnya di ketuk. Merasa tidak ada seseorang di luar sana, gadis itu kembali fokus dengan buku-buku pelajarannya. Namun, suara ketukan itu kembali terdengar. Dia berpikir sejenak, siapa yang malam-malam begini datang dan mengetuk rumahnya. Ataukah itu seseorang yang dia kenali? Dengan rasa penasaran dia pun menyibak gorden. Menatap ke sekeliling, tidak ada orang. Mengembuskan napas panjang, menutup kedua matanya. Sepertinya itu adalah efek lelah. Pikir Ayana saat itu. Namun, betapa terkejutnya ketika dia membuka matanya, sosok dengan topeng menyeramkan dan hoodie hitam berdiri di balik jendelanya. Ketakutan Ayana tidak sampai di situ saja, ketika tanpa sengaja ekor matanya melihat benda mengkilap yang berada di tangan kanan sosok
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku34. Mentari Untuk Langit"Gue tahu, gue penuh dengan kegelapan. Maka dari itu, gue minta lo jadi sang mentari yang menerangi gue."_Marsel"Jika aku menjadi sang mentari? Lalu, bisakah Kakak menjadi sang langit yang selalu ada di samping mentari walaupun mentari itu tertutup oleh awan hitam?"_Ayana***Kini kondisi Ayana mulai membaik. Gadis itu tidak lagi terisak. Hanya sesekali gadis itu menarik ingusnya yang tiap kali akan menetes. Membuat Marsel terkekeh karena tingkah gadis itu. Keheningan mereka sirna ketika seorang anak kecil menawarkan jual dagangnya. Ayana yang tak tega pun mulai memilih makanan dan minuman yang hendak dia beli. Tetapi, suara Marsel membuat gerakan tangannya terhenti tergantikan dengan menatap kakak kelasnya itu dengan penuh arti."Berapa semuanya?"